Anda di halaman 1dari 5

Al-Mumtaz:JurnalPendidikan Agama Islam

Volume 3Nomor1, 2022


ISSN Cetak: 2623-2413
ISSN Online: 2723-7311
Penerbit:
Program StudiPendidikan Agama Islam, LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DDI
Sidrap
Al-Mumtazis indexed by Google Scholar and licensed under a Creative Commons Attribution 4.0
International License.

Amalan Pasca Hafalan,Kiat Menjaga Al-qur’an

Musnaeni
Institut Agama Islam DDI SIDRAP
E-mail: insyirohmusnaeni130698@gmail.com

Abstract

This easy process is even described in the Koran, complete with the experience of the Prophet
sallallaahu 'alaihi wa sallam when trying to memorize it. This guidance will give birth to huffaz on
the face of the earth in every generation, from ancient times to the present era. Various methods have
even been discovered, presenting various menus that make memorization easier. From reading per
page to something as easy as a smile. All based on the memorizer's experience when interacting with
the Qur'an.
Keyword: Al-Qur'an, process, interaction

Abstrak

Proses kemudahan ini bahkan diurai dalam al-Qur'an, lengkap dengan pengalaman Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam saat mencoba menghafalkannya. Petunjuk inilah yang kelak
melahirkan para huffazh di muka bumi dalam setiap generasi, dari zaman old hingga zaman
now. Berbagai metode bahkan ditemukan, menyajikan aneka menu yang memudahkan hafalan.
Dari bacaan perhalaman hingga cara semudah senyuman. Semua berdasar pengalaman
penghafal saat berinteraksi dengan al- Qur'an.

Kata Kunci : Al-qur’an,proses,interaksi

1. Pendahuluan

Diantara sekian mukjizat yang pernah hadir di bumi, al-Qur'an


ialah kemuliaan tertinggi yang dianugerahkan pada umat ini. la adalah
satu-satunya kitab yang dibaca 17 kali sehari, tanpa bosan. Satu-satunya
kitab yang tetap dibaca sekalipun maknanya belum tentu diketahui.
Satu-satunya kitab yang tidak pernah mengalami perubahan kalimat
dan ejaan, di setiap zaman. Dan yang paling istimewa, ia begitu mudah
dihafal. Ya, begitu mudah. Dari balita hingga usia senja dijamin mampu

1
ISSN Online: 2623-2413
ISSN Cetak: 2723-7311

menghafalkannya.

Kemudahan menghafal al-Qur'an memang begitu memesona hingga


tidak mampu dibatasi sekat logika. Seorang balita tunanetra mampu
menghafalkannya; yang terlahir prematur dengan vonis lumpuh otak
juga mampu menghafalkannya; bahkan manula tuna aksara begitu
mudah menghafalkannya. Hebatnya, mereka bukanlah Arab. Sekali lagi,
bukanlah orang Arab yang terbiasa menuturkan setiap hurufnya.
Sungguh nyata firman Allâh ketika menjamin kemudahannya. Hal yang
tidak pernah didapati pada "kitab suci" lainnya.

Proses kemudahan ini bahkan diurai dalam al-Qur'an, lengkap


dengan pengalaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam saat
mencoba menghafalkannya. Petunjuk inilah yang kelak melahirkan para
huffazh di muka bumi dalam setiap generasi, dari zaman old hingga
zaman now. Berbagai metode bahkan ditemukan, menyajikan aneka
menu yang memudahkan hafalan. Dari bacaan perhalaman hingga cara
semudah senyuman. Semua berdasar pengalaman penghafal saat
berinteraksi dengan al- Qur'an. Uniknya, seluruh interaksi ini akan
mengacu pada satu petunjuk utama, hal yang menjadikan al-Qur'an
begitu mudah dihafal. Bukan satu metode, tapi isyarat al-Qur'an tentang
cara ia dihafal.

2. Pembahasan

1. Penghafal yang zhalim

Ini adalah jenis penghafal yang sangat dicela, tidak mampu menjadikan
ayat al-Qur'an yang telah dihafal sebagai penunjuk hidupnya. Golongan
pertama ini disebut al-Qur'an dengan yang paling merugi.
‫ارا‬ ُ َّ ‫ظ ِّل ِّمينَُ ِّإ‬
ً ‫ل َخ َس‬ ُ َ ‫آن َما ه َُُو ِّشفَاءُ َو َر ْح َمةُ ُِّل ْل ُمؤْ ِّمنِّينَُ َو‬
َّ ‫ل يَ ِّزي ُد ُ ال‬ ُِّ ‫ل ِّمنَُ ْالقُ ْر‬
ُُ ‫* َونُن َِّز‬

Artinya: "Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu penawar dan rahmat bagi
orang-orang beriman. Tidaklah (al-Quran) menambah kepada orang-orang
zalim selain aneka kerugian" (Qs. 17 ayat 82).

2. Penghafal Muqtashid

Yaitu penghafal yang belum mampu beramal sempurna berdasar ayat yang

2
Al-Mumtaz: JurnalPendidikan Agama Islam, Vol. 3 No. 1, Maret2022

telah dihafal, baru sekedar mengulang dan menerapkan untuk pribadi.


Adapula yang memahami golongan ini sebagai "pertengahan amal" yang
sebanding antara shaleh dan salahnya.

