Anda di halaman 1dari 14

METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Makalah ini diselesaikan sebagai salah satu syarat tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Nuristiqamah Awaliyahputri B. M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3

PAI – III/ SEMESTER II

Abu A’la Al Maududi (0301223119)


Asri Salwa As Shafa (0301222113)
Irma Tiara (0301203172)
Khurfatul Jannah (0301222121)
Mhd Faiz Daffa (0301222097)
Mhd Nazaruddin Harahap (0301223073)
Nur Fadillah Dalimunthe (0301221024)
Ratih Naila Siregar (0301222105)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FALKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022/2023
PEMBAHASAN

A. Pengertian metode belajar / pembelajaran


Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dalam efektifitas pembelajaran, tidak
terkecuali Pendidikan Agama Islam. Metode berasal dari bahasa latin, metodos yang
artinya “jalan atau cara”. Menurut Robert Ulich, istilah metode berasal dari bahasa
Yunani: meta ton odon, yang artinya brlangsung menurut cara yang benar (to proceed
according to the right way). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metode adalah “cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah
ditentukan”. Dengan kata lain adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu.Jika ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai “
jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam
lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya”.

Berangkat dari pembahasan metode di atas, bila dikaitkan dengan pembelajaran,


dapat digaris bawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang
ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. Adapun definisi
metode pembelajaran menurut Biggs bahwa metode Pembelajaran adalah cara-cara untuk
menajikan bahan- bahan Pembelajaran kepada siswa-siswi untuk tercapainyatujuan yang
telah ditetapkan.

Menurut Adrian, metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara – cara
untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling beriteraksi dalam melakukan suatu kegiatan
sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam artian tujuan pengajaran tercapai
sehingga berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar
yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si
terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.

1
B. Metode-Metode Dalam Persfektif Islam
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam antara lain:

1. Ceramah dan Tanya jawab.


Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah adalah metode yang boleh
dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan
metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada
kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher centered). Metode ceramah pada umumnya digunakan karena sudah
menjadi kebiasaan dalam suaan pembalajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga
dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran
melalui ceramah.

2.Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya
sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu
melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
Jika metode ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum
ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik
yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan
memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran seperti yang
diungkapkan Killen adalah ” tujuan utama metode ini adalah untuk memecahakan suatau
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengatahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan.

2
3. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi
tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik
bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang
diajukan berpariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya
satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik. Jadi, metode tanya jawab adalah
interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu
dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.

4. Metode Pemberian Tugas


Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara
individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama
dan dapat pula berbeda.

5.Metode ekperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu
produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan
menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan.

7. Metode Tutorial/ Bimbingan


Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara

3
perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran
Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat
siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.

8. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode
pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian
dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.

9. Metode Kisah (cerita) 

Sebagaimana halnya isi al-Qur`an yang banyak memuat kisah-kisah tentang orang-orang
dahulu. Dalam beberapa ayat menyebutkan bahwa Rasulullah tidak hidup pada zaman
sebelumnya tetapi Al-Qur`an mengisahkan semua kepada nabi
Muhammad. "Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat
yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu
peringatan (Al Quran)" (QS. Thaha : 99. 

Melalui cerita, Rasulullah dapat mengetahui tentang kisah-kisah nabi dan umat
sebelumnya. Demikan pula melalui cerita, kita dapat mengetahui kisah-kisah para nabi
dan orang dahulu yang diinformasikan oleh Al-Qur`an. Dalam pendidikan Islam,
terutama pendidikan agama islam (sebagai suatu bidang study ), kisah sebagai metode
pendidikan amat penting. Dikatakan amat penting, alasannya antara lain sebagai berikut:

 Kisah selau memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk


mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya. Selanjutnya, makna-makna itu
akan menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengar tersebut.

Kisah Qur`ani dan dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan
tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh. Karena tokoh cerita ditampilkan
dalam konteks yang menyeluruh, pembaca atau pendengar dapat ikut
menghayati atau mersakan isi kisah itu, seolah-olah ia sendiri yang menjadi
tokohnya.

