Anda di halaman 1dari 13

1) PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan
berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan
kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi pendidikan saat
ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum
memproduksi individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang
mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, kurang diperhatikan dalam tujuan
institusi pendidikan.Penekanan kepada pentingnya peserta didik supaya hidup dengan
nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas juga seperti terabaikan. Seorang pendidik
tugasnya bukan hanya mentransfer ilmunya kepada peserta didik akan tetapi juga bertugas
bagaimana mendidik peserta didiknya agar menjadi insyan yang berakhlakul karimah,
sehingga kelak peserta didiknya menjadi insan yang berpengetahuan dan berakhlakul
karimah.
Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar.
Adapun menurut Zakiah Daradjat, pengertian dari media pendidikan atau
pembelajaran adalah suatu benda yang dapat diindrai, khususnya penglihatan dan
pendengaran, baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai
alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk
meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Asnawir dan
Basyiruddin Usman media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya
Sedangkan media pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle
, berarti seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio,
televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rosi, alat-alat semacam radio dan

1
televisi kalau digunakan dan di program untuk pendidikan, maka merupakan media
pembelajaran.
Sementara itu, menurut Munadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efesien dan efektif.
Sehingga dapat dipahami, bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu atau
sarana yang dijadikan sebagai perantara atau piranti komunikasi untuk menyampaikan
pesan atau informasi berupa ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ke penerima pesan
atau informasi guna mencapai tujuan pembelajaran

2
2) PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah (‫ )وسائل‬perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut AECT (Association of Education and
Communication Technology) yang dikutip oleh Basyaruddin (2002) “media adalah segala
bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi” Sedangkan pengertian lain
media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pembelajaran.1
Dari definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media merupakan sesuatu
yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Sedangkan pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya
“pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Oemar Hamalik menuturkan
bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar.
Jika diambil formasi pendapat di atas media pembelajaran adalah alat atau metodik
dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan pengajaran di sekolah. Dalam arti sempit, media pembelajaran hanya
meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang
terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi
elektronik yang kompleks. Akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti: TV,
radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya.2
Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam pembelajaran,
yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber

1
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers., hlm. 11.
2
Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., hlm. 3.

3
belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada
siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu
akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.3
B. Pendidik Sebagai Mediator
a. Teks Hadist [1]

ِّ ‫ع ْن النَّبِّي‬ َ َ ‫س ِّم ْعتُ أَبَا ُه َري َْرة‬


َ ‫سا ِّل ٍم قَا َل‬ َ َ‫س ْفيَان‬
َ ‫ع ْن‬ ُ ‫ظلَةُ ب ُْن أَبِّي‬ َ ‫ِّيم قَا َل أ َ ْخبَ َرنَا َح ْن‬
َ ‫ي ب ُْن إِّب َْراه‬ ُّ ‫َحدَّثَنَا ْال َم ِّك‬
َّ ‫سو َل‬
‫َّللاِّ َو َما‬ ُ ‫ظ َه ُر ْال َج ْه ُل َو ْال ِّفت َُن َويَ ْكث ُ ُر ْال َه ْر ُج قِّي َل يَا َر‬
ْ َ‫ض ْال ِّع ْل ُم َوي‬
ُ َ‫سلَّ َم قَا َل يُ ْقب‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ
4
‫ْال َه ْر ُج فَقَا َل َه َكذَا بِّيَ ِّد ِّه فَ َح َّرفَ َها َكأَنَّه ي ُِّريدُ ْالقَتْ َل — رواه البخاري‬
a. Mufradat
‫ض‬ ُ َ‫يُ ْقب‬ Dicabut, diangkat.

‫ْال َه ْر ُج‬ Pembunuhan

Dan berbagai fitnah, berbagai ujian,


‫ْال ِّفت َُن‬
berbagai bencana, jamak dati kata fitnah
‫َح َّرفَ َها‬ Memiringkannya

b. Terjemahan Hadist
Dari Al Makkiy ibn Ibrahim, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanthalah
ibn Abi Sufyan dari Salim, ia berkata bahwa saya pernah mendengar Abu Hurairah
dari Nabi saw. Beliau bersabda, “Akan dicabut ilmu dan semakin tampak kebodohan
dan fitnah dan banyak harj.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah, apakah harj itu?” Beliau
menjawab, “Begini,” (memberi isyarat) dengan tangannya kemudian memiringkannya
seolah-olah ingin membunuh. (HR. Bukhari).”5
c. Penjelasan Hadist
Hadis tersebut menjelaskan bahwa tanda-tanda kiamat akan tiba, diantaranya ada
empat perkara yaitu suatu saat ilmu akan dicabut dari muka bumi ini dan ketika itu

