Anda di halaman 1dari 21

Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;

Seri Ulumul Qurani

KEUTAMAAN DAN ADAB TERHADAP AL-QURAN


Seri Ulumul Quran
Achmad Kurniawan Pasmadi 
STIT Muh. Kendal  achmad_kurniawanpasmadi@yahoo.co.id

Abstrak: Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam merupakan wahyu


dari Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Al-
Quran berfungsi sebagai Syiar Islam yang berisi pedoman hidup bagi
umat manusia agar sukses dalam meniti hidup dan kehidupan. Al-
Quran. Islam memberikan tuntunan kepada umatnya agar
memperhatikan keberadaan kitab suci ini dengan dibaca, dipelajari,
diamalkan bahkan didakwahkan isinya agar menjadi rahmat pada
seluruh alam. Pada realitanya tidak seluruh orang Islam memberikan
atensi yang sesungguhnya kepada al-Quran dengan membaca,
mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkannya. Hanya
beberapa saja dari para pemeluk Islam memberikan perhatian yang
intensif kepada al-Quran. Karena itu penting bagi umat Islam untuk
memahami kedudukan dan adab-adab terhadap al-Quran, sehingga
dapat memberikan pengaruh positif terhadap esensi dan eksistensi al-
Quran sebagai otoritas hukum Islam dan sebagai pedoman hidup
yang rahmatan lil `alamin.

Kata Kunci: Tilawah, Adab, al-Quran, Keutamaan.

Pendahuluan
Agama Islam membimbing umatnya kepada akhlak yang mulia,
dengan memerintahkan, membimbing dan memberikan contoh dengan
menghadirkan Nabi Muhammad saw. yang diutus untuk menyempurnakan
akhlak. Bimbingan tersebut bertujuan agar nilai akhlak yang dibawa oleh
Nabi Muhammad saw. tersebut dilanjutkan oleh umat Islam setelahnya
hingga akhir zaman. Implementasi dari akhlak ini selanjutnya diajarkan
dalam Islam melalui wujud adab-adab yang dimaknai dengan istilah santun.
Santun dalam hal ini mencakup santun pada perkataan dan santun pada
perbuatan.
Esensi dari adab dalam Islam diwujudkan pada praktik sebagai tujuan
esensial yang melekat pada seluruh perbuatan seseorang yang beriman
dalam menjalankan segala aktifitasnya. Diantara aktifitas yang penting


Penulis adalah dosen tetap bidang Tafsir al-Quran dan dipercaya menjadi
Kepala Pengembangan Bahasa STIT Muhammadiyah kendal.

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 133


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

dalam islam salahsatunya ketika berinteraksi dengan kitab suci al-Quran,


seorang muslim diharuskan memiliki adab yang baik terhadap kitab sucinya,
dengan membacanya, mengkaji pesan-pesannya, mengamalkan dalam
kehidupan, mengajarkannya sebagai aktifitas dakwah yang dioerintahkan al-
Quran, oleh karenanya dalam makalah ini akan dipaparkan kedudukan pada
al-Quran, adab terhadap al-Quran dan adab yang juga harus dimiliki bagi
pencinta-pecinta al-Quran.