 Kisah Qur`ani mendidik perasaan keimanan dengan cara; membangkitkan


berbagai perasaan seperti khauf , rida, dan cinta, mengarahkan seluruh perasaan
sehingga bertumpuk pada suatu puncak, yaitu kesimpulan kisah, dan melibatkan

4
pembaca atau pendengar kedalam kidsak itu sehingga ia terlibat secara
emosional. 

10. Metode Amtsal (perumpamaan) 

Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur`an dalam penyampaian pesan menggunakan


perumpamaan-perumpamaan. Adakalanya Tuhan mengajari umat dengan membuat
perumpamaan, misalnya dalam surat al-Baqarah ayat 17: perumpamaan orang-orang kafir
itu adalah seperti orang yang menyalakan api... Dalam surat al-`Ankabut ayat 41 Allah
mengumpamakan sesembahan atau tuhan orang kafir dengan sarang laba-laba:
perumpamaan orang yang berlindung kepada selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah; padahal rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba. Cara seperti
itu dapat juga digunakan oleh guru dalam mengajar.

Pengungkapannya tentu saja sama dengan metode kisah, yaitu dengan berceramah atau
membaca teks. Kelebihan metode ini antara lain ialah sebagai berikut:

 Mempermudah siswa memahami konsep abstrak; ini terjadi karena


perumpamaan itu mengambil benda kongkret seperti tuhan orang kafir
diumpamakan dengan sarang laba-laba. Sarang laba-laba memang lemah sekali,
disentuh dengan lidi pun dapat rusak. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh
muslim, Nabi mengumpamakan "harga" dunia ini dengan anak kambing yang
bertelinga kecil dan sudah mati: Dari Jabir diriwayatkan bahwa rasulullah saw.
Sedang lewat di sebuah pasar. Ada seekor anak kambing bertelinga kecil yang
sudah mati, lalu diangkatnya telinga anak kambing itu seraya berkata,"siapa
diantara kalian yang ingin memiliki anak kambing ini dengan membayar satu
dirham?" Orang-orang menjawab," kami tidak sudi membeli anak kambing itu
dengan membayar sesuatu. Apa manfaat bagi kami ?" dia bertanya lagi," atau
barang kali kalian ingin memilikinya secara gratis ?" mereka menjawab," demi
Allah, sekalipun anak kambing itu masih hidup, kami tak ingin memilikinya
karena cacat pada telinganya, apalagi sudah mati." Maka Rasul saw.
Bersabda,"Demi Allah, sesungguhnya bagi Allah dunia ini lebih hina daripada
anak kambing ini bagi kalian." 

 Perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna yang tersirat dalam


perumpamaan tersebut. Dalam hal ini Abduh menyatakan , tatkala menafsirkan
kata dlarb dalam surat al-Baqarah: 26,"penggunaan kata dlarb dimaksudkan

5
untuk mempengaruhi dan membangkitkan kesan, seakan si pembuat
perumpamaan menjewer telinga pembaca dengannya sehingga pengaruh
jeweran itu meresap ke dalam qalbu." 

 Merupakan pendidikan agar bila menggunakan perumpamaan harus logis, mudah


dipahami., jangan sampai dengan menggunakan perumpamaan kemudian
pengertiannya menjadi kabur atau hilang sama sekali. Perumpamaan harus
memperjelas konsep, bukan sebaliknya. Keistimewaan perumpamaan dalam al-
quran ialah natijah (konklusi) silogismennya justru tidak disebutkan ; yang
disebutkan hanya premis-premisnya. Ini hebat karena begitu jelas konklusinya
sampai-sampai tidak disebutkan pun konklusi itu dapat ditangkap pengertiannya.
Biasanya silogisme selalu menyebutkan konklusi setelah premis. Konklusi
silogisme dari Allah (perumpamaan itu) kebanyakan harus ditebak sendiri oleh
pendengar atau pembaca; Allah tahu manusia dapat menebaknya.

 Amtsal Qur`ani dan Nabawi memberikan motivasi kepada pendengarnya untuk


berbuat amal baik dan menjauhi kejahatan. Jelas hal ini amat penting dalam
pendidikan islam. 

