Anda di halaman 1dari 11

Implementasi Metode Ceramah dalam Perspektif al-Qur’an

dan Hadis pada Pendidikan Anak Sekolah Dasar

Khoirul Anam
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
Email: khoirul40802@gmail.com

Abstract
The right approach is required for learning to be obtained
correctly. This shows the importance of learning methods in the
process of adapting teaching and learning activities to the
personality of each student. One of the strategies taught in the
Qur'an and hadith is the lecture technique. The lecture technique
is a strategy in which the method of delivery is through oral
stories by the teacher to students. This study uses a qualitative
approach. This study found that the lecture method made
learning interesting for students by motivating students,
conducting question and answer sessions, and adding humor to
cool the class. The Qur'an and the hadith of the Prophet provide
a clear explanation of the lecture strategy. The lecture method
encourages everyone to engage in useful activities and provides a
high-quality education, imparting valuable knowledge to
everyone. Thus, the lecture strategy is powerful enough to be
used in the educational domain.

Keywords: al-Qur'an and Hadith, World of Education, Lecture


Methods.

Abstrak
Diperlukan pendekatan yang tepat agar pembelajaran dapat
diperoleh dengan benar. Hal ini menunjukkan pentingnya metode
pembelajaran dalam proses menyesuaikan kegiatan belajar
mengajar dengan kepribadian masing-masing siswa. Salah satu
strategi yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadis adalah
teknik ceramah. Teknik ceramah adalah strategi dimana cara
penyampaiannya melalui cerita lisan oleh pengajar kepada
siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam
studi ini menemukan bahwa metode ceramah membuat
pembelajaran menjadi menarik bagi siswa dengan memotivasi
siswa, melakukan sesi tanya jawab, dan menambahkan humor
untuk menyejukkan kelas. Al-Qur’an dan hadis Nabi memberikan
penjelasan yang jelas tentang strategi ceramah. Metode ceramah
mendorong setiap orang untuk terlibat dalam kegiatan yang
bermanfaat dan memberikan pendidikan yang berkualitas tinggi,
memberikan pengetahuan yang berharga kepada semua orang.
Dengan demikian, strategi ceramah cukup ampuh untuk
digunakan dalam domain pendidikan.

Kata Kunci: al-Qur’an dan Hadis, Dunia Pendidikan, Metode


Ceramah.

A. Pendahuluan

Proses transfer ilmu dari guru ke siswa disebut proses belajar. Agar
informasi dapat diterima dengan baik, perlu dilakukan dengan cara yang
benar. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya metode pembelajaran dalam
proses kegiatan belajar-mengajar dan betapa pentingnya bagi guru untuk
memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kepribadian siswanya serta
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan kelemahan dari metode tersebut.
Salah satu metode yang diajarkan dalam al-Qur’an dan hadis adalah metode
ceramah. Menurut Maurin dan Muhammadi, dalam (Prianto, Hamisi, and
Octaviana 2020), ia mengatakan bahwa metode ceramah ialah metode yang
cara penyampaiannya melalui penuturan secara lisan oleh pendidik
kepada peserta didik. Teknik ceramah lebih akurat untuk diterapkan pada
bidang ilmu yang tidak memerlukan perhitungan angka. Karena pembelajaran
dengan cara ceramah banyak berpusat pada guru, karena guru menanamkan
banyak informasi kepada siswa (Lefudin 2017).

