Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas materi kuliah belajar dalam pembelajaran

Dosen Pengampu :

Mushohibul Hasan. M, PdI

Oleh :

Choiruddin

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL HIKMAH PRODI AGAMA ISLAM

LANGKAP BURNEH BANGKALAN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
D. Manfaat Makalah ...........………………………………………………... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar ..............………………………………………. 3
B. Jenis-Jenis Teori Belajar ..............………………………………………. 4
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran .............………………………………………………………….... 13
DAFTAR PUSTAKA .…………………………………………………… 15

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penyusun panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Teori Belajar
Dalam Pembelajaran”. kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Nashran Azizan
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pembelajaran Tematik MI/ SD kelas rendah yang
telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah, dan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini hingga akhirnya dapat diselesaikan
dengan baik dan benar.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini dan juga untuk penyusunan makalah yang lebih
baik kedepannya. Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
bagi pembaca.

Bangkalan , April 2023

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori adalah model atau kerangka pikiran yang menjelaskan telah terbuktinya
suatu kebenaran. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan
menguasai suatu kejadian tertentu. Sering sekali, teori dipandang sebagai suatu model
atas kenyataan. Teori juga merupakan seperangkat azas-azas yang tertentu tentang
kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata.
Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Stimulus
merupakan apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa
reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Teori belajar merupakan suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Ada beberapa
jenis teori belajar yaitu: muhammad saw, burrhus frederick skinner, jean piaget,
taksonomi bloom, jonh dewey, vygotsky, dan robert m. Gagne.
Teori belajar berguna untuk memudahkan seorang guru dalam proses belajar
menngajar agar membuat siswa lebih memahami pelajaran sehingga pelajaran itu
lebih bermakna dan teori belajar juga merupakan cara yang dilakukan peserta didik
dan guru dalam memperoleh maupun menyampaikan ilmu pengetahuan melalui
proses belajar atau mengajar. Setiap manusia wajib untuk belajar agar menjadi
manusia yang memiliki derajat tertingggi dibandingkan makhluk lainnya, itu sebab
timbulnya perbedaan antara manusia dengan hewan. Teori belajar juga sangat
bermanfaat karena dengan teori belajar, guru juga lebih mengetahui bagaimana
siswanya termasuk bagaimana perilaku(sikap), pengetahuan, dan keterampilan
siswanya dalam belajar. Sehingga dengan demikian guru dapat mengevaluasi
kesaahan-kesalahan yang terdapat dalam tingkat pemahaman siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar ?
2. Apa saja jenis-jenis teori belajar ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori belajar, sehingga cara ini dapat di pakai
dalam proses belajar mengajar
2. Untuk mengetahui jenis-jenis teori belajar, dan apa saja yang ada dan di
pergunakan dalam teori belajar.
D. Manfaat Makalah
1. Guru dapat membedakan teori yang satu dengan yang lain
2. Dan dapat membuat siswa memahami pelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori Belajar
Ausbel mengklasifikasikan belajar menjadi dua dimensi yaitu: dimensi
pertama berhubungan dengan bagaimana cara menyajikan informasi atau materi
pelajaran pada peserta didik melalui penerimaan dan penemuan. Dimensi kedua
berhubungan dengan bagaimana peserta didik dapat mengaitkan atau menghubungkan
informasi tersebut pada struktur kognitif yang sudah ada. Adapun struktur kognitif
yang dimaksud adalah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang
telah dipelajari dan diingat oleh peserta didik. Belajar dapat dimaknai sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil dari adanya peengalaman.
Dalam hal ini, tidak termasuk perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh
kecacatan atau kerusakan fisik, penyakit, obat-obatan, atau perubahan karena proses
pematangan.1
Teori belajar merupakan cara yang dilakukan peserta didik dan guru dalam
memperoleh maupun menyampaikan ilmu pengetahuan melalui proses belajar atau
mengajar. Setiap manusia wajib untuk belajar agar menjadi manusia yang memiliki
derajat tertingggi dibandingkan makhluk lainnya, itu sebab timbulnya perbedaan
antara manusia dengan hewan. Pada dasarnya guru dalam memberikan pengajaran
harus berlandas pada teori belajar, apabila guru mengajar tanpa menggunakan teori
belajar ibarat menyampaikan ilmu seperti berkhayal setinggi langit. Maka dari itu,
mengajar dengan menggunakan teori belajar sangatlah penting agar mengetahui
bagaimana cara membuat peserta didik menyukai guru pada saat mengajar maupun di
luar jam mengajar. Macam-macam grand teori, yaitu teori behavior, konstruktif,
kognitif, human, dan sibernetik.2 Islam sebagai agama rahmah lil al-‘alamin sangat
mewajibkan umatnya untuk selalu belajar. Bahkan Allah mangawali menurunkan Al-
Qur’an sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan rasul-Nya,
Al- Qur’an sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan
rasul-Nya, Muhammad SAW., untuk membaca dan membaca (iqra’), iqra’
merupakan salah satu perwujudan dari aktivitas belajar.