3
Ibid., hlm. 4.
4
Abdul Majid Khon. 2012. Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta: KENCANA., hlm. 344-345
5
Ibid., 348

4
pula kebodohan manusia ada di mana-mana serta terjadi fitnah dan harj. Beberapa
tanda kiamat yang disebutkan dalam hadis:6
 Terangkatnya ilmu.
Sebagaimana diterangkan pada hadis lain yang telah di sebutkan
yaitu:
‫ع ْم ِّرو‬ َّ َ‫ع ْبد‬
َ َ‫َّللاِّ ْبن‬ َ َ‫س ِّمعْت‬ َ ‫ع ْن أَبِّي ِّه‬
َ َ ‫ع ْر َوة‬ُ ‫ع ْن ِّهش َِّام ب ِّْن‬َ ‫ير‬ َ ‫َحدَّثَنَا قُت َ ْيبَةُ ب ُْن‬
ٌ ‫س ِّعي ٍد َحدَّثَنَا َج ِّر‬
‫ض ْال ِّع ْل َم‬ َّ ‫سلَّ َم يَقُو ُل إِّ َّن‬
ُ ِّ‫َّللاَ َُل يَ ْقب‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِّ‫َّللا‬ ُ ‫س ِّم ْعتُ َر‬ َ ‫وُل‬ ُ ُ‫اص يَق‬ِّ َ‫ب ِّْن ْالع‬
َ‫عا ِّل ًما ات َّ َخذ‬ ِّ ‫ْض ْالعُلَ َم‬
َ ‫اِء َحتَّى إَِّذَا لَ ْم يَتْ ُر ْْك‬ ِّ ‫ض ْال ِّع ْل َم بِّقَب‬
ُ ِّ‫اس َولَ ِّك ْن يَ ْقب‬ ُ ‫عا يَ ْنت َِّز‬
ِّ َّ‫عهُ ِّم ْن الن‬ ً ‫ا ْنتِّزَ ا‬
(‫ضلُّوا(متفق عليه‬ َ َ‫سئِّلُوا فَأ َ ْفت َْوا بِّغَي ِّْر ِّع ْل ٍم ف‬
َ َ ‫ضلُّوا َوأ‬ ُ َ‫سا ُج َّه ًاُل ف‬ ُ َّ‫الن‬
ً ‫اس ُر ُِءو‬

Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan
kepada kami Jarir dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya; aku mendengar
'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash berkata; "Saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah Azza wa Jalla
menghapuskan ilmu agama tidak dengan cara mencabutnya secara langsung
dari hati umat manusia. Tetapi Allah akan menghapuskan ilmu agama
dengan mewafatkan para ulama, hingga tidak ada seorang ulama pun yang
akan tersisa. Kemudian mereka akan mengangkat para pemimpin yang
bodoh. Apabila mereka, para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa, maka
mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan
menyesatkan. (HR.Bukhari Muslim)
 Tampak Kebodohan
Tampaknya kebodohan di mana-mana merupakan dampak dari
terangkatnya ilmu ke atas. Karena kondisi umat yang sudah tidak
menghargai dan mencintai ilmu, tidak mencintai ilmunya para ulama, yaitu
ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah akibatnya
tampak kebodohan di mana-mana. Banyak orang bodoh tapi tidak merasa
bodoh, bahkan merasa sok pintar dan merasa paling pintar sendiri.

6
Bukhori Umar. 2016. Hadis Tarbawi: Pendidikan Dalam Perspektif Hadist. Jakarta: Hamzah, hlm. 150

5
Sekalipun bodoh tidak perlu nasihat tetapi bangga menjadi penasihat. Inilah
kondisi umat manusia pada akhir zaman yang disebutkan pada Hadis di atas
mereka mengangkat orang yang tidak berilmu sebagai pemimpin,akibatnya
mereka sesat dan menyesatkan.
 Tampak Berbagai Fitnah
Fitnah dalam arti sederhananya adalah ujian (al-ibtila). Allah
berfirman dalam Q.S. Al Anbiyaa’ ayat 35 [16]
ٗۖ
٣٥ َ‫ش ِّر َو ۡٱلخ َۡي ِّر فِّ ۡتنَة َوإِّلَ ۡينَا ت ُ ۡر َجعُون‬ ِّ ِۗ ‫ُك ُّل ن َۡف ٖس َذَآئِّقَةُ ۡٱل َم ۡو‬
َّ ‫ت َون َۡبلُو ُكم بِّٱل‬

Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Al-Anbiya
ayat 35).

