Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HADIST TARBAWIH

Dosen Pengampuh: H.Bunyamin Yapid, Lc, M.H

Disusun Oleh:

Nama :Musnaeni

NPM:088921004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DDI SIDRAP

2024
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan
hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan Islam disini
mencakup pengajaran umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah
mengajar yang disebut dengan metode pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran
agama Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut
pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam yaitu
cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi
pendidikan Islam kepada anak didik. Dengan penggunaan metode yang tepat memungkinkan
semakin mudah untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah
SAW. Dalam beberapa cuplikan hadis dalam makalah yang akan kami sampaikan ini.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah :
a. Bagaimana hadist tentang metode menciptakan situasi yang menyenangkan dalam
pendidikan islam?
b. Apa saja metode pengajaran pendidikan berdasarkan hadits rasulullah?
c. Apa saja dalil al qur’an yang menjelaskan tentang metode pengajaran dalam islam?
3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah :
a. Mengetahui cara menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pendidikan islam.
b. Mengetahui metode metode pengajaran pendidikan berdasarkan hadits rasulullah.
c. Mengetahui dalil qur’an yang menjelaskan tentang metode pengajaran dalam islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Materi Hadits Utama

‫ال َبِّش ُرْو ا‬44‫عن ابي ُبْر َد َة عن ابي موسى قال َك اَن رسوُل هللا صلى هللا عليه وسلم ِاَذ ا َبَعَث َاَح ًدا ِم ْن َاْص َح ا ِبِه ِفي َبْعِد َاْم ِر ِه ق‬
) ‫َو اَل ُتَنِّفُرْو ا َوَيِّسُرْو ا َو اَل ُتَعِّسُرْو ( اخرجه مسلم في الجهاد‬

“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang
sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat
takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad ).

- Mufradat
‫َبِّش ُروا‬ berilah berita gembira
‫ َو َال ُتَنِّفُروا‬janganlah membuat gelisah hingga meninggalkan
‫َو َيِّسُروا‬ Berilah kemudahan
‫ َو َال ُتَع ِّسُرا‬janganlah mempersulit
 Penguraian Hadits
a. Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Murid

Di dalam hadis tersebut terdapat perkara yang terkandung di dalamnya berupa memudahkan
dalam segala urusan, meninggalkan sesuatu yang memberatkan.
Teladan penting yang perlu kita teladani dari seorang pendidik yang diabaikan dalam sirah
Nabi kita yang mulia adalah tidak pernah memberatkan murid. Sebaliknya, beliau selalu memberikan
kemudahan kepada mereka; sebagaimana yang beliau tuturkan sendiri.
Imam Muslim Meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah dari Nabi, bahwa beliau bersabda :
‫ ِاِّن هللاَ َلْم َيْبَعْثِنْي ُم َعَنِّت ًا َو َلِكْن َبَعَثِنْي ُم َعِّلًم ا ُم َيِّس ًر ا ( رواه‬:‫ال‬44‫لم ق‬44‫عن جابر ابن عبدهللا عن النبى صلى هللا عليه وس‬
) ‫مسلم‬
Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW. “Sesungguhnya Allah tidak mengutusku sebagai
orang yang menyusahkan (hamba-Nya) dan orang yang mencari-cari kesalahan. Akan tetapi, Dia
mengutusku sebagai seorang guru yang memberi kemudahan”

Imam Muhammad bin Khulaif al-Wasytaany dalam syarah “Mukammilul Ikmalul mu’allim”
dalam Shohih Muslim mengatakan bahwa Dalam hadis tersebut terdapat perkara yang wajib yang
berupa mempermudah dalam berbagai perkara, lemah lembut terhadap Manusia yang bisa
menambahkan iman, dan meninggalkan keberatan yang menyebabkan takutnya hati. Apalagi kepada
orang yang masanya dekat dengan iman.
Dengan demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik di tuntut untuk tidak
menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan
cara/metode yang menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep
pendidikan islam yang lebih maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode punishment.
Karena penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa tertantang
dalam meningkatkan prestasi.
Nabi Muhammad adalah sebagai bashir ( pemberi kabar gembira), kehadirannya sebagai
bashir dalam proses pendidikan islam tampak lebih dominan dan signifikan. Sebagai bashir, yakni
tokoh yang membawa berita gembira dan keselamatan lahir batin , Nabi tidak menawarkan reward
dalam bentuk materi, tetapi merangsang kecerdasan para murid, memperhalus budi pekerti, dam
mempertajam spiritual keagamaan mereka.
Implikasi status bashir dalam pendidikan islam adalah bahwa seorang guru, seperti Nabi
Muhammad, harus bertindak sebagai promoter of learning, baik di dalam maupun di luar kelas, serta
harus mampu berinteraksi dengan siswa secara antusias dan penuh kasih sayang. Dengan prinsip ini ,
hukuman fisik bagi siswa merupakan hal yang tidak populer dalam kamus pendidikan islam.
Oleh karena itu dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak
memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang
menyebutkan tentang metode pengajaran.

