Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DISIPLIN ILMU

(Metode dan teknik pendidikan Islam)

OLEH KELOMPOK 6

AHMAD RIF’AT10120190160

MOH.FARHAN S LASIDI 10120190247

M.HAERUL PAUSIL HAKIM 10120190187

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS : A2

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur semoga senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan semua limpahan serta rahmatNya kepada kita semua, sehingga makalah usaha
yang kami buat ini dapat disusun dengan maksimal dan tepat waktu.

Besar harapan Kami agar proposal ini bisa memberikan manfaat, lebih khusus kepada kami
yang menjadi pemohon serta Bapak dan Ibu sekalian. Kami menyadari betul bahwa hadirnya
proposal ini tentu bukan berarti ia sempurna dan lepas dari masukan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari Bapak Ibu semua sangat kami harapkan dan kami terbuka untuk itu.

Makassar 11-oktober-2021
PENDAHULUAN

Manusia dalam kenyataan hidupnya menunjukan bahwa ia membutuhkan suatu proses


belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan
seimbang. Manusia tidak dirancang oleh Allah SWT. Untuk dapat hidup secara langsung
tanpa proses belajar terlebih dahulu untuk memahami jati dirinya dan menjadi dirinya.

Dan dalam proses belajar mengajar semua pendidik membutuhkan metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karena sebagus apapun tujuan pendidikan,
jika tidak didukung oleh metode yang tepat sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik.
Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara memuaskan
atau tidak, bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting daripada
materi itu sendiri. Oleh karena itu pemeliharaan metode pendidikan Islam harus dilakukan
secara cermat.

Dalam makalah ini kami paparkan metode-metode serta teknik dalam pendidikan islam,
untuk didiskusikan bersama serta untuk bekal kita sebagai calon pendidik.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Definisi Metode Pendidikan Islam

B. Tujuan dan Fungsi Metode Pendidikan Islam

C. Bentuk Metode dan Teknik Pendidikan Islam

III.PEMBAHASAN

A. Definisi Metode Pendidikan Islam

Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos. Metha berarti melewati atau
melalui, dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yanag harus dilalui
untuk melalui tujuan tertentu. Dalam bahasa arab, metode disebut thoriqoh, mengajar
berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai
tujuan pengajaran.

Para ahli memberikan beberapa definisi tentang metode mengajar sebagai berikut:

1. Hasan langgulung mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran.

2. Abdurrahman ghunaimah mendefinisikan metode mengajar dengan cara-cara yang


praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3. Al Abrasyi mengemukakan pengertian metode mengajar sebagai jalan yang di ikuti
untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam materi dalam
berbagai pelajaran.

Sedangkan metode pendidikan islam adalah cara-cara yang digunakan dalam


mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan islaM.

Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana
seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utama
pendidikan islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia
mengabdi kepada Allah SWT.[2]

B. Tujuan dan Fungsi Metode Pendidikan Islam

Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran
islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk
mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah
belajar peserta didik secara mantap.

Di samping tujuan, metode pendidikan islam merupakan bagian yang penting dari
pendidikan islam itu sendiri dan metode pendidikan islam memiliki beberapa fungsi, antara
lain:

1. Mengarahkan keberhasilan belajar.

2. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat.

3. Mendorong usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan
peserta didik.

4. Memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara
pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam.[3]

C. Bentuk Metode dan Teknik Pendidikan Islam

Metode biasanya disandingkan dengan teknik, yang mana keduanya saling


berhubungan. Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi.
Sedangkan teknik adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang pendidik
melaksanakan metode tersebut.

Bentuk-bentuk metode pendidikan islam yang relevan dan efektif dalam pengajaran
ajaran islam ada enam, yaitu:

1. Metode diakronis

Suatu metode mengajar ajaran islam yang menonjolkan aspek sejarah. Metode ini
memberi kemungkinan adanya studi komparatif tentang berbagai penemuan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan yang
relevan, memiliki sebab akibat atau kesatuan yang integral. Lebih lanjut peserta didik dapat
menelaah kejadian sejarah dan mengetahui lahirnya tiap komponen. Wilayah metode ini
lebih terarah pada aspek kognitif.

2. Metode sinkronis-analitis

Suatu metode pendidikan islam yang memberi kemampuan analisis teoritis yang sangat
berguna bagi perkembangan keimanan dan mental-intelek. Metode ini tidak semata-mata
mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis. Teknik pengajarannya meliputi
diskusi, lokakarya, seminar, kerja kelompok, resensi buku, lomba karya ilmiyah dll.