Ujian yang menimpa kepada manusia bisa berkaitan dengan berbagai


hal, diantaranya berkaitan dengan agama, aqidah, harta,anak, jabatan, dan
jiwa raga.

Rasulullah menjelaskan suatu arti kata dengan memberikan isyarat,


seperti menjelaskan tentang haraj. Beliau menggunakan jari beliau untuk
menjelaskan kepada sahabat dengan mendemonstrasikan badan dan tangan
beliau seolah-olah memukul lawan yang ada di hadapannya.

Pada prinsipnya beliau selalu berusaha menyampaikan kalimat beliau


dengan menggunakan bahasa yang mudah dan dipahami para sahabat,
bahkan terkadang di ulang-ulang sampai tiga kali dan terkadang menunjuk
dengan jari-jari beliau atau dengan anggota lain. Hal ini dimaksudkan agar
kalimatnya mudah dipahami oleh para sahabat. Dalam hadits ini beliau
menjelaskan dengan gerakan-gerakan tangan sesuai dengan makna yang di
maksud. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa guru sebagai mediator
dalam proses pendidikan.7

7
Abdul Majid Khon. Op. Cit., hlm. 349.

6
Inilah hal yang terpenting dalam pembelajaran. Segala sesuatu yang
berada dan terjadi sekeliling kita dapat menjadi sarana dan prasarana
pendidikan selama ia mengandung pesan-pesan kependidikan dan
pengajaran. Dalam hadis ini Rasulullah saw sebagai seorang pendidik yang
memahami dengan baik bagaimana suatu materi pembelajaran harus
disampaikan.

a. Teks Hadist [2]

‫س ِّفينَا َم ْن َُل‬ ُ ‫س قَالُوا ْال ُم ْف ِّل‬ ُ ‫سلَّ َم قَا َل أَتَد ُْرونَ َما ْال ُم ْف ِّل‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ِّ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫عن أَبِّي ُه َري َْرة أ َ َّن َر‬ َ
‫شت ََم‬ َ ‫ص َي ٍام َوزَ َكاةٍ َويَأ ْ ِّتي قَ ْد‬ ِّ ‫ص ََل ٍة َو‬ َ ِّ‫س ِّم ْن أ ُ َّم ِّتي َيأ ْ ِّتي يَ ْو َم ْال ِّقيَا َم ِّة ب‬
َ ‫ع فَقَا َل ِّإ َّن ْال ُم ْف ِّل‬
َ ‫د ِّْره ََم لَهُ َو َُل َمت َا‬
َ ‫سنَا ِّت ِّه َو َهذَا ِّم ْن َح‬
‫سنَا ِّت ِّه‬ َ ‫طى َهذَا ِّم ْن َح‬ َ ‫ب َهذَا َفيُ ْع‬ َ ‫ض َر‬َ ‫سفَكَ دَ َم َهذَا َو‬ َ ‫ف َهذَا َوأ َ َك َل َمالَ َهذَا َو‬ َ َ‫َهذَا َوقَذ‬
.‫ط ِّر َح فِّي النَّار‬ ُ ‫علَ ْي ِّه ث ُ َّم‬
َ ‫ت‬ ُ َ‫طا َيا ُه ْم ف‬
ْ ‫ط ِّر َح‬ َ ‫علَ ْي ِّه أ ُ ِّخذَ ِّم ْن َخ‬ َ ‫ضى َما‬ َ ‫سنَاتُهُ قَ ْب َل أ َ ْن يُ ْق‬َ ‫ت َح‬ ْ ‫فَإ ِّ ْن فَ ِّن َي‬

b. Terjemahan Hadist
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian apa
yang dimaksud dengan al-muflis (bankrut)? ”Sahabat menjawab, “Al-muflis
dikalangan kami orang yang tidak memiliki uang dan harta benda.” Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya al-muflis dikalangan umatku adalah orang yang datang pada
hari qiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Selain itu, ia juga memfitnah,
menuduh (berbuat maksiat), memakan harta orang lain (dengan cara tidak halal),
menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Lalu masing-masing kesalahan itu
ditebus dengan kebaikan (pahala)nya. Setelah kebaikan (pahala) nya habis sebelum
kesalahannya terselesaikan, maka dosa orang dizaliminya itu dilemparkan kepadanya,
kemudian ia dilemparkan kedalam neraka.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)
c. Penjelasan Hadist
Dalam hadis terlihat bahwa Rasulullah saw memfungsikan dirinya sebagai
mediator, Beliau ajukan pertanyaan kepada para sahabatnya. Beliau dengarkan
jawaban mereka, kemudian beliau menjelaskan inti masalah yng sedang dibicarakan
sehingga tidak ada lagi tanda tanya dalam fikiran para sahabat, melalui beliau peserta
didik mendapat informasi. Dengan demikian beliau adalah media pembelajaran.