C. Perbedaan Konsep Pembelajaran dalam persfektif Islam dan Non persfektif


Islam

Teori belajar dalam perspektif Barat bersifat rasional-empiris-kuantitatif karena


dibangun berdasarkan pada pandangan dunia (world view) sekulerpositifistik-
materialistik. Oleh karena itu, teori belajar Barat lebih menonjolkan pada gejala-gejala
yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang dapat diamati dan dibuktikan secara
empiris, diukur secara kuantitatif, dan cenderung bersifat materialistik-pragmatis. Seperti
teori belajar behavioristik yang menjadikan manusia bersifat mekanistikdeterministik,
teori belajar kognitif membatasi belajar pada pemrosesan informasi, dan teori belajar
humanistik cenderung berlebihan mengagungkan manusia bersifat antrophosentris.
Teoriteori belajar ini hanya memperhatikan aspek kognitif, afektif, psikomotorik (skill)
minus spiritual. Dan masing-masing teori ini bertentangan antara yang satu dengan yang
lain.

Teori belajar dalam perspektif Islam merupakan kumpulan penjelasan dan


penemuan tentang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang dibangun
berdasarkan pandangan dunia Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunah yang

6
dikembangkan oleh cendikiawan muslim. Oleh karena itu, teori belajar ini tidak hanya
bersifat rasional-empiris, melainkan juga bersifat normatif-kualitatif. Dengan demikian,
teori belajar dalam Islam memperhatian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, plus
aspek spiritual dan berorientasi pada pembentukan individu secara holistik. Terdapat
beberapa aspek teori belajar dalam Islam yang sepadan dengan teori belajar Barat, tetapi
hakikatnya tidak sama, yaitu teori belajar akhlaq yang lebih menekankan pada
pembentukan perilaku yang baik, fikr pada pencarian pengetahuan, dan insaniyah pada
aspek afektif dan kebebasan yang bertanggung jawab. Aspek teori belajar tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Komparasi antara kedua teori belajar
tersebut adalah teori belajar Barat lebih menekankan pada peristiwa belajar yang bersifat
rasional-empiris-kuantitatif yang bersumber pada pandangan dunia Barat (world view)
sekuler-positifistikmaterialistik. Sedangkan teori belajar Islam tidak hanya menekankan
pada peristiwa belajar yang bersifat rasionalempiris, tetapi juga memberikan penekanan
pada peristiwa belajar yang bersifat normatif-kualitatif yang berasal dari al-Qur’an dan
al-Sunah yang dikembangkan oleh intelektual muslim berdasarkan pengalaman yang
telah teruji efektifitasnya selama berabad-abad .1

Dari literatur pendidikan Barat dapat diketahui banyak metode pendidikan yang
berkembang secara umum seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, sosio drama,
bermain peran, pemberian tugas, resitasi, dan sebagainya. Metode-metode pendidik- an
yang dikembangkan di Barat dapat saja diambil atau digunakan untuk memperkaya teori
metode pendidikan Islam. Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai
dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin
dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Dan berikut ini akan beberapa jenis metode pendidikan Islam baik secara
umum maupun khusus seperti yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan Islam seperti
berikut: Omar Mohammad al-Toumy al- Syaibany. Dalam bukunya, Syaibany
memaparkan beberapa metode pendidikan, yaitu:

Metode Pengambilan Kesimpulan atau Induktif. Metode ini bertujuan untuk


membimbing pelajar untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui
jalan pengambilan kesimpulan. Metode ini mulai dengan membahas dari bagian-bagian
yang kecil untuk sampai kepada undang-undang umum. Metode ini dapat digunakan pada
berbagai ilmu yang mejadi tumpuan perhatian pendidikan Islam. Misalnya, nahwu, saraf,

1
Nurjanna Rianie, PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM (Sebuah Perbandingan dalam
konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat) Vol 1
7
fiqhi, hitungan, teknik, fisika, kimia dan dalam berbagai ilmu yang lain. Dan metode ini
telah digunakan oleh pendidik-pendidik dan cerdik pandai Islam.