Keutamaan Al-Quran
Keutamaan pada al-Quran akan membahas 7 pembahasan tentang
hal-hal yang terkait dengan tema keutamaan pada al-Quran, adapun
detailnya sebagai berikut:
1. Keutamaan Tilawah Al-Quran.
Kata tilawah merupakan masdar dari kata talaa-yatluu tilawah yang
artinya membaca, adapun membeca al-Quran memiliki beberapa
keutamaan diantaranya sebagai berikut;
a. Orang yang membaca al-Quran akan memperoleh pahala yang besar
ketika membacanya. Sebagaimana disebutkan dalam al-quran Q.S al-
Fathir: 29.
ً‫اى ْم ِسًّرا َو َع َالنِيَ ًة يَ ْر ُجو َن ِِتَ َارة‬ ِ َّ ‫اَّللِ َوأَقَ ُاموا‬ ِ ِ َّ ِ
ُ َ‫الص َالةَ َوأَن َف ُقوا ممَّا َرَزقْ ن‬ َّ ‫اب‬ َ ‫إ َّن الذ‬
َ َ‫ين يَْت لُو َن كت‬
ِ ِ ْ َ‫لَّن تَبور* لِي وفِّي هم أُجورىم وي ِز َيدىم ِمن ف‬
‫ور‬
ٌ ‫ور َش ُك‬ ٌ ‫ضلو إِنَّوُ َغ ُف‬ ّ ُ ََ ْ ُ َ ُ ْ ُ َ َُ َ ُ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah
(Al-Quran) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam
dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan
yang tidak akan rugi”.1

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-


Quran) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki
yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-
terangan, ini termasuk dalam golongan orang yang beruntung.2
Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Quran Universitas
Islam Madinah menafsirkan ayat ini : “Orang-orang yang senantiasa
membaca al-Quran dan mengamalkannya, mendirikan shalat pada
waktunya, dan menginfakkan sebagian harta mereka untuk kebaikan,
demi mendapatkan kebaikan dalam perniagaan yang menguntungkan

1 . Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,


1971), hlm.700.
2 . Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,

1971), hlm.700.

134 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

dengan Allah; agar mereka meraih apa yang mereka harapkan dan
mendapat pahala yang berlipat ganda; maka Allah akan mengampuni
mereka dari dosa-dosa dan kesalahan, dan membalas usaha mereka
dengan memberi pahala yang besar atas amalan kecil yang mereka
lakukan”.3

b. Salah satu dari dua orang yang mendapatkan keutamaan dalam hadis
riwayat, sebagai berikut;
ِ ‫الس َفرِة‬
‫الكَراِم‬ ِ ِ ُ ‫قال‬
َ َّ ‫يقرأُ القرآ َن وىو َماىٌر بو مع‬
َ ‫ الذي‬: ‫رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬ َ :‫قالت‬
ْ ‫عن عائشة اهنع هللا يضر‬

. ‫أجَران‬ْ ُ‫اق لَو‬
ٌ ‫يقرأُ القرآ َن ويَتَ تَ ْعتَ ُع فيو وىو عليو َش‬ ِ
َ ‫ والذي‬،‫البَ َرَرة‬
“Dari Ummul Mukminin Aisyah semoga Allaah meridhoinya, ia
telah berkata: Telah bersabda Rasulullaah: “Orang yang
membaca al-Quran dengan ahli ia bersama malaikat yang mulia
sedang orang yang membaca al-Quran dengan terbata-bata
alasannya ialah berat atau susah, maka ia menerima dua
pahala”. (H.R. Bukhari dan Muslim).5

c. Disebutkan dalam hadis sebagai orang yang derajatnya ketika di


akhirat sesuai dengan akhir bacaan yang yang dibacanya
ِ ‫ب الْ ُقر‬
ْ‫ اقْ َرأ‬: ‫آن‬ ِ ‫ال لِص‬
ِ ‫اح‬
ْ َ ُ ‫ ( يُ َق‬: ‫ قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬: ‫عن عبد هللا بن عمرو رضي هللا عنهما قال‬
)2914( ‫آخ ِر آيٍَة تَ ْقَرُؤَىا روى الرتمذي‬ ِ ‫ك ِعْن َد‬
َ َ‫ فَِإ َّن َمْن ِزل‬، ‫ت تَُرتِّ ُل ِيف الدُّنْيَا‬ ِ
َ ‫ َك َما ُكْن‬، ‫َو ْارتَ ِق َوَرتّ ْل‬
6.، ‫) واللفظ لو‬1464( ‫وأبو داود‬

“Dikatakan kepada penghafal al-Quran: "Bacalah, naiklah dan


baca secara tartil. Seperti engkau membaca tartil di dunia.
Karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau baca."
(HR Abu Dawud dan Tirmidzi dari Amr bin Ash).

