Anda di halaman 1dari 13

A.

Landasan Al-Qur’an Tentang Metode Pendidikan


Ayat-ayat yang menjelaskan tentang metode pendidikan :

Artinya : Wahai Rasul, Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepada -


mu. Jika tidak engkau lakukan apa yang diperintahkan itu berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari gangguan manusia.
Sungguh, Allah tidak membari petunjuk kepada orang-orang kafir.
Dalam ayat tersebut kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW wajib meneladaninya
dalam kehidupan sehari-hari maupun bermasyarakat, bagi orang tua wajib mendidik
anak-anaknya untuk meniru perilaku Rasulullah.
Q.S Ibrahim : 24-25

ٌ ِ‫ب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة طَيِّبَ ٍة َأصْ لُهَا ثَاب‬
‫ت َوفَرْ ُعهَا فِي‬ َ َ‫َألَ ْم ت ََر َك ْيف‬
َ ‫ض َر‬
‫ال َّس َما ِء‬
Artinya : Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baikseperti pohon yang baik, akarnya kuat dan
cabangnya menjulang ke langit. (Q.S. Ibrahim : 24)

ٍ ‫تُْؤ تِي ُأ ُكلَهَا ُك َّل ِح‬


ِ َّ‫ين بِِإ ْذ ِن َربِّهَا ۗ َويَضْ ِربُ هَّللا ُ اَأْل ْمثَا َل لِلن‬
َ‫اس لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُون‬
Artinya : Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin
Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu
ingat. (Q.S Ibrahim : 25)

Ayat tersebut menggambarkan tentang bagaimana cara manusia untuk mensyukuri


dan mentafakuri apa yang telah diciptakan Allah untuk di ambil hikmahnya.

B. Pengertian Metode Pendidikan


Metode itu dapat diartikan juga sebagai jalan baik atau jalan yang dilalui.
Metode berasal dari dua kata yakni "meta" yang berarti 'melalui' dan hodos yang
artinya suatu "jalan atau cara". maka dengan ini dapat ditelaah bahwasannya metode

1
merupakan suatu jalan atau cara yang akan dilalui untuk mencapai tujuan tertentu
atau suatu tujuan yang akan dikehendaki1.
Metode berasal dari bahasa Arab yang dikenal dengan istilah ‘Thariqah’, yang
berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakuakan suatu
pekerjaan. Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi
yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan
kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
1. Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang didalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang
cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
3. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar
merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran.
4. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar, bermakna segala
kegiatan yang terarah, yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-
kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan muridnya,
dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk
mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada
tingkah laku mereka2.
Sedangkan pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam sejarah umat manusia, hampir
tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat
pembudayaan dan peningkatan kualitas hidupnya. Pendidikan dibutuhkan manusia
untuk menyiapkan
masa depan. Metode pendidikan merupakan salah satu aspek pembahasan yang
digunakan sebagai alat untuk menyajikan bahan pelajaran, yang dapat menunjang
keberhasilan suatu ilmu pengetahuan yang disampaikan.

1
Rasyidin, Waini. Dkk. 2006. Filsafat Pendidikan.(Bandung. UPI PRESS) hlm.163
2
Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, 2010. Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi aksara),hlm.89
2
C. Macam-macam Metode Pendidikan
Beberapa macam metode pedidikan yaitu :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode dengan cara memberikan penjelasan
kepada siswanya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan pada waktu dan
tempat yang tertentu. Metode ini juga masih sering digunakan oleh sejumlah
guru atau instruktur3.
Metode ini terilhami dari kisah Nabi Musa A.S ketika menyampaikan
permohonan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman Q.S Thaha :