Orang-orang Islamlah yang mula-mula menggunakan dan memantapkan metode ini


sebelum munculnya Roger Bacon, dan sesudah itu Francis Bacon yang selalu dianggap
orang sebagai pencipta metode tersebut. Metode Perbandingan. Metode ini berbeda
dengan metode induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum
kepada yang khusus, dari keseluruhan kepada bagian-bagian yang kecil, dimana
disebutkan prinsip umum dahulu, kemudian diberi contoh-contoh dan perincian-
perincian yang menjelaskan dari prinsip- prinsip umum tersebut. Metode perbanding- an
dapat digunakan pada pengajaran sains dan pelajaran-pelajaran yang mengandung
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan faktafakta umum yang dibawahnya termasuk bagian-
bagian dan masalah cabang. Dapat juga dipakai dalam mengajarkan bahasa, baik sastra
atau nahwu, sejarah, saraf dan lain-lain.

Pendidik-pendidik dan para ulama- ulama Islam sudah banyak menggunakan metode
perbandingan dalam pengajaran, perbincangan dan dalam usaha membuktikan kebenaran
fikiran dan kepercayaan mereka pada karya-karyanya. Terutama sesudah mereka
berhubungan dengan logika Aristoteles, yang pertama kali merupakan logika
perbandingan.

Metode Kuliah. Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa mengajar
menyiapkan pelajaran dan kuliahnya, mencatatkan perkara-perkara penting yang ingin
dibicarakannya. Ia memulai kuliahnya dengan mengutarakan sepintas lalu tentang
perkara-perkara penting yang ingin dibicara- kan. Kemudian menjelaskan dengan
terperinci tentang perkara-perkara yang disimpulkannya pada permulaan kuliahnya.
Pelajar-pelajar mengikuti dengan mendengar dan mencatat apa yang difahami dari kuliah
itu, untuk dipelajari sekali lagi dengan cara masing-masing. Pendidik-pendidik Islam
mengenal metode ini, sebagaimana juga mereka telah mengenal dua metode sebelumnya.
Mereka menggunakannya dalam pengajaran, bim- bingan, dan dakwah kepada jalan
Allah. Mereka telah meletakkan dasar-dasar, prinsip-prinsip dan syarat-syarat yang
menjamin kejayaannya sebagai metode mengajar dakwah.

Metode Dialog dan Perbincangan. Metode Dialog adalah metode yang ber- dasarkan
pada dialog, perbincangan melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak
dapat diragukan, dikritik dan dibantah lagi. Ahli-ahli pendidikan Islam telah mengenal
metode dialog yang dianggap oleh pendidik-pendidik modern berasal dari filosof Yunani

8
Socrates, kemudian mereka kembangkan sesuai dengan tabiat agama dan ahlaknya. Dan
atas itulah didasarkan metode perdebatan yang betul-betul merupakan salah satu ciri-ciri
khas pendidikan Islam.

Metode Lingkaran. Pada metode ini, yang terus menerus dipergunakan pada yayasan-
yayasan pendidikan dalam dunia Islam semenjak bermulanya dakwah Islamiyah. Pelajar-
pelajar mengelilingi guru- gurunya dalam setengah bulatan untuk mendengarkan
syarahnya. Kalau guru itu duduk, ia duduk bersandar pada sebuah tiang di Mesjid
menghadap kiblat. Sebagian ulama mengkhususkan tiang-tiang tertentu yang dijadikan
majlisnya sepanjang hidup- nya. Kalau seorang guru telah memilih tempat tertentu untuk
tempat pengajarannya maka biasanya beliaulah mendapat keuta- maan untuk menempati
tempat tersebut. Guru-guru yang memasuki halaqah pelajaran harus telah berwudu' dan
berbau harum dan dalam bentuk pakaian yang baik dan dengan khusu' kepada Allah,
terutama pada pelajaran tafsir dan hadits. Guru memulai pelajaran dengan membaca Bis-
millah, dengan memuji kepada Allah dan mengucapkan salawat kepada Nabi SAW.
Kemudian barulah dia memulai pelajaran- nya. Sehingga bila ia selesai ditutupnya
dengan membaca al-Fatihah kemudian murid-muridnya disuruh untuk membaca pelajaran
yang akan datang.