3 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah: https://tafsirweb.com/7895-surat-fatir-


ayat-29.html
‫ الدكتور دمحم بن عبد ا﵀سن‬،) ‫ى‬204 :‫ أبو داود سليمان بن داود بن اجلارود الطيالسي البصرى (ادلتوىف‬،‫ مسند أيب داود الطيالسي‬.4
.1602 : ‫ الصفحة‬،4 :‫ عدد األجزاء‬،‫ م‬1111 - ‫ ى‬1411 ،‫ األوىل‬:‫ الطبعة‬،‫ دار ىجر – مصر‬:‫ الناشر‬،‫الرتكي‬
‫ وىؤالء السفرة الكرام الربرة ىم‬،‫ مع السفرة الكرام الربرة‬،‫ وادلراد بو ىنا جودة التالوة مع حسن احلفظ‬،‫ادلاىر الذي جييد القرآن ويتقنو‬5
‫ فادلاىر مع ادلالئكة؛ ألن هللا تعاىل يسره‬،16 - 13 :‫ كرام بررة" عبس‬،‫ أبيدي سفرة‬،‫ مرفوعة مطهرة‬،‫ "يف صحف مكرمة‬:‫ادلالئكة؛ كما قال تعاىل‬
،‫ وأما الذي يتتعتع فيو يتهجاه وىو عليو شاق‬،‫ ومعهم يف الدرجة عند هللا‬،‫ فكان مثلهم يف قراءة القرآن‬،‫ كما يسره على ادلالئكة الك رام الربرة‬،‫عليو‬
.‫ للتعب وادلشقة‬:‫ والثاين‬،‫ للتالوة‬:‫فلو أجران؛ األول‬
1464 : ‫ الصفحة‬،4 :‫ صيدا – بًنوت عدد األجزاء‬،‫ ادلكتبة العصرية‬:‫ الناشر‬،‫ دمحم حميي الدين عبد احلميد‬:‫ ا﵀قق‬،‫ سنن أيب داود‬.6

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 135


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

Dalam hadis di atas hanya menyebutkan keutamaan khusus bagi


Ahlul Quran, yakni bagi penghapal al-Quran yang mengamalkan
isinya, sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Syamsul Haq Adhim
menjelaskan hadis di atas, berkata; (‫ )يَُق ُال‬dikatakan ketika memasuki
ِ ‫ب اْل ُقر‬
Surga (‫آن‬ ِ ‫ )لِص‬bagi Shohibul Quran; orang selalu membaca dan
ِ ‫اح‬
ْ َ
mengamalkannya, dan bukan orang yang senantiasa dan tidak
mengamalkannya, ( ‫ ) اِقْ َرأْ َو ْارتَ ِق‬bacalah dan naiklah ke derajat Surga ( ‫) َوَرتِّ ْل‬
bacalah dengan tartil dan tidak usah tergesah-gesah di Surga ( ‫َك َما ُكْنت تَُرتِّ ُل‬
) sebagaimana kamu membacanya secara tartil di dunia.

d. Menjadi ahlullah dan khosotuhu.


