OLEH KELOMPOK : 2
B. PENGERTIAN PENGERTIAN
1. Pengertian Metode Keteladanan
a. Pengertian Metode keteladanan secara Etimologi
Secara etimologi keteladanan berasal dari kata teladan yang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna “sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk
dicontoh”. Dengan demikian, keteladanan berarti hal yang dapat ditiru atau dicontoh.
Metode keteladanan ini merupakan metode pendidikan dan pengajaran dengan cara
pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak agar ditiru dan
dilaksanakan. Suri tauladan dari para pendidik merupakan faktor yang besar
pengaruhnya dalam pendidikan anak. Pendidik terutama orang tua dalam rumah tangga
dan guru di sekolah adalah contoh ideal bagi anak. Salah satu ciri utama anak adalah
meniru, sadar atau tidak, akan meneladani segala sikap, tindakan, dan prilaku orang
tuanya, baik dalam bentuk perkataan dan perbuatan maupun dalam pemunculan sikap-
sikap kejiwaan, serta emosi, sentimen, dan kepekaan.
b. Pengertian Metode keteladan secara Terminologi
Adapun pengertian metode keteladanan secara istilah jelasnya dapat di lihat lewat
pendapat beberapa para ahli berikut ini :
1. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan bahwa
“keteladanan”mengandung nilai-nilai pendidikan yang teraplikasikan sehingga
keteladanan memiliki asas pendidikan yang baik dan menjadi teladan di hadapan
anak didiknya.
2. Menurut Noer Aly Hery mengemukakan bahwa “metode keteladanan” ialah Metode
keteladan (uswatun hasanah) terhadap peserta didik,terutama anak-anak yang
belum mampu berfikir kritis,akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku mereka
dalam perbuatan sehari-hari atau dalam mengerjakan suatu tugas pekerjaan yang
sulit.
3. Menurut M.Ngalim Purwanto,mengatakan bahwa “metode keteladanan”merupakan
metode pendidikan yang sangat penting,bahkan yang paling utama.seperti yang
terdapat dalam ilmu jiwa,yang dapat diketahui bahwa sejak kecil manusia itu
terutama anak-anak telah mempunyai dorongan meniru,dan suka
mengidentifikasikan diri terhadap orang lain,terutama terhadap orang tua dan
gurunya.
Berdasarkan apa yang telah diungkapkan parah ahli di atas bahwa metode
keteladanan adalah salah satu pedoman untuk bertindak,kita mungkin saja dapat
menyusun sistem pendidikan yang lengkap tetapi semua itu masih memerlukan
realisasi,dan realisasi itu dilaksanakan oleh pendidik.1
Dan juga Sebagai seorang muslim, kita semua pastinya juga harus memiliki
lifestyle atau gaya hidup yang mencerminkan sebagai seorang muslim. Karena
masih cukup banyak gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilau-nilai sebagai
seorang muslim.
Dan jika kita berbicara mengenai gaya hidup seorang muslim, pastinya kita juga
harus menjadikan gaya hidup rasul sebagai role model dan suri tauladan kita.
1
Abdul Majid,Perencanaan Pembelajaran mengembangkan Standart Kompetensi Guru,(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2008),Cet ke-4,hlm.138
Berbicara tentang diri Rasul yang menjadi suri tauladan dan role model, telah
dijelaskan pula dalam dua ayat berikut:
a. Metode kisah merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk
anak-anak. Sebagai suatu metode bercerita mengundang perhatian anak
terhadap pendidik sesauai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita
dikaitkan dengan dunia kehidupan anak di Sekolah Dasar, maka mereka
dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh
perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita (Moeslichatoen R,
2004: 157).
2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), cet. I,
hlm. 201
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya
sesuatu hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode
kisah merupakan salah satu metode yang mashur dan terbaik, sebab kisah ini
mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam3.
3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Ciputat Pers: Jakarta, 2002), hlm.
160.
4
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, (Aswaja Pressindo:
Yogyakarta, 2013), hlm.182.
5
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner), (PT Bumi Aksara: Jakarta, 2009), cet. IV, hlm. 71-72.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1.) Kelebihan dan Kekurangan Metode Keteladanan
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kelebihan dan kekurangan
metode keteladanan tidak bisa dilihat secara kongkrit, namun secara abstrak dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Kelebihan Adapun kelebihan metode keteladanan adalah sebagai berikut:
1. Akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang di pelajarinya di
sekolah
2. Akan memudahkan guru dalam mengevaluasi hasil belajarnya
3. Agar tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik
4. Bila dalam keteladann lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat baik,
maka akan tercipta situasi yang baik
5. Terciptanya hubungan harmonis antara guru dan siswa
6. Secara tidak langsung guru dapat menerapkan ilmu yang diajarkannya
7. Mendorong guru untuk selalu berbuat baik karena akan dicontoh oleh
siswanya,dan lain-lain.
6
http://metodikkhususpembelajarapai.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_98.html
D. KESIMPULAN
Keteladanan berarti hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Metode keteladanan ini
merupakan metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan
contoh teladan yang baik kepada anak agar ditiru dan dilaksanakan.
Sedangkan demonstrasi secara bahasa dapat dijabarkan sebagai “cara atau jalan
yang dilakukan dengan memperagakan atau memperlihatkan sesuatu kepada orang
atau pihak lain agar orang atau pihak tersebut memahami maksud tertentu yang ingin
disampaikan oleh peraga.
Dan Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu
hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah merupakan
salah satu metode yang mashur dan terbaik, sebab kisah ini mampu menyentuh jiwa
jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam.
Jadi ketiga metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing masing,
tergantung bagaimana cara kita memakainya sesuai kondisi belajar kita.
DAFTAR PUTAKA
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta,
Jakarta, 2013
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers: Jakarta, 2002