Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH HADIST TARBAWY

Judul
RASULULLAH SAW SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
Sub Judul
TELADAN SEORANG GURU/PENDIDIK

OLEH
ADE PRATIWI (2214030040)

DOSEN PEMBIMBING
SABHAMIS, S.Ag, M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (D)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2023 M
JUDUL : RASULULLAH SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
SUB JUDUL : TELADAN SEORANG GURU/PENDIDIK
NAMA : ADE PRATIWI
NIM : 2214030040
JURUSAN : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
KELOMPOK 1
1. ADE PRATIWI
2. MIZANUL HANIFAH
3. FITRI KOMALA SARI

1. TEKS HADIST

‫س َم ِعي َل عَنْ َع ْب ِد‬ ْ ‫اح ِد بْنُ ِزيَا ٍد عَنْ ُم َح َّم ِد ْب ِن َأبِي ِإ‬ ِ ‫َح َّدثَنَا يَ ْحيَى بْنُ يَ ْحيَى َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد ا ْل َو‬
ْ‫سلَّ َم َمن‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ير بْنَ َع ْب ِد هَّللا ِ يَقُواُل قَا َل َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َ ‫س ِم ْعتُ َج ِر‬ َ ‫ال َّر ْح َم ِن ْب ِن ِهاَل ٍل قَا َل‬
َ ‫ق ُح ِر َم ا ْل َخ ْي َر َأ ْو َمنْ يُ ْح َر ْم ال ِّر ْف‬
‫ق يُ ْح َر ْم ا ْل َخ ْي َر‬ َ ‫ُح ِر َم ال ِّر ْف‬
2. TERJEMAHAN
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al mutsanna telah menceritakan kepadaku
Yahya bin said dari Sufyan telah menceritakan kepada kami Mansur dari Tamim bin Salamah
dari Abdurrahman bin Hilal dari jarir dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda
barangsiapa dijauhkan dari sifat lemah lembut kasih sayang berarti ia dijauhkan dari
kebaikan”(Bukhori).
3. KOSAKATA/MUFRADAT

a. ‫حدثنى‬ : Telah menceritakan


b. ‫خير‬ : Kebaikan
c. ‫رفق‬ : Lemah lembut
d. ‫حيرم‬ : Dijauhkan

3. PENJELASAN
Dalam hadist diatas metode yang terpenting dalam mendidikdengan cara yang lemah lembut.
Dengan kelembutan maka diharapkan pelajaran yang disampaikan akan mudah dicerna dan
dipahami olh peserta didik. Disamping itu dalam mengajar seorang pendidik hendaklah
berusaha agar peserta didik tidak merasa bosan dengan penyampaian sipendidik, dengan
demikian metode dan strategi belajar haruslah sesuai dengan materi peljaran, situasi peserta
didik dan kemampuannya.
Mendidik melalui keteladanan merupakan metode pen- didikan yang sangat penting,
Keteladan yang baik akan sangat mempengaruhi mental, sikap dan tingkah laku peserta didik.

Suri teladan yang paling baik bagi ummat Islam begitu juga para pendidik adalah rasulullah
saw.
Ada tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik bila ia mau menjadi model dan
mampu mengembangkan keteladanan yang baik yaitu copetency, personality danreligiosity.
a) Competency. Kemampuan dalam menjalankan tugas secara profesional yang meliputi
kopetensi materi (Subs tansi), metodologi dan kompetensi sosial
b) Personality: menyangkut integritas, kometmen dan dedikasi.
c) Riligiosity: menyangkut pengetahuan, kecakapan, dan pengamalan dibidang keagamaan.1
Ketiga hal di ataslah yang menentukan seorang pendidik untuk menjadi suri teladan, bila
tidak, maka pendidik hanya menjadi orang yang mengajar, tetapi tidak dapat memberi teladan
dengan baik.
Pada competency, seorang pendidik haruslah menguasai apa yang ia punya, seperti
bisa menguasai materi yang akan dia pelajari sehingga bisa meningkatkan keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Dan peserta didik juga bisa menambah
wawasannya tanpa merasa bingung.
Pendidik yang personality, yaitu seorang pendidik yang memiliki komitmen, bisa
bertanggung jawab dan bisa memberikan sebuah kepastian. Seorang pendidik juga haruslah
rela mengorbankan semuanya baik tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan peserta
didiknya. Pendidik memrlukan seorang pendidik yang bisa membantunya diwaktu yang tidk
tetap agar berhasil.
Pendidik religiosity sebuah hal yang membuat peserta didik mempermudah interaksi
pendidik dengan peserta didik. Seorang pendidik haruslah memberi ilmu agama sehingga
peserta didiknya bisa mengerti ilmu agama yang akan mereka hadapi dalam kehidupan
sehari-hari mereka.