3. Metode problem solving (hill al musykilat)

Metode ini merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah
suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya.

4. Metode empiris

Suatu metode mengajar yang memungkinkan peserta didik mempelajari ajaran islam melalui
proses realisasi, aktualisasi, serta internalisasi norma-norma dan kaidah islam melalui proses
aplikasi yang menimbulkan interaksi sosial. Secara deskriptif, proses-proses interaksi dapat
di rumuskan dalam suatu sistem norma baru.

5. Metode induktif (al istiqro’iyyah)

Metode yang dilakukan oleh pendidik dengan cara mengajarkan materi yang khusus
(juziyyah) menuju pada kesimpulan yang umum. Tujuan metode ini adalah agar peserta didik
bisa mengenal kebenaran-kebenaran dan hukum-hukum umum setelah melalui riset.

6. Metode deduktif

Metode yang dilakukan oleh pendidik dalam pengajaran agama islam melalui cara
menampilkan kaedah yang umum kemudian menjabarkannya dengan berbagai contoh
masalah sehingga menjadi terurai.

Realisasi dari metode pendidikan islam di atas dapat di aplikasikan dengan cara-cara praktis
yang disebut denagn teknis pandidikan islam.adapun teknik-teknik pendidikan islam adalah

1. Teknik periklanan (al-ikhbariyah) dan teknik pertemuan (al-muhadoroh).

Teknik yang dilakukan dengan cara memasang iklan, pemberitahuan, pengumuman, ataupun
dapat dilakukan dengan tatap muka langsung antara perseta didik dengan pendidik. Untuk
merealisasikan teknik ini dapat digunakan cara-cara seperti berikut :

a. Teknik ceramah (lecturing/al mawidoh)

Implikasi teknik mawidoh dalam pendidikan islam adalah pemberian dan penyampaian
informasi yang dapat memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk mengajarkan
suatu kebaikan agar tercapainya kemaslahatan umat dalam rangka mengabdi kepada Allah
SWT.
b. Teknik tulisan (al kitabah)

Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara menyebarkan informasi kepada peserta didik
melalui resume tulisan, brosur-brosur atau yang lainnya.Teknik ini bisa digunakan sebagai
ganti dari tatap muka bila pendidik berhalangan.[4]

2. Teknik dialog (al-hiwar)

Dialog adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik.[5]

Teknik ini dilakukan dengan penyajian suatu topik masalah yang dilakukan melalui dialog
antara pendidik dan peserta didik.Untuk merealisasikan teknik dialog dapat digunakan
teknik-teknik sebagai berikut :

a. Teknik tanya jawab (al-as’ilah wa ajwibah)

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
membimbing orang yang di tanya untuk mengemukakan kebenaran dan hakekat yang
sesungguhnya.

b. Teknik diskusi (al-niqasiy)

Dalam teknik ini pendidik memberikan kesempatan pada peserta didiknya untuk
mengadakan pembicaraan ilmiah baik secara individu maupun berkelompok. Dan
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan suatu
masalah.

c. Teknik debat (al-mujadalah)

Teknik ini sebenarnya hampir sama dengan diskusi, hanya saja teknik ini diikuti oleh peserta
yang heterogen, yang mungkin berbeda idologi, agama, prinsip, filsafat hidup, atau
perbedaan-perbedaan lainnya. Tujuan diterapkan teknik jidal adalah untuk mempengaruhi
atau bahkan memaksa peserta agar mengikuti keinginannya, sehingga sifat teknik ini
terkesan saling menjatuhkan dan mengalahkan lawan, serta ingin mempertahankan
pendapat pribadi.

d. Teknik sumbang saran (brainstorming)

Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengajar yang mana seorang pendidik di dalam
kelas melontarkan sejumlah pertanyaan dan masalah untuk kemudian peserta didik dituntut
untuk menjawab dan menyatakan pendapat atau berkomentar.[6]

3. Teknik bercerita (al-qisoh)


Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara bercerita mengungkapkan peristiwa-peristiwa
bersejarah yang mengandung ibroh (nilai moral, sosial, dan rohani) bagi seluruh umat
manusia di segala tempat dan zaman. Baik mengenai kisah yang bersifat kebaikan maupun
kisah kedholiman di masa lalu.[7]

Dalam pendidikan islam kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat di ganti dengan
bentuk penyampaian lain karena kisah selalu memikat pembaca maupun pendengar untuk
mengikuti peristiwanya dan kisah-kisah itu bertujuan menguatkan keimanan kaum
muslim.[8]