Metode ceramah adalah salah satu cara Nabi Muhammad SAW


berdakwah kepada masyarakat Mekkah dan Madinah, di mana beliau secara
langsung mengajak sejumlah suku/kabilah di Mekkah untuk memeluk Islam.
Di bawah arahan Rasulullah SAW, Islam mulai berkembang melalui metode
ceramah ini, dimulai dengan fase dakwah dan berlanjut melalui fase Madinah.
Metode ceramah juga dapat diterapkan dalam ruang lingkup pendidikan, yang
mana ternyata hasil dari metode tersebut cukup memuaskan bagi
pembelajaran siswa.
Metode ceramah adalah metode pendidikan tradisional dimana
seorang guru menyajikan data atau informasi kepada siswa. Ini mengaitkan
antara komunikasi satu arah di mana siswa mengamati dan mencatat dan guru
terlibat dalam percakapan. Metode ini biasanya digunakan di bidang
pembelajaran seperti sekolah, perguruan tinggi atau universitas, di mana pada
zaman sekarang tidak hanya dilakukan secara offline, melainkan juga dapat
dilakukan secara online. Banyak peneliti telah melakukan penelitian ekstensif
tentang metode ceramah dan mengklaim bahwa metode ini dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dan keaktifan siswa di sekolah
(Amaliah, Fadhil, and Narulita 2014; Rikawati and Sitinjak 2020).
Peningkatan belajar siswa dengan metode ceramah, khususnya anak-
anak sekolah dinilai efektif dalam pembelajaran (Fatmawati and Rozin 2018;
2020). Metode ceramah dan diskusi digunakan untuk mengetahui bagaimana
pemahaman hukum Syara yang dilakukan di Majelis Ta’lim (Nurdaningsih et
al. 2023). Metode ceramah dan tanya jawab juga digunakan dalam memahami
tujuan dan fungsi al-Qur’an (Latifah et al. 2023). Metode ceramah sangat
efektif ketika berhadapan dengan jumlah siswa yang banyak, dan pengajar
pun dapat memotivasi atau mendorong siswa untuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar (Ramadhan 2022). Dari latar belakang yang dijelaskan,
tujuan makalah ini adalah membahas metode pembelajaran dengan cara
ceramah dalam perspektif al-Qur’an dan hadis pada dunia pendidikan anak
sekolah dasar.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka, dengan
mengambil data penelitian yang dihasilkan dari artikel jurnal, buku, laporan
dan sebagainya. Metode kualitatif merupakan alat yang bermanfaat dalam
riset implementasi. Karena menolong membagikan jawaban atas persoalan
lingkungan seperti bagaimana serta kenapa upaya pelaksanaan praktik terbaik
dapat sukses ataupun gagal (Hamilton and Finley 2019). Penelitian kualitatif
dimulai dengan hipotesis berdasarkan jalur penyelidikan. Tujuan seorang
peneliti kualitatif adalah untuk menemukan serangkaian variasi relevan yang
komprehensif dalam pengalaman atau praktik yang dipelajari yang terkait
dengan peran atau fungsi yang dimainkan oleh praktik itu dalam objek yang
dipelajari (Silbey and McKenna 2023).
Hasil dan Pembahasan
Analisis Metode Ceramah dalam Al-Qur’an

Metode ceramah dianggap mendasar dan sering digunakan. Jika kita


melihat ayat-ayat Al-Qur’an, kita akan menemukan cara penyampaian
hikmah atau pesan yang lebih dekat dengan metode ceramah atau cerita
(Zaenuri 2019). Ceramah adalah narasi atau penjelasan lisan yang diberikan
kepada siswa di kelas oleh guru pendidikan agama Islam. Berbicara adalah
alat interaksi utama dalam contoh ini. Guru dapat mengajukan pertanyaan
kepada siswa tentang konten pendidikan agama Islam yang dibahas dalam
ceramah (Hidayat 2022). Al-Qur’an menyeru manusia untuk mengajak
saudaranya kepada jalan Allah, yang mana seruan merupakan salah satu cara
dalam berceramah, Allah SWT berfirman:

‫ك بِٱ ۡل ِح ۡك َم ِة َوٱ ۡل َم ۡو ِعظَِة ٱ ۡل َح َس نَ ِة ۖ َو َٰج ِد ۡل ُهم بِٱلَّيِت ِه َي َأ ۡح َس ُن ۚ ِإ َّن‬


َ ِّ‫ٱ ۡدعُ ِإىَل ٰ َسبِ ِيل َرب‬
ِ ۡ ِ ‫عَم مِب ن ض َّل عن سبِيلِ ِهۦ وهو َأ ۡل‬ ۡ
َ ‫عَ ُم بٱل ُم ۡهتَد‬
‫ين‬ َ ُ َ َ َ َ َ ُ ‫ك ُه َو َأ ل‬ َ َّ‫َرب‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-
Nahl 16: Ayat 125)

Dalam ayat lain, Allah SWT menyatakan bahwa orang yang menyeru
manusia kepada jalan Allah adalah orang-orang yang paling baik
perkataannya, Allah SWT berfirman:

