Anda di halaman 1dari 9

“Hadist tentang kewajiban belajar dalam Islam”

(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Study Qur‟an Hadits)

Dosen Pengampu :

Dr. H. Nurul Iman, Lc, M.H.I

Disusun Oleh:

RIFQI IHSANU NAJIB

NIM : 20160209

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


Hadist tentang kewajiban belajar dalam Islam

A. Pendahuluan.

Belajar merupakan kunci yang paling urgen dalam setiap usaha pendidikan. Tanpa belajar
pendidikan tidak akan pernah terwujud. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat
tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu.1 Islam agama sempurna yang berlandasakan
dengan Alquran dan hadits, Islam sangat menekankan tentang kewajiban menuntut ilmu,
bahkan ayat yang pertama turun adalah ayat tentang pendidikan. Begitu urgennya ilmu
pengetahuan bagi manusia orang yang memiliki ilmu derajatnya di bedakan dengan orang
yang tidak memiliki ilmu. Ilmu merupakan kunci dari kebahagiaan dunia dan akhirat, jika
manusia ingin mendapatkan keridoan Allah maka manusia harus beribadah menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya itu juga harus menggunakan ilmu. Islam
memerintahkan manusia menuntut ilmu tidak hanya semasa di bangku sekolah, tapi islam
mengajarkan menuntut ilmu sepanjang hayat.2
Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan dan
pengetahuan. Tua atau muda, pria atau wanita, miskin atau kaya mendapatkan porsi sama
dalam pandangan Islam dalam kewajiban untuk menuntut ilmu (pendidikan). Bukan hanya
pengetahuan yang terkait urusan akhirat saja yang ditekankan oleh Islam, melainkan
pengetahuan yang terkait dengan urusan dunia juga. Karena tidak mungkin manusia
mencapai kebahagiaan hari kelak tanpa melalui jalan kehidupan dunia ini.

B. Eksistensi Belajar dalam Islam.


Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa: “Eksistensi artinya
Keberadaan, keadaan, adanya.3 Selain itu dalam kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan
bahwa: “Eksistensi: keberadaan, adanya.4
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan eksistensi adalah
suatu keberadaan atau keadaan kegiatan usahanya masih ada dari dulu hingga sampai
sekarang dan masih diterima oleh lingkungan masyarakat perawang, dan keadaannya tersebut
lebih dikenal atau lebih eksis dikalangan masyarakat.

1
Dra. Hj. Sakilah, M.Pd, Belajar dalam Perspektif Islam, Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013,
hal 157.
2
Oktrigana wirian, Vol. II No. 02 Juli – Desember 2017, Sumatera utara, h, 1.
3
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), h 132.
4
Ebta Setiawaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: pusat bahasa, 2011), h, 154.
Eksistensi belajar dalam Islam itu sangat dianjurkan bahkan bisa masuk dalam kategori
wajib bahwa setiap manusia khususnya muslim harus terus menuntut ilmu, Bahkan menurut
Imam Syafi‟i, ilmu adalah kunci penting untuk urusan dunia dan akhirat. Sebagaimana
perkataan Imam Syafi‟i, yaitu “Barang siapa menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu.
Barang siapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa
menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmu”.5
Maka dari itu disebutkan dalam hadist Rasulllah SAW:

َ ِ ‫ك طَ ِريْا ًقاا يَا ْلامَ ِس ُ يِْي ِاو ِع ْل ًساا َساه َ هُ لَاوُ َِ ِاو طَ ِريْا ًقاا‬
َ َ‫ َم ْن َسل‬: ‫صلهى اللههم َعلَْي ِو َو َسله َم‬
ِ‫ول ه‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫قَ َال َر ُس‬

)‫اجلَن ِهة (رواه مسلم‬

Rasulullah ‫ صام‬bersabda: “Barangsiapa berjalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan


jalan baginya menuju surga.” (Diriwayatkan oleh Muslim)

Dari hadist tersebut dijelaskan bahwa, barang siapa yang selalu eksits ataupun istiqomah
dalam menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan jalannya menuju syurga.
Jadi eksistensi belajar dalam islam itu sangat dianjurkan bahkan diwajibkan bagi setiap
muslim yang beriman kepada Allah SWT, agar semua umat muslim terus bertambah ilmu dan
wawasan untuk hidup didunia dan bekal diakhirat.