7
‫وخاصتُ ُو‬ َِّ ‫ أَىل‬،‫القرآن‬
‫اَّلل‬ ِ ‫ ىم أ َْىل‬:‫قال‬ َِّ ‫رسول‬
َ ‫ من ُىم ؟‬، ‫اَّلل‬ ِ ‫من الن‬
َ ‫ اي‬:‫َّاس قالوا‬ ِ َّ
َّ ُْ ُ َ ‫لٌن‬
َ ‫إن ََّّلل أ َْى‬
Hadis ini memberikan dorongan agar seseorang menjadi Ahlul
Quran8 yang merupakan wali-wali Allah yang membaca, menghapal,
mengamalkan isinya, berhukum dengan hukumnya, dan tidak
melupakan al-Quran, meninggalkannya, tidak mengamalkannya.
Disyarah dalam Mausu‟ah al-Haditsiyah bahwa al-Quran
merupakan tali Allah Yang kokoh, al-Quran merupakan Tali Allah
yang kokoh, barangsiapa membaca atau menghapalnya,
mengamalkan isinya dengan niat yang benar dan hati yang yakin,
maka akan dijadikan al-Quran sebagai imam baginya, dan baginya ada
bagian yang agung dan kekhususan di sisi Allah. Adapun makna ‫هلل‬ ِ ‫إن‬
َّ «
ِ ‫ّي ِمن الن‬
»‫َّاس‬ ِ ِ‫ أ َْهل‬keluarga dikalangan manusia maksudnya para wali dan
orang-orang yang dicintainya dan mereka berjumlah banyak, para
ِ ‫"هم ْأهل ال ُق‬
sahabat bertanya siapa mereka wahai Rasulullah, berkata; ،"‫رآن‬ ُ
mereka ahlul Quran yakni orang-orang yang menghapal dan
mengamalkan isinya, yang membacanya tengahmalam dan siang, yang
terhindar dari buruknya penyakit hati, terhindar dari maksiat anggota
badan, membersihkan diri dari dosa lahiriah dan bathiniyah, berhias
dengan ketaatan, orang seperti ini bukan sebatas hanya sebagai orang
yang hanya membaca al-Quran saja namun mengamalkan isinya,

‫ دمحم فؤاد عبد‬:‫ حتقيق‬،) ‫ى‬273 :‫ وماجة اسم أبيو يزيد (ادلتوىف‬،‫ ابن ماجة أبو عبد هللا دمحم بن يزيد القزويين‬:‫ ادلؤلف‬،‫ سنن ابن ماجو‬.7
.215 : ‫ الصفحة‬،2 :‫ فيصل عيسى البايب احلليب عدد األجزاء‬- ‫ دار إحياء الكتب العربية‬:‫ الناشر‬،‫الباقي‬
ِ
َّ ‫ وذلك‬،‫بيت هللا‬
‫أن‬ ِ ِ َّ َ‫ وىم أولياءُ هللاِ الَّذين اخت‬:‫ أي‬،"‫وخاصتُو‬ ِ‫ "أىل هللا‬8 .
ُ :‫ كما يُقال‬،‫تعظيما ذلم‬ً ‫ والعناية هبم؛ ُُسُّوا بذلك‬،‫صهم مبحبَّتو‬ َّ ُْ
‫ض ِل‬ ‫ْف‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ذ‬ ‫اَّلل‬
‫و‬ ‫اء‬‫ش‬ ‫ي‬ ‫ن‬‫م‬ ِ
‫و‬ ِ
‫ت‬ ‫مح‬‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ص‬ ‫ت‬‫{خي‬ { ‫؛‬ ِ
‫َّاس‬
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬ ٍ
‫ًن‬‫كث‬ ‫فوق‬ ‫م‬ ِ
‫درجاِت‬ ‫ع‬ ‫ف‬‫ير‬ ‫حَّت‬ ، ِ
‫األعمال‬ ‫ل‬ِ ‫أبفض‬ ‫ل‬‫العم‬ ‫هم‬ ‫م‬‫ه‬ِ ‫ل‬ ‫في‬ ،‫ه‬ ِ
‫باد‬ ِ
‫ع‬ ‫بعض‬
ْ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ُّ ََْ َ َ َ َّ ْ ََ ُ ُْ َ ‫ص‬ ُّ ُ‫هللاَ تعاىل خي‬
.(10 :‫ال َْع ِظي ِم} )البقرة‬