ِِ ۡ ِ َ َ‫صٰلِ ًحا َوق‬ ِ ِ


َ ‫ال ِإنَّيِن م َن ٱ ُمل ۡسلم‬
‫ني‬ َ ‫َو َم ۡن َأ ۡح َس ُن قَ ۡواًل مِّمَّن َد َعٓا ِإىَل ٱللَّه َو َعم َل‬
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan
berkata, ‘Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang
berserah diri)?’” (QS. Fussilat 41: Ayat 33)

Ajakan untuk berbuat baik dijelaskan dalam dua ayat di atas, dengan
cara-cara yang lembut dan penuh hikmah. Rasulullah SAW mengajak
beberapa suku Mekkah dengan berkeliling untuk memberikan ceramahnya
kepada mereka di awal-awal Islam agar manusia kembali ke jalan Allah SWT
dan beribadah hanya kepada Allah SWT.

Ceramah adalah salah satu metode dimana individu yang memiliki


pengetahuan dapat menyampaikan pengetahuan mereka kepada orang lain.
Para Rasul adalah orang-orang yang memiliki kekayaan ilmu, maka Allah
SWT memerintahkan mereka untuk mengemban amanah tersebut, Allah SWt
berfirman:

ٓ
ۡ ۡ
َ ‫ك ۖ َوِإن مَّل مۡ تَف َع ۡل فَ َم ا َبلَّغ‬
ۚ ُ‫ت ِر َس الَتَهۥ‬ َ ِّ‫ك ِمن َّرب‬
َ ‫ول َبلِّ ۡغ َم ٓا ُأن ِز َل ِإلَ ۡي‬ َّ ‫ٰيََأيُّ َه ا‬
ُ ‫ٱلر ُس‬
ِٰ ۡ ۡ ِ ‫ك ِمن ٱلن ِ ِإ‬ ِ
َ ‫َّاس ۗ َّن ٱللَّهَ اَل يَ ۡهدي ٱل َق ۡو َم ٱل َكف ِر‬
‫ين‬ َ َ ‫َوٱللَّهُ يَ ۡعص ُم‬
“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan
itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-
Ma'idah 5: Ayat  67)

Dalam tafsir Jalalain, dijelaskan bahwa; “Hendaknya kalian (para


Rasul) menyampaikan seluruh perintah Allah swt (kepada kaumnya), dan
janganlah sembunyikan sesuatu pun daripada Allah swt karena takut akan
mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan, dan jika para Rasul tidak lakukan
atau tidak sampaikan semua yang diturunkan padanya, berarti ia dianggap
seorang yang tidak menyampaikan risalah-Nya (As-Suyuthi and Al-Mahalli
2003).

Agar siswa dapat belajar, guru harus mengajar mereka secara


langsung. Penuturan secara lisan memerlukan perhatian langsung pada
kondisi siswa. Guru harus mempersiapkan diri dengan memperhatikan
kondisi siswa dan lingkungan belajarnya ketika komunikasi lisan dilakukan
secara langsung. Instruksi tatap muka diperlukan untuk metode ini, karena
siswa dan guru berinteraksi satu sama lain agar mendapatkan pembelajaran
yang berkualitas (Tambak 2014).

Analisis Metode Ceramah dalam Hadis

Menurut Mahmud Yunus, sebagaimana yang dikutip oleh Ali Musa


Lubis (2021), bahwa Rasulullah saw menggunakan metode ceramah di
samping metode pengajaran lainnya, ia mengatakan: Nabi Muhammad saw
menyebarkan Islam dengan berceramah dan berdakwah di tempat-tempat
yang ramai seperti pasar Ukaz (Lubis 2021). Beliau juga menyampaikan
ceramah atau pidatonya pada ibadah Haji Wada’ atau Haji terakhirnya,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, ia mengatakan:

َ ‫ َف َق‬،‫َّح ِر‬ ِ ِ َ ‫َأن رس‬


‫ " يَ ا َأيُّ َه ا‬: ‫ال‬ ْ ‫َّاس َي ْو َم الن‬
َ ‫ب الن‬ َ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َخط‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ
‫ َبلَ ٌد‬: ‫ قَالُوا‬." ‫َأي َبلَ ٍد َه َذا ؟‬ ُّ َ‫ " ف‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ َي ْو ٌم َحَر ٌام‬: ‫َأي َي ْوٍم َه َذا ؟ " قَالُوا‬ ُّ ،‫َّاس‬
ُ ‫الن‬
،‫ " فَ ِإ َّن ِد َم اءَ ُك ْم‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ َش ْهٌر َح َر ٌام‬: ‫َأي َش ْه ٍر َه َذا ؟ " قَ الُوا‬ ُّ َ‫ " ف‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫َح َر ٌام‬
‫ يِف‬،‫ يِف َبلَ ِد ُك ْم َه َذا‬،‫ َك ُح ْر َم ِة َي ْو ِم ُك ْم َه َذا‬،‫اض ُك ْم َعلَْي ُك ْم َح ر ٌام‬ َ ‫َأعَر‬
ْ ‫ َو‬،‫َو َْأم َوالَ ُك ْم‬
َ
‫ اللَّ ُه َّم َه ْل‬،‫ت‬ ُ ‫ " اللَّ ُه َّم َه ْل َبلَّ ْغ‬: ‫ال‬ َ ‫ مُثَّ َرفَ َع َرْأ َسهُ َف َق‬،‫َأع َاد َها ِمَر ًارا‬
َ َ‫ ف‬." ‫َش ْه ِر ُك ْم َه َذا‬
‫ ِإن ََّه ا لََو ِص يَّتُهُ ِإىَل‬،‫ َف َوالَّ ِذي َن ْف ِس ي بِيَ ِد ِه‬: ‫اس َر ِض َي اللَّهُ َعْن ُه َما‬ٍ َّ‫ال ابْ ُن َعب‬ َ َ‫ ق‬." ‫ت‬ ُ ‫َبلَّ ْغ‬
ِ ِ ‫ِئ‬ ِ ِ ِِ
‫اب‬َ َ‫ض ُك ْم ِرق‬ ُ ‫ب َب ْع‬ ُ ‫ض ِر‬ ْ َ‫َّارا ؛ ي‬
ً ‫ اَل َت ْرجعُوا َب ْع دي ُكف‬،‫ب‬ َ ‫ " َف ْليُْبل ِغ الشَّاه ُد الْغَا‬: ‫َُّأمته‬
‫رواه البخاري‬." ‫ض‬ ٍ ‫َب ْع‬
dari Ibnu Abbas ia mengatakan bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
menyampaikan khutbah pada hari Nahar (penyembelihan),
beliau bertanya, “Wahai sekalian manusia, hari apakah ini?
Mereka menjawab, ‘Hari ini hari haram (suci).’ Beliau bertanya
lagi, ‘Negeri apakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini negeri (tanah)
haram (suci).’ Beliau bertanya lagi, ‘Bulan apakah ini?’ Mereka
menjawab, ‘Ini bulan haram (suci).’ Beliau bersabda,
“Sesungguhnya darah kalian, harta-harta kalian dan
kehormatan kalian, haram atas kalian sebagaimana haramnya
hari kalian ini di negeri kalian ini dan pada bulan kalian ini.”
Beliau mengulang kalimatnya ini berulang-ulang lalu setelah itu
beliau mengangkat kepalanya seraya berkata, “Ya Allah, apakah
aku sudah sampaikan?, Ya Allah, apakah aku sudah sampaikan?
Ibnu 'Abbas r.a. berkata, ‘Maka demi Dzat yang jiwaku berada
di tangan-Nya, sungguh itu suatu wasiat beliau untuk umatnya.
(kemudian Rasulullah saw mengatakan): “Maka hendaklah yang
menyaksikan menyampaikannya kepada yang tidak hadir, dan
janganlah kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku, kalian
saling memukul tengkuk kalian satu sama lain (saling
membunuh).” (H.R. Al-Bukhari.)