C. Kewajiban Belajar.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya.6
Dari makna belajar diatas berarti disetiap manusia dituntut untuk selalu belajar apapun
selama hidup didunia ini, agar manusia tersebut memiliki perubahan disetiap tingkah laku,
pola hidup dll, sehingga hidup manusia itu lebih terarah serta ada tujuan disetiap langkahnya.

5
Oktrigana wirian, Vol. II No. 02 Juli – Desember 2017, Sumatera utara, h, 121.
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar#cite_note-1
Seperti halnya yang disampaikan Rasulullah SAW, bahwasannya manusia khususnya
umat muslim wajib untuk selalu menuntut ilmu, Rasulullah SAW bersabda :

)‫ضةٌ َعلَى ُك ِّ ُم ْسلٍِم (روه اَن ماجو‬ ِ َ‫ طَل‬: ‫اَّللِ صلهى اللههم علَي ِو وسلهم‬
َ ْ‫ب الْع ْل ِم يَ ِري‬
ُ َ ََ َْ َ ‫ول ه‬ ُ ‫قَ َال َر ُس‬
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim (H.R.Ibnu Majah)”
Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan Islam
mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Dalam Islam pendidikan tidak
hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan sepanjang usia
(long life education).

D. Motivasi Agar Muslim Belajar.


Motivasi berasal dari kata lain Motive yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to
move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong
untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan
faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi
motif disebut motivasi.7

Motivasi mempunyai peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak
hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan.

dalam aktivitas sehari-hari.

Agama Islam telah mengajarkan semenjak dini, bahwa menuntut ilmu adalah sesuatu hal
yang wajib dilakukan, tidak peduli laki-laki maupun perempuan. Dengan menuntut ilmu, kita
dapat menghindarkan diri dari kebodohan dan memperkuat rasa cinta serta syukur kepada
Allah SWT.

Motivasi utama seorang muslim untuk terus belajar atau menuntut ilmu yaitu agar
menjadi manusia yang baik. Tanda seorang muslim yang baik adalah barangsiapa dia yang
mau memperdalam ilmu agama, seperti hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh
Bukhori - Muslim yaitu :

)‫ َم ْن يُِرِد هُ َِِو َخْياًرا ياُ َف ِّق ْهوُ ِ ِْف ال ِّديْ ِن (روه خباري ومسلم‬: "‫صلهى اللههم َعلَْي ِو َو َسلهم‬ ِ‫ول ه‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫قَ َال َر ُس‬
7
Widayat Prihartanta, Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83 Tahun 2015, hal 2.
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam
masalah agama.“ (HR. Al-Bukhari dan Muslim).8

Begitu juga pun, menuntut ilmu dalam agama islam adalah termasuk amal jariyah, yang
in syaa Allah, apabila ilmu yang sudah dipelajari didunia ini dan diajarkan kepada sesama
atau diamalkan, sehingga orang lain tersebut, mengerjakan apa yang kita ajarkan, maka
perbuatan baik itulah yang akan menjadi amal jariyah diakhirat kelak, karena mengamalkan
ilmu adalah termasuk amal jariyah seorang anak adam yang tidak akan terputus sampai nanti
yaumil qiyamah, sebagaimana hadist Rasulullah SAW :

‫ااَ ا ِِ ْ َساا ُن ا ْا َقعَ َاع َعْناوُ َع َسلُاوُ ِنه ِم ْان ةَ َةَ ٍاة‬ ِ ِ‫ول ه‬
َ ‫ ِذَا َم‬:‫صلهى اللههم َعلَْياو َو َساله َم‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ قَ َال َر ُس‬: ‫َو َعْنوُ قَ َال‬

