Anda di halaman 1dari 10

ISLAM INTERDIPLINER

Untuk memenuhi salah satu ulangan akhirs semester Islam interdispliner


Dosen Pengampu : Iman Sumarlan, S.IP, M.HI

Di Susun Oleh :
Annisa Rizkyta Putri 1700005031

PRODI STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


YOGYAKARTA
2020/2021
1. Jelaskan landasan dan tujuan pendidikan Islam yang terdapat dalam QS Al Baqoroh ayat 30
– 32 ?
Jawab :
ُ ِ‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قاَلُوْ ااَتجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيْها َ ويَ ْسف‬ ٓ ٰ ۡ َ ُّ‫وا ْذ قَا ل رب‬
‫ك الدِّمآ َء ۚ َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَ ِّد‬ ِ ْ‫ك لِل َمل ِِٕٕٮ َك ِة اِنِّ ْي جاَ ِع ُل فِى ااْل َر‬ َ َ َِ
۳۰ َ‫سُ لَكَ ۗ قا َ َل اِنِّ ࣤي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬

ٰ ‫ق َل اَ ْن ۢبئُونِ ْي بِا َ ْس َم ۤا ِء ٰهٓؤُاَل ۤ ِء اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬


۳۱ َ‫ص ِدقِ ْين‬ َ ‫َو َعلَّ َم ٰا َد َم ااْل َ ْس َمآ َء ُكلَّهاَثُ َم ع ََر‬
َ َ‫ضهُ ْم َع َل ال َملئ َك ِة ف‬

۳۲‫ك اَ ْنتَ ْال َعلِ ْي ُم ْال َح ِك ْي ُم‬


َ َّ‫ك اَل ِع ْل َم لَنَٓا اِاَّل َما َعلَّ ْمتَنَا ۗاِن‬
َ َ‫قَالُوْ ا ُسب ْٰحن‬

tujuan merupakan suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai
di laksanakan. Tujuan pendidikan Islam yang paling utama adalah beribadah kepada Allah,
dan kesempurnaan insani yang bertujuan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Bagaimana menurut pandangan anda terhadap konsep mutarobbi (Peserta didik) menurut
Islam ?
Jawab :
Mutarrabi adalah orang yang di didik dan orang yang diasuh dan orang yang dipelihara.
Defenisi Mutarabbiadalah lawan dari defenisi murabbi yaitu pendidik, pengasuh, sedangkan
mutarabbi adalah yang dididik dan diasuh.

Mutarabbi merupakan istilah untuk menyebut orang-orang yang ikut dalamkelompok


tarbiyah islamiyah dalam kedudukannya sebagai orang yang dibina.Kata lain untuk
menyebut mutarabbi adalahmentee,binaan, anggota danmad’u(Wijaya, 2009).Secara umum,
tujuan mutarabbi memutuskan untuk mengikuti program tarbiyah adalah untuk berproses
menjadikan diri sebagai individu yangberkarakter islami (Wijaya, 2009) dan memiliki
keluarga kecil sebagai tempatberbagi dan membantu menyelesaikan persoalan hidup (As-
Siisiy,2001).
• Thalib : orang yang menuntut ilmu
• Muta'allim : orang yang belajar
• Murid : orang yang berkehendak/ingin tahu.
Pada masa Nabi SAW peserta didik bervariasi dari berbagai kalangan tanpa diskriminasi.

Keutamaan peserta didik


1. Terhindar dari Kutukan Allah (HR. At-Tirmidzi)
2. Menempati Posisi Terbaik (HR. Bukhori)
Syarat-syarat Peserta Didik
1. Ikhlas
2. Menghormati Guru
3. Menyayangi Teman

Ciri-ciri Peserta Didik yang Baik (Al-Ghazali)


1. Terhindar dari sifat tercela
2. Jauh dari cinta dunia (perbuatan sia-sia/laghwi)
3. Tawadhu
4. Mendahulukan mempelajari yang wajib
5. Jangan mempelajari dahulu yang kontroversial
6. Mempelajari ilmu secara bertahap
7. Hendaklah tidak mempelajari disiplin ilmu lain sebelum menguasai suatu disiplin ilmu.
8. Hendaklah mengenal “nilai” setiap ilmu yang dipelajari.

