Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN DIVARIASIKAN


DENGAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN TEMA HAK, KEWAJIBAN DI
SEKOLAH DAN RUMAH PADA SISWA KELAS V MIS AL-MUKHLISIN
ANTIBAR MEMPAWAH TIMUR TAHUN AJARAN 2020/2021

OLEH:
FENI ROMIA
NIM. 11613027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAHIBTIDAIYAH(PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK 2019 M / 1441 H
A. Latar Belakang

Peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar

dengan ilmu pengetahuan derajat manusia akan berbeda antara satu dengan

yang lainnya, sebagaimana firman Allah Swt:

‫ح هّٰللا ُ لَـ ُك ْم ۚ  َواِ َذا قِ ْي َل ا ْن ُش ُزوْ ا فَا ْن ُش ُزوْ ا‬ ۤ


ِ ِ‫ٰيا َ يُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ۤوْ ا ِا َذا قِي َْل لَـ ُك ْم تَفَ َّسحُوْ ا فِى ْال َم ٰجل‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوْ ا يَ ْف َس‬

َ‫يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْين‬

‫ۗ وا هّٰلل ُ ِب َما تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِيْر‬


َ  ‫ت‬ٍ ‫ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم ۙ  َوا لَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم د ََر ٰج‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan

kepadamu,”Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka

lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan

apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan

mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui

terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah 58:11)

Pendidikan merupakan hak dan kewajiban warga negara yang

harus dipenuhi baik melalui pendidikan formal, informal maupun

nonformal. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

para guru untuk meningkatkan keterampilannya dalam mengajar agar

dapat mengembangkan potensi dan aktivitas siswa. Dimana, menurut

Abdul Kadir, dkk. (2012: 60) Pendidikan adalah Pengajaran yang

diselenggarakan di sekolah sebagi lembaga pendidikan formal.

Pendidikana adalah segala pengaruh yang diupayakan oleh sekolah

terhadap anak yang bersekolah agar mempunyai kemampuan yang


sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan dan tugas-tugas sosial

mereka.

Sedangkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No 20 Tahun 2003 Pasal 1, pendidikan merupakan usaha yang

direncanakan untuk mewujudkan proses pembelajaran untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian yang baik, kecerdasan, serta keterampilan

untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Berdasarkan definisi di atas, peneliti menemukan tiga pokok

pikiran utama yang tergandung didalamnya, yaitu usaha sadar dan

terencana, mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya, dan memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Pada hakekatnya, siswa senang bisa belajar sambil bekerja atau

sambil melakukan aktivitas karena dengan hal tersebut siswa akan merasa

punya harga diri apa bila diberi kesempatan untuk berbuat pada suatu

proses kegiatan belajar berlangsung. Dengan belajar sambil bekerja siswa

memperoleh pengetahuan, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta

mengembangkan keterampilan yang bermakna. Dimana menurut,

Sardiman, (2011: 95), mengemukakan bahwa “Anak-anak memiliki tenaga

untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri sedangkan pendidik


bertindak sebagai fasilitator, mediator, motivator dan inovator”.

Sedangkan menurut Sutrisno (2012 : 84), aktivitas atau kegiatan

pembelajaran, merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam proses

pembelajaran. Hal ini memberikan petunjuk pada guru pentingnya

aktivitas dalam pembelajaran PKn dan dalam pembelajaran siswa yang

aktif sedangkan guru sebagai pembimbing.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mencapai pembelajaran yang

afektif dan efisien, seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan

kecakapan dalam hal mengajar dan mendidik. Berkenaan dengan hal

tersebut, untuk meningkatkan aktivitas belajar yang menuntut keaktifan

siswa dalam berinteraksi dengan berbagai sumber belajar harus didukung

oleh kecakapan dan kreativitas guru dalam merencanakan pembelajaran.