_____________
1 Ade Suhendra, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, (Jakarta: Kencana,2019),hlm., 163.
2 Maulana Arafat Lubis & Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Jogjakarta: Penerbit Samudra Biru, 2019), hlm. 32.

Dan dalam arti yang luas, dengan iqra’ pula manusia dapat mengmbangkan
pengetahuan dan memperbaiki kehidupannya. Betapa pentingnya belajar, karena itu
dalam Al-Quran Allah berjanji akan meningkatkan derajat orang yang belajar
daripada yang tidak.3
2. Jenis-jenis Teori Belajar Pada Pembelajaran Tematik MI/SD
Adapun teori-teori belajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik di
SD/MI beserta penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Muhammad SAW
Muhammad SAW lahir di Mekah pada tahun 570 M dari seorang ayah yang
bernama Abdullah dan ibu bernama Aminah. Beliau wafat di Madinah,Arab Saudi
pada tahun 632 M. Muhammad SAW adalahseorang Nabi ataupun Rasul yang
diyakikini oleh kaum muslim, beliau juga sebagai panutan bagi semua manusia.
Lahirnya Muhammad membawa dampak besar atas perkembangan perilaku
manusia yang dahulunya berada pada zaman jahiliah (kebodohan) atas perilaku
manusia yang tidak mengerti letak suatu kebenaran dan keselahan, dan saat ini
perkembangan zaman melalui pendidikan yang diajarkan beliau berdampak positif
bagi kemajuan agama dan Negara. Beliau bukan hanya member contoh, tetapi
beliau selalu menjadi contoh bagi semua manusia. Strategi pembelajaran yang
dicontohkan nabi Muhammad SAW, yaitu:
a. Metode keteladanan dan akhlak mulia.
b. Metode pembelajaran secara bertahap.
c. Metode pembelajaran dengan memperhatikan situasi dan kondisi
peserta didik.
d. Metode tamsil.
e. Metode isyrat.
f. Metode diskusi.
g. Metode partisipatoris (proses sosialisasi berfokus pada penanaman
kebiasaan, adat istiadat, dan norma tanpa terpaksa)
h. Metode Tanya jawab.

____________________
3 Baharuddin & Esa Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran(Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), hlm. 36.

