Oleh:
Ketua : Jufri, l.c.,M.Pd.i./ 0907077044
1
2
3
DAFTAR ISI
RINGKASAN .............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 4
A. Solusi ............................................................................................................ 12
B. Target .......................................................................................................... 12
C. Luaran ........................................................................................................... 12
LAMPIRAN ................................................................................................................ 25
4
RINGKASAN
5
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
1.1.1. Gambaran Lokasi dan Batas Wilayah
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terletak di bagian barat dari Provinsi
Sulawesi Selatan, dengan Ibukota Pangkajene dan sebagai pusat pelayanan wilayah
bagi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, selain itu karena letaknya yang sangat
strategis dekat dengan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan letak
astronomi, Kabupaten pangkajene dan kepulauan berada pada 11.00’ Bujur Timur
dan 040. 40’ – 080. 00’ Lintang Selatan.
Secara Administratif Luas wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
12.362,73 Km2 (setelah diadakan analisis Bakosurtanas) untuk wilayah laut seluas
11.464,44 Km2, dengan daratan seluas 898,29 Km2, dan panjang garis pantai di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu 250 Km, yang membentang dari barat
ke timur. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri dari 13 kecamatan, dimana 9
kecamatan terletak pada wilayah daratan dan 4 kecamatan terletak di wilayah
kepulauan.
Batas administrasi dan batas fisik Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barru.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan Madura,
Pulau Nusa Tenggara dan Pulau Bali.
Kecamatan Ma’rang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Pangkep yang terletak di sebelah timur Kabupaten Pangkep dengan luas wilayah
lebih kurang 11.52 km persegi, dibagi dalam 10 kelurahan dan desa. Jumlah
penduduk Kecamatan Ma’rang pada tahun 2014 berdasarkan hasil registrasi
penduduk akhir tahun 2014 mencapai 30.519 jiwa dengan jumlah ORT sebanyak 257
6
dan ORW 57, jumlah Rumah Tangga 10.181 dengan kepala rumah tangga penduduk
30.519.
Berdasarkan penduduk dengan jenis kelaminnya terdiri atas laki-laki
sebanyak 14.605 jiwa dan perempuan sebanyak 15.914 jiwa, Jumlah penduduk
Kecamatan Ma’rang berdasar status migran terdapat 25.619 jiwa atau 25,90 %
penduduk yang datang untuk berkebun. (Pangkep dalam Angka: 2016)
7
karenya, pembahasan dan penyelesaian problem kesehatan masyarakat ini
menyertakan pendekatan sosiologis. Pada posisi ini kesadaran kokektif dan tindakan
kolektif, menjadi sangat penting untuk dapat memutus atau meminimalisir mata
rantaipenularan virus corona.
Bahwa dalam sejarah panjang perjalanan umat manusia di muka bumi, untuk
bisa menjaga eksistesinya dan melanjutkan tata kelola kelangsungan kehidupan, ada
pranata sosial yang sama-sama harus dipatuhi. Dan pranata sosial paling baru
berkaitan dengan pandemi virus corona yang harus dihadapi manusia adalah apa
yang dikenal dengan istilah karantina wilayah, pembeatasan pergerakan orang dan
istilah newnormal. Apapun sebutan yang dipakai, bermuara pada adanya pembatasan
pergerakan manusia agar mengurangi kontak langsung dengan orang lain, baik pada
posisi terpapar, orang tanpa gejala, maupun pergerakan sesama orang sehat. Kita
sama-sama menapaki tangga sosial tersebut, betapapun tahapan itu amat sulit
diwujudkan, mengingat begitu ganas dan cepatnya penyebaran virus di tengah-
tengah masyarakat. Di sinilah posisi pentingnya tingkat kesadaran kolektif dan
tindakan bersama untuk memutus mata rantai penularan virus corona, meski dalam
konteks penyebaran corona virus, kesadaran masyarakat tentang protokol kesehatan
masih relatif rendah.