‫يفقهوا قولي واحلل عقدة من لساني ويسر لي أمري قال رب اشرح لي صدري‬
Artinya : Berkatalah Musa : Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan
mudahkanlah untukku urusannku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku supaya
mengerti perkataanku. (Q.S Thaha : 25-28)
Ayat ini menjelaskan dalam proses pembelajaran penyampaian materi melalui
metode ceramah harus jelas, logis dan berbobot, sehingga peserta didik cepat
memahami.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode dengan cara memberikan suatu per -
masalahan kepada peserta didik untuk dipecahkan dan masing-masing
memberikan argumentasinya untuk memperkuat dan mempertahankan pendapat
yang dikemukakan.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nahl :

َ ‫سنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْل ُه ْم بِالَّتِي ِه َي َأ ْح‬


َّ‫سنُ ۚ ِإن‬ َ ‫سبِي ِل َربِّكَ بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو ِعظَ ِة ا ْل َح‬
َ ‫ع ِإلَ ٰى‬ُ ‫ا ْد‬
َ‫سبِيلِ ِه ۖ َوه َُو َأ ْعلَ ُم بِا ْل ُم ْهتَ ِدين‬َ ْ‫ض َّل عَن‬ َ ْ‫َربَّ َك ُه َو َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

3
Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, 2010. Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi aksara), hlm 90.
3
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
(Q.S An-Nahl : 125)
Ayat ini menjelaskan bahwa keberadaan diskusi itu perlu tapi harus dengan cara
yang baik dan sopan sehingga tidak terjadi keributan pada saat berlangsungnya
proses tersebut.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperlihatkan
atau memperagakan suatu kegiatan dengan menggunakan alat atau media
pembelajaran, sehingga mudah dipahami oleh peserta didik bagaimana proses
tersebut berjalan. Metode ini juga sangat tepat untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan peserta didik.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Balad :

‫َو َه َد ْينَاهُ النَّ ْج َد ْي ِن‬


Artinya : Dan kami telah menunjukan kepadanya dua jalan kebajikan dan
kejahatan. (Q.S Al-Balad : 10 ).
Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak sangat sulit karena
penuh dengan tanggungjawab dan bagaimana membawa mereka pada kebaikan
dalam berbagai bidang kehidupan4.
4. Metode Penugasan
Suatu metode yang menyajikan bahan pelajaran dimana seorang guru mem-
berikan sejumlah tugas untuk dikerjakan oleh muridnya, kemudian mereka
disuruh untuk mempertanggungjawabkan hasil dari yang mereka kerjakan.
5. Metode Sosiodrama
Suatu cara mengajar dengan cara pementasan semacam drama atau sandiwara
yang diperankan oleh sejumlah siswa dan dengan menggunakan naskah yang
telah disiapkan terlebih dahulu.
6. Metode Latihan (Drill)

