Anda di halaman 1dari 11

HADITS-HADITS PENDIDIKAN TENTANG PENDIDIK/GURU

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PADA MATA KULIAH

HADITS TARBAWI

Kelompok 4:

Hikma Nelda (1810205042)

Dosen Pengampu :

A. Mairi Kurniadi, MA

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan makalah Hadits-Hadits tentang pendidik/guru. Makalah ini diharapkan
mampu membantu pemakalah dalam memperdalam mata kuliah Hadits Tarbawi.
Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar
menjadi seorang guru yang profesional yang baik dan bertanggung jawab.

Pemakalah mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah


Hadits Tarbawi dan kepada semua pihak yang sedikit banyaknya telah terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Pemakalah menyadari masih banyak sekali terdapat
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Pemakalah mengharapkan saran dan
kritikan terhadap makalah ini yang bersifat membangun agar makalah selanjutnya
dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir
kata penulis ucapkan terimakasih.

Sungai Penuh, Oktober 2020

Pemakalah

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama dalam


pendidikan. Pendidik adalah pembimbing, pengarah yang biasa disebut dengan
guru. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peran guru sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu
seorang guru atau pendidik memiliki peranan penting dalam meningkatkan minat
belajar siswa serta membantu memecahkan kesulitan siswa terutama dalam
kegiatan pembelajaran.

Seorang guru harus mampu memberikan prinsip motivasi dan memudahkan


untuk anak didiknya. Tetapi tidak hanya itu, seorang pendidik harus mengetahui
tingkat kemampuan peserta didik dan juga seorang pendidik harus mempunyai
keahlian dalam bidangnya. Maka dalam makalah ini akan membahas tentang
pendidik, yaitu pendidik harus mengutamakan prinsip memotivasi dan
memudahkan, pendidik harus menetahui tingkat kemampuan peserta didik, serta
pendidik harus mempunyai keahlian dalam bidangnya.

B. Rumusan masalah

1. Guru dan keutamaannya dalam islam ?

2. Apa saja Hadits tentang guru/pendidik ?

C. Tujuan

1. Mengetahui guru dan keutamaannya dalam islam

2. Mengetahui hadits mengenai pendidik/guru


BAB II

PEMBAHASAN

A. Guru dan Keutamaannya dalam Islam

Pengertian guru menurut bahasa yaitu guru berasal dari bahasa Arab yang
dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam
majelis taklim(tempat memperoleh ilmu). Sedangkan guru menurut istilah yaitu
tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Pendidik dalam islam adalah orang-
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan
upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik aspek afektif, kognitif,
maupun psikomotorik.

Adapun keutamaan seorang pendidik telah disinggung sebagaimana sabda


Rasulullah SAW:

‫ُّوب َوقُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي ٍد َوابْنُ حُجْ ٍر قَالُوا َح َّدثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل يَ ْعنُونَ ا ْبنَ َج ْعفَ ٍر ع َْن ْال َعاَل ِء‬
َ ‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ أَي‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َم ْن َدعَا إِلَى هُدًى َكانَ لَهُ ِم ْن‬ َ ‫ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي ه َُر ْي َرةَ أَ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ُ ُ
‫ضاَل لَ ٍة َكانَ َعلَ ْي ِه ِم ْن‬
َ ‫م َش ْيئًا َو َم ْن َدعَا إِلَى‬wْ ‫ُور ِه‬ ِ ‫اأْل َجْ ِر ِم ْث ُل أج‬
ِ ‫ُور َم ْن تَبِ َعهُ اَل يَ ْنقُصُ َذلِكَ ِم ْن أج‬
َ ِ‫اإْل ِ ْث ِم ِم ْث ُل آثَ ِام َم ْن تَبِ َعهُ اَل يَ ْنقُصُ َذل‬
)‫ك ِم ْن آثَا ِم ِه ْم َش ْيئًا (مسلم‬

Artinya :

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa’id
dan Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma’il yaitu Ibnu
Ja’far dari Al ‘Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Barang siapa mengajak kepada
kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.
Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikitpun.”(HR Muslim)