)‫صالِ ٍح يَ ْدعُو لَوُ (رواه مسلم‬ ٍ ِ ِ ٍ ٍ


َ ‫ص َدقَة َجا ِريَة أ َْو ع ْل ٍم ياُْنامَا َف ُع َِو أ َْو َولَد‬
ِ
َ ‫ِنه م ْن‬
Artinya :

Dari Abu Hurairah Radhiallahu „anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila manusia
itu mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan, serta anak shaleh yang mendo„akannya.” (Diriwayatkan oleh Muslim).9

Dari hadist tersebut dijelaskan bahwa, yang menjadikan motivasi terbesar umat
muslim dalam menuntut ilmu atau dalam belajar yaitu, agar bisa mendapatkan amal jariyah
untuk bekal di akhirat ataupun yaumil qiyamah nanti.

E. Ancaman Bagi Yang Tidak Mau Belajar

Ayat al Qur'an yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca, dan bukan
perintah shalat, puasa, zakat dan apalagi haji. Membaca adalah pintu mendapatkan ilmu
pengetahuan. Tidak mungkin orang yang tidak membaca akan memperoleh ilmu, baik
membaca ayat-ayat qawliyah maupun ayat-ayat kawniyah. Oleh karena itu, membaca
sedemikian penting dalam Islam. Orang yang pintar dan terbiasa membaca akan kaya
informasi, fakta, data, dan ilmu pengetahuan. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak bisa
atau tidak mau membaca, maka tidak akan mengetahui apa-apa. Betapa pentingnya membaca
atau ilmu pengetahuan, hingga al Qur'an sampai menyindir dengan ungkapan yang amat

8
Husein Bahreis, Himpunan hadist shahih muslim, Penerbit Al-ikhlas , Surabaya. Hal 38.
9
Imam An-Nawawi, Riyadhus sholihin, Insan Kamil, Solo 2011, hal 604
menarik, yaitu : 'adakah sama orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui'.
Padahal agar mengetahui sesuatu, maka siapapun harus melihat atau membaca itu.

Maka celakalah bagi orang yang tidak mau belajar dan mengajarkan ilmunya, karena
orang yang tidak mau belajar dia tidak mempunyai ilmu, karena sebuah kebodohan adalah
penyakit, seperti halnya terdapat kisah dalam hadist pada zaman Rasulullah SAW tentang
akibat dari orang yang bodoh :

‫َصااا َ َر ُج ا ً ِمنهااا َ َ ا ٌارج‬ َ ‫ َجاااَِ ٍر قَا‬:‫يقااد روب أَااو داود و ااثه ماان اادي‬
َ ،َ‫ َخَر ْجنَااا ِِف َس ا َف ٍرج ي‬:‫اال‬
‫ َماا َِد ُاد‬:‫ َىا ْ َِن ُادو َن ِص ُر ْخ َ اةً ِِف المهاايَ مس ِم يَا َقاالُوا‬:‫اال‬
َ ‫اَاََوُج يَا َق‬ ِِ
ْ ‫ ََل أ‬،‫يَ َش ه وُ ِِف َرأْساوج مُه ا ْ امَالَ َمج يَ َسا‬
َ ‫َص‬
‫اَّللُ َعلَْيا ِاو َو َس اله َم‬
‫صالهى ه‬ ِ ِ ِ
َ ِّ ِ‫ااَْ يَالَ هسااا قَااد ْمنَا َعلَااى النها‬ َ ‫اك ُر ْخ َ اةً َوأَْا‬
َ ‫اق َِا ْقااد ُر َعلَااى الْ َساااَج يَا ْ مَ َسا َج يَ َسا‬ َ ‫لَا‬
ِ ‫ ُالج ِهمَاا َكاا َن ي‬،‫َلُوا ِ ْذ ََل ياعلَساوا يَِهمَاا ِفا َفاَ الْعِا ِا ال مسا‬،‫اَّللج أََن س‬
‫ْفي ِاو‬ ِ
َ َ ّ ُ ُ َْ ْ َ َ ‫ُخِ َِب َِ َذل‬
ُ‫ قَامَالُوهُ قَامَالَ ُه ْم ه‬:‫ك يَا َق َال‬ ْ‫أ‬
ِْ‫ب َعلَى ُج ْرِ ِو ِخ ْرقَةًج مُه َيَْ َس َح َعلَْيا َهاج َويَا ْغ ِس َ َسائَِر َج َس ِده‬ ِ
َ ‫أَ ْن يَامَايَ هس َمج َويَا ْع‬