Metode Riwayat. Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang digunakan oleh
pendidik Islam. Hadits, bahasa dan sastera Arab termasuk ilmu-ilmu Islam, dan segi-segi
pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan metode ini. Tentang hadits Nabi,
sahabat-sahabat Nabi SAW meriwayatkan apa yang didengarnya dari beliau tentang
hukum-hukum petunjuk, atau pekerjaan-pekerjaan dan keadaan disaksikan dan
dilaksanakan.

Metode Mendengar. Metode ini dilakukan dengan cara mendengarkan sesuatu. Metode
ini banyak digunakan pada abad pertama dakwah Islamiyah, karena pada saat itu tulisan
dan pembacaan belum tersebar luas dimasyarakat. Dan juga karena para ahli pada abad
itu tidak senang menulis apa yang diriwayatkannya sebab kawatir kalau tulisan itu akan
serupa dengan al- Quran.

Adapun jenis metode pendidikan yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan Barat
seperti berikut: Aliran idealisme, metode yang diutamakan dalam kegiatan pendidikan
meliputi metode dealektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan. Aliran
realisme, metode yang diutama- kan dalam kegiatan pendidikan tergantung pada
pengalaman, baik langsung atau tidak langsung.

9
Metode penyampaian harus logis dan psikologis. Aliran pendidikan Pestalozzianisme,
dengan tokohnya Pestalozzi, ada beberapa metode pendidikan yang digunakan, yaitu: 1)
Pendidikan adalah perkembangan yang harmonis antara akal (intelektual), hati (moral),
dan tangan (keterampilan). 2) Pendidikan umum mendahului pendidikan keterampilan. 3)
Pendidikan lebih meng- utamakan pengembangan kemampuan dari- pada penguasaan
pengetahuan. 4) Pendi- dikan anak muncul dari dalam. 5) Pendi- dikan berlangsung
secara bertahap sesuai dengan tahap-tahap perkembangan. 6) Pen- didikan mengikuti
tatanan alam (the road of nature).

(Redja Mudyahardjo, 2009: 119) Herbart melalui aliran pendidikannya “Herbartianisme”


menyatakan metode pen- didikan yang terdiri atas lima langkah formal dalam pendidikan,
yaitu: 1) Persiap- an. 2) Penyajian. 3) Asosiasi. 4) Generalisasi. 5) Aplikasi. Froebel
melalui aliran pendidikannya “Froebelianisme” menyatakan metode pen- didikan yang
terdiri atas lima langkah formal dalam pendidikan, yaitu: 1) Pengarahan kegiatan sendiri.
2) Permainan sebagai pernyataan diri (self expression). 3) Menggambar. 4) Ritme dan
kegiatan- kegiatan yang bersifat penghalusan. 5) Alat- alat pendidikan sebagai sarana
untuk mengekspresikan kegiatan.

Francis W. Paker sebagai tokoh aliran pendidikannya “Progresivisme” menyatakan


metode pendidikan yang terdiri atas enam langkah formal dalam pendidikan, yaitu:
Metode belajar aktif. Metode ini lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasiltas yang
memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk
mengembangkan bakat dan minatnya. Metode monitoring kegiatan belajar. Mengikuti
proses kegiatan-kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan
tertentu apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar proses berlangsung-nya kegiatan-
kegiatan belajar tersebut. Bantuan-bantuan yang diberikan sebagai campur tangan dari
luar diusahakan se- sedikit mungkin. Metode penelitian ilmiah. Progresif merintis
digunakannya motode penelitian ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep, sedangkan
metode pemecahan masalah lebih tertuju pada pemecahan masalah-masalah kritis.
Metode pemerintahan pelajar.