1
Pendidikan Islam: Paradigma Teologis, Filosofis dan spritualitas (Malang: UMM Press, 2008), h. 128
Moral dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang diterima untuk ukuran, yang
benar, pada waktu perbuatan manusia nampak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
akhlak diambil dari bahasa Arab, plural dari akar kata khuluq, yang diartikan sebagai
perangai. Kehakisan (pembenaran) perbuatan manusia nampak pada waktu orang berbuat
sering dinamakan sopan santun. Sesuai dengan arti akhlak itu sendiri, maka tergambar ihwal
yang menyangkut laku perbuatan dan norma yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai
baik atau buruk. Laku perbuatan yang mengandung nilai akhlak tentunya tidak begitu saja
lahir dalam kenyataan tanpa adanya aktivitas dari faktor endogen dan faktor eksogen.
Faktor endogen lahir dari diri manusia itu sendiri melalui dorongan-dorongan, hawa
nafsu, insting, hasrat dan kata hati. Sedangkan faktor eksogen lahir dari lingkungan manusia
berupa pendidikan, tradisi, norma, sosial, norma, agama dan sebagainya. Disinilah posisi
seorang guru diposisikan, guru adalah merupakan contoh teladan bagi muridnya, masyarakat
lingkungannya, bahkan bangsa dan negaranya. Guru harus punya moralitas dalam kehidupan,
dan salah satu ajaran Islam yang paling mendasar adalah keluhuran akhlak. Contoh yang
paling konkrit yang telah diketahui secara umum, bahwa Rasulullah itu terpuji yaitu memiliki
sifat siddik, amanah, tablig dan fathanah. Sifat-sifat seperti ini harus ada bagi seorang
pendidik. Seorang guru dapat menenamkan nilai-nilai moralitas atau akhlak melalui
keteladan sifat-sifat terpuji ini. Profesi guru adalah profesi yang dihargai dan dijadikan
contoh oleh anak didiknya, oleh sebab itu seorang guru harus mampu mentransfer nilai-nilai
moralitas keteladan dengan jalan, antara lain:
1). Berlaku Siddik. Siddik artinya benar. Sifat ini adalah sifat manusia yang sangat urgen
sekali dalam kehidupan. Apabila seorang guru oleh muridnya diragukan kebenaran apa yang
disampaikan, tentu keberhasilan pendidikan tidak akan tercapai dengan baik.
2). Berlaku Amanah. Amanah artinya dipercaya. Sifat ini terkait dengan kepemimpinan. atan
tanggung jawab terhadap suatu jabatan. Seorang guru mempunyai tanggung jawab (amanah)
yang dia pikul, untuk mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didiknya.
Amanah ini terkait dengan rasa ikhlas dalam menjalankan tugas keguruan, untuk
meningkatkan sumberdaya manusia Indonesia yang mampu bersaing di era global.
3). Berlaku Tablig. Tablig artinya menyampaikan. Sifat ini terkait dengan cara dan
bagaimana teknis penyampaian materi ke anak didik. Sekarang ini menyampaikan materi
adalah kurikulum yang berbasis kompetensi
4). Berlaku Fathanah. Farhanah artinya bijaksana, cerdas. Sifat ini harus dimiliki oleh
seorang guru. Seorang guru merupakan ensiklopedia bagi anak didiknya.
Rasulullah juga telah mencontoh kan sikap lemah lembut dalam memperlakukan
(mendidik) anak-anak. Sebab, bagi seorang anak, kelembutan dan kasih sayang orang tua
(dan guru) merupakan sumber kekuatan yang bisa menggugah perasaannya. Kehangatan yang
diberikan akan melahirkan ketenangan, kepercayaan, juga hubungan batin yang kuat antara
seorang anak dan orang tuanya atau bahkan gurunya.
Satu kunci keberhasilan guru dalam mengajar di kelas adalah kemampuan guru dalam
membangun komunikasi dengan peserta didik. Sepintar apa pun guru tersebut, tetapi jika ia
tidak komuni- katf dalam menyampaikan materinya, maka dapat dipastikan peserta didik
akan mengalami kebingungan. Jika komunikasi yang baik bisa terjalin antara guru dan murid,
makan proses pembelajaran akan berlangsung dan berhasil dengan baik. Peserta didik pun
akan sangat mencintai dan menyukai guru yang mudah diajak komunikasi.