136 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

berhukum dengan hukumnya, berada sebagaimana batasan-batasan al-


Quran dan berakhlak dengan al-Quran.
e. Membaca dan Mempelajari Dua Ayat di Masjid Lebih Baik dari
Bersedekah dengan Dua Onta
: ‫ال‬ َ ‫الصف َِّة فَ َق‬
ُّ ‫اَّللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َخَر َج َعلَْي نَا َوََْن ُن ِيف‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫أ‬: ‫َع ْن ُع ْقبَ َة بْ ِن َع ِام ٍر ا ْجلَُه ِِين‬
َ ‫اَّلل‬ َ ‫َن َر ُس‬ ّ
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ب أَ ْن يَغْ ُد َو إِ َىل بَطْ َحا َن أَو الْ َعقيق فَيَأْ ُخ َذ ََنقَتَ ٌْن َك ْوَم َاويْن َزْىَر َاويْن بغَ ًْن ْإث اب ََّّلل َوَال‬
ِ ِ ِ ُّ ‫"أَيُّ ُك ْم ُِحي‬
‫َح ُد ُك ْم ُك َّل يَ ْوٍم إِ َىل الْ َم ْس ِج ِد فَيَ تَ َعلَّ َم‬
َ ‫ " فََََ ْن يَغْ ُد َو أ‬: ‫ال‬
َِّ ‫ول‬
َ َ‫ ق‬، ‫اَّلل‬ َ ‫ ُكلُّنَا َاي َر ُس‬: ‫قَ ِط َيع ِة َرِح ٍم " قَالُوا‬
ِْ ‫ث ِمثْل أ َْع َد ِاد ِى َّن ِمن‬
"9‫اإلبِ ِل‬ ٌ ‫ َوإِ ْن ثََال‬، ‫ٌن‬ ِ ِ ِ ِِ
ِ ْ َ‫اَّلل َخْي ر لَوُ ِم ْن ََنقَت‬
َ ُ ٌ ‫ث فَثََال‬ ٌ َّ ‫آيَتَ ٌْن م ْن كتَاب‬
Dari Uqbah bin Amir radhiyallaahu „anhu, dia berkata,
“Rasulullah keluar menemui kami di shuffah (serambi masjid),
lalu beliau bertanya, „Siapakah diantara kalian yang suka pergi
setiap hari ke pasar Buth-han atau lembah Al-„Aqiq, lalu dia
pulang dengan membawa dua ekor onta betina yang berpunuk
besar, tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali
silaturahmi?‟ Kami menjawab, „Ya Rasulullah, kami semua
menyukai hal itu.‟ Rasululullah bersabda, “Mengapa salah
seorang dari kalian tidak pergi ke masjid lalu mempelajari atau
membaca dua ayat al-Quran, (itu) lebih baik baginya dari pada
dua ekor onta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor onta
betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik baginya
daripada empat ekor onta betina, dan seterusnya sejumlah ayat
yang dibaca (lebih baik dari) sejumlah yang sama dari unta-
unta.” (HR. Abu Dawud).
f. Diganjar setiap hurufnya dengan 10 kebaikan
ِ‫اَّلل‬
َّ ‫اب‬ َِّ ‫ول‬
ِ َ‫ من قَرأَ حرفًا ِمن كِت‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ول ق‬
ُ ‫ود رضى هللا عنو يَ ُق‬ ٍ ‫اَّلل بن مسع‬ ِ
ْ َْ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َّ ‫َع ْن َعْبد‬
10
.‫ف‬ٌ ‫ف َوِم ٌيم َح ْر‬
ٌ ‫ف َوالَ ٌم َح ْر‬
ٌ ‫ف َح ْر‬ ِ
ٌ ‫ف َولَ ِك ْن أَل‬
ٌ ‫حر‬
ْ ‫ول امل‬ُ ُ‫احلَ َسَنةُ بِ َع ْش ِر أ َْمثَ ِاذلَا الَ أَق‬
ْ ‫فَلَوُ بِِو َح َسنَةٌ َو‬
“Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu „anhu berkata: “Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu
huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan di lipat gandakan menjadi 10 kebaikan
semisalnya dan aku tidak mengatakan ‫ الم‬satu huruf akan tetapi
Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