Satu di antara banyak faktor pendukung aktivitas dan proses

pembelajaran adalah metode dan media pembelajaran yang tepat. Suatu

proses pembelajaran itu tidak hanya sekedar proses memberi pelajaran

saja. Akan tetapi metode pembelajaran itu terdapat proses penerimaan

ilmu dari guru kepada murid nya. Tentunya seorang guru harus bisa

menstransfer ilmu kepada muridnya dengan metode-metode yang tepat,

agar bisa mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Metode

eksperimen salah satu metode yang dapat membuat siswa aktif karna

langsung mencoba apa yang telah dipelajari.

Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam

penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan

sesuatu mengamati secara proses. Kegiatan pembelajaran dengan metode


eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan

konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan

kreativitas. Dimana menurut Daryanto (2013: 80), mengemukakan bahwa

metode eksperimen ialah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan

suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta

menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu

disampaikan di depan kelas dan dievaluasi oleh guru. Sedangkan menurut

Ahmadi (2013: 45), Metode eksperimen merupakan bagaimana cara guru

menyajikan pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan

membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik

kesimpulan dari proses yang dialaminya. Jadi faktor pendukung agar

pembelajaran aktif dan kondusif harus adanya strategi yang dapat

membuat aktivitas siswa nampak dengan adanya metode eksperimen ini

agar mereka dapat mencoba atau mengamati sesuatu hal yang mereka

pelajari. Adapun faktor pendukung metode pembelajaran ialah media

sebagai alat bantu mempermudah siswa menangkap informasi dari guru.

Media pembelajara merupakan alat perantara yang digunakan guru

untuk menyampaikan materi pelajaran agar mudah dipahami oleh peserta

didik. Menurut Atwi Syparman (2001: 187), mendefinisikan media

merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi

dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan menurut Yani

Meimulyani & Caryoto (2013: 34) media pembelajaran ialah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta


perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi dan

berlangsung lebih efisien”.

Jadi media sangatlah penting diadakan dalam pembelajaran dengan

tujuan untuk mempermudah siswa untuk memahami apa yang di

sampaikan oleh guru. Guru bisa menyesuaikan media apa yang akan

digunakan untuk mengajar dan pastinya sesuai dengan materi

pembelajaran yang akan disampaikan. Satu di antara banyak media yang

bisa digunakan adalah media tiga dimensi, yang dapat dibuat dengan

menipulasi benda asli menjadi benda tiruan yang dapat membantu siswa

dalam memahami materi PKn.

Media yang dibuat dengan menipulasi benda asli menjadi benda

tiruan ini salah satunya adalah diorama. Diorama sebagai media

pembelajaran dapat menghadirkan objek yang sebenarnya dalam bentuk 3

dimensi. Menurut Hujair Sanaky, (2013: 133), Diorama adalah sebuah

pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk menggambarkan

pemandangan sebenarnya. Edgar Dale (dalam Sudjana, 2005: 107),

mengemukakan bahwa tidak semua hal dapat dipelajari secara langsung

maka banyak hal yang dipelajari melalui benda tiruan.

Jadi menurut pendapat di atas bahwa media diorama ialah media

yang cocok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, karena diorama

merupakan benda-benda tiruan yang disusun dalam sebuah setting

lingkungan sebenarnya sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman

semi konkret. Melalui penggunaan media diorama ini siswa dapat secara

langsung melihat maupun memegang komponen benda tiruan yang


disajikan dalam media diorama sehingga lebih banyak pengalaman belajar

yang diperoleh siswa. Media pembelajaran yang dapat digunakan guru

untuk memberikan pengalaman konkret atau nyata yaitu media diorama.

Diorama merupakan salah satu jenis media tiga dimensi.

Dalam berbagai mata pelajaran yang dipelajari oleh anak salah

satunya adalah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan

kewarganegaraan yang dipelajari untuk menumbuh kembangkan jiwa

nasionalisme yang dimulai dari masalah sehari-hari. Menurut Azra (2008:

19) pendidikan kewarganegaraan untuk mengkaji dan membahas tentang

pemerintah, konstitusi, lembagalembaga demokrasi, rule of law, HAM,

hak, dan kewajiban warga negara serta proses demokrasi. Agar siswa

terlatih menangkap dan mengembangkan subjeknya tentang bahan ajar

yang dibahas, maka perubahan perilaku yang sesuai ialah tentang

mengajar siswa untuk membahas lazimnya hal yang dijadikan topik

pembicaraan.

Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini di mis bawari

pontianak, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering

diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata

pelajaran yang membosankan. Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu

mata pelajaran yang diajarkan sejak masa Sekolah Dasar hingga Sekolah

Menengah Atas bahkan hingga perguruan tinggi. Pendidikan

Kewarganegaraan atau sering disingkat PKn adalah salah satu mata

pelajaran yang penting karena dengan mempelajari Pendidikan

Kewarganegaraan, kita bisa mengetahui bagaimana menjadi warga negara


yang baik. Oleh karena itu menurut Septi Haryani (2015 : 35), Pendidikan

Kewarganegaraan mengajarkan nilai-nilai pancasila yang harus diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita bias mengenal dan

mengetahui banyak hal tentang negara kita seperti bentuk negara, bentuk

pemerintahan, dan lain-lain melalui Pendidikan Kewarganegaraan ini.

Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan kita untuk menjadi

warga negara yang baik. Namun, yang sering kali terjadi adalah

Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai hal yang tidak penting dan

sering kali diremehkan dan tidak disukai. Kita lebih terfokus pada mata

pelajaran lain seperti Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, Ekonomi dan

lain-lain. Padahal Pendidikan Kewarganegaraan salah satu mata pelajaran

yang penting karena PKn tidak berhenti pada siswa mampu menguasai

materi namun yang terpenting adalah bagaimana cara menerapkan dan

menginternalisasi nilainilai moral dalam diri siswa sehingga menjadi

karakter yang baik. Disinilah pentingnya mempelajari Pendidikan

Kewarganegaraan, karena percuma bila generasi kita cerdas secara

akademik namun tidak dibarengi dengan akhlak yang baik pula.

Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn

sangat lah penting, hal ini supaya dapat menumbuhkan gairah, minat, dan

semangat untuk belajar karena siswa memiliki motivasi yang kuat untuk

melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran akan

lebih bermakna, suasana kelas menjadi segar dan kondusif, siswa akan

melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin sehingga terbentuklah


pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

prestasi.

Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti saat kegiatan

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V MIS Al-Mukhlisin

Antibar, sebagian besar siswa kurang menunjukkan aktivitas belajar pada

proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, penyebabnya antara

lain: 1) siswa tidak diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam

pembelajaran. 2) kurang tepatnya guru memilih metode dan media

pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa. Siswa

cenderung mendengarkan dan bermain sendiri saat pembelajaran, tidak ada

terlihat aktivitas belajar yang ditunjukan siswa pada saat proses

pembelajran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini disebabkan oleh

kurang optimalnya penggunaan metode dan media pembelajaran yang baik

dilakukan guru maupun keterbatasannya media dari sekolah.

Maka perlu dilakukan sebuah tindakan untuk memperbaiki dan

meningkatkan aktivitas belajar siswa, adapun aspek aktivitas belajar siswa

yang akan ditingkatkan yaitu aktivitas mental, fisik dan emosional

(mengamati, menanya, diskusi dan mengkomunikasikan).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di MIS Al-Mukhlisin

Antibar kelas V, pada waktu kegiatan belajar mengajar, kurang optimalnya

guru menyampai materi, dengan menggunakan metode ceramah,

pemberian tugas, latihan dan tanya jawab. Media yang digunakan hanya

buku LKS dan papan tulis. Hal ini cenderung membuat siswa jemu atau

bosan yang pada akhirnya menjadi pasif dalam menerima pelajaran.


Peneliti merasa perlu memberi salah satu solusi untuk mengatasi

kurangnya aktivitas belajarsiswa pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas V dengan menggunakan Metode Eksperimen

dan Media Diorama dengan tujuan agar siswa di kelas V tersebut memiliki

aktivitas belajar yang tinggi pada saat mengikuti pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraandi kelas dengan maksimal.