B. Metode Pendidikan Rasulullah Saw.1


Rasulullah Saw. adalah pendidik pertama dan terutama di dunia pendidikan Islam. Proses
transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional
yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukzizat luar biasa, yang manusia apa dan dimana pun
tidak dapat melakukan hal yang sama.
Menurut Najib Khalid al-Amar dalam bukunya, Tabiyyah Islamiyah bahwa metode
pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah Saw. pada periode Mekah dan Madinah ialah:
a. Melalui teguran langsung
b. Melalui sindiran
c. Pemutusan dari jamaah
d. Melalui pemukulan
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa yunani yaitu meta (sepanjang), hodos
(jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu
kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi),
metode adalah aaran yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa
digunakan dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah
1
Muhammad Zaairul Haq, 2010, Muhammad Saw. sebagai Guru, Kreasi Wacana:Jawa Tengah, hlm. 144-199
kelogisan penelitian ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset. Sedangkan yang dimaksud
dengan metode pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsung pengajaran.
Metode pendidikan rasulullah saw lebih fokus pada usaha menyucikan manusia, yang
menghormati dan mengilhami nalar, dan membimbing nalar menuju tingkatan di bawah bimbingan
wahyu.
Dalam mendidik para sahabatnya, setidaknya Rasulullah saw. menggunakan beberapaa
metode pengajaran, yaitu :
a. Ceramah
Ceramah yaitu suatu cara mengajar dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan lisan
oleh guru kepada siswa. Hasil yang hendak dicapai dalam metode ini adalah meningkatnya ketakwaan
dan perbaikan sikap, cara berfikir, dan bertingkah laku. Yang menarik dari ceramah rasulullah Saw
adalah beliau sampaikan ceramah itu dengan menyentuh hati semua pendengar, dan sangat membantu
sahabat dalam meningkatkan nilai ketakwaan mereka. Rasulullah benar-benar dapat menyentuh hati
mereka, dan mereka menghayati betul apa yang disampaikan beliau.dari penjelasan sederhana diatas,
dapat disimpulkan bahwa ceramah yang baik adalah ceramah yang dapat mempengaruhi diri para
pendengar, yang dengan pengaruh itu para pendengar dapat menangkap isi materi yang disampaikan
dan dapat menerapkannya dengan baik.
b. Dialog
Dalam berdialog, rasulullah saw berbicara kepada orang lain sesuai dengan kadar intelektual mereka,
rasulullah benar-benar berbicara kepada mereka yang hadir dengan bahasa yang dapat ditangkap
pengertiannya. Sehingga seorang arab pedalaman dengan kekerasan karakternya mampu memahami.
Disamping itu juga beliau memperhatikan daya tangkap dan kecerdasan. Kepada orang yang cerdas
terkadang beliau cukup memberikan isyarat.
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, dilakukannya metode dialog yang disertai tanya jawab
bertujuan membantu manusia (dalam hal ini adalah peserta didik) dalam menemukan kebenaran
c. Diskusi dan Tanya Jawab
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahakan masalah. Dengan kata
lain dalam metode ini peserta didik mempelajari sesuatu melalui cara musyawarah diantara sesama
mereka dibawah pimpinan atau bimbingan guru. Rasulullah saw menggunakan metode ini untuk
memecahkan beberapa permasalahan penting misalnya dalam menentukan strategi yang dipakai
dalam perang Khandaq, atau tentang hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar.
Dalam dunia pendidikan, diskusi merupakan latihan bagi peserta didik untuk berani berpendapat dan
mampu menghormati pendapat orang lain.
d. Demonstrasi
Menurut Hadari Nawawi, metode demonstrasi adalah proses belajar mengajar yang dilakukan guru
dengan memperlihatkan suatu proses pada sejumlah peserta didik. Sebagai seorang pengajar,
rasulullah saw juga menggunakan metode demonstrasi untuk mengajarkan ibadah yang berstatus
wajib seperti sholat. Sesuai dengan sabda beliau “ sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku
sholat ”.
e. Pemberian Tugas
Metode mengajar Balance in Capacity artinya seorang pendidik dalam pemberian tugas dan
menjelaskan sesuatu harus disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh anak
didik. Rasulullah saw. biasanya menggunakan metode in untuk memberikan pengalaman kepada
sahabat. Misalnya beliau memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit agar belajar bahasa non arab, yang
semata-mata bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada Zaid bin Tsabit dan kedepan dapat
membantu para sahabat dalam belajar memahami bahasa asing.

Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu :
1. Metode Keteladanan
Keteladanan yang baik lagi shalih adalah saran terpenting dalam pendidikan. Ia memiliki
pengaruh yang sangat besar. Namun, ketidak sesuaian anatar ucapan dan perbuatan akan
menjadi racun dalam pendidikan. Allah Swt. Telahmencela para pendidik yang perbuatannya
mneyelisishi ucapannya.

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri
(kewaiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir” (QS. Al Baqarah:44)
2. Bimbingan dan Nasehat
Bimbing dan nasehati anak dengan penuh kasih sayang. Sebab jiwa anak akan terpengaruh
dengan kata-kata yang disampaikan kepadanya, apalagi jika kata-kata itu dihiasi dengan
keindahan, kelembutan dan kasih sayang. Nasehat yang baik termasuk sarana yang
menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Sebagaimana ungkapan hikmah yang
mengatakan, “Bicaralah dari hati niscaya ucapanmu akan masuk ke dalam hati”. Dalam Al
Qur’an banyak nasehat yang dapat kita petik, salah satunya :
Allah berfirman :

“Dan ucapkanlanh kata-kata yang aik kepada manusia.” (Q.S Al Baqarah:83)


Agar nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah hal-hal berikut ini:
a. Ulang-ulangilah nasehat karena tabiat manusia adala lupa.
b. Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi kejwaannya dalam keadaan
kondusif.
c. Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami sesuai dengan usia anak serta daya
tangkap dan nalarnya. Ali bin Abi Thalib r.a. berkaata :
“Berbicaralah kepada manusia dengan apa yang dapat mereka fahami, apakah kalian suka
kalu mereka nanti mendustai Allah dan Rasul-Nya?” (H.R. Bukhari).
3. Kisah dan Cerita
Kisah termasuk saran pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan
dengan kuat. Ia uga dapat menadi khayalan berpindah bersama kisah-kish yang nyata. Allah
Swt. Juga menggunakan metode ini dalam mendidik, mengajar, dan mengarahkan. Dalam Al-
Qur’an, Allah Swt. Menyebutkan tentang kisah-kisah para nabi dan rasul. Dia berfirman :

“Dan Semua Kisah dari Rasul-Nya Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran
serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Huud:120)
Kisah dan cerita uga dapat mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Akan
mencipatakn kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran
komunikasi.
4. Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan kejadian
Peristiwa keseharian akan memberi pengaruh sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami
anak. Pendidik yang cerdas sangat menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya, tidk
akan membiarkan suatu kejadian melintas begitu saja tanpa mengambil pelajaran darinya
untuk ia sampaikan kepada anak-anaknya. Peristiwa-peristiwa kehidupan termasuk saran-
saran terpenting dalam mendidik, karena memiliki pengaruh yang besar bagi anak. Dalam Al-
Qur’an diturunkan berangsur-angsur menurut peristiwa yang terjadi agar lebih mengakar
dalam hari manusia.
5. Metode pembiasaan
Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Baik urusan agama
sampai urusan yang kecil, dari urusan yang penting sampai yang sepele, dan dari urusan yang
sifatnya pribadi sampai tanggung jawab yang berkaitan dengan orang lain.
6. Memanfaatkan waktu luang
Rasulullah Saw. bersabda :
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang.”
(H.R Al-Bukhari)
Hadits ini menunjukan bahwa waktu luang adalah nikmat bila kita memanfaatkannya. Namun
jika tidak, maka hal itu akan menjadi kerugian dan hukuman, serta penyesalan didunia dan
akhirat. Dorongan anak untuk mengisi waktu luang kosong dengan kebaikan dan sesuatu yang
bermanfaat hingga tidak dimasuki oleh keburukan, kerusakan dan kesesatan. Berikan
pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan.
7. Pemberian motivasi
Motivasi yang terus-menerus akan menungkatkan kreatifitas anak dalam melakukan kebaikan
dan hal yang bermanfaat. Dampingi terus menerus dan berikan dukungan sebaik-baiknya.
Motivasi ini bisa berbentuk bahasa kata-kata ataupun bahasa tubuh. Dengan memberikan
dukungan moril maupun materil.
8. Pemberian hukuman
Pendidikan dengan pemberian hukuman ini hendaknya bermula dari ancaman hingga berakhir
pada penatuhan sanksi. Jika ternyata anak tidak menghiraukan, maka sanksi harus benar-
benar kita jatuhkan. Dengan demikian akan tertanam dalam jiwa anak ancaman kita sungguh-
sungguh dan bukan main-main.
Demikianlah metode yang Allah Swt. Sebutkan dalam firman-Nya :