Secara sosilologis, manusia harus dihadapkan pada pilihan-pilihan, untuk
tetap sehat dan bisa melangsungkan kehidupan dengan menjalani protokol kesehatan
atau menjalani kehidupan bebasa tanpa memperhatikan protokol kesehatan dengan
resiko menghadapi kenyataan terpapar virus corona. kesadaran untuk bisa melakukan
peberubahan dengan sistem sosial baru, bisa beradabtasi dengan peradaban baru, dan
pada akhirnya bisa terhindar dari virus corona, tentu akan menjadi harapan kolektif
manusia. Kebiasaan bersosial dengan begitu longgar harus berbalik arah menjadi
penuh keterbatasan. Pertemuan di masyarakat dalam bentuk apapun dibatasi, bahkan
menjadi ditiadakan sama sekali. Termasuk pertemuan rutin jamaah pengajian harus
pula merubah bentuk kegiatannnya, dari semula pengajian dan pembinaan bersifat
langsung harus berubah dalam bentuk online dengan menggunakan media sosial.
Model pengajian dan pembinaan model online ini mengandung berbagai kelemahan.
8
Namun ini adalah sebuah realitas baru yang harus dihadapi oleh masyarakat. Dalam
laporan Kompas.com edisi 21/07/2020 dengan mengutip dari dr. Pandu Riono,
MPH,Ph.D, bahwa pemerintah harus mengevaluasi seluruh strategi yang saat ini
diterapkan, dimana tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan masih
rendah.
Dalam konteks ini, membangun kesadaran kolektif dan tindakan bersama
dalam lingkup kecil pada jamaah pengajian tetap dipandang penting. Kebiasaan baru
harus benar-benar dijalankan, dari yang semula mereka bisa bertemu rutin setiap
Kamis Malam secara langsung, kini harus membatasi diri bertemu dalam dunia
maya. Namun demikian, kondisi pembatasan pergerakan manusia tersebut, tidak
berarti harus membatasi pula dalam proses pembinaan keagamaan. Prinsip yang
dijalankan adalah memutus mata rantai penuliaran virus harus diperhatikan, namun
pembinaan keagamaan harus tetap berjalan sebagaimana biasa, hanya saja bedanya
dijalankan dengan menggunakan media sosial.
9
2. Perlunya sebuah pendampingan partisipatif untuk membantu mengatur dan
menyusun jadwal kegiatan majelis taklim agar lebih terarah dan terstruktur.
10
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1. Alternatif Solutif
Berdasarkan rasional analisis situasi dan tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan program pengabdian ini, maka solusi yang ditawarkan adalah dalam
bentuk pendampingan partisipatif kepada ibu-ibu Majelis Taklim “Tanwirul Qulub”
Sambau, Desa Padang Lampe Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep.
2.2. Target Kegiatan
Target yang ingin dicapai dari pelatihan ini sebagai berikut:
Meningkatkan kemampuan pada pengurus Majelis Taklim “Tanwirul Qulub”
Sambau, Desa Padang Lampe Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep dalam
membuat jadwal; kegiatan agar lebih terarah dan terstruktur.
2.3. Luaran
Adapun luaran yang dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Luaran Penelitian
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
1. Publikasi ilmiah di jurnal/prosiding Ada
2. Publikasi melalui media on line Ada
11
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3. 1. Langkah-langkah kegiatan
Adapun langkah–langkah pelatihan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Pembinaan Keagamaan Terhadap
Jamaah Majelis Taklim “Tanwirul Qulub” Sambau, Desa Padang Lampe Kecamatan
Ma’rang Kabupaten Pangkep. Pada Masa Pandemi Covid 19”, sebagai berikut:
1. Persiapan
13
4.1. Jenis Kepakaran yang Diperlukan
Jenis kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan mitra
dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) adalah dibidang keahlian
Pendidikan Agama Islam yang juga merupakan Dosen PAI. Sebagai pakar pada
kegiatan PKM ini adalah Jufri, l.c.,M.Pd.i. Adapun tim pelatih IbM ini terdiri dari :
14
4.3. Peserta/ Partisipan Masyarakat Sasaran
Peserta dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu pengurus majelis taklim “Tanwirul
Qulub” Dusun Sambau Desa Padanglampe, Kec. Ma’rang, Kab. Pangkep yang
berjumlah 26 orang.
15
kesepakatan bersama yaitu dilaksanakan pada tanggal 05 Nopember 2021. Setelah
perencanaan waktu dan kebutuhan materi disepakati, maka selanjutnya disepakati
dilaksanaan secara ofline. Pada saat implementasi perencanaan, ada sedikit
perubahan dan berbagai penyesuaian, yang sama sekali tidak mengganggu dan tidak
menimbulkan permasalahan, sehingga pelaksanaan pembinaan dapat berjalan
dengan lancar.