4
Al Aziz, Abdul, Shalih. 2008. At Tarbiyah Wa Thuriq Al Tadris, Kairo. Maarif. dalam Ramayulis, 2008.
Metodologi Pndidikan Agama Islam. (Jakarta : Kalam Mulia)hlm.167
4
Suatu cara mengajar yang digunakan dengan cara memberikan latihan yang
diberikan guru kepada murid agar pengetahuan dan kecakapan terentu dapat
menjadi atau dikuasi oleh anak.
7. Metode Proyek
Metode mengajar dengan cara memberikan bermacam-macam permasalahan
dan anak didik bersama-sama menghadapi masalah tersebut dan memecahkan -
nya secara bersama-sama dengan mengikuti langkah-langkah secara ilmiah,
logis, dan sistemastis. Metode ini disebut juga dengan metode pengajaran unit.
Tujuan metode ini adalah untuk melatih anak didik agar berfikir ilmiah, logis,
dan sistematis.
8. Metode Karyawisata
Metode ini adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa
ke suatu tempat atau objek yang bersejarah atau memiliki nilai pengetahuan
untuk mempelajari dan menelilti sesuatu.
9. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi ada pula
dari siswa kepada guru.
10. Metode Experimen
Suatu metode yang dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu terutama yang
bersifat objektif, seperti ilmu pengetahuan alam, baik dilakukan di dalam/di luar
kelas maupun dalam suatu laboratorum tertentu. Metode pemahaman dan
penalaran.
11. Metode Kisah atau Cerita
Metode yang mengajarkan dengan cara menyampaikan suatu materi pelajaran
yang berupa kisah atau cerita untuk diambil pesan-pesan yang baik dan yang
terkandung di dalamnya.
12. Metode Tutorial
Metode yang mengajarkan dengan cara memberikan bantuan tutor, setelah
siswa diberikan bahan ajar, kemudian siswa itu diminta untuk mempelajari
bahan ajar tersebut.
5
13. Metode Perumpamaan
Sebuah metode yang penyajiannya dengan cara menggambarkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain atau yang serupa sehingga mudah dipahami dan
dimengerti oleh peserta didik.
14. Metode Suri Tauladan
Metode yang mengajarkan dengan cara memberikan contoh yang baik dalam
bentuk perbuatan, ucapan dan tingkah laku kepada peserta didik sehingga
menumbuhkan hasrat peserta didik untuk meniru dan mengikutinya5.
15. Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Metode yang mengajarkan dengan cara memberikan peringatan kepada
seorang atas sekelompok anak yang melakukan suatu kesalahan dan
memberikan motivasi yang baik agar memiliki keinginan untuk memperbaiki
kesalahannya dan mempunyai keinginan untuk mempelajari sesuatu.
16. Metode Praktek
Metode mendidik dengan cara memeberikan suatu alat atau media pem -
belajaran yang lain untuk memudahkan dalam mempraktekan suatu materi yang
akan dipelajari.
17. Metode Pemberian Ampunan dan Bimbingan
Metode mendidik dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memperbaiki tingkah lakunya yang buruk dan memberikan bimbingan
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik.
18. Metode Tulisan
Metode yang mengajarkan dengan cara penyajian huruf atau simbol apapun
yang bertujuan untuk mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak
diketahui oleh peserta didik.

D. Urgensi Metode Pendidikan


1) Urgensi Metode Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Makna metode pembelajaran dalam proses pendidikan Islam yaitu
merupakan metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk
5
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. (Bandung : Remaja Rosdakarya)hlm.89
6
mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu
pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan
disbanding dengan materi sendiri. Sebuah adigum mengatakan bahwa ‘al-
Thariqat Ahamm Min al-Maddah” (metode jauh lebih penting disbanding
materi), adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih
disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yag disampaikan
sesungguh nya tidak terlalau menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik,
karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri
kurang dapat dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang
tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu
yang tidak efisien.
Metode, dalam bahasa Arab, di kenal dengan istilah Thariqat yang berarti
langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila
dihubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut haruslah diwujudkan
dalam proses pendidikan, dalam rangka perkembangan sikap mental dan
berkepribadian agar peserta didik menerima materi ajar dengan mudah, efektif
dan mudah dicerna6.
Secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method). Metode
berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu
pengetahuan. Ia merupakan jawaban atas pertanyaan “Bagaimana”.
Metodik(methodentik) sama artinya dengan metodologi, (methodology), yaitu
suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan
digunakan dalam penilitian.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapat tujuan pendidikan. Banyak orang yang
menerjemahkan atau menyamakan pengertian “metode” dengan “cara”. Ini tidak
seluruhnya salah. Memang metode dapat juga diartikan dengan cara. Untuk
mengetahui pengertian metode secara tepat, dapat kita lihat penggunaan kata