“Wanita-wanita yang kamu khawatir nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanllah
mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahakannya. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.S. An-Nissa’:34)

C. Hadits-hadits Metode Pendidikan2


1. Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Peserta Didik

‫عن ابي ُبْر َد َة عن ابي موسى قال َك اَن رسوُل هللا صلى هللا عليه وسلم ِاَذ ا َبَعَث َاَح ًدا ِم ْن َاْص َح ا ِب ِه ِفي َبْع ِد‬
) ‫َاْمِرِه قال َبِّش ُرْو ا َو اَل ُتَنِّفُرْو ا َوَيِّسُرْو ا َو اَل ُتَعِّسُرْو ( اخرجه مسلم في الجهاد‬

“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang
sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan jangan kau
buat takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad )

2
Http:// HADIST_TARBAWI_METODE_PENDIDIKAN_MENURUT_RASULULLAH_SAW___Islamic_Centre.html
Dengan demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik di tuntut untuk tidak
menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan
cara/metode yang menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep
pendidikan islam yang lebih maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode
punishment. Karena penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid
merasa tertantang dalam meningkatkan prestasi. Oleh karena itu, dalam melakukan pengajaran
menggunakan metode yang baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan
oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran.

2. Pembicaraan Bila Perlu Diulang

.‫عن انس بن مالك اّن رسوَل هللا صلى هللا عليه وسلم َك اَن ِاَذ ا َس َّلَم َس ّلَم َثاَل ًثا َوِاَذ ا َتَك َّلَم ِبَك ِلَم ٍة َاَعاَد َها َثاَل ًثا‬
)‫( اخرجه مسلم فى االستئذان و االدب‬

“Dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah SAW jika memberi salam Ia memberi salam tiga
kali, dan jika berbicara suatu kalimat nabi mengulanginya tiga kali.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya. Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan atau latihan atau
praktek yang diulang-ulang.

Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan


melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual
mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan
sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.

Pelajaran lain yang kita temukan dalam sirah Rasul kita yang mulia adalah pada beberapa situasi
dan kondisi tertentu, beliau mengulangi perkataannya saat memberikan pelajaran. Setidaknya ada tiga
bentuk pengulangan yang pernah beliau lakukan:

1. Mengulangi perkataan karena adanya permintaan;


2. Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan dalam satu kesempatan yang sama;
3. Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan dalam kesempatan yang berbeda.

3. Kedudukan Rasul dan Penanggung Jawab Anak Yatim di Surga

‫لم َك ا ِف ُل اْلَيِتْيِم َل ُه َاْو ِلَغْي ِرِه َاَن ا َو ُه َو‬4‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وس‬
( ‫ ( اخرجه مسلم في الزهد والرقا ئق‬.‫َك َهاَتْيِن ِفي ْالَج َّنِة َو َاَشاَر َم ا ِلٌك ِبالَّسَبا َبِة‬

Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “orang yang mencukupi anak yatim
miliknya atau milik orang lain, Aku dan orang yang menanggung (mengurusi) anak yatim berada
di Surga adalah seperti ini.’ Imam malik mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari
tengahnya.” (HR. al-Bukhari dari Sahabat Sahl bin Sa’d).

Dalam hal ini Nabi menggambarkan kedudukan seorang yang menanggung kehidupan Anak
yatim akan berada dalam surga seperti di isyaratkan menggunakan kedua jari beliau.

Adakalanya Nabi yang mulia menyampaikan pelajaran dan pengajarannya pada para
sahabatnya melalui perumpamaan atau tamsil. Adapun tujuan di buatnya perumpamaan sebagaimana
di jelaskan di atas ialah untuk memahamkan sesuatu yang bersifat abstrak ( kepada orang yang diajak
berbicara) dengan cara menyerupakan kepada sesuatu yang bersifat konkret. Atau, menyerupakan
sesuatu yang bersifat konkret dengan sesuatu yang bersifat konkret yang lebih jelas.