3. Penfhafal yang mampu berbagi(sabiqun bil khairat)


Ini adalah golongan terbaik dari kalangan ahli al-Qur'an. Selain hafal,
golongan ini juga mampu berbagi dan mengamalkan ayat- ayat yang telah
dihafal, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tiga klasifikasi di atas terurai dalam al-Qur'an surat Fâthir ayat 32 berikut:

ُ‫ك ه َُو‬ َُ ‫للا ذَ ِّل‬


ُِّ ‫ن‬ ُِّ ‫ظا ِّلمُ ِّلنَ ْف ِّس ُِّه َو ِّم ْن ُه ُْم ُّم ْقت َِّصدُ َو ِّم ْن ُه ُْم َسا ِّبقُ بِّ ْال َخي َْرا‬
ُِّ ْ‫ت ِّبإِّذ‬ َ ‫ن ِّع َبا ِّدنَا فَ ِّم ْن ُه ُْم‬ َ ‫ص‬
ُْ ‫طفَ ْينَا ِّم‬ َُ ‫ج ث ُ َُّم أ َ ْو َرثْنَا ْال ِّكت‬
ْ ‫َب الَّذِّينَُ ا‬
ُُ ‫ل ْال َك ِّب‬
‫ير‬ ُُ ‫ض‬ ُْ َ‫) ْالف‬

Artinya: "Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada kalangan yang Kami pilih
di antara hamba Kami. Di antara mereka ada yang zhalim, ada yang
pertengahan, juga ada (pula) yang terdepan berbuat kebaikan dengan izin
Allah. Demikian itu ialah karunia yang amat besar" (Qs. Fâthir ayat 32)

Di antara kiat terbaik dalam hal menjaga hafalan al-Qur'an ialah amalan-
amalan berikut:

1. Konsisten Muraja'ah

Hendaknya ahli al-Qur'an konsisten dalam bermuraja'ah serta disiplin


menjalaninya. Pengulangan satu juz per hari adalah yang paling ringan untuk
para huffazh sehingga mampu menjaga 30 juz setiap bulan. Bila mampu
bermuraja'ah lima juz dalam sehari maka itu yang terbaik. Pola ini dapat
dimulai di hari sabtu hingga berakhir di hari kamis. Adapun jum'at
dikhususkan untuk berdoa.

2. Menjaga shalat malam

Ini adalah amalan khusus yang menjadi pertanda ahli al- Qur'an. Para
salaf terbaik hampir tidak pernah meninggalkan shalat malam. Mereka begitu
menikmati amalan ini bahkan menjadikannya sebagai amalan "penguat
hafalan". Simaklah tulisan imam an-Nawawi dalam at-Tibyân mengenai sifat
shalat malamnya Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Tamim ad- Dari,
juga salafus shalih lainnya yang mampu mengkhatamkan al-Qur'an dalam
tahajjud mereka¹. Mâsya Allâh

3
ISSN Online: 2623-2413
ISSN Cetak: 2723-7311

3. Memperbanyak doa

Paraahlial-Qur'an dianjurkan memperbanyak doa khususnya dalam waktu


mustajab, agar Allah berkenan menjaga ayat- ayat suci dalam dirinya serta
mampu mengamalkannya dalam kehidupan. Saat-saat sujud, sepertiga malam
terakhir, juga pasca muraja'ah ialah di antara momentum terbaik dalam berdoa.
4. Semangat beramal

Ini adalah bagian terpenting yang sangat ditekankan oleh al- Qur'an dan
Sunnah, serta cara terbaik dalam menjaga hafalan. Bagian ini pula yang
mendapat jaminan langsung dari al-Qur'an dan Sunnah sebagai hamba terbaik
yang memiliki karunia terbesar. Dzálika huwal fadhlul kabir, hal itu ialah
karunia yang amat besar.
Demikian penegasan Allah di akhir ayat 32 surat Fathir itu. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

) ‫ن تَعَلَّ َُم ْالقُ ْرآنَُ َو َعلَّ َم ُهُ (رواه البخاري‬


ُْ ‫َخي ُْر ُك ُْم َم‬

Artinya: "Yang terbaik di antara kalian ialah orang yang mempelajari al-Qur'an
dan mengajarkannya" (HR. Al-Bukhari)
Berdasar petunjuk ini, para ahli al-Qur'an dapat menjaga hafalan dengan cara
mengajarkan kembali, menjadi imam dalam shalat, atau mempraktekkan
kandungannya dalam amalan harian.

3. PENUTUP

Demikian di antara amalan pasca hafalan sebagai kiat efektif dalam menjaga
ayat-ayat al-Qur'an yang telah dihafal. Pembaca dapat pula merujuk
keterangan para ulama dalam hamparan kitab lainnya. Wallahu 'alam bis
shawwab.

4
Al-Mumtaz: JurnalPendidikan Agama Islam, Vol. 3 No. 1, Maret2022

Referensi

Al-qur’nul kariim

Syarh Muslim, Dar al-Hadits, Kairo, 1426 H/ 2005 M

al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, Dår Ibnu Katsir, al-
Yamâmah, Beirut, 1407 H/ 1987 M

Syarh Muslim, Dar al-Hadits, Kairo, 1426 H/ 2005 M

al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, Dår Ibnu Katsir, al-
Yamâmah, Beirut, 1407 H/ 1987

http://www.salk.edu/news-release/memory-capacity-of-brain-is-10-times-more-
than-previously-thought/

Anda mungkin juga menyukai