Metode ceramah juga pernah dilakukan oleh Rasulullah saw ketika


turun ayat yang menyerukan untuk dakwah secara terang-terangan, seperti
dalam hadis berikut ini:

ِ ِِ
‫ني } َد َع ا‬ َ َ‫ { َوَأنْ ذ ْر َع ِش َريت‬: ُ‫ت َه ذه اآْل يَ ة‬
َ ِ‫ك اَأْل ْق َرب‬ ْ َ‫ لَ َّما ُأنْ ِزل‬: ‫ال‬
َ َ‫َع ْن َأيِب ُهَر ْي َرةَ ق‬
ِ ِ ُ ‫رس‬
‫ " يَ ا بَيِن‬: ‫ال‬ َ ‫ َف َق‬،‫ص‬ َّ ‫ َف َع َّم َو َخ‬،‫اجتَ َمعُوا‬ْ َ‫ ف‬،‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم ُقَريْ ًش ا‬ َ ‫ول اللَّه‬ َُ
‫ َأنْقِ ُذوا َأْن ُف َس ُك ْم ِم َن‬،‫ب‬ ٍ ‫ يَا بَيِن ُم َّر َة بْ ِن َك ْع‬.‫ َأنْقِ ُذوا َأْن ُفس ُكم ِمن النَّا ِر‬،‫ي‬
َ ْ َ
ِ ‫َك ْع‬
ٍّ ‫ب بْ ِن لَُؤ‬
‫ َأنْقِ ُذوا َأْن ُف َس ُك ْم‬،‫اف‬ٍ َ‫ يا بيِن عب ِد من‬.‫ َأنِْق ُذوا َأْن ُفس ُكم ِمن النَّا ِر‬،‫س‬ ٍ ْ‫ يَا بَيِن َعْب ِد مَش‬.‫النَّا ِر‬
َ َْ َ َ َ ْ َ
‫ َأنْقِ ُذوا‬،‫ب‬ ِ ِ‫ يَ ا بَيِن َعْب ِد الْمطَّل‬.‫ َأنْقِ ُذوا َأْن ُفس ُكم ِمن النَّا ِر‬،‫اش ٍم‬ ِ ‫ ي ا بيِن ه‬.‫ِمن النَّا ِر‬
َ َ َ
ُ َ ْ َ َ
‫لِك لَ ُك ْم ِم َن اللَّ ِه‬ ِ ‫ َأنْق‬،ُ‫اطم ة‬
ُ ‫ فَ ِإيِّن اَل َْأم‬،‫ك ِم َن النَّا ِر‬ ِ ‫ِذي َن ْفس‬
َ
ِ ِ ِ
َ َ‫ يَ ا ف‬.‫َأْن ُف َس ُك ْم م َن النَّار‬
‫ رواه مسلم‬.‫َأن لَ ُك ْم َرمِح ًا َسَأبُلُّ َها بِبَاَل هِلَا‬ َّ ‫َشْيًئا َغْيَر‬
dari Abu Hurairah dia berkata, ‘Ketika turun ayat: “Berilah
peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat” (QS. Asy-
Syu'ara`: 214). Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menyeru kaum Quraisy hingga
mereka semua berkumpul. Rasulullah ‫ﷺ‬, kemudian beliau
berbicara secara umum dan secara khusus. Beliau bersabda lagi:
‘Wahai Bani Ka’ab bin Luaiy, selamatkanlah diri kamu dari
Neraka. Wahai Bani Murrah bin Ka’ab, selamatkanlah diri kamu
dari Neraka. Wahai Bani Abdul Syams, selamatkanlah diri kamu
dari Neraka. Wahai Bani Abdul Manaf, selamatkanlah diri kamu
dari Neraka. Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kamu dari
Neraka. Wahai Bani Abdul Mutthalib, selamatkanlah diri kamu
dari Neraka. Wahai Fatimah, selamatkanlah diri kamu dari
Neraka. Sesungguhnya aku tidak memiliki (kekuatan sedikit pun
untuk) menolak siksaan Allah kepadamu sedikit pun, selain kalian
adalah kerabatku, maka aku akan menyambung tali kerabat
tersebut.” (H.R. Muslim.)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa siapa saja dapat menggunakan


metode ceramah untuk menyampaikan wahyu atau mengajak orang lain untuk
mengikuti ajaran yang telah ditetapkan. Seperti yang dilakukan Rasulullah
saw, beliau berbicara kepada kaum Quraisy secara umum dan kepada mereka
secara khusus untuk menyemangati mereka agar menyelamatkan diri dari
neraka melalui usaha mereka sendiri. Hal itu dilakukan karena Rasulullah
tidak mampu menghentikan murka Allah swt dari menyiksa kaumnya, apabila
mereka terus-menerus dalam kekufuran dan berbuat kejahatan (Rubini 2018).