Karakteristik Peserta Didik


1. Memiliki Potensi lentur (fitrah manusia berkembang sesuai lingkungan) = arahkan sesuai
tuntunan Islam.
2. Memiliki Martabat
3. Terdiri dari Jasmani dan Rohani
4. Memiliki kesamaan derajat
5. Memiliki perbedaan fisik (warna kulit, karakter)
6. Memiliki perbedaan Kecerdasan
7. Memiliki perbedaan emosional
3. Jelaskan konsep Taklim, Tarbiyah, dan Ta’dib dalam pendidikan Islam?
Jawab :
a. Taklim
Kata taklim berasal dari kata ‫ علم‬berarti mengajar yang bersifat menyampaikan
pengertian pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana disebutkan dalam surah al
Baqarah ayat 31 berikut :
‫َو َع َّل ا َد َم ااْل َ سْمآ َء ُكلَهَا‬

“ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama – nama (benda – benda ) seluruhnya”

Selain itu, kata talim juga berasal dari kata alama – ya’lamu yang berarti mengucap
atau memberi tanda. Kata Talim juga berasal dari kata alima – ya’lamu yang berarti
memberi atau memberi tanda.

Berdasarkan uraian akar kata talim diatas, dapat dipahami bahwa talim mengacu
pada istilah sekarang yang sebut pengajaran. Pengajaran merupakan suatu usaha
untuk mengenal dan memahami sesuatu yang benar. Pengajaran memberikan
pengetahuan dengan cara transfer knowledge. Murid memahami dan mengerti apa
yang telah disampaikan oleh guru. Pengajaran ini untuk meningkatkan intelektualitas
dan daya berpikit peserta didik, dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Dalam pengertian lain, kata talim memiliki konotasi khusus yang merujuk kepada
ilmu, sehingga disebut pengajar ilmu atau menjadi orang yang berilmu, yakni
mendorong dan menggerakkan daya jiwa atau akal seseorang untuk menjadi belajar
menuntut ilmu agar ia memiliki ide, gagasan, memahami hakikat sesuatu. Jadi, kata
Talim dapat dimaknai secara khusus depan memberikan aktivitas pembelajaran.

b. Tarbiyah
Tarbiyah merupakan istilah yang baru muncul pada perempat, kedua abad ke 20,
sehingga penggunaan istilah tarbiyah tidak ditemukan dalam refrensi klasik
karena refrensi klasik menggunakan term talim,ilm,adab, dan tahdzib.
Istilah tarbiyah berasal dari tiga kata berikut.
a. Raba – yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh
b. Rabba – rabiya – yarba yang berarti tumbuh dan berkembang dan menjadi
besar.
c. Rabba – yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai memimpin, menjaga
dan memelihara.

Penggunaan asal kata tersebut terdapat dalam beberapa surah alquran


diantaranya surah Al – Isra yang artinya “ Wahai Tuhanku, Kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mengasihiku waktu kecil”.

Juga terdapat dalam surah As- Syuara ayat 18 yang artinya, “ Firaun menjawab:
Bukankah kami telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami waktu kamu masih
kecil dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu”.

Makna dasar istilah rab, Rabiya dan rabba tidak secara alami mengandung unsur
ensesial pengetahuan, intelegensia, dan kebijakan. Namun, menurut beberapa
pendapat, seperti An – Nahlawi, tarbiyah berarti memelihara fitrah anak,
menumbuhkan seluruh bakat dan kesiapannya, mengarahkan seluruh fitrah dan
bakat menjadi baik dan sempurna, dan bertahap dalam prosesnya.

Adapun menurut Baidlowi, makna tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu sampai


menuju titik kesempurnaan sedikit demi sedikit. Al-Ishfahani juga memberikan
makna bahwa tarbiyah adalah menumbuhkan sesuatu secara bertahapvyang
dilakukan setapak demi setapak sampai pada batas kesempurnaan.

Makna secara lengkap istilah tarbiyah jika ditinjau dari asal bahasanya, menurut
Abdurrahman sebagai berikut.