7
Hadis di atas menginformasikan bahwa media yang diterapkan Nabi agar ajaran
agamanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya, antara lain dapat dilihat dengan
melalui media perbuatan Nabi sendiri, di mana beliau memberikan contoh langsung
yang dikenal dengan istilah uswah hasanah (contoh teladan yang baik).
C. Pendidik Sebagai Fasilitator
Dalam konteks pendidikan, istilah fasilitator semula lebih banyak diterapkan untuk
kepentingan pendidikan orang dewasa (andragogi), khususnya dalam lingkungan
pendidikan non formal. Namun sejalan dengan perubahan makna pengajaran yang lebih
menekankan pada aktivitas siswa, belakangan ini di Indonesia istilah fasilitator pun mulai
diadopsi dalam lingkungan pendidikan formal di sekolah, yakni berkenaan dengan peran
guru pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar.8
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan
memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses pembelajaran, misalnya saja dengan menciptakan suasana
kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan anak sehingga
interaksi pembelajaran akan berlangsung secara efektif. Dalam kegiatan pembelajaran,
guru akan bertindak sebagai fasilisator dan motivator yang bersikap akrab dengan penuh
tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan
mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan. Guru dalam
melaksanakan tugas profesinya selalu dihadapkan pada berbagai pilihan, karena kenyataan
di lapangan kadang tidak sesuai dengan harapan, seperti cara bertindak, bahan belajar yang
paling sesuai, metode penyajian yang paling efektif, alat bantu yang paling cocok,
langkah-langkah yang paling efisien, sumber belajar yang paling lengkap, sistem evaluasi
yang sesuai.9
Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of
learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan

8
Akhmad Sudrajat. 2008. Peran Guru Sebagai Fasilitator.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/18/peran-guru-sebagai-fasilitator/. Diakses pada 15 Mei 2019,
pukul 06.39.
9
Ibid.

8
pendapat secara terbuka. Ketika guru menyampaikan kompetensi dasar sebuah mata
pelajaran, guru diharapkan dapat menyampaikan pelajaran sesuai dengan kemampuan
siswa. Sebagai contoh, berikut ini adalah hadis riwayat Imam Bukhari yang
menggambarkan praktik pengajaran Rasulullah saw. kepada Mu’adz bin Jabal dengan
memperhatikan kondisi peserta didik:
a. Teks Hadist

ْ ‫إبراهيم قا َل حدثنا ُمعاَذ بن هشام قال حدثني أبي‬


ٍ‫عن قتادة َ قا َل حدثنا أنس بن مالك‬ َ ‫حدثنا إسحاق بن‬
ِّ‫ي صلى هللا عليه وسلم ومعاَذ رديفه على الرح ِّل قال يا َ معاَذ بنَ جب ٍل قا َل لبَّيْكَ يا رسو َل هللا‬ َّ
َّ ‫أن النب‬
‫وسعديكَ قال يا َ معاَذ قا َل لبَّيْكَ يا رسو َل هللاِّ وسعديكَ ثَلثًا قا َل ما ِّمن أح ٍد يشهد أن ُل إله إُل هللا‬
‫اس‬ ْ ‫صدقًا ِّمن قلب ِّه إُلَّ حرمه هللا على النار قال يا رسول هللا أفَل‬
َ ‫أخبِّ ْربِّ ِّه الن‬ ِّ ‫وأن محمدًا رسول هللا‬ َّ
.‫فَيَ ْست َ ْبش ُِّرا قا َل ُلَ إَذا يَتْ ِّكلُوا َوأ َ ْخبَ َربِّها معاَذٌ عند موت ِّه تأث ًما‬

b. Terjemahan Hadist
Dari Anas bin Malik, dia berkata: Nabi Muhammad saw. pernah membonceng
Mu’adz bin Jabal. Pada saat itu Rasulullah saw memanggil Mu’adz, “Wahai Mu’adz
bin Jabal!” Mu’adz pun menjawab, “Aku sambut seruanmu dan aku taati perintahmu,
wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. memanggil Mu’adz lagi, “Wahai Mu’adz!”
Mu’adz menjawab, “Aku sambut seruanmu dan aku taati perintahmu, wahai
Rasulullah.”Rasulullah saw mengulangi panggilannya sampai tiga kali. Kemudian
Rasulullah saw bersabda, “Tidak seorang hamba pun yang bersaksi dengan sungguh-
sungguh dari lubuk hatinya bahwa tidak ada tuhan selain Allah swt dan Muhammad
saw adalah hamba dan rasul-Nya kecuali Allah swt akan mengharamkan hamba
tersebut masuk neraka.” Mu’adz bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah hal ini dapat
aku beri tahukan kepada manusia supaya mereka senang?” Rasulullah saw menjawab,
“Jangan, karena mereka akan enggan beramal.”Akan tetapi, Mu’adz kemudian
memberitahukan hal tersebut ketika menjelang ajalnya Hal itu ia lakukan karena takut
akan mendapatkan dosa lantaran menyembunyikan ilmu
c. Penjelasan Hadist
Hadis di atas menggambarkan proses penahapan peserta didik dalam mempelajari
ilmu pengetahuan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw kepada sahabat setianya