Ceramah yang diberikan oleh guru dapat mendorong siswa untuk


lebih berperan aktif dalam pembelajaran selama proses pendidikan
berlangsung, dengan memberikan motivasi atau pujian kepada mereka ketika
proses ceramah yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, metode ceramah
cukup efektif digunakan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan
kualitas siswa.
Strategi Ceramah dalam Pendidikan Anak Sekolah Dasar
Untuk menanamkan nilai-nilai dalam pelajaran pendidikan Islam, guru
harus menggunakan berbagai metode pengajaran, termasuk unsur humor,
memuji siswa, pengulangan, latihan, pemecahan masalah, dan sesi tanya
jawab. Nilai-nilai positif dapat diajarkan secara efektif sebagai hasil dari
interaksi yang terjadi antara siswa dan guru, yang mengarah pada
perkembangan proses transformasi pengetahuan (Hussin and Tamuri 2019).
Metode ceramah membawa pembelajaran ini, di mana dalam ceramah guru
menggunakan teknik dengan cara memuji siswa, melakukan latihan, dan
dengan melakukan tanya jawab setelah proses penyampaian informasi selesai
dilakukan oleh guru.
(Sumarsih and Wirdati 2022) menguraikan sejumlah alasan mengapa
banyak guru di sekolah menggunakan strategi ceramah dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam, di antara alasannya ialah:
1. Teknik yang digunakan adalah ceramah yang digabungkan dengan
percakapan, tanya jawab, dan strategi tugas, dimana strategi ceramah
lebih menarik bila diterapkan di sekolah-sekolah yang pengalaman
pendidikannya masih hanya menggunakan strategi ceramah saja tanpa
campuran yang berbeda.
2. Cara berperilaku dan reaksi siswa selama pembelajaran tumbuh
umumnya sangat baik, karena, dalam kasus sedemikian rupa sehingga
cara berperilaku dan reaksi siswa sangat baik, dapat dikatakan bahwa
pendidik berhasil dalam melakukan pembelajaran.
3. Mudah digunakan dan efektif. Cara penggunaan metode dan cara guru
menerapkannya merupakan indikator efektifitas suatu pembelajaran.
4. Suasana kelas yang mendukung, karena dalam pengalaman yang terus
berkembang, kelas yang menyenangkan sangat penting karena dapat
bekerja dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
5. Siswa senang dan mudah memahami materi. Siswa akan senang
dengan hasil belajar bila metode yang digunakan benar.
Siswa tidak akan termotivasi dengan bahan pelajaran yang diberikan
oleh guru jika strategi penyampaiannya tidak tepat. Disinilah keberadaan
strategi memiliki situasi yang signifikan dalam penyampaian materi
pembelajaran (Adawiyah 2021). Agar siswa memperoleh pengetahuan yang
sesuai dengan fakta dan bukan fiksi, model pembelajaran yang digunakan
dalam metode apapun harus rasional. Memiliki teori yang jelas, dasar
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar. Selain itu, memiliki
lingkungan belajar yang menyenangkan sehingga siswa senang saat belajar
(Darmadi 2017).

Kesimpulan
Al-Qur’an dan hadits Nabi memberikan penjelasan yang gamblang
tentang metode ceramah. Baik itu orang biasa ataupun Rasul, sama-sama
berjalan untuk mengajarkan kebaikan kepada sesama. Alhasil, metode
Rasulullah SAW pada awal Islam adalah menyampaikan ceramah. Strategi
ceramah mendekati setiap orang untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat,
dan memberikan pendidikan yang baik, mengajarkan pembelajaran yang
berharga bagi semua orang. Dengan demikian, teknik berceramah cukup
ampuh untuk digunakan dalam ranah pendidikan. Selain melakukan tanya
jawab setelah pembelajaran, pengajar memberikan informasi dan data faktual
kepada setiap kelas dengan menyertakan humor, agar suasana kelas menjadi
nyaman.