Oleh karena itu, metode eksperimen yang divariasikan dengan

media diorama merupakan solusi yang peneliti anggap sangat tepat untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar. Media diorama

memberikan gambaran pembelajaran secara langsung kepada siswa

sehingga dapat meningkatkan aktivitas mengamati, menyimak, diskusi dan

mengkomunikasikan pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Kelas V pada MIS Al-Mukhlisin Antibar Mempawah Timur .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka secara

umum rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh

Penggunaan Metode Eksperimen di Variasikan Dengan Media Diorama

Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

Tema Hak, kewajiban, Tanggung Jawab di Rumah dan Sekolah Pada

Siswa Kelas V MIS AL-MUKHLISIN ANTIBAR MEMPAWAH TIMUR

TAHUN AJARAN 2020/2021?

Secara khusus, rumusan masalah penelitian ini adalah :


1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa sebelum menggunaan metode

eksperimen yang divariasikan dengan media diorama untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn Tema

Hak, Kewajiban di 10 Rumah dan Sekolah pada siswa kelas V MIS Al-

Mukhlisin Antibar Mempawah Timur Tahun Ajaran 2020/2021?

2. Bagaimanakah penerapan metode eksperimen yang divariasikan dengan

media diorama pada mata pelajaran PKn tema Hak, Kewajiban di

Sekolah dan Rumah pada siswa kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar

Mempawah Timur Tahun Ajaran 2020/2021?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode

eksperimen yang divariasikan dengan media diorama pada mata

pelajaran PKn tema Hak, Kewajiban di Rumah dan Sekolah pada siswa

kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar Mempawah Timur Tahun Ajaran

2020/2021?

4. Apakah terdapat pengaruh peningkatan aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen yang divariasikan dengan media

diorama pada mata pelajaran PKn tema Hak, Kewajiban di Rumah dan

Sekolah pada siswa kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar Mempawah

Timur Tahun Ajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian

ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode eksperimen

di Variasikan Dengan Media Diorama Untuk Meningkatkan Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Tema Hak, Kewajiban Pada Siswa
Kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar Mempawah Timur Tahun Ajaran

2020/2021.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa sebelum menggunaan

metode eksperimen divariasikan dengan media diorama untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn tema

hak, kewajiban pada siswa kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar

Mempawah Timur Tahun Ajaran 2020/2021.

2. Untuk mengetahui penerapan metode eksperimen yang divariasikan

dengan media diorama pada mata pelajaran PKn tema Hak,

Kewajiban di Sekolah dan Rumah pada siswa kelas V MIS Al-

Mukhlisin Antibar Mempawah Timur Tahun Ajaran 2020/2021.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa setelah menggunakan

metode eksperimen yang divariasikan dengan media diorama pada

mata pelajaran PKn tema Hak, Kewajiban di Rumah dan Sekolah pada

siswa kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar Mempawah Timur Tahun

Ajaran 2020/2021.

4. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan aktivitas belajar siswa

dengan menggunakan metode eksperimen yang divariasikan dengan

media diorama pada mata pelajaran PKn tema hak, kewajiban di

rumah dan sekolah pada siswa kelas V MIS Al-Mukhlisin Antibar

Mempawah Timur Tahun Ajaran 2020/2021 .

D. Manfaat Penelitian
Adanya manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan

kegunaan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Teoritis

Menambah wawasan ilmu bagi peneliti dan sebagai referensi guru

dalam menerapkan media pembelajaran pada mata pelajaran PKn di

sekolah.