Artinya :

Dari Sahabat Jabir berkata, “Kami pernah bepergian, kemudian salah seorang dari kami
terkena batu sehingga kepalanya terluka. Kemudian ia bermimpi basah dan bertanya kepada
sahabatnya, “apakah padaku ada keringanan untuk bertayamum?”. Maka sahabatnya
mengatakan, “kami tidak menemukan keringanan untukmu sedang kamu mampu
menggunakan air”, sehingga ia pun mandi, kemudian mati. Maka ketika kembali dan
menemui Rasullah kami pun menceritakan hal tersebut, dan beliau bersabda, “Mereka telah
membunuhnya dan semoga Allah membunuh mereka. Mengapa mereka tidak bertanya jika
tidak mengetahui? Karena obat tadi tidak tahu adalah bertanya. Padahal cukup baginya
hanya dengan bertayamum dan menutup lukanya dengan kain kemudian
mengusapnya.” (HR. Abu Daud). 10

Hadis ini menerangkan bahwa seseorang tidak seharusnya bertanya kepada orang yang
tidak tahu, bertanyalah kepada seorang ahli yang mengetahui agar kebodohanmu tidak

951ْ‫ ص‬,‫ زوائد السنن علا صَيَني اجلزَ الثاين‬,‫ صاحل أمحد الشاما‬10
membahayakan, bertanya membuat kebodohan yang melekat dapat disembuhkan. Sebab itu
menurut Ibnu Qayyim, Obat ketidaktahuan adalah bertanya kepada ulama yang memiliki
kebijaksanaan dalam berfatwa.

Begitu juga, apabila ada manusia yang sudah belajar sehingga memiliki ilmu, akan tetapi
tidak diamalkan atau bahkan ketika ditanya malah menyembunyikan, maka dia termasuk
orang-orang yang celaka dan akan dikekang di neraka, seperti sabda Rasulullah SAW yang
terdapat dalam hadist yaitu:

)‫ُجلِ َم يَا ْوَم الْ ِقيَ َام ِة َِلِ َ ٍام ِم ْن ََن ٍر (رواه اَن ماجة‬
ْ ‫ َم ْن ُسئِ َ َع ْن ِع ْل ٍم يَ َ مَ َسوُ أ‬:‫ول هِ صم‬
ُ ‫قاَ َل َر ُس‬

Artinya :

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu kemudian ia


menyembunyikannya, maka di hari kiamat ia akan dikekang dengan kekang dari api.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).11

F. Implikasi Dari Tidak Belajar

Pengertian implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil penemuan
suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari implikasi menurut para ahli adalah suatu
kesimpulan atau hasil akhir temuan atas suatu penelitian.12
Jadi maksud dari implikasi dari tidak belajar adalah sebuah akibat yang terjadi, apabila
seorang manusia tidak ingin belajar yaitu akan menemukan banyak problematik dalam
kehidupannya yang dialami manusia tersebut, sehingga dapat menjadi hambatan dalam
belajar, seperti kesulitan dalam bersosialisasi, kejenuhan dan kemalasan, kurangnya motivasi,
tidak mampu mengelola waktu, keuangan, pergaulan, tempat tinggal, masalah cinta dan
sebagainya.13
Disisi lain dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW dari akibat lain yang akan
mempengerahui kehidupan manusia apabila tidak belajar adalah bahwasannya termasuk salah
satu tanda-tanda kiamat semakin dekat, yaitu banyaknya kebodohan yang merajalela didunia