Daftar Pustaka
Adawiyah, Fatniaton. 2021. “Variasi Metode Mengajar Guru Dalam Mengatasi
Kejenuhan Siswa Di Sekolah Menengah Pertama.” Jurnal Paris Langkis
2 (1): 68–82.
Amaliah, Raden Rizky, Abdul Fadhil, and Sari Narulita. 2014. “Penerapan
Metode Ceramah Dan Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI
Di SMA Negeri 44 Jakarta.” Jurnal Studi Al-Qur’an 10 (2): 119–31.
As-Suyuthi, Jalaluddin, and Jalaluddin Al-Mahalli. 2003. “Tafsir Jalalain.”
Surabaya: Imaratullah.
Darmadi, Hamid. 2017. “Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam
Dinamika Belajar Siswa.” Yogyakarta: Deepublish.
Fatmawati, Rahma, and Muchammad Rozin. 2018. “Peningkatan Minat Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Metode Ceramah Interaktif.” Journal
Focus Action of Research Mathematic (Factor M) 1 (1): 43–56.
———. 2020. “Peningkatan Minat Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode
Ceramah Di Sekolah Dasar Islam Bandar Kidul Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri.” Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M)
2 (2): 115–26.
Hamilton, Alison B, and Erin P Finley. 2019. “Qualitative Methods in
Implementation Research: An Introduction.” Psychiatry Research 280:
112516.
Hidayat, Dafid Fajar. 2022. “Desain Metode Ceramah Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.” INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan,
Agama, Dan Kebudayaan 8 (2): 141–56.
Hussin, Nur Hanani, and Ab Halim Tamuri. 2019. “Embedding Values in
Teaching Islamic Education among Excellent Teachers.” Journal for
Multicultural Education 13 (1): 2–18.
Latifah, Dina, Dilla Sulistia, Bagus Sajiwo, and Ayu lestari br Ginting. 2023.
“Penerapan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Pada Pembelajaran Al-
Qur’an Hadis Dalam Memahami Tujuan Dan Fungsi Al-Qur’an.” Jurnal
Generasi Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam 2 (1): 30–39.
Lefudin, Lefudin. 2017. “Belajar Dan Pembelajaran: Dilengkapi Dengan Model
Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran Dan
Metode Pembelajaran.” Yogyakarta Deep.
Lubis, Ali Musa. 2021. “Metode Pendidikan Agama Islam Dalam Hadis.” Jurnal
Literasiologi 5 (2).
Nurdaningsih, Erma, Imam Tabroni, Dinda Putri, and Wishal Luthfikha. 2023.
“Method of Lecture and Discussion: Increasing Islamic Understanding.”
International Journal of Scientific Multidisciplinary Research 1 (2): 97–
106.
Prianto, Sugeng, Darwin Hamisi, and Evi Octaviana. 2020. “Metode Pendidikan
Agama Islam Dalam Al-Qur’an.” At Turots: Jurnal Pendidikan Islam 2
(2): 180–87.
Ramadhan, M Aditya. 2022. “METODE CERAMAH UNTUK
PEMBELAJARAN.”
Rikawati, Kezia, and Debora Sitinjak. 2020. “Peningkatan Keaktifan Belajar
Siswa Dengan Penggunaan Metode Ceramah Interaktif.” Journal of
Educational Chemistry (JEC) 2 (2): 40.
Rubini, Rubini. 2018. “Metode Pembelajaran Berbasis Hadis.” Humanika, Kajian
Ilmiah Mata Kuliah Umum 18 (1): 31–49.
Silbey, Jessica, and Mark P McKenna. 2023. “A Qualitative Method for
Investigating Design.”
Sumarsih, Tri, and Wirdati Wirdati. 2022. “Enam Alasan Guru Menggunakan
Metode Ceramah Pada Mata Pelajaran PAI.” An-Nuha 2 (1): 123–32.
Tambak, Syahraini. 2014. “Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Tarbiyah 21 (2).
Zaenuri, Ahmad. 2019. “Pendidikan Dalam Al-Qur’an (Konsep Metode
Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an).” Al Ghazali 2 (2): 19–31.

Anda mungkin juga menyukai