Hadits ini menerangkan bahwa ganjaran bagi mereka yang mengajarkan sebuah
kebaikan tidak akan terputus ketika mengajak saja, bahkan pahala kebaikan itu
akan tetap mengalir selama yang diajak tadi melakukan apa yang diperintahkan.
Posisi guru sebagai pemberi ilmu dan ajaran baik kepada murid akan sangat mulia
dan berharga, karena setiap kali murid melakukan apa yang disampaikan oleh guru
maka sebesar itu pula balasan yang didapat guru. Tentunya hadits ini menggugah
bagi siapa saja untuk tidak segan-segan memberikan nasehat baik dan ajaran baik
kepada siapapun, karena pahala dan kebaikan itu akan sangat bernilai bukan hanya
buat dia, tetapi buat yang mengajak dan mengajarkan kebaikkan. Kemulian yang
sangat luar biasa bagi seorang yang mengajarkan ilmu.

“Golongan yang memperoleh syafaat pada hari kiamat adalah para nabi, orang-
orang yang berilmu, lalu para syuhada”(HR. Ibnu Majah)

B. Hadits tentang pendidik harus mengutamakan prinsip memotivasi dan


memudahkan

‫ْض اَ ْم ِر ِه‬ َ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ْم اِ َذا بَ َع‬


ِ ‫ث اَ َح ًد ِم ْن اَصْ َحابِ ِه فِى بَع‬ َ ِ‫ قَا َل َكانَ َرسُو ُل هللا‬w‫ع َْن اَبِي ُمو َسى‬
َ ‫ال بَ ِّش ُر َوالَ تُنَـفِّرُوا َويَ ِّسر‬
w‫ تُ َع ِّسرُوا‬wَ‫ُواوال‬ َ َ‫ق‬

Artinya :

“Dari Abu Musa beliau berkata, “ Rasulullah SAW apabila mengutus salah satu orang
sahabatnya untuk mengerjakan sebagian perintahnya selalu berpesan “ Sampaikan
berita gembira oleh kalian dan janganlah kalian menimbulkan rasa antipati, berlaku
mudahlah kalian dan janganlah kalian mempersulit “.

Nilai tarbawi:

1. Hendaknya seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya dengan


sesuatu yang mudah dimengerti dan dicena oleh anak didik

2. Hendaknya seorang pendidik ketika mengajar tidak boleh kaku, sesuaikan


dengan kondisi anak perlu ada humor

3. Berilah kasih sayang agar anak / peserta didik selalu dekat dengan guru

4. Hendaknya ketika mengalami kesulitan seringlah berdiskusi

Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-


pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi
mempunyai fungsi antara lain:

1. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga.

2. Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan


dengan pencapaian tujuan belajar.

3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka
panjang.

C. Hadits tentang pendidik harus mengetahui tingkat kemampuan peserta


didik

1. Hadits pertama

“Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw bersabda: “saya diperintahkan untuk
berbicara kepada manusia sesuai dengan kemampuan akalnya”.
Seorang guru harus memahami kondisi muridnya, sehingga dia tidak bersikap
arogan atau memaksakan kehendak kepada muridnya. Guru juga harus
mengetahui kemampuan intelektual murid. Begitulah sikap seorang guru dalam
mengajar, hendaklah mereka mengetahui sikap, karakter kepribadian, dan
kemampuan peserta didiknya dengan baik. Agar para guru dapat memberikan
materi dan metode yang benar dalam menjalankan proses belajar dan mengajar.

2. Hadits kedua

‫ ((طلب العلم فريضة على كل‬w:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬-:‫عن أنس بن مالك؛ قال‬
))‫ الجوهر واللؤلؤ والذهب‬w‫ العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير‬w‫وواضع‬.‫مسلم‬.

Artinya:

“Dari sahabat Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Mencari ilmu
wajib bagi setiap muslim-muslimah. Dan meletakkan ilmu tidak pada tempatnya
seperti mengikat beberapa babi dengan intan, mutiara, dan emas”.