11
Imam An-Nawawi, Riyadhus sholihin, Insan Kamil, Solo 2011, hal 606
12
Muawanah, Jurnal Vijjacariya, Volume 5 Nomor 2, Tahun 2018, hal. 36
13
Mei Mita Bella, Luluk Widya Ratna, Kompetensi, Vol 12, No 2, Oktober 2018, hal 282.
ini akibat manusia yang lalai dalam belajar ilmu agama, sehingga ilmu tersebut diangkat oleh
Allah SWT, Rasullullah SAW bersabda :

ٍ ‫اال ا هدةَانَا َعِا ُاد الْااوا ِر ِ َعاان أَِ المهايهااا ِ َعاان أََْا ِ َ ا ِن مالِا‬ ِ
‫اال‬
َ ‫اال قَا‬
َ ‫اك قَا‬ َ ْ ْ ْ َ ْ َ َ ‫َ ا هدةَانَا ع ْسا َارا ُن َْا ُان َمْي َسا َارَ قَا‬
‫امَ ْسا ُار‬
ْ َ ‫اجلَ ْه ا ُ َويُ ْشا َار‬
ْ ‫اق‬ ِ ِ ‫اَّلل علَيا ِاو وس الهم ِ هن ِماان أَ ْفاارا ِ ال هسا‬
َ ‫ااعة أَ ْن ياُْريَا َاع الْع ْلا ُام َويَاثْاُِا‬ ‫اَّللِ َ ه‬
َ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ‫ص الى ه‬ ‫اول ه‬ُ ‫َر ُسا‬

ِّ ‫َويَظْ َهر‬
‫الزََن‬ َ
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami ('Imran bin Maisarah) berkata, telah menceritakan
kepada kami (Abdul Warits) dari (Abu At Tayyah) dari (Anas bin Malik) berkata, telah
bersabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat
adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek
perzinahan secara terang-terangan".14
Semakin banyak manusia yang tidak belajar, semakin banyak manusia yang bodoh
didunia ini, sehingga akan menimbulkan kehidupan yang sangat membahayakan dari segi
kebiasaan, pola pikir, kepimimpinan dll, yang diakibatkan karena kurangnya ilmu,
pengetahuan dan wawasan, sehingga hanya menjadikan nafsu manusiawinya saja untuk
landasan hidup tanpa ilmu apapun khususnya ilmu agama.

14
Husein Bahreis, Himpunan hadist shahih muslim, Hal 38.
Daftar Pustaka

Dra. Hj. Sakilah, M.Pd, Belajar dalam Perspektif Islam, Menara, Vol. 12 No. 2 Juli –
Desember 2013.
Oktrigana wirian, Vol. II No. 02 Juli – Desember 2017, Sumatera utara.
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003).
Ebta Setiawaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: pusat bahasa, 2011).
https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar#cite_note-1
Widayat Prihartanta, Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83 Tahun 2015.
Husein Bahreis, Himpunan hadist shahih muslim, Penerbit Al-ikhlas , Surabaya.
Imam An-Nawawi, Riyadhus sholihin, Insan Kamil, Solo 2011.

951ْ‫ ص‬,‫ زوائد السنن علا صَيَني اجلزَ الثاين‬,‫صاحل أمحد الشاما‬
Muawanah, Jurnal Vijjacariya, Volume 5 Nomor 2, Tahun 2018.
Mei Mita Bella, Luluk Widya Ratna, Kompetensi, Vol 12, No 2, Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai