Anda di halaman 1dari 5

Mata Pelajaran : Teori Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Nurhayani, M.Si

Kelas : PAI-2 / Semester 3

Fakultas : FITK

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Nama Kelompok :5
 Muhammad Chaidir (0301202213)

 Laili Nazwa Adfiani (0301201076)

 Icha Puspita Sari (0301201077)

 Sarifah Aini (0301203069)

Cari contoh pembelajaran yang dilakukan pada masa sekarang,lalu cari hadist

JAWAB :

Prinsip-prinsip dalam perspektip hadist

1. Motivasi

Pembelajaran Online banyak siswa yang motivasi belajar yang kurang ketika
menjalankan pembelajaran daring ,Kurangnya motivasi belajar pada pembelajaran daring ini
disebabkan oleh proses pembelajaran daring, siswa dapat menjadi kurang aktif dalam
penyampaian pendapat dan pemikirannya, sehingga menyebabkan proses belajar yang
membosankan. Dalam proses pembelajaran daring ini guru adalah faktor penentu
keberhasilan pembelajaran online,guru bisa membuat atau menggunakan media animasi
untuk mendukung proses pembelajaran, yaitu dalam proses penyampaian materi pelajaran
yang bersifat abstrak, sehingga dapat lebih mudah dimengerti dan lebih menarik. Media
animasi yang digunakan dapat menggunakan powerpoint yang menarik, membuat bagan yang
menarik, membuat poster, atau membuat animasi video,sehingga membuat siswa semangat
kembali.

Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW bersabda,

َّ ُِ‫ضعُ ْٕاتَ َٕ َأ َع ِّه ًُ ْٕ َأتَ َعهَّ ًُ ْٕ َأنَ َيهَ ْٕ ِن ًُ َع ِّه ًِ ْي ُك ْى ) َرٔا‬
(‫انطب َْرا َِ ْي‬ َ ‫ِن ًُ َع ِ ّه ًِ ْي ُك ًْب‬

"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta
berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani)

2. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya mengulang maksudnya yaitu untuk melatih
daya yang ada pada manusia yang terdiri dari daya mengamat, menanggap, mengingat,
mengayal, merasakan. Seperti kesadaran siswa dalam mengerjakan latihan-latihan yang
berulang-ulang dan mempelajari lagi materi yang dibahas. Demikian pula sebagai pendidik
yang mengajarkan ilmu dengan mengulang-ulang materi kepada anak didik akan lebih mudah
dipahami anak, atau mereka akan fokus belajar, dan menghindari dari kemalasan. Dalam
riwayat At Tirmidzi dari hadits Anas radhiallahu‟anhu, ia berkata:

‫َك اَك هللا َك ُس وُسهللا هللا هللا َك ِع ُسيهللا ا َكل ِع َك َكهللا َك َك َك هللا ِعا ُس عَك َكهللا َك هللانُس‬

“Rasulullah shallallahu‟alaihi wa sallam mengulang-ulang „kata‟ sebanyak tiga kali agar


dapat dipahami darinya.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami‟
no.4990).

Al Mubarakfuri berkata, “Maksudnya bahwa beliau shallallahu‟alaihi wa sallam pernah


mengulangi perkataannya tiga kali ketika kondisinya menuntut itu, karena sulitnya
(pemahaman) maknanya atau keasingannya atau banyaknya orang-orang yang mendengar,
beliau melakukannya tidak secara terus-menerus, karena mengulang perkataan tanpa ada
kebutuhan untuk mengulanginya bukanlah termasuk balaghah sama sekali.

3. Perhatian

Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah
ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian ini,
menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang
dipelajarinya. Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk rangsangan
suara, warna, bentuk, gerak dan rangsangan lain yang dapat diindra. Dengan demikian siswa
diharapkan selalu melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam
proses pembelajaran. Peningkatan/pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi (Gage dan Berliner,1984:373).

Contoh kegiatan atau perilaku siswa, baik fisik atau psikis, seperti mendengarkan
ceramah guru, membandingkan konsep sebelumnya dengan konsep yang baru diterima,
mengamati secara cermat gerakan psikomotorik yang dilakukan guru, atau kegiatan sejenis
lainnya. Semua kegiatan atau perilaku tersebut harus dilakukan oleh siswa secara sadar
sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Seperti hadist yang dibawah ini
berbunyi :

‫منهللاامهللايه مهللا أميهللا ا س نهللاف سهللام هم‬


“Siapa saja yang tidak perhatian terhadap urusan kaum muslimin, maka tidak termasuk
bagian dan mereka.” (Hadits ini dinilai dha‟if oleh Al-Albani dalam Silisilah Al-Ahaadits
Adh-Dha‟ifah, 1: 309-312).

4. Partisifasi aktip

Guru menggunakan Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan
pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan
sesama atau mengikuti sebuah webinar online. Metode project based learning ini sangat
efektif diterapkan untuk para pelajar dalam membentuk kelompok belajar kecil dalam
mengerjakan sebuah tugas, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah
cocok bagi pelajar Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini,membuat siswa
menjadi lebih efektip dan semangat tentunya juga harus memperhatikan protokol kesehatan
yang berlaku.