9
yaitu Mu’adz bin Jabal. Dalam hadis ini dikisahkan bahwa Mu’adz bin Jabal dilarang
menyampaikan kabar tentang keutamaan orang yang mengucapkan dua kalimat
syahadat kepada orang lain. Alasan yang diberikan oleh Rasulullah saw adalah agar
orang lain yang mendengar informasi ini tidak malas dalam beribadah. Hanya dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat saja sudah cukup menjadikan seseorang masuk
surga, jadi kenapa harus bersusah payah beribadah. Akibat inilah yang dikhawatirkan
oleh Rasulullah saw akan terjadi di kalangan umatnya jika mendengar informasi
tersebut. Oleh karena itu, Rasulullah saw melarang Mu’adz bin Jabal menyampaikan
informasi ini kepada orang lain. Pertanyaannya, kenapa Rasulullah saw. tetap
memberitakan informasi ini kepada Mu’adz bin Jabal? Jawabannya adalah karena
dalam pandangan Rasulullah saw Mu’adz bin Jabal termasuk seorang sahabat yang
teguh dan rajin dalam beribadah. Bagaimana mungkin seorang Mu’adz bin Jabal
malas melakukan ibadah setelah mendengar informasi tersebut. Karena anggapan
inilah Rasulullah saw tetap memberikan informasi tersebut kepada Mu’adz bin Jabal.10

Terkait dengan sikap dan perilaku guru sebagai fasilitator, di bawah ini
dikemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan guru untuk dapat menjadi seorang
fasilitator yang sukses:

1) Mendengarkan dan tidak mendominasi. Karena siswa merupakan pelaku


utama dalam pembelajaran, maka sebagai fasilitator guru harus memberi
kesempatan agar siswa dapat aktif. Upaya pengalihan peran dari fasilitator
kepada siswa bisa dilakukan sedikit demi sedikit.
2) Bersikap sabar. Aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses yang
kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama dengan guru
telah merampas kesempatan belajar siswa.

10
Aat Hidayat. 2016. Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Prinsip Penyampaian Pelajaran Sesuai
Kemampuan Siswa. Jurnal Penelitian. 10(01): 186-187

10
3) Menghargai dan rendah hati. Guru berupaya menghargai siswa dengan
menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan
pengalaman mereka
4) Mau belajar. Seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan siswa
apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka.
5) Bersikap sederajat. Guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar bisa
diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya
6) Bersikap akrab dan melebur. Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan
dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal
realtionship), sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam
berhubungan dengan guru.
7) Tidak berusaha menceramahi. Siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan
keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri
sebagai orang yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagai
pengalaman dengan siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya
diantara keduanya.
8) Berwibawa. Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang
akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan
kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap
menghargainya.
9) Tidak memihak dan mengkritik. Di tengah kelompok siswa seringkali terjadi
pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan
berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda
pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
10) Bersikap terbuka. Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh
kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga
jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu,
agar siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar
11) Bersikap positif. Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya
dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya

11
mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap
siswa adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan

12
3) PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam pembelajaran,
yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Pada hadis pertama Rasulullah menjelaskan suatu arti kata dengan memberikan
isyarat, seperti menjelaskan tentang haraj. Beliau menggunakan jari beliau untuk
menjelaskan kepada sahabat dengan mendemonstrasikan badan dan tangan beliau seolah-
olah memukul lawan yang ada di hadapannya. Hal ini dimaksudkan agar kalimatnya
mudah dipahami oleh para sahabat.
Pada hadis kedua Hadis di atas menginformasikan bahwa media yang diterapkan
Nabi agar ajaran agamanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya, antara lain dapat
dilihat dengan melalui media perbuatan Nabi sendiri, di mana beliau memberikan contoh
langsung yang dikenal dengan istilah uswah hasanah (contoh teladan yang baik).
Adapun peran guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar
(facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani
mengemukakan pendapat secara terbuka.

13

Anda mungkin juga menyukai