KESIMPULAN
Nabi Muhammad SAW sebagai model pembelajaran, maka seorang pendidik haruslah
memiliki sifat yang lemah lembut dan haruslah berperilaku yang baik terhadap peserta didik.
Karena dengan melakukan yang baik maka proses pembelajaranpun akanlah lebih kondisif.
Seperti Nabi SAW, walaupun Nabi SAW adalah pemimpin umat muslim yang tegas. Namun,
beliau tidak pernah sombong ataupun bersikap semena-mena terhadap keluarganya. Beliau
justru menunjukkan akhlak yang baik dan lemah lembut. Kepada anak-anaknyaNabi
Muhammad SAW. Sering memanggil mereka dengan sebutan yang indah, menggendong dan
mengusap kepala mereka.maka dengan itu kita sebagai umat Nabi SAW janganlah merasa
tinggi ketika melakukan anak didik tidak sesuai.
Mendidik dengan lemah lembut sangatlah mempermudah proes pendidikan. Mendidik
menurut Rasulullah sangat banyak. Banyak hal yang bisa diperhatikan dari proses mendidik
Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Nabi SAW haruslah kita mengikuti jejak ajaran nabi,
agar kita bisa juga mengikuti bagaimana yang harus dihadapi.
Banyak hal yang sudah dilalui Nabi SAW maka ada baiknya kita juga haruslah lebih
memperhatikan apa-apa saja yang sudah dilakukan nabi ketika mendidik orang lain, baik
keluarga, sahabat dan para umatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Suryani. 2012. Hadist Tarbawy. Yogyakarta: Teras
Rasyid, Ainur. 2022. Hadist-Hadist Tarbawy. Yogyakarta: DIVA Press
Majid khon, Abdul. 2012. Hadist Tarbawy: Hadis-hadis Pendidikan. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Ainur Rasyid, M. 2022. Hadist- hadist Tarbawy: Teori dan Praktik Pendidikan Sesuai Hadist
Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta: DIVA Press
Andriawn, Didik. 2020. Guru Ideal Dalam Perspektif Al Quran. Depok: CV. Diandra
Primamitra Media
Abi Al- Musabih, Ahmad. 2020. Mendidik dan Mencetak Buah Hati ala Nabi. Yogyakarta:
Araska
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah (profesionalisme Guru Dalam Islam: Kajian
Konseptual Hadist Tarbawi)-sabtu, 25 februari jam 16.36
Jurnal Studi Al Quran Membangun Tradisi Berfikir Quran ( Paradigma Pendidikan Agama
Islam di Era Globalisasi Menjadi pendidik Profesional-jumat, 24 februari jam 10.41

Anda mungkin juga menyukai