‫اَل ى اَل ْت اَل ِغى ِغ ْت اَل ِغا ِغ ى اَل ْت ى اَل ْت ُك اَل ى اَل اَل ى اَل ْت ِغ ِغ ى اَل اَل ى ِغ ْت اَل ِغ ِغ ى اَل ْت ى اَل ْت ُك اَل ى اَل اَل ى ِغ ْت ِغ ِغى‬

"Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang
yang berilmu mendiamkan ilmunya." (HR. Ath-Thabrani)
5. Pembagian Pembelajaran

Pendidikan sebagaimana artinya yang mengacu pada pembelajaran, pengetahuan,


ketrampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Ialah suatu komunikasi verbal antar
individu satu ke individu lainnya dengan langsung bertatap muka. Komunikasi dalam hal
pemberian pengetahuan bersifat timbal balik atau pertukaran informasi antara sang guru
dengan sang murid.Perpindahan ilmu pengetahuan secara langsung dan simultan secara terus
menerus dapat mempengaruhi otak bawah sadar sang murid.

Seperti artinya kebiasaan yang secara terus menerus disalurkan dari satu orang ke
orang lain, maka secara tidak langsung dapat merangsang perilaku peserta didik.Keterkaitan
dan kesaling hubungan antara pendidik dan peserta didik tidak lepas adanya peran lembaga
pendidikan untuk menjembatani diantaranya. Lembaga Pendidikan yang merupakan wadah
bersatunya dan berputarnya ilmu pengetahuan menjadikan denyut peradaban di mulai.
Lembaga Pendidikan dalam perannya sebagai tempat bernaung para pendidik dan peserta
didik, memiliki peran sangat vital dalam membangun cita-cita luhur bersama.Dalam kitab at
Targib wat Tarhib dituliskan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu
Dawud dan Tirmidzi.

‫صهَّى َٔقَب َل‬ َّ ِّ ‫سهَّ َى َعهَ ْي‬


َ ُ‫اَّلل‬ ُ ٍْ ‫َبر ِي ٍْ ِب ِه َج ٍبو ْان ِقيَب َي ِت يَ ْٕ َو أ ُ ْن ِج َى فَ َكتَ ًَُّ ِع ْه ًى َع‬
َ َٔ : ٍْ ‫سئِ َم َي‬ ٍ َ.

Nabi Muhammad bersabda: Barangsiapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu ia


menyembunyikannya maka ia akan diberi kekang pada hari kiamat dengan tali kekang dari
neraka.

Hadits ini mengingatkan kepada setiap Muslim agar jangan pelit terhadap ilmu.
Sekitarnya ia mengetahui dan memang ilmu tersebut dibutuhkan oleh orang lain maka ia
harus menyampaikannya.Akan tetapi di dalam memberika ilmu pun harus penuh
pertimbangan atau menyesuaikan dengan orang yang akan menerimanya. Agar dapat mudah
dipahami dan diamalkan oleh orang yang menerimanya.

6. Perubahan prilaku secara bertahap

Proses belajar yang menyenangkan akan membantu anak dalam menumbuhkan


minatnya. Saat anak sudah tumbuh minatnya maka akan membantunya dalam melakukan
segala hal di masa yang akan datang. Lantas bagaimana cara yang tepat agar anak belajar
dengan cara yang menyenangkan? Agar menyenangkan maka harus melangkah dari yang
kecil terlebih dahulu, artinya secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak.
Semua pendidikan apapun harus sesuai dengan anak tangga, tidak boleh ada yang hilang anak
tangga tersebut, apabila hilang maka anak tidak akan bisa melangkah dan melanjutkan
pelajaran.

Ketika anak dapat belajar secara bertahap maka nantinya anak akan menjadi senang
belajar atau melakukan sesuatu. Sesuai dengan psikologi belajar yakni saat anak senang
belajar maka anak akan senang mengulang pelajaran (the law of effect). Saat senang
mengulang pelajaran maka anak akan sering melakukan latihan dan dampaknya anak akan
mampu (the law of exercise). saat anak mampu mengikuti pelajaran maka anak akan menjadi
siap untuk belajar secara mandiri (the law of radines).

Sedangkan dalam perspektif hadits, bertahap dalam menanamkan pendidikan


disebutkan dalam sebuah hadist sebagai berikut;

‫ملسو هيلع هللا ىلص‬ ‫ ق بل ر سٕل هللا‬،‫عٍ ع بد هللا ب ٍ عًر ر ضي هللا ع ُّ ق بل‬:

‫ َٔاض ِْرب ُْٕ ُْ ْى َعهَ ْي َٓب َٔ ُْ ْى أَ ْبَُب ُء َع ْش ِر ِسُِ ْي‬، ٍَْ‫سبْعِ ِسُِي‬
َ ‫ص ََلةِ َٔ ُْ ْى أَ ْبَُب ُء‬
َّ ‫ َٔفَ ِ ّرقُ ْٕا بَ ْيَُ ُٓ ْى فِي ُي ُر ْٔا أَ ْٔ ََلدَ ُك ْى بِبن‬، ٌَ
ِ‫بجع‬ ِ ‫ض‬ َ ًَ ‫ْان‬

Dari „Abdullah bin „Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata, "Rasûlullâh Shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda: Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah
mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan pisahkanlah
tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)! (Hadits ini hasan.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 495; Ahmad, II/180, 187; Al-Hakim, I/197)

Anda mungkin juga menyukai