4. Teknik perumpamaan (al-amsal)

Pendidikan dengan teknik ini dilakukan dengan menyamarkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain yang kebaikan dan keburukannya telah diketahui secara umum.[9]

Metode ini mempunyai kelebihan karena dapat memberi pemahaman konsep abstrak bagi
peserta didik, serta dapat memberi kesan dan bekas yang mendalam tehadap perumpamaan
yang diberikan,serta membawa pemahaman rasional yang mudah di pahami, dan teknik ini
dapat direalisasikan dengan cara:

a. Simbolisme verbal

Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan bahasa-bahasa simbol yang dapat
menarik minat pendengar. Teknik simbolisme verbal dapat berupa puisi, prosa, pantun,
syair, cerpen, karikatur, dan sebagainya.

b. Teknik karya wisata (ar-rihlah al-ilmiah)

Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara penyajian suatu bahan pelajaran dengan membawa
peserta didik pada objek yang akan dipelajari secara langsung diluar kelas.[10]

5. Teknik keteladanan (al-qudwah)

Pendidikan dengan metode keteladanan berarti pendidik tidak hanya berceramah,


berkhutbah, atau berdiskusi tetapi memberi contoh baik berupa tingkah laku, sifat, dan
sebagainya. Banyak ahli pendidikan berpendapat bahwa pendidikan dengan keteladanan
merupakan metode yang paling berhasil guna hal itu karena dalam belajar, pada umumnya
orang lebih mudah menangkap yang kongkrit dari pada yang abstrak.[11]

6. Teknik pembiasaan (al-mumarosah al-amal)

Inti pembiasaaan ialah pengulangan. Teknik ini sebenarnya cukup efektif, karena jika
seseorang telah memiliki kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah
dan senang hati. Aplikasi dari teknik ini adalah dengan proses penanaman kebiasaan berupa
pekerjaan kepada peserta didik secara continue. Metode ini sangat efektif untuk pengajaran
akhlak, pembinaan sikap dan mental yang baik.[12]

7. Teknik pengambil pelajaran dari suatu peristiwa (ibroh)


Pendidikan dengan ibroh dilakukan oleh pendidik dengan mengajak peserta didik untuk
mengetahui inti sari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, diinduksi, ditimbang-
timbang, diukur dan diputuskan oleh manusia secara nalar, sehingga kesimpulannya dapat
mempengaruhi hati.[13]

Disini peserta didik dididik untuk mandiri dapat mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya.

8. Teknik pemberian janji dan ancaman (targhib wa tarhib)

Targhib adalah harapan serta janji yang diberikan kepada peserta didik yang bersifat
menyenangkan dan merupakan kenikmatan karena mendapat penghargaan, sebaliknya
tarhib merupakan ancaman pada peserta didik bila ia melakukan suatu tindakan yang
menyalahi aturan.

9. Teknik koreksi dan kritik (al tanqibiyah)

Teknik yang dilakukan dengan cara pembahasan dan penyelidikan terhadap suatu topik
materi dalam suatu buku, atau pendapat seorang guru yang disuguhkan kepada peserta
didik untuk kemudian dikrtisi dan dibanding-bandingkan dengan pendapat atau buku yang
lain. Aplikasi dari teknik ini dapat berupa resensi buku.

10. Teknik perlombaaan (al musabaqah)

Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara memberikan pelajaran kepada peserta didik melalui
upaya yang bersifat kompetisi antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain.[14]
KESIMPULAN

Begitu pentingnya metode dalam pendidikan islam, dari itu kita dapat mengetahui dan
menyimpulkan definisi tentang metode serta tujuan dan fungsi metode dalam makalah ini.

Dan mengetahui pula bentuk dari metode yang berjumlah enam metode, yaitu: metode
diakronis, metode sinkronis-analitis, metode problem solving (hill al musykilat), metode
empiris, metode induktif (al istiqro’iyyah), metode deduktif. Serta pengejawantahan metode
itu dengan teknik-teknik yang telah kami paparkan.

PENUTUP

Alhamdulillah puji syukur atas rahmat dan izin Allah dengan selesainya makalah ini. Sebagai
manusia biasa, kami sadar makalah ini belum sempurna adanya. Maka dari itu, kritik serta
saran kami harapkan untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua yang mempelajarinya. Amin
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Mujib, Abdul, Muzakir , Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006.

Noer, Hery Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.

Udiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Umar, Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010.

Anda mungkin juga menyukai