4. Orang Laki-laki dan Anjing Kehausan

‫ (بَيَن ا َر ُج ٍل َيْم ِش ي َفاْش َتَّد َعلْي ِه‬:‫ا ل‬44‫لم ق‬44‫ه وس‬44‫عن ابي هريرة رضي هللا عنه اّن رسوَل هللا صلى هللا علي‬
‫ َلَقْد َبَلَغ َهَذ ا‬: ‫ فقال‬,‫ ُثَّم َخ َرَج َفاِء َذ ا ُهَو ِبَك ْلٍب َيْلَهُث َيْئا ُك ُل الَّثَر ى ِم َن ْالَعَطِش‬,‫ َفَنَز َل ِبْئًر ا َفَش ِرَب َم ْنها‬, ‫ْالَعَطُش‬
‫ول‬44‫ يا رس‬: ‫ قا ل‬.) ‫ َفَش َك َر هللا َلُه َفَغَفَر َلُه‬, ‫ ُثَّم َر ِقَي َفَس َقى اْلَك ْلَب‬,‫ َفَم اَل َء ُخ َّفُه ُثَّم َاْم َس َك ُه ِبِفْيِه‬. ‫ِم ْثُل اَّلِذ ى َبَلَغ ِبْي‬
) ‫ (اخرجه البخا ري في المشقا ت‬.)‫ ( ِفي ُك ِّل َك ِبٍد َر ْطَبٍة َاْج ًر ا‬: ‫ قا ل‬.‫هللا َو ِاَّن َلَنا ِفي الَبَها ِئِم َاْج ًر ا ؟‬

“Dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Bersabda: suatu Ketika seorang
lelaki yang melakukan perjalanan pada tengah jalan, seorang laki-laki itu mengalami kehausan
yang sangat. Dia turun ke suatu sumur dan meminum darinya. Tatkala ia keluar tiba-tiba ia
melihat seekor anjing yang sedang kehausan sehingga menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah
yang basah. Orang itu berkata: “Sungguh anjing ini telah tertimpa (dahaga) seperti yang telah
menimpaku.” Ia (turun lagi ke sumur) untuk memenuhi sepatu kulitnya (dengan air) kemudian
memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu naik dan memberi minum anjing tersebut. Maka Allah
berterima kasih terhadap perbuatannya dan memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat
bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?”
Beliau bersabda: “Pada setiap yang memiliki hati yang basah maka ada pahala.” (HR. Al-
Bukhari dalam kitab Musaqat).

Cerita termasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan suatu cara
pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Metode kisah sangat penting, karena Kisah
selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya,
selanjutnya akan menimbulkan kesan dalam hati. Mendidik rasa keimanan dengan cara
membangkitkan berbagai perasaan seperti kauf, rido dan cinta, melibatkan pembaca atau pendengar
ke dalam kisah itu sehingga terlibat secara emosional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya metode
adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran
yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Sedangkan yang dimaksud dengan metode
pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsung pengajaran.
 Adapun metode-metode yang digunakan Rasulullah dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada para sahabatnya yaitu sebagai berikut :
1. Ceramah
2. Dialog
3. Diskusi dan Tanya Jawab
4. Demonstrasi
5. Pemberian Tugas

 Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu
1. Metode Keteladanan
2. Bimbingan dan Nasehat
3. Kisah dan Cerita
4. Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan kejadian
5. Metode pembiasaan
6. Memanfaatkan waktu luang
7. Pemberian motivasi
8. Pemberian hukuman

 Dalam hadits-hadits yang termuat dalam makalah menyimpulkan bahwasanya metode


pengajaran dapat pula menggunakan yang mudah, diulang-ulang, dapat menggunakan
perumpaan serta cerita atau kisah.

B. Saran

Penulis mengharapkan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta semoga
pembaca mampu mencapai tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Khalfiah, Yuliani, Modul Mata Kuliah Hadits Tarbawi, 2014. Palangka Raya: STAIN.

Ihsan, Ummu, Ihsan Al-Atsary, Abu, 2010.Mencetak Generasi Rabbani. Bogor : Pustaka Darul Ilmi

Zaairul Haq, Muhammad, 201j0. Muhammad Saw Sebagai Guru. Jawa Tengah : Kreasi Wacana

Hadist_Tarbawi_Metode_Pendidikan_Menurut_Rasulullah_Saw___Islamic_Centre.Html

Anda mungkin juga menyukai