2. Praktis

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengalaman saat

tugas di lapangan.

b. Bagi guru, menambah wawasan bagi guru untuk mengembangkan

dan menerapkan media pembelajaran, seperti media diorama yang

di variasikan dengan metode eksperimen merupakan media yang

dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

c. Bagi peserta didik, aktivitas belajar siswa lebih baik denga adanya

metode eksperimen yang divariasikan dengan media diorama.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan acuan peneliti dalam

melaksanakan penelitian. Selama melakukan pencarian tentang judul

penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu

“Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Diorama

yang Divariasikan dengan Media Diorama pada Mata Pelajaran PKn Tema
Hak, Kewajiban, di Rumah dan Sekolah di kelas V MIS Bawari

Pontianak”, maka peneliti menemukan dua penelitian terdahulu,

diantaranya adalah :

1. Anisykurlillah Ika Murtiana,dengan judul skripsi “Pengaruh

Penggunaan Media Diorama Terhadap Aktivitas Belajar PKn di Kelas

V di SD Grogol Bantul Tahun 2015. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan ada pengaruh penggunaan media diorama terhadap

aktivitas belajar PKn tentang ekosistem pada siswa kelas V SD Grogol

Bantul. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan mean

yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen

lebih besar dari kelompok kontrol yaitu nilai ratarata post-test

kelompok eksperimen sebesar 8,21 yang berada pada kategori sangat

baik dan rata-rata post-test kelompok kontrol sebesar 7,52 yang berada

pada kategori baik. Selisih nilai rata-rata post-test kedua kelompok

tersebut sebesar 0,69.

2. Robi Hermanto yang berjudul“ Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa

Dengan Metode Eksperimen Pada Pembelajaran Kewarganegaraan di

Kelas VI SDN 27 Rengat Kecamatan Belitang Hulu Tahun 2015. 14

Hasil dari penelitiannya bahwa peningkatan aktivitas pembelajaran PKn

Di kelas VI SDN 27 Rengat Kecamatan Belitung Hulu hasil belajar

peserta didik dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan,

hal ini dapat dilihat dari siklus I rata-rata sebesar 2,7 ternyata hasilnya

kurang memuaskan dan harus ada perbaikan pada siklus II. Hasil

belajar peserta didik setelah melakukan pembelajaran siklus ke II


meningkat menjadi sebesar 3,54. Hal ini menunjukan hasil belajar

mengalami peningkatan. antusias siswa saat melakukan kegiatan

percobaan pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat

bersemangat, lebih aktif serta tidak jenuh dalam mengikuti

pembelajaran. Dengan itu pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode eksperimen cocok untuk dilaksanakan.

3. Maryatun, yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Eksperimen

Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Pelajar PKnSiswa Kelas III

Semester 1 MI MA Arif Bligo 2 Ngeluar Magelang Tahun 2016. Hasil

dari penelitian menunjukkan : pertama penerapan metode eksperimen

mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Kedua metode

eksperimen mampu meningkatkan motivasi belajar terbukti sebelum

menggunkan metode eksperimen rata-rata motivasi siswa (58,125%)

setelah tindakan siklus I meningkat, rata-rata motivasi siswa (95,25%)

pada tindakan siklus II rata-rata motivasi siswa (100%). Ketiga prestasi

siswa juga meningkatkan terbukti nilai tes akhir pembelajaran 1 dari 7

siswa yang mendapat nilai tuntas, pada siklus II 4 dari 7 siswa yang

mendapat nilai tuntas, kemudian siklus II semua siswa mendapat nilai

tuntas. Hasil penelitian terdahulu peneliti menemukan persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan, persamaannya peneliti

satu dan dua sama-sama membahas tentang aktivitas belajar pada mata

pelajaran PKn, peneliti ke dua dan ke tiga sama-sama membahas

metode eksperimen pada mata pelajaran PKn,peneliti satu dantiga

hanya samasama meneliti pada mata pelajaran PKn perbedaannya


peneliti satu tidak membahas aktivitas belajar, peneliti kedua tidak

membahas media diorama dan peneliti ke tiga tidak membahas media

diorama dan aktivitas belajar.adapun perbedaan lainnya terletak pada

metode penelitian, dan lokasi serta kelas yang peneliti lakukan.

F. Kajian Teori

1. Metode Pembelajaran Eksperimen

a. Metode Pembelajaran

1) Metode Pembelajaran

Kata metode berasal dari Bahasa latin methodos yang

berarti jalan yang harus dilalui. Dalam Kamus Bahasa Indonesia

Kontenporer disebut bahwa metode merupakan cara yang teratur

dan ilmiah dalam mencapai maksud untuk memperoleh ilmu

atau juga merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis,

dan menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan

landasan teori.