Metode pembelajaran aktif yang dilakukan nabi Muhammad SAW yaitu


metode pembelajaran praktik secara langsung, pembelajaran secara gradual,
pembelajaran kondisional, dialog, Tanya jawab, serta diskusi dan dialektika.
a. Pemebelajaran Dengan Praktik Secara Langsung
Dalam ilmu-ilmu pengajaran dan penyampaian membutuhkan praktik. Nabi
Muhammad SAW selalu melakukannya dengan member contoh langsung,
tidak hanya ceramah saja. Melalui praktek langsung, pengaruhnya lebih besar
dan ilustrasinya menancap lebih kuat di hati dan memori peserta didik. Sebab
peserta didik dapat mengetahui secara langsung, misalnya bukti dan gerakan
yang diajarkan beliau. Sehingga peserta didik dapat langsung
mempraktikkannya dan lebih termotivasi untuk melakukannya.
b. Pembelajaran Secara Gardual
Diantara metode yang diterapkan oleh nabi Muhammad SAW ialah sangat
memperhatikan skala prioritas, mengajarkannyatidak langsung sekaligus,
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dan pelan-pelan. Hal ini bertujuan agar
lebih mudah dipahami dan menancap lebih kuat dalam ingatan.
c. Memperhatikan Perbedaan Kemampuan
Gaya Belajar dan Tingkat Intelegensi Peserta Didik. Suatu kenyataan bahwa,
tidak semua peserta didik memiliki kemampuan dan tingkat kecerdasan yang
sama. Muhammad SAW menyadari betul hal ini. Beliau sangat memerhatikan
perbedaan individu (indifidual difference). Beliau mengajar setiap individu
sesuai kadar kecerdasannya. Apa yang beliau ajarkan pada sahabat junior,
tidak sama dengan yang beliau ajarkan pada sahabat senior. Untuk menjawab
pertanyaan pun beliau tidaak asal menjawab, tetapi melihat bagaimana
kemampuan pemahaman dan tingkat kecerdasan yang bertanya.
d. Dialog Tanya Jawab
Salah satu yang menonjol dari metode Muhammad SAW dalam mengajar ialah
selalu mengajar dengan cara berdialog dan Tanya jawab. Dialog sangat
membantu untuk membuka kebuntuan otak dan kebekuan berpikir.
e. Diskusi dan Dialektika
Metode pembelajaran nabi Muhammad SAW bercirikan diskusi dan dialektika
menggunakan perbandingan secara logika dan pendekatan psikologi. Hal ini
digunakan untuk mencabut keraguan dan kebatilan dari hati seseorang yang
beranggapan bahwa hal yang batil itu bagus. Atau untuk menancapkan sugesti
tentang kebenaran itu. Metode beliau ini sebagai petunjuk bagi para pengajar atau
pendidik untuk menggunakan perbandingan secara logika rasional jika keadaan
menuntut untuk itu.
Nabi Muhammad SAW adalah panutan bagi umat manusia. Setiap apapun
yang beliau lakukan adalah bentuk dari pembelajaran masa depan yang lebih
cerah. Beliau adalah contoh dalam segala hal. Jika ingin tahu cara transaksi yang
baik, beliau juga mencontontohkannya. Tata cara menyikapi kehidupan sekaligus
berbagai macam problematika dan kompliknya, beliau juga memberitahukan pada
kita. Tata cara beribadah, apalagi. Bahkan dalam cara berpolotik dan strategi
berperangpun, beliau telah member contoh dan pelajaran bagi kita Semua itu bisa
kita baca dan bisa kita ikuti dalam biografi hidup beliau yang telah dideskripsikan
dengan beberapa karya monumental para ulama terdahulu.
Dari uraian tersebut telah tergambarkan bagaimana Muhammad SAW
melakukan proses pembelajaran, dengan menerapkan berbagai metode
pembelajaran. Beliau banyak menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, yang
didalamnya memperlakukan umat dan para sahabtnya sebagai peserta didik yang
memiliki kemampuan berpikir kritis dan telah memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang cukup. Maka dari itu dalam pembelajran PPKn sangat cocok
untuk menggunakan teori Muhammad SAW. Karena teori mampu menumbuhkan
karakter peserta didik.
2. Burrhus Frederick Skinner.
Skinner lahir pada tahun 1904 di Susquehanna, Pennsylvania dan wafat di
CambridgeMassachusetts, Amerika pada tahun 1990. Menurut Skinner belajar akan
berlangsung sangat efektif apabila: (1) Informasi yang akan di pelajari, maka
disajikan secara bertahap. (2) Pembelajar segera diberi umpan balik (feedback)
mengenai akurasi pembelajaran mereka, artinya setelah belajar mereka segera
diberi tahu apakah mereka sudah memahami informasi dengan benar atau tidak. (3)
Pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri. Selain itu Skinner menegaskan
bahwa tujuan belajar seharusnya dilakukan dengan cara yang spesifik (khusus)
dahulu sebelum pelajaran dimulai.
Argumen utama skinner yang menentang penggunaan hukuman adalah
bahwa hukuman hanya menekan perilaku, dan ketika ancaman hukuman
dihilangkan, tingkat perilaku akan kembali ke level semula. Jadi, hukuman sering
kelihatannya sangat berhasil padahal ia sebenarnya hanya menghasilkan efek
temporer.4
Perilaku, seperti respons dan tindakan, adalah sebuah kata yang secara
sederhana menunjukkan apa yang diperbuat seseorang untuk situasi tertentu. Untuk
menghasilkan perubahan perilaku pada diri individu, selain memerhatikan
konsekuen , dapat juga digunakan sebagai petunjuk.5
3. Jean Piaget
Jean Piaget lahir pada tahun 1896 dan wafat 1980 Masehi. Piaget menekankan
bahwa anak-anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka, artinya segala
informasi sidak sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka dari lingkungan dan
seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa
dewasa. Teori ini dirancang untuk mempengaruhi peserta didik agar menemukan
nilainilai pribadi dan social. Selain itu perilaku dan nilai-nilainya diharapkan anak
menjadi sumber bagi penemuan berikutnya. Adapun tahap-tahap perkembangan anak
menurut teori piaget, yaitu:
a. Tahap sensomotorik (usia 0-2 tahun)
Pada tahap ini perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam
kemampuan bayi mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui
gerakan-gerakan dan tindakan fisik. Anak dapat sedikit memahami lingkungannya
dengan cara melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan
menggerakkan. Anak tersebut mengetahiu bahwa perilaku yang tertentu
menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Pada tahap ini terbagi atas 6
periode, yakni: (1) reflex (usia 0-1 bulan), (2) kebiasaan (usia 1-4 bulan), (3)
reproduksi (usia 4-8 bulan), (4) koorsinasi schemata (usia 8-12 bulan), (5)
eksperimen (usia 12-18 bulan), dan (6) representasi (usia 18-24 bulan).
b. Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini anak telah mampu menggunakan bahasa dan mengembangkan
konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.
c. Tahap Operasional konkret (usia 7-11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mengembangkan pikiran logis dengan upaya
memahami lingkungan sekitarnya anak tidak terlalu menggantungkan diri pada
__________
4 Maulana Arafat Lubis & Nashran Azizan,Op.Cit,hlm.,33.
5 Baharuddin & Esa Wahyuni,Op.Cit,hlm.,103-113.

