FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah di bumi, bertujuan untuk
memakmurkan dunia. Oleh karena itu Allah memberi bekal kepadanya, segala bentuk pancaindra
dan kemampuan untuk berpikir. Bekal yang diberikan oleh Allah SWT tersebut seluruhnya senantiasa
dipupuk dan ditingkatkan untuk mencapai kesempurnaan insani. Untuk mencapai suatu
kesempurnaan insani diperlukan belajar. Belajar atau menuntut ilmu merupakan hal yang sangat
penting untuk mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu, manusia
tidak dapat melakukan segala hal. Untuk mencari nafkah perlu ilmu, beribadah perlu ilmu,
bahkan makan dan minum pun perlu ilmu. Dengan demikian belajar merupakan sebuah
kemestian yang tidak dapat ditolak apalagi terkait dengan kewajiban seorang sebagai hamba
Allah swt. Jika seorang tidak mengetahui kewajibannya sebagai hamba bagaimana bisa dia
dapat memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Pada hakikatnya belajar diartikan sebagai
proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/pengalaman. Proses membangun
makna tersebut dapatdilakukansendiriataubersamaorang lain.Proses itu disaring dengan persepsi,
pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya”. Artinya selama dalam proses pembelajaran itu adanya perubahan-perubahan
mental dalam diri seseorang dan perubahan-perubahan yang sangat penting dalam diri seseorang.
Selain itu belajar merupakan salah satu langkah positif yang harus ditempuh manusia untuk
mengembangkan potensi dan kemampuannya. Islam telah membuat konsepsi-konsepsi tentang
peningkatan kemampuan dan potensi manusia. Hal ini telah termaktub dalam kedua landasan, yaitu
al Quran dan al-Hadis. Hal ini juga harus memperhatikan kesesuain porsi dan kemampuan atau tidak
berlebihan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka akan kami sajikan
makalah dengan judul “Hadits Tentang Belajar Dan Ukurannya”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan hadis tentang belajar?
2. Bagaimana penjelasan dan hadis tentang ukuran belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dan hadis tentang belajar.
2. Untuk mengetahui penjelasan dan hadis tentang ukuran belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
ضعُوْ الِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم َولَيَلَوْ ا لِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم ( َرواهُ الطَّ ْب َرانِ ْي) تَ َعلَّ ُموْ ا َو َعلِّ ُموْ َ
اوتَ َوا َ
"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-
gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani).
Ilmu agama menjadi yang prioritas untuk dipelajari. Namun bukan berarti ilmu-
ilmu lain bisa diabaikan. Apalagi, ada juga dalam satu hadist disebutkan bahwa
menuntut ilmu juga merupakan jihad di jalan Allah SWT.
وأما قدر السبق فى اإلبتداء :كان أبو حنيفة رحمه هللا يحكى عن الشيخ القاضى اإلمام عمر بن أبى بكر
الزنجى رحمه هللا أنه قال :قال مشايخنا رحمهم هللا :ينبغى أن يكون قدر السبق للمبتدئ قدر ما يمكن ضبطه
باإلعادة مرتين ويزيد كل يوم كلمة حتى أنه وإن طال وكثر يمكن ضبطه باإلعادة مرتين ،ويزيد بالرفق
والتدريج ،فأما إذا طال السبق فى اإلبتداء واحتاج المتعلم إلى إعادة عشر مرات فهو فى اإلنتهاء أيضا يكون
كذلك ،ألنه يعتاد ذلك ،وال يترك تلك العادة إال بجهد كثير
Mengenai ukuran belajar bagi pemula, menurut keterangan yang diriwayatkan
oleh Abu Hanifah rahimahullahu Ta’ala dari Asy-Syaikh Al-Qadli Al-Imam ‘Umar
bin Abu Bakar Az-Zanji rahimahullahu Ta’ala bahwa ia berkata; Guru-guru kami
rahimahumullah berkata; Seharusnya, ukuran belajar bagi pemula yaitu sebatas apa
yang ia mampu menghafalnya dengan mengulanginya sebanyak dua kali, dan setiap
hari ia menambah satu kalimat hingga sekalipun nantinya panjang dan banyak ia
tetap mampu menghafalnya dengan mengulanginya dua kali. Demikianlah
seterusnya, ia menambah secara sedikit demi sedikit dan bertahap. Karena apabila
pada permulaan belajar terlalu banyak, dan para pelajar perlu mengulang-ulang
hingga sepuluh kali untuk menghafalnya, maka seterusnya pun juga demikian,
karena sejak pertama ia terbiasa seperti itu, dan ia tidak akan meninggalkan
kebiasaannya itu kecuali dengan susah payah.
والتكرار ألف، السبق حرف:وقيل
Ada yang mengatakan; Pelajaran cukup satu huruf, pengulangannya
hingga seribu kali.
،وينبغى أن يبتدئ بشيئ يكون أقرب إلى فهمه
ايخنا رحمهمŠŠ الصواب عندى فى هذا ما فعله مش:وكان الشيخ اإلمام األستاذ شرف الدين العقيلى رحمه هللا يقول
ثرŠŠ وأك،ةŠŠد من الماللŠŠ وأبع،بطŠŠرب إلى الفهم والضŠŠ فإنهم كانوا يختارون للمبتدئ صغارات المبسوط ألنه أق،هللا
.وقوعا
Dan bagi pemula sebaiknya memulai belajar pelajaran yang lebih mudah di
faham.
Asy-Syaikh Al-Imam Al-Ustadz Syarifuddin Al-Uqaili rahimahullah berkata;
Menurutku cara yang benar dalam hal ini adalah meniru apa yang telah dilakukan
oleh guru-guru kami rahimahumullah, dimana mereka memilih kitab-kitab kecil
yang ringkas untuk pemula, karena itu lebih mudah di faham dan di hafal, tidak
membosankan dan sering terjadi di kalangan orang banyak
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak
sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca tentang
pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Zulfahmi. (2016). Kewajiban Belajar. Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Arab 2 (2). (http://jurnal.uinsu.ac.id/, diakses 01 Oktober 2021).
Indrawati, F. 2013. Pengaruh kemampuan numerik dan cara belajar terhadap prestasi
belajar matematika. Jurnal Formatif, 3(3), 215-223.
(https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/126/122, diakses
03 Oktober 2021)
(https://wakidyusuf.wordpress.com/2020/02/17/memulai-belajar-ukuran-dan-urut-
urutannya/ , diakses pada 02 Oktober 2021)