OLEH
dr. …………
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. RSUD Maba, Halmahera Timur.............................................................4
Gambar 2. Ruang Poliklinik.....................................................................................6
Gambar 3. Pemeriksaan USG..................................................................................6
Gambar 4. Ruang Kamar Bersalin...........................................................................7
Gambar 5. IGD RSUD Maba...................................................................................7
Gambar 6. IGD Kebidanan RSUD Maba.................................................................8
Gambar 7. Renovasi Kamar Operasi (OK 1)...........................................................8
Gambar 8. Renovasi Kamar Operasi (OK 2)...........................................................9
Gambar 9. Pemantauan Renovasi Ruang Operasi....................................................9
Gambar 10. Central Sterile Supply Department (CSSD).......................................10
Gambar 11. Unit Transfusi Darah (UTD)..............................................................10
Gambar 12. Visite pasien dan Konseling Kontrasepsi Pasca Salin.......................11
Gambar 13. Penyuluhan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)................12
Gambar 14. Screening covid-19 di poli rawat jalan...............................................15
Gambar 15. Tatap muka dengan tokoh agama dan bidan desa..............................23
Gambar 16. Renovasi kamar OK 1 dan 2 sudah selesai........................................25
Gambar 17. Pelatihan penjahitan ruptur perineum dan penyuluhan hipertensi
dalam kehamilan kepada bidan..............................................................................26
Gambar 18. Pengarahan alur pelaporan MKJP......................................................27
Gambar 19. Penerimaan MKJP dari DPPKB.........................................................27
Gambar 20. Penyuluhan MKJP..............................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam proses pelayanan di rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit
pendidikan afiliasi dan satelit, MPPDS telah terpapar oleh jumlah dan variasi kasus
serta tindakan yang memenuhi standar minimal kolegium. Salah satu bentuk
pengembangan pendidikan adalah dengan mengundang visiting professor dari luar
negeri baik dalam bentuk seminar dan diskusi ilmiah yang akan menjadikan mahasiswa
memiliki pandangan yang lebih luas.
Demi meningkatkan kebutuhan peserta didik akan jumlah dan variasi kasus, maka
PS Sp-1 Kedokteran Jiwa FK UNHAS melakukan kemitraan dengan beberapa pusat
layanan kesehatan sebagai lahan pendidikan RS Jejaring. Kerja sama ini meliputi
berbagai kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Mengundang praktisi dan akademisi dalam kuliah umum, workshop, dan pelatihan.
- Membangun kerja sama dengan pihak ketiga dalam pelaksanaan pendidikan
penelitian dan pengabdian masyarakat.
1
- Kerja sama dengan institusi dalam negeri meliputi RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusoso, RSPTN Universitas Hasanudddin, RS Ibnu Sina, RS Labuang Baji,
RSUD Morowali, RSUD Kolonodale, RSKD Dadi Prov Sulawesi Selatan, BNN
Baddoka, RS Daya, RS Akademis, RS Chasan Boesoirie Ternate, RSUD Poso,
RSUD Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong, RSUD Mokopido Toli-Toli.
- Membangun kerja sama internasional, terutama di bidang pendidikan yaitu untuk
bisa melakukan pertukaran mahasiswa dan dosen. Seperti kerja sama dengan Kyoto
University. Program seperti ini akan menjadi magnet bagi calon mahasiswa untuk
masuk ke UNHAS, khususnya PS Sp-1 Kedokteran Jiwa.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
3
Kabupaten Halmahera Timur merupakan daerah kawasan pesisir dan
kawasan pegunungan/perbukitan. Sekitar 80% desa berada di daerah pantai.
Sebagian besar wilayah desa berhadapan langsung dengan wilayah teluk atau
lautan lepas. Sekitar 20% desa berada di daerah pegunungan. Kondisi klimatologi
berdasarkan letak geografis dapat dikategorikan beriklim tropis dengan
temperature udara antara 20-33 °C dan kondisi alam dipengaruhi oleh 2 (dua)
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan jumlah curah hujan,
termasuk dalam klasifikasi daerah basah dengan curah hujan terjadi sepanjang
tahun.
Jumlah penduduk pada tahun 2020 sebayak 91.707 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki 48.270 Jiwa dan perempuan 43.437 Jiwa. Kepadatan penduduk
Per Km2 dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Kecamatan yang
terpadat adalah kecamatan Maba (33 jiwa/km2) dan kecamatan Wasile
(31jiwa/km2) yang merupakan daerah perusahaan dan transmigrasi.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Maba yang didirikan pada
tahun 2004 diharapkan menjadi pusat rujukan bagi fasilitas pelayanan kesehatan
di Kabupaten Halmahera Timur.Jumlah Puskesmas sebanyak 16 unit, Puskesmas
Perawatan 5 unit dan Puskesmas Non Perawatan 9 unit. Puskesmas Pembantu 21
unit dan Polindes 29 unit.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maba mulai dibangun pada tahun 2004. Tahap
pertama pembangunan infrastruktur RSUD adalah pembangunan Gedung Poliklinik dan
Gedung Instalasi Rawat Darurat. Pembangunan tahap kedua, pada tahun 2005 dibangun
gedung yang terdiri dari gedung kantor, gedung Radiologi, gedung Apotik, gedung
Perawatan Kebidanan, koridor 100 m, dan rumah dinas dokter 2 unit. Pembangunan
tahap ketiga, pada tahun 2006 dibangun gedung Rawat Inap, gedung Operasi Bedah, dan
koridor 31 m. Pada tahun 2007 dibangun gedung dapur dan koridor sepanjang 80 m.
Pembiayaan pembangunan infrastruktur bersumber dari APBN. Kepemilikan Dan Kelas
RSUD Maba yaitu sebagai berikut :
4
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah Maba
Peresmian : Tanggal 12 Juli 2008
Kelas / Tipe : D (SK MENKES Nomor 831/MENKES/
SK/VII/2010)
Kapasitas Tempat Tidur : 50 TT
Luas Tanah : 6.500 m2
Luas Bangunan : 2.118 m2
5
tanggal 12 Juli 2008. Dengan status rumah sakit milik pemerintah daerah
kabupaten Halmahera Timur dengan di tetapkan nama “Rumah Sakit Umum
Daerah Maba”. Dan di tetapkan menjadi rumah sakit Umum Tipe D berdasarkan
surat keputusan menteri kesehatan Repoblik indonesia Nomor
831/MENKES/SK/VII/2010 serta lengkapi 50 tempat tidur.
6
- Visi
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Maba Kabupaten Halmahera Timur adalah
Menjadi rumah sakit umum daerah yang terdepan dan bermutu.
- Misi
Misi Rumah Sakit Umum Daerah Maba Kabupaten Halmahera Timur
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan sarana dan prasarana.
b. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan SDM rumah sakit yang
profesional.
c. Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan melalui peningkatan
pengaturan dan penegakannya.
d. Meningkatkan profesinalisme manajemen keuangan dan operasinal yang
efektif dan efisien
e. Optimalisasi fungsi rumah sakit dalam pelayanan preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif
7
2.2 KONDISI POLIKLINIK JIWA
Pelayanan poliklinik dilakukan sebagai peserta didik MPPDS (program
pendidikan dokter spesialis) obstetri dan ginekologi di poliklinik meliputi
screening (Covid-19), konseling, pemeriksaan klinis, pemberian terapi yang
dimulai dari hari Senin-Sabtu. Sedangkan pelayanan di kamar bersalin meliputi
anamnesis, pemeriksaan klinis dasar, melakukan pemeriksaan penunjang dan
menentukan tatalaksana pada pasien obstetri dan ginekologi. Untuk IGD
kebidanan sendiri terpisah dengan pasien lain.
8
Gambar 4. Ruang Kamar Bersalin
9
Gambar 6. IGD Kebidanan RSUD Maba
3a 3b
3c 3d
10
Gambar 3a, 3b, 3c dan 3d. 3a) Asrama tempat tinggal residen, 3b) Rumah singgah, 3c)
Kendaraan Dinas Residen, 3d) Kondisi kamar residen
Pemeriksaan pasien rawat jalan obstetri dan ginekologi dilakukan selama 6 hari
kerja dengan jumlah kunjungan adalah :
September 2021 : 65 Orang (Obstetri 61 orang; Ginekologi 1 orang;
Konseling KB 3 orang)
Oktober 2021 : 82 Orang (Obstetri 80 orang; Ginekologi 1 orang;
Konseling KB 1 orang)
o Jumlah : 147 Orang
Sedangkan jumlah rawat jalan periode Juli - Agustus 2021 adalah :
Juli 2021 : 38 Orang (Obstetri 38 orang)
Agustus 2021 : 90 Orang (Obstetri 87 orang; Ginekologi 3 orang)
o Jumlah : 128 Orang
Jumlah Pasien Rawat Inap Periode September - Oktober 2021 adalah:
September 2021 : 5 orang (Obstetri 5 orang)
Oktober 2021 : 6 orang (Obstetri 4 orang)
o Jumlah : 11 Orang
Sedangkan Jumlah Pasien Rawat Inap Periode Juli - Agustus 2021 :
Juli 2021 : 9 orang (Obstetri 9 orang)
Agustus 2021 : 6 orang (Obstetri 6 orang)
o Jumlah : 15 Orang
11
Berdasarkan data diatas, jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada
periode September - Oktober 2021 adalah 147 orang. Mengacu pada periode
sebelumnya yaitu pada periode Juli - Agustus 2021, didapatkan data kunjungan
pasien rawat jalan sejumlah 128 orang. Dari data ini, menunjukan bahwa terdapat
peningkatan kunjungan sebesar 19 pasien (14,84%). Peningkatan ini disebabkan
karena pada bulan Juli poli rawat jalan ditutup selama 14 hari dikarenakan banyak
tenaga medis yang terkena covid-19, dan periode ini dibuka pelayanan dari hari
Senin - Sabtu. Sedangkan jumlah kunjungan pasien rawat inap pada periode
September - Oktober 2021 adalah 11 orang. Mengacu pada periode sebelumnya
yaitu pada periode Juli - Agustus 2021, didapatkan data kunjungan pasien rawat
inap sejumlah 15 orang. Dari data ini, menunjukan bahwa terdapat penurunan
sebanyak 4 pasien (26,67%) dikarenakan masyarakat masih takut untuk di
screening covid-19 sebelum melahirkan di rumah sakit. Selain itu kesadaran
masyarakat untuk melahirkan dirumah sakit masih sangat rendah.
12
Pada tabel 2 didapatkan data jumlah kunjungan rawat jalan kasus obstetri
pada bulan Oktober 2021 dengan jumlah sebanyak 81 pasien. Kasus terbanyak
adalah ANC trimester ketiga yaitu sebanyak 35 kasus (43,21%). Total kunjungan
rawat jalan kasus obstetri periode September - Oktober 2021 adalah 145 kasus
yang mengalami kenaikan 13.2% dibandingkan 128 kasus pada periode Juli -
Agustus 2021.
13
Gambar 14. Screening covid-19 di poli rawat jalan
Pada tabel 5 didapatkan data kasus rawat inap obstetri bulan September
2021 dengan jumlah sebanyak 5 kasus. Terdapat penurunan sebesar 4 kasus
(44,4%) dibandingkan jumlah kasus rawat inap obstetri bulan Juli 2021 dan
penurunan sebanyak 1 kasus (20%) dibandingkan jumlah kasus rawat inap obstetri
bulan Agustus 2021. Kasus terbanyak adalah hiperemesis gravidarum sebanyak 2
kasus (40%) dan retensio plasenta 2 kasus (40%). 1 dengan retensio plasenta
kasus kami rujuk ke RSUD Dr. Chasan Basoeri yang berada di Ternate untuk
dilakukan transfusi darah. Dimana pada awal September UTD belum dapat
difungsikan.
14
Tabel 6. Jumlah Kunjungan Rawat Inap Obstetri Oktober 2021
Kasus n % Keterangan
Persalinan Pervaginam
Aterm, presentasi 5 83,33 Datang sendiri : 3, Rujukan : 2
belakang
kepala (PBK)
Hiperemesis Gravidarum 1 16,67 Datang sendiri
Total 6 100 Datang Sendiri : 4, Rujukan : 2
Pada tabel 6 didapatkan data kasus rawat inap obstetri bulan Oktober 2021 dengan
jumlah sebanyak 6 kasus. Terdapat penurunan sebesar 3 kasus (50%) dibandingkan jumlah
kasus rawat inap obstetri bulan Juli 2021, tetapi jumlah pasien sama jika dibandingkan dengan
jumlah kasus rawat inap obstetri bulan Agustus 2021. Kasus terbanyak adalah persalinan
pervaginam aterm, presentasi belakang kepala sebanyak 5 kasus (83,33%). Semua pasien yang
akan dirawat inap wajib dilakukan pemeriksaan swab antigen. Sebagian besar kasus merupakan
kasus rujukan yang berasal dari Puskesmas yang berada diwilayah kerja Kota Maba.
15
Gambar 13. Penyuluhan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Jumlah kasus rawat jalan RS Dayaku Raja Kota Bangun periode Oktober –
November 2021 sebanyak 308 pasien dan jumlah kasus rawat inap sebanyak 130
pasien, mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan periode 2 bulan
sebelumnya. Sehingga ilmu dan pengalaman yang bisa didapatkan selama stase
mandiri juga cukup banyak pada periode ini. Namun terdapat keterbatasan jumlah
kasus pada kasus-kasus ginekologi selama 2 bulan periode stase mandiri.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, pasien seringkali tidak rutin
melakukan kontrol kontrasepsi karena jarak yang jauh dari lokasi rumah sakit dan
takut dengan situasi pandemi covid-19, sehingga angka kehamilan dan kasus
obstetri ditemukan tinggi pada periode ini.
Kehamilan risiko tinggi atau 4T masih menjadi masalah yang sering
ditemukan di Kabupaten Kutai Kartanegara khususunya kehamilan pada usia <20
tahun, usia > 35 tahun, dan kehamilan dengan grande multipara. Hal tersebut
disebabkan oleh pernikahan usia remaja yang cukup sering ditemui, pendidikan
yang terbatas serta kurang disiplinnya penggunaan kontrasepsi pada wanita <20
tahun
3.2. SARAN
28
4. Dinas Kesehatan rutin melakukan pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan
obstetrik pada petugas kesehatan pelaksana terkait di puskesmas dan rumah
sakit.
5. Dinas Kesehatan bekerja sama dengan DPPKB untuk melakukan pelayanan
MKJP pada perempuan risiko tinggi maupun sangat tinggi untuk hamil dengan
usia dan paritas cukup.
6. Memberikan rekomendasi pada puskesmas untuk memperhatikan perempuan
hamil dengan usia tua (>35 tahun) agar dilakukan pemantauan kehamilan dan
perencanaan persalinan yang lebih baik.
7. Melaksanakan konseling medote MKJP, baik dipoli rawat jalan maupun
konseling pasca salin.
29