6
DR.H.samsul Nizar, M.A,2002. Filsafat Pendidikn Islam Pendekatan Historis, Teoris, dan Praktis,
(Jakarta: Ciputat pers),hlm.72-73
7
metode dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris ada kata way dan ada kata
method. Dua kata ini sering diterjemahkan cara dalam bahasa Indonesia.
Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara adalah kata way itu, bukan kata
method.
Metode adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian
“cara yang paling tepat dalam melakukan sesuatu.” Ungkapan “paling tepat dan
cepat” itulah yang membedakan method dan way (yang juga berarti cara) dalam
bahasa Inggris.
Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja
dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karena
itulah suatu metode merupakan hasil eksperimen. Kita tahu, sesuatu konsep yang
dieksperimenkan haruslah telah lulus uji teori, dengan kata lain suatu konsep
yang telah diterima secara teoritis yang boleh dieksperimenkan.
Metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi,
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
a) Ceramah
b) Demonstrasi
c) Diskusi
d) Simulasi
e) Laboratorium
f) Pengalaman lapangan
g) Brainstorming
h) Debat
i) Simposium, dan sebagainya.
Metode mengajar adalah cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Metode mengajar dapat juga
diartikan dengan cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan
8
hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses
pembelajaran.
Metode mengajar bisa juga dikatakan sebagai berikut, Merupakan salah satu
komponen daripadav proses pendidikan. Merupakan alat mencapai tujuan, yang
didukungv oleh alat-alat bantu mengajar. Merupakan kebulatan dalam suatuv
sistim pendidikan7.
2). Urgensi Metode Pembelajaran
Metode merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik. Metode
pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada kepentingan peserta didik,
para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator, ataupun
hanya sebagai instruktur. Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam
mendidik peserta didiknya harus disesuaikan dengan tuntutan dan karakteristik
peserta didiknya. Ia harus mengusahakan agar pelajaran yang diberikan kepada
peserta didiknya mudah diterima.
Seorang guru dituntut agar mempelajari berbagai metode yang digunakan
dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, seperti bercerita, mendemostrasikan,
mencobakan, memecahkan masalah, mendikusikan yang digunakan oleh ahli
pendidikan Islam dari zaman dahulu sampai sekarang, dan mempelajari prinsip-
prinsip metodologi dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Penggunaan metode dalam suatu mata pelajaran bisa lebih dari satu macam.
Metode yang variatif dapat membangkitkan motivasi belajar anak didik. Dalam
pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus mempertimbangkan aspek
efektivitasnya dan relevansinya dengan materi yang disampaikan.
Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan proses
pembelajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai diterminasi kualitas
pendidikan. Metode pengajaran haruslah dapat dengan dilakukan dengan cepat
dan efektif. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami
murid secara sempurna. Dalam ilmu pendidikan sering juga dikatakan bahwa
pengajaran yang tepat adalah pengajaran yang berfungsi pada murid.

7
Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, 2010. Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi aksara),hlm.91-92
9
“Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan
mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran yang cepat adalah pengajaran
yang tidak memerlukan waktu lama.
Apakah metode itu penting bagi setiap pengajaran? Untuk menjawab
pertanyaan ini, marilah kita berbincang-bincang tentang hakikat metodik itu.
Setiap orang yang berkewajiban melakukan tugas, kepadanya dituntut agar
memangku kewajiban itu sepenuh tanggung jawab. Setiap kewajiban berisi tuga,
dan setiap tugas harus dilaksanakan. Suatu tugas selesai dilaksanakan setelah
tujuan yang dituju petugas itu tercapai8.
Pengajaran agama Islam adalah suatu tugas yang setelah itu barulah kita
mengetahui garis temu antara kedua lingkaran tersebut mempunyai
permasalahan yang berkembang, karena obyeknya, situasinya dan tugasnya
berkembang pula. Metodik membuat si pelaksana tugas atau guru dapat
mencapai tujuan dengan tepat dan cepat. Hasilnya dapat diyakini, dan kalau
perlu dapat diperiksa kembali jalan pengajaran itu. Dengan menelusuri kembali
jalan pengajaran itu kita dapat menemukan kelemahan-kelemahan yang telah
dilakukan dan dengan itu dapat diperbaiki. Hal yang demikian tidak atau sukar
dilakukan jika kita tidak mengikuti suatu metode yang tepat. Guru dituntut agar
menguasai metodik pengajaran, agar bahan pelajaran yang diajarkan dapat
diterima dan dicerna oleh siswa.
Sebuah adigum mengatakan bahwa ‘al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah”
(metode jauh lebih penting disbanding materi), adalah sebuah realita bahwa cara
penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun
sebenarnya materi yag disampaikan sesungguh nya tidak terlalau menarik.
Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang
kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna oleh peserta didik.
Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan
berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.