Menurut Triyo Supriyatno dkk ( 2006 : 46 ) metode adalah

cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam

interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem

untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Dewi Salma

Prawiradilaga ( 2008 : 18) metode adalah cara-cara atau teknik

yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar.. Adapun

menurut Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno (2010: 59)

metode adalah salah satu cara yang memiliki nilai strategis

dalam kegiatan belajar mengajar.


Jadi menurut beberapa pendapat di atas bahwa metode ialah

suatu cara atau alat untuk mencapai tujuan, atau bagai mana cara

untuk melakukan atau memebuat sesuatu dalam pembelajaran.

Menurut Tutik Rachmawati dan Daryanto (2015: 166),

metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.

Semantara menurut Nana sudjana & Ahmad Rivai (2009: 133),

metode mengajar ialah cara yang di pergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran.” Menurut Daryanto (2013: 1), metode pembelajaran

adalah cara pembentukan atau pemantapan pengertian peserta

(penerima informasi) terhadap suatu penyajian informasi/bahan

ajar.

Terdapat tiga syarat utama berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar. Pertama adalah siwa/mahasiswa yang berperan

sebagai penerima informasi, kedua adalah materi bahan ajar

yang akan disampaikan, dan yang ketiga adalah pengajar yang

selaku pengantar dan penyampai materi bahan ajar. Adapun

menurut Hamdani (2011: 80), Metode Pembelajaran adalah cara

yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada

siswa. Sedangkan menurut Ridwan Abdullah Sani (2013: 158),

Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari

strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Menurut Asih, (2016: 25) metode pembelajaran


adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut beberapa pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang

digunakan oleh seseorang guru pada kegiatan pembelajaran

guna mengantarkan murid untuk mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

1) Macam-macam Metode Pembelajaran

Ada banyak macam metode yang dapat dipakai oleh guru

dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Wina Sanjaya (2009: 42), bahwa pemilihan metode yang

tepat dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran atau

melakukan internalisasi isi atau pembelajaran. Macam-macam

metode menurut M. Sobry Sutikno (2014: 39), antara lain:

metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,

metode diskusi kelompok, metode demonstrasi, metode

permainan (games), metode kisah/cerita, team teaching, metode

karya wisata, metode tutorial, metode kerja kelompok, metode

penugasa, metode latihan, metode eksperimen, metode

pembelajaran dengan modul, metode praktik lapangan, dan

metode simposium.

Secara umum metode pembelajaran terdiri atas: menurut

Darwyn Syah,dkk (2019: 137-159):


a) Metode Tanya Jawab

Cara penyajian pengajaran oleh guru dengan memberikan

pertanyaan dan meminta jawaban kepada siswa.

b) Metode Ceramah

Penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa

jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,

didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-

batas kemungkinan penggunanya.

c) Metode Diskusi

percakapan suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana

guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-

kelompok) untuk mengadakan pembincangan ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau

menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

d) Metode Karyawisat

Metode Karyawisata adalah suatu cara menyajikan bahan

pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada obyek

yang akan dipelajari yang terdapat diluar kelas.

e) Metode Pemberian

Tugas Belaja Penyajian bahan pelajaran dengan memberikan

tugas tertentu kepada siswa yang dapat dilakukan, di dalam


atau di luar kelas, laboraturium, di perpustakaan, atau di

rumah.

f) Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah cara mengajar dengan cara siswa

di ajak untuk melakukan serangkaian percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang di pelajaran

secara teori.

g) Metode Demontrasi

Metode Demontrasi adalah cara yang digunakan dalam

penyajian pelajaran dengan cara meragakan bagaimana

membuat, mempergunakan serta, mempraktekan suatu benda

atau alat baik asli maupun tiruan, atau bagaimana

mengajarkan sesuatu perbuatan atau tindakan yang mana

dalam meragakan disertai dengan penjelasan lisan.

h) Metode Bermain Peran (Role Playing)

Metode bermain peran pada dasarnya melibatkan siswa untuk

memerankan atau atau mendemonstrasikan tingkah laku

manusia dalam hubungannya dengan masalah sosial.

i) Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Penyajian bahan ajar oleh guru dengan merangsang anak

berpikir secara sistematis dengan menghadapkan siswa

kepada beberapa masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran


terdapat beberapa macam metode yang digunakan sebagai

cara untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan

minat dan perkembangan siswa. Metode yang dipilih oleh

peneliti dan dirasa sesuai untuk siswa pada kelas atas dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen.

b. Metode Eksperimen

1) Pengertian Metode Eksperimen

Menurut Syaiful Bahri djamaradarah & Aswan zain (2013:

84), metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian

pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Sedangkan menurut Moh. Sholeh Hamid (2011: 212)

mengemukakan metode eksperimen adalah metode pemberian

kesempatan kepada siswa, baik secara perorangan atau

kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

Karena penyimpanan itu berlangsung dalam interaksi edukatif,

metode pembelajaran dapat diartikan cara yang dipergunakan

oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran.

2) Langkah-langkah Penggunaan Metode Eksperimen

Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam melakukan

Metode Eksperimen, menurut Drwyan Syah, dkk (2009: 153-

154), adalah sebagai berikut:

a) Tahap persiapan/perencanaan
1) Menetapkan tujuan eksperimen.

2) Memberikan petunjuk dan menetapkan langkah-langkah

pokok eksperimen.

3) Mempersiapkan alat-alat yang di perlukan untuk

melakukan eksperimen.

b) Tahap pelaksanaan eksperimen

1) Mengikuti sertakan seluruh siswa dalam kegiatan

pengamatan dan percobaan.

2) Tumbuh kembangkan sikap kritis melalui kegiatan

tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang di

ujicobakan.

3) Beri kesempatan setiap siswa untuk melakukan

percobaan sehingga siswa merasa yakin tentang

kebenaran suatu proses.

4) Buatlah penilaian dari kegiatan siswa, dalam

melakukan eksperimen tersebut mulai saat persiapan

dan pada waktu pelaksanaan.

c) Tahap tindak lanjut eksperimen

1) Pemberian tugas

2) Pembuatan laporan.

3) Penilaian laporan akhir

Kelebihan Dan Kekurangan Metode Eksperimen a) Kelebihan metode eksperimen

Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan menurut Syaiful Bahri

Djamarah (2013: 84), antara lain: (1) Membuat siswa lebih percaya atas
kebenaran atau atas kesimpulan berdasarkan percobaan. (2) Dapat membina siswa

untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil

percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (3) Hasil-hasil percobaan

yang berharga dapat dimanfaatkan u ntuk kemakmuran umat manusia. 23 b)

Kekurangan Metode Eksperimen Metode Eksperimen mengandung beberapa

kekurangan antara lain: (1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains

dan teknologi. (2) Metode ini memerlukan beberapa fasilitas peralatan dan bahan

yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal. (3) Metode ini menuntut ketelitian,

keuletan dan ketabahan. (4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang

diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar

jangkauan kemampuan atau pengendalian. c) Cara Mengatasi Kelemahan Metode

Eksperimen Menurut Soli Abimayu (2008: 178) cara mengatasi kelemahan

metode eksperimen yaitu: (1) Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil

yangn ingin dicapai dengan eksperimen. (2) Guru harus menjelaskan prosedur

eksperimen, bahan-bahan eksperimen, peralatan yang diperlukan dan cara

penggunaannya, serta hal yang perlu dicatat selama eksperimen. (3) Mengawasi

pelaksanaan eksperimen dan memberi bimbingan jika siswa mengalami kesulitan.

24 (4) Meminta siswa melaporkan proses dan hasil eksperimennya dan

mendiskusikannya untuk mengetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin

terjadi.

Anda mungkin juga menyukai