16
Gambar 1. Acara Pembukaan Pembinaan Keagamaan Terhadap Jamaah Majelis
Taklim “Tanwirul Qulub” Sambau
17
“Tanwirul Qulub” Sambau, selain itu juga hadir kepala desa padang lampe
(Gambar 1).
Kegiatan pelatihan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan yaitu
selama sehari pertemuan. Pertemuan pelatihan ini dilakukan sesuai dengan program
yang telah disusun oleh Tim IbM Penyampaian materi pelatihan oleh Tim IbM UMI
Makassar oleh jufri, L.c.M.Ag. (Gambar 2).
4.6. Evaluasi Kegiatan
18
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diuraikan pada laporan ini antara lain:
6.2. Saran
Saran dari pelaksanaan kegiatan IbM disampaikan kepada:
Program pembinaan keagamaan yang menekankan pada aspek aplikasi keagamaan,
dalam pelaksanaannya tentu masih banyak kekurangan terlebih dilaksanakan secara
online, sehingga ke depan diharapkan tetap ada program kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan dapat terus berlanjut, terlebih bisa dilaksanaan
secara langsung tentu dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarananya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Berita Satu, 2012. Wah, 38 Persen Pengguna Facebook Anak Dibawah 13 Tahun
[Online] (Updated 27 April 2012) Diakses
dari: http://www.beritasatu.com/berita-utama/42503-wah-38-persen-
pengguna- facebook-anak-dibawah-13-tahun.html [15 November 2012]
Faisal, N. 2016. Pola Asuh Orangtua Dalam Mendidik Anak Di Era Digital. Jurnal
An - Nisa, Vol. IX, No. 2
Gayatri. 2011. Women’s Guide (Buku Cerdas Untuk Perempuan Aktif). Jakarta:
20
Gagas Media
R
21
A
22
9 Alamat Kantor
Jl. Urip Sumoharjo Kampus 2 UMI
10 Nomor Telepon
447380
11. Mata Kuliah yang diampu 1. Tafsir Ahkam
2. Hadis Ahkam
3. Ulumul Qur’an
4. Syariah
1. Riwayat Pendidikan
S1 S-2
1. Pengalaman Penelitian:
PENGALAMAN PENELITIAN
Anggota,
Jufri, l.c.,M.Pd.i
24
11. Mata Kuliah yang diampu 1. Bimbingan dan Konseling
2. Bimbingan dan Konseling Islam
3. Psikologi Belajar
4. Pengembangan media dan desain
pembelajaran MI/SD
5. Pembelajaran Tematik
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
4. Pengalaman Penelitian:
PENGALAMAN PENELITIAN
KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun
Judul Penerbit/Jurnal
Pengaruh Layanan Bimbingan Journal of EST,Volume 1,
Kelompok Terhadap Peningkatan Nomor 1,. Juni 2015 hal
2015 Penyesuian Diri Siswa 46–60
46 ISSN:2460 1497
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
(LPkM) UMI.
Makassar, 29 Maret 2021
Ketua,
Muhammad Syahrul, S.Pd.,M.Pd
27
Lampiran 2 : Gambaran Iptek yang Akan Ditransfer Kepada Mitra
2. Tim Pelaksana :
28
dan
bimbingan
3. Kusnandi Anggota Mahasiswa UMI 20 Jam
4. Zulkifli Kasman Anggota Mahasiswa UMI 20 am
Majelis Taklim UMMAHAT DDI Padang Lampe Desa Padang Lampe Kecamatan
Ma’rang Kabupaten Pangkep.
4. Masa Pelaksanaan
29
Lampiran 5 : Surat Kesediaan Kerja sama dari Mitra
30
31
OUTPUT
32
Dosen UMI Bina Majelis Taklim Tanwirul Qulub Tetap Eksis Menebar Syiar Islam
https://tebaran.com/read/15566/dosen-umi-bina-majelis-taklim-tanwirul-qulub-tetap-
eksis-menebar-syiar-islam/
Artikel
33
PENGELUARAN
34
35
36
37
38
39
40