8
Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, 2010. Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi aksara),hlm.97
10
E. Pemilihan Metode Dalam Proses Pendidikan
1. Pertimbangan Guru Dalam Pemilihan Multi Metode
Berdasarkan hasil temuan penelitian Dalam pemilihan multi metode
pertimbangan pertama adalah :
a. Waktu
Karena keterbatasan waktu tiap pertemuan harus mempertimbangkan agar
terjadi efisiensi waktu pertemuan dengan jumlah waktu pertemuan per
semesternya yang sudah direncanakan. Dengan kata lain mencapai tujuan
pembelajaran hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah jumlah
pertemuan, kompetensi dasar dan alokasi waktu. Dari ketiga hal tersebut
dihitung memerlukan yang sebelumnya sudah dihitung dalam semester
program, dan program tahunan. Jika waktu sudah dicurangi dengan baik
guru melihat kondisi dilapangan nantinya9.
b. karakter siswa
Setiap kelas memiliki karakter yang berbeda-beda. Siswa memiliki cara
belajar sendiri dan setiap orang cara belajarnya berbeda-beda. Seperti yang
dijalankan oleh Djamarah (2010: 1) yaitu “seorang guru dituntut untuk setiap
bahan pelajarannya bisa dikuasai anak didiknya dengan berbagai macam
keberagaman anak didiknya, hal ini dirasa sulit oleh guru. Kesulitan itu
karena anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang
berlainan ”. Sebagai guru harus dapat menimbulkan suasana yang
menyenangkan dengan berbagai macam karakter siswa dikelas, untuk
penggunaan multi metode yang bisa menjadi solusi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
c. kesesuaian materi dengan metode
Dalam pemilihan multi metode haruslah menarik perhatian siswa. Dalam
menarik perhatian siswa, mudah maka dari itu diperlukan kesesuaian metode
pembelajaran dengan materi pembelajaran, contohnya: materi globalisasi
akan lebih menarik jika menggunakan metode debat karena materi tersebut
memiliki pro dan kontra yang bisa diperdebatkan. Dengan kesesuaian materi
dengan metode yang digunakan bisa menimbulkan minat siswa untuk lebih
aktif. Jika metode yang digunakan membuat siswa antusias untuk mengikuti
pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan Ahmadi (2005: 52) bahwa “semakin baik metode
mengajar, semakin efektif pula tujuan tujuan”.
d. Media yang mendukung
Dalam pemilihan metode guru perlu memperhatikan media yang
mendukung, media yang diperlukan harus tak terkalahkan dengan
9
Kurniawan, Syamsul. 2016.Ilmu Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Penerbit Ombak)hlm.39
11
kemampuan guru dan pengaruh alat, selain itu faktor yang siap dalam
mempersiapkan media. Penggunaan media sangat penting agar pembelajaran
lebih menarik dan membangkitkan semangat belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan Sudjana (2011: 99) bahwa “Media pembelajaran
dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif”.
2. Hambatan-Hambatan Dalam Pemilihan Multi Metode.
Berdasarkan temuan penelitian hambatan-hambatan dalam pemilihan multi
metode, hampir semuanya bersifat instrumental antara lain yaitu10:
a) menyelesaikan metode dengan tujuan, materi dan waktu pembelajaran
Pengaturan jam pelajaran yang lebih efektif dan kemampuan guru dalam
menggunakan media. Setiap metode pembelajaran yang tidak dapat
digunakan semua materi, memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadi
pertimbangan setiap metode dalam pemilihannya. Metode juga tidak perlu
dikalahkan dengan waktu yang ada. Baik alokasi waktu tiap pertemuan atau
jumlah pertemuan persemesternya, semua harus disesuaikan agar multi
metode bisa mendukung proses pembelajaran secara efektif dan tidak terlalu
banyak waktu. Metode pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran.