informasi yang datangnya dari pancaindra.


d. Tahap operasional formal (usia 11 atau 15 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai
gagasan. Melalui operasional formal ini, anak sudah dapat memikirkan beberapa
alternative cara memecahkan suatu masalah.
4. Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom adalah temuan dari Benjamin S. Bloom yang lahir pada tanggal
21 februari 1913 di Lansford Pennsylvania. Dia menerima gelar sarjana dan gelar
master dari Pennsylvania States University of Chicago. Pada tahun 1940 dan bertugas
sampai 1959 dan ia sekaligus seorang guru penasihat pendidikan dan psikologi
pendidikan. Ia meninggal pada tanggal 13 september 1999 di Pennsylvania.
Taksonimi Bloom mengungkapkan pendidikan dibagi menjadi beberpa domain
(ranah/ kawasa dan setiap domain tersebut dibagi ke dalam pembagian yang lebih
rinci berdasarkan hierarkinya. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain yaitu:
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan
berpikir. Kompetensi ranah kognitif atau pengetahuan meliputi enam jenjang
proses berfikir, yaitu: kemampuan menghafal, kemampuan memahami,
kemampuan menerapkan, kemampuan menganalisis, kemampuan menyintesis,
dan kemampuan mengevaluasi.6
b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri. Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternative yang dipilih
adalah proses afeksi mulai menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan.7
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan, seperti: tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
lain-lain.
Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif
dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif berkaitan dengan proses yang
digunakan peserta didik untuk
_________________
6 Andi Prastowo,Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik terpadu, (Jakarta:Kencana,2015),hlm.,134.
7 Kunandar,Penilaian Autentik:Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: PT RajaGrapindo
Persada,2013),hlm.,9.