(1) Memelihara dan menjaga fitrah manusia.

(2) Mengembangkan potensi dan kelengkapan manusia yang beraneka ragam.

(3) Mengarahkan fitrah dan potensi manusia menuju kesempurnaannya.

(4) Melaksanakan secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak.


Berdasarkan beberapa pendapat terkait istilah tarbiyah, dapat disimpulkan bahwa
tarbiyah merupakan proses pendidikan secara bertahap sesuai dengan tingkat
perkembangan manusia dalam rangka menjaga dan mengembangkan fitrah yang ada
dalam dirinya sampai menuju kepada kesempurnaan, sehingga ia mampu
menempatkan fitrahnya pada tempat yang semestinya sebagai manusia yang memiliki
miai rahmatan lil'alamin.

c. Tadib
Kata ta'dib diterjemahkan menjadi pelatihan dan pembiasaan. Kendati demikian,
istilah ta'dib memiliki beberapa kata dasar berikut.
(1) Berasal dari kata adaba-ya'dubu yang berarti melatih dan mendisiplinkan diri
untuk berperilaku yang baik dan sopan.
(2) Berasal dari kata adaba-ya'dibu, yang berarti mengadakan pesta atau jamuan,
atau berbuat dan berperilaku sopan.
(3) Bentuk kata kerja dari ta'dib, yakni addaba yang berarti mendidik, melatih,
memperbaiki, mendisiplinkan, dan memberi tindakan.
Berdasarkan pada kata dasar ta'dib di atas, maka penggunaan ta'dib berorientasi
terhadap pembentukan suatu perilaku sebagai penyempurna akhlak atau budi pekerti.
Penggunaan istilah ta'dib sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut.
‫ادب بني ربي فاحسن تاديبا‬

Tuhanku telah mendidikku dan dengan demikian menjadikanku yang terbaik"


Berdasarkan hadis tersebut, Syed Muhammad Naquib Al-Attas mendefinisikan
pendidikan
Islam menggunakan istilah ta'dib, karena memaknainya dengan mendidik, yang
berorientasi terhadap perubahan perilaku ke arah positif.

Al-Attas sangat gigih memertahankan pendapatnya bahwa pendidikan Islam lebih tepat
menggunakan istilah ta'dib yang di dalamnya telah mencakup semua aspek, baik
pengajaran, pengetahuan, maupun pengasuhan.
Menurut Al-Attas istilah ta'dib adalah yang paling tepat. Alasan Al-Attas cenderung
menggunakan istilah ta'dib karena adab berkaitan erat dengan ilmu. Ilmu tidak bisa
diajarkan dan ditularkan kepada murid kecuali guru tersebut memiliki adab yang tepat
terhadap ilmu pengetahuan dan berbagai bidang.

Adab sangat ditekankan oleh Al-Attas, sebab dalam proses pendidikan Islam, adab
bertujuan untuk menjamin bahwa ilmu yang diperoleh akan dipergunakan secara baik
dalam masyarakat.

4. Jelaskan salah satu metode mendidik dalam pendidikan Islam ?


Metode ceramah yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian
pengertian-pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan
atau penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk
memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
 Dilakukan dengan cara penerangan dan penuturan lisan.
 HR. Bukhori tentang penghuni neraka kebanyakan perempuan karena banyak
melaknat dan mengingkari pasangan.
 Manfaat (Armai Arief)
1. Suasana kelas dapat dimonitor
2. Tenaga dan waktu efisien
3. Pelajaran cepat
4. Melatih murid menggunakan pendengaran dengan baik.

5. Sebutkan 3 cara upaya pengilmuan islam menurut Ismail Raji Al Faruqi, Prof. Dr. M.
Amin Abdullah dan Prof . Dr Imam Suprayogo ?
Latar belakang pemikiran islamisasi ilmu Ismail Raji Al Faruqi
1. Malaisme atau krisis pemikiran yang melanda negara – negara muslim.
2. Pendidikan yang diperoleh al Faruqi adalah perpaduan dari pendidikan
3. Romantisme al-Faruqi terhadap masa kejayaan Islam.
Dilukiskan dengan Teori jaring laba-laba (spider web) yang digagas oleh Amin
Abdullah berkaitan dengan horison keilmuan Islam. Bukan saja bertujuan untuk
mengembangkan kerangka ilmu- ilmu dasar keislaman yang bersifat normatif, tetapi
juga ingin mengintegrasikan-nya dengan ilmu sekular yang bersifat empiris-rasional.