Progresif memperkenalkan pemerintahan pelajar dalam kehidupan sekolah (student


govern- ment) dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah, sehingga pelajar
diberikan kesempatan untuk turut serta dalam penyelenggaraan kehidupan di sekolah.
Metode kerjasama sekolah dengan keluarga. Progresif memperkenalkan pemerintahan
pelajar dalam kehidupan sekolah (student government) dalam rangka demokratisasi
dalam kehidupan sekolah, sehingga pelajar diberikan kesempatan untuk turut serta dalam
10
penyelenggaraan kehidupan di sekolah. Metode sekolah sebagai laboratorium
pembaharuan pendidikan. Pendidikan progresif menganjurkan peranan baru sekolah,
tidak lagi hanya tempat anak belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratorium
pengembangan gagasan baru pendidikan. Hal ini baru dilaksanakan oleh J. Dewey. Aliran
pendidikan “Rekonstruksionalisme” yang dipelopori oleh John Dewey, menyatakan
bahwa dalam metode pendidik- an yang digunakan melalui analisis kritis terhadap
kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan programatik untuk perbaikan.
Dengan demikian menggu- nakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan
penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.

William C. Bagley melalui aliran pendidikannya “Esensialisme” menyatakan metode


pendidikan yang terdiri atas tiga langkah formal dalam pendidikan, yaitu: 1) Pendidikan
berpusat pada guru (teacher centered). 2) Umumnya diyakini bahwa pelajar tidak betul-
betul mengetahui apa yang diinginkan, dan mereka harus dipaksa belajar. Oleh karena itu
pedagogi yang bersifat lemah lembut harus dijauhi, dan memusatkan diri pada
penggunaan metode- metode latihan tradisional yang tepat. 3) Metode utama adalah
latihan mental, misalnya melalui diskusi dan pemberian tugas; dan penguasaan
pengetahuan, misalnya melalui penyampaian informasi dan membaca.

Hutchins melalui aliran pendidikannya “Perennialisme” menyatakan metode pendi-


dikan melalui latihan mental dalam bentuk diskusi, analisis buku melalui pembacaan
buku-buku yang tergolong karya-karya besar, buku-buku besar tentang peradaban Barat.
Benyamin S. Bloom dalam bukunya All Our Children Learning berpendapat, bahwa
masyarakat modern tidak dapat diwujudkan dengan anak didik yang cerdas saja.
Masyarakat harus menemukan cara untuk menciptakan anak didik yang cerdas. Hal ini
dilanjutkan dengan riset Bloom yang diarahkan pada upaya menemukan cara mengubah
pembelajaran di kelas dengan mengembangkan metode-metode yang akan membuat
pembelajaran kelompok (group instruction) efektif sebagaimana pengajaran satu per satu
(tutoring one to one). (Abuddin Nata, 2009: 296-297) Dari beberapa metode pendidikan
yang dilahirkan oleh aliran dalam filsafat pendidikan, menurut Tahar Yusuf dan Syaiful
Anwar, ada dua metode pendidikan mereka kemukakan, yaitu: Metode Socrates. Metode
Socrates adalah metode yang dibuat/dirancang oleh seorang tokoh filsafat Yunani yang
ulung, yaitu Socrates. Socrates method adalah suatu cara menyajikan bahan/materi
pelajar- an, di mana siswa dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan yang

11
dari serangkaian pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan siswa dapat menemukan jawab-
annya, atas dasar kecerdasannya dan kemampuannya sendiri. 2

2
Jurnal Al-Hikmah Vol 7 Oktober 2019 hal: 57-80
12
DAFTAR PUSTAKA

Ahyat, Nur. Edusiana: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam. Volume 4, No. 1, Maret
2017.

Zakir, Muhammad. Metode Mengajar Dalam Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Tarbawi).
Vol. 5, No. 2, Juli 2016

Kanwil Kemenag Sumsel, Metode Pendidikan Qurani.


https://sumsel.kemenag.go.id/artikel/view/10679/artikel.

Umam, Muhammad Khoirul, Studi Komparatif Paradigma Teori Belajar Konvensional


Barat dengan Teori Belajar Islam. Jurnal Al-Hikmah Vol 7 Oktober 2019.

Rianie, Nur jannah. Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah Perbandingan
dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat). Jurnal: Management of Education,
Volume 1, Issue 2.

13

Anda mungkin juga menyukai