mempelajari suatu hal, sedangkan dimensi pengetahuan adalah jenis pengetahuan


yang akan dipelajari oleh peserta didik.
5. Jonh Dewey
Jonh Dewey adalah seorang filusuf Amerika maupun psikolog. Ia lahir di
Burlington, Vermont pada tanggal 20 Oktober 1859. Dewey berpendapat bahwa
pendidikan dan pembelajaran merupakan proses social dan interaktif sehingga sekolah
adalah lembaga social yang harus ditempuh. Selain itu, Dewey juga menyatakan
bahwa peserta didik berkembang dalam lingkungan dengan mengalami interaksi.
6. Vygotsky
Lev Vygotsky Semyonovich adalah seorang psikolog Belarusia Soviet lahir pada
tanggal 17 November 1896 di kota Orsha, Belarusia. Ia pendiri teori pengembangan
psikologi budaya historis. Vygotsky menyatakan dalam teorinya bahwa pembelajaran
terjadi apabila peserta didik belajar menagani tugas-tugas yang belum dipelajari,
namun tugas-tugas tersebut masih dalam daerah terletak antara tingkat perkembangan
anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang paham.
Menurut Vygotsky perkembangan kognitif tergantung pada masa kanak-kanak.
Pengetahuan anak, gagasan, sikap, dan nilai perkembangan terjadi melaui interaksi
dengan yang lain. Vygotsky juga yakin bahasa berperan sangat penting dalam
perkembangan kognitif. Kontribusi yang paling penting dari teori Vygotsky adalah
penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran.Vygotsky yakin bahwa
pembelajaran terjadi apabila anak belajar atau bekerja pada daerah perkembangan
terdekat (zone of proximal development) mereka. Tugas-tugas yang berada pada
daerah perkembangan terdekat (zone of proximal development) merupakan tugas
tugas, yang mana anak belum dapat memahami sendiri teteapi dapat menangani
tugastugas itu dengan bantuan teman atau orang dewasa. Selanjutnya, Vygotsky yakin
bahwa fungsi mental yang lebih tinggi berada di dalam percakapan dan kolaborasi
antara individu sebelum fungsi mental tersebut baerada dalam individu.8
Teori Vygotsky menekankan hakikat pembelajaran sosiokultural, yang pada
intinya menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran
maupun penekannya pada lingkungan social pembelajaran. Teori Vygotsky (1978)
yang lain ialah scaffolding yang merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik
selama tahap-tahap pembelajaran. Setelah diberikan bantuan, maka peserta didik
diberikan kesempatan untuk melakukannya sendiri dengan bertanggung jawab .
bantuan yang diberikan guru berbentuk petunjuk, penjelasan, pengarahan, dan
peringatan yang mampu menjadikan peserta didik melakukannya secara mandiri.
Penerapan teori Vygotsky dalam interaksi pembelajaran dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Walaupun peserta didik tetap dilibatkan dalam proses pembelajaran, guru harus
secara aktif mendampingi setiap aktivitas belajar peserta didik.
b. Selain guru, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilanpeserta didik melalui diskusi dan kerja kelompok
sehingga mempercepat perkembangannya.
c. Belajar sesama teman sebaya dimungkinkan lebih efektif, karena mereka sendiri
baru saja melewati tahap yang sudah dialami sehingga dapat dengan mudah melihat
kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik lainnya.
7. Robert M. Gagne
Robert Mills Gagne lahir pada tahun 1916 di Massachusetss Amerika Serikat
dan Wafat pada tahun 2002 di Washington, D. C. Amerika Serikat. Gagne adalah
seprang psikolog pendidikan Amerika. Gagne juga termasuk seorang professor
psikologi dan psikologi pendidikan di Pennsylvania State University (1945-1946),
Princeton (1958-1962), dan University Of California di Berkeley (1966-1969).
Gagne disebut sebagai modern neobehavioris, mendorong guru untuk
merencanakan pembelajaran agas suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.
Keterampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih
tinggi dalam hierarki keterampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemanpuan
dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhaa dilanjutkan
dilanjutkan pada yang lebih konfleks sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi.
Praktiknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.

_________
8 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi (Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media, 2013), hlm. 27

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Stimulus merupakan apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,
sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut.
Teori belajar merupakan suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Ada
beberapa jenis teori belajar yaitu: muhammad saw, burrhus frederick skinner, jean
piaget, taksonomi bloom, jonh dewey, vygotsky, dan robert m. Gagne.
Di dalam teori belajar guru juga akan mengetahui tentang Tujuan pendidikan
dibagi ke dalam tiga domain yaitu: Cognitive Domain (Ranah Kognitif) yaitu
kompetensi ranah kognitif atau pengetahuan meliputi enam jenjang proses berfikir,
yaitu: kemampuan menghafal, kemampuan memahami, kemampuan menerapkan,
kemampuan menganalisis, kemampuan menyintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. .Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek keterampilan, seperti: tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan lain-lain.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin & Esa Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran,Yogyakarta: Ar


Ruzz Media,2015
Kunandar, Penilaian Autentik:Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013, Jakarta: PT RajaGrapindo Persada,2013. Lubis Maulana
Arafat & Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI,
Jogjakarta: Penerbit Samudra Biru, 2019. Prastowo, Andi, Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik terpadu,
Jakarta: Kencana,2015.
Suhendra, Ade, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
Jakarta: Kencana,2019.
Suprihatiningrum, Jamil, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi Jogjakarta:
Ar- Ruzz Media, 2013.

Anda mungkin juga menyukai