Menurut Amin Abdullah, gambar jaring laba-laba keilmuan:

• mengilustrasikan hubungan yang bercorak teoantroposentris-integralistik.

• Tergambar bahwa jarak pandang dan horizon keilmuan integralistik begitu luas
sekaligus terampil dalam perikehidupan sektor tradisional maupun modern
lantaran dikuasainya salah satu ilmu dasar dan keterampilan yang dapat menopang
kehidupan era informasi-globalisasi.

• Mampu menangani dan menganalisis isu-isu yang menyentuh kemanusiaan dan


keagamaan era modern dan pasca modern dengan dikuasainya berbagai
pendekatan baru yang diberikan oleh ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial dan
humaniora kontemporer.

• Dalam setiap langkah yang ditempuh, selalu dibarengi landasan etika-moral


keagamaan yang objektif dan kokoh, karena keberadaan al-Qur’an dan Sunnah
yang dimaknai secara baru selalu menjadi landasan pijak pandangan hidup
(weltanschauung) keagamaan manusia yang menyatu dalam satu tarikan nafas
keilmuan dan keagamaan.

• Kesemuanya diabdikan untuk kesejahteraan manusia secara bersama-sama tanpa


pandang latar belakang etnisitas, agama, ras maupun golongan.

Pohon ilmu merupakan pendekatan yang dikenalkan oleh Prof. Dr. H. Imam
Suprayogo.

Uraian Model Pohon Ilmu

1. AKAR
• Akar yang kukuh menghunjam ke bumi itu digunakan untuk menggambarkan
kemampuan berbahasa asing (Arab dan Inggris), logika dan filsafat, ilmu-ilmu
alam dan ilmu-ilmu sosial.

• Bahasa Arab digunakan sebagai piranti mendalami ilmu-ilmu yang bersumber dari
al-Qur’an dan hadis nabi serta kitab-kitab.

• Penggunaan bahasa Inggris sebagai piranti mendalami ilmu pengetahuan dan


teknologi kontemporer dan bahasa pergaulan internasional.

• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, kemampuan logika/filsafat, ilmu alam


dan ilmu social.

2. Batang

• Batang yang kukuh digunakan untuk menggambarkan ilmu-ilmu yang terkait dan
bersumber langsung dari al-Qur’an dan hadis Nabi (studi al-Qur’an, studi hadis,
pemikiran Islam, dan sirah Nabawiyah).

• Ilmu semacam ini hanya dapat dikaji dan dipahami secara baik oleh mereka yang
telah memiliki kemahiran bahasa Arab, logika, ilmu alam dan ilmu sosial.

3. Dahan dan ranting

• Dahan dan ranting dari pohon yang kukuh dan rindang tersebut ==> untuk
menggambarkan disiplin ilmu modern yang menjadi minat mahasiwa.

• Disiplin ilmu modern itu misalnya: ilmu kedokteran, filsafat, psikologi, ekonomi,
sosiologi, teknik serta cabang-cabang ilmu lainnya.

• Pohon selalu membutuhkan sari pati makanan yang diperoleh dari tanah, diserap
oleh akar, dibawa melalui batang ke dahan, ranting dan daun. Oleh daun sari pati
makanan itu diolah dengan bantuan sinar matahari yang disebut asimilasi.

• Hasil olahan sari pati makanan itu dikirim ke seluruh bagian pohon agar tetap
hidup dan berkembang, dan selanjutnya berbuah. Begitu pula jika pohon itu
digunakan sebagai metafora bangunan ilmu.
• Tanah dimana pohon itu tumbuh, digunakan untuk menggambarkan betapa
pentingnya aspek kultural yang harus ada pada setiap upaya pendidikan, lebih-
lebih pendidikan agama islam.

Anda mungkin juga menyukai