Metode yang digunakan harus bisa mendukung tujuan pembelajaran.
Tidak mungkin jika tujuan pembelajarannya mampu menunjukan sikap
positif terhadap Pancasila, guru menggunakan metode ceramah, malas akan
berhasil. Metode yang dipilih harus bisa mendukung tujuan pembelajaran.
b) Pada saat pemilihan multi metode kita juga perlu memperhatikan media yang
mendukung, Penggunaan media juga harus memperhatikan faktor dalam
penggunaan media tersebut. Media pembelajaran agar siswa tertarik dengan
pembelajarannya dan membangkitkan semangat belajar siswa sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam Pemilihan Multi Metode.
Untuk mengatasi hambatan dalam pemilihan multi metode yang diperlukan
dari guru untuk berinovasi mencari jalan keluar. Usaha guru dalam mengatasi
hambatan-hambatan tersebut antara lain: kelebihan dan kelemahan metode yang
akan digunakan, mengenal karakter siswa, menyiapkan media yang mendukung,
dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Keempat unsur diatas saling
berkaitan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang sudah dipaparkan pada
keempat unsur diatas.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru selalu merumuskannya lebih
dari satu, maka untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut guru harus
bekerja dengan baik, dan melihat kekurangan dan kelebihannya agar guru bisa
10
Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, 2010. Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi aksara),hlm.98
12
paham dalam menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai, hal ini sesuai dengan yang dikatakan Roestiyah (2008: 3) bahwa
“seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada setiap tehnik penyajian,
hal itu sangat perlu untuk menguasai setiap tehnik penyajian agar mampu
memahami, memahami dan terampil sesuai dengan tujuan pembelajaranya.
Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan memerlukan inovasi
guru. Inovasi guru bisa dimulai dari persiapan pembelajaran. Guru siapkan rupa
pembelajaran dengan berbagai metode yang menarik dapat membangkitkan
semangat belajar siswa. Dari rancangan pembelajaran guru yang sudah dibuat
bisa disesuaikan ketika guru masuk dikelas dan melihat kondisi siswa.
Guru harus dapat menciptakan Cipta mungkin ketika berada dikelas karena
pada saat di dalam kelas guru bisa saja dituntut untuk mengimprofikasi
pembelajaran jika keadaan tidak kondusif lagi, bahkan guru bisa melakukan
pembelajaran yang melenceng dari rancangan pembelajaran yang sudah
disiapkan semula. Jadi peran guru disini menjadi sentral ketika pembelajaran
tidak kondusif lagi dan memerlukan kreatifitas guru dalam mengolah
pembelajaran. Menciptakan suasana yang menyenangkan juga dapat dilakukan
dengan cara sederhana semisal dengan diselingi humor pada saat pembelajaran
atau dengan permainan. Dalam proses pembelajaran peran guru tidak lagi
sentral. Guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing, peran siswa harus lebih
aktif dalam proses pembelajaran11.
Untuk membuat siswa lebih aktif dengan cara penggunaan multi metode yang
lebih melibatkan peran siswa. Guru bisa memancingnya dengan memberikan
stimulus-stimulus tertentu yang bisa menarik perhatian siswa. Hal ini dapat
dilakukan dengan mempersiapkan media yang menarik agar siswa tertarik
dengan pembelajaran, dan untuk mengetahui kemampuan siswa untuk
memberikan pendapatnya yang dapat dilakukan dengan menumbuhkan budaya
bertanya agar siswa dikelas menjadi kritis terhadap suatu hal.

11
DR. H. Samsul Nizar, M.A, 2002. Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat pers), hlm 65-66
13

Anda mungkin juga menyukai