Hadits tersebut menjelaskan yang pertama: bahwa mencari ilmu adalah


kewajiban bagi setiap muslim ,tidak pandang usia, kecil, muda, tua, semua
diwajibkan untuk mencari ilmu. Didalam ayat Al-qur’an pun Allah berjanji,
untuk meninggikan derajat bagi mereka yang berilmu. Yang kedua: seekor babi
yang dengan intan, mutiara, dan emas. Bahwasanya seekor babi yang najis diikat
dengan intan yang mana harganya sangatlah mahal, hal tersebut sangatlah sia-sia.
Seseorang yang memiliki ilmu tetapi justru melakukannya untuk kejahatan
ataupun orang yang memiliki ilmu tetapi tidak mengamalkannya, itu sangatlah
sia-sia.
D. Hadits tentang pendidik harus mempunyai keahlian dalam bidangnya

:‫ جاءه أعرابي فقال‬،‫ النبي صلى هللا عليه وسلم في مجلس يحدث القوم‬w‫بينما‬:‫عن أبي هريرة قال‬
‫ سمع ما قال‬:‫ فقال بعض القوم‬،‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يحدث‬w‫ فمضى‬.‫متى الساعة؟‬
‫ السائل عن‬- ‫ أراه‬- ‫ (أين‬:‫ حتى إذ قضى حديثه قال‬.‫ بل لم يسمع‬:‫ وقال بعضهم‬.‫فكره ما قال‬
‫ كيف‬:‫ قال‬.)‫ (فإذا ضعيت األمانة فانتظر الساعة‬:‫ قال‬،‫ ها أنا يا رسول هللا‬:‫ قال‬.)‫الساعة‬
)‫ الساعة‬w‫ (إذا وسد األمر إلى غير أهله فانتظر‬:‫إضاعتها؟ قال‬.
Artinya :

“Abu hurairoh berkata, suatu hari Nabi Muhammad SAW bercengkramah


dengan kaum dalam satu majlis, kemudian datanglah seorang badui dan ia
bertanya: kapan kehancuran terjadi? Rasulullah meneruskan bicaranya pada
kaum dan sebagian kaum telah mendengar apa yang dikatakan oleh orang badui
sehingga mereka tidak senang terhadap Rasulullah atas perkataannya, akan tetapi
menurut sebagian kaum lain bahwa Rasulullah tidak mendengarnya sampai
Rasulullah menyelesaikan pembicaraannya. Rasulullah bertanya: “dimana orang
yang ingin mengetahui tentang kehancuran?, orang badui itu menjawab: “saya ya
rasul”, kemudian Rasulullah berkata: terjadinya kehancuran yakni ketika sebuah
amanah disia-siakan”. Lalu orang badui itu kembali bertanya: “bagaimanakah
amanah itu disia-siakan?”, Rasulullah menjawab: “ketika sebuah urusan
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”.

Nilai tarbawi dalam hadits tersebut adalah :

a. Setiap pekerjaan harus dilakukan secara professional

b. Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, maka akan
timbul kehancuran

c. Pendidik juga harus konsekuen dengan apa yang diajarkannya, yakni mampu
melaksanakan atau mengerjakan.
Menurut Al Ghazali bahwa guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah
guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang baik akhlaknya dan
kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu
pengetahuan secara mendalam, dan akhlaknya yang baik ia mampu menjadi
contoh dan teladan bagi muridnya, dan kuat fisiknya agar ia dapat melakukan
tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak didiknya
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian guru menurut bahasa yaitu guru berasal dari bahasa Arab yang
dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam
majelis taklim(tempat memperoleh ilmu). Pendidik dalam islam adalah orang-
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan
upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik aspek afektif, kognitif,
maupun psikomotorik. Prinsip mendidik dalam islam yaitu pendidik harus
mengutamakan prinsip memotivasi dan memudahkan, pendidik harus menetahui
tingkat kemampuan peserta didik, serta pendidik harus mempunyai keahlian dalam
bidangnya.

.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2011. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta Timur: CV


Darus Sunnah.

Ghazali, Imam. 2010. Ringkasaan Ihya’ ‘Ulumuddi. Jakarta: Sahara Publishers.

http//:yuliarizky.blogspot.com, diakses Kamis, 24 Oktober 2013, 10.32 WITA

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Shabir, Muslich. 2004. Terjemahan Riyadhus Shalihin II. Semarang: PT Karya


Toha Putra.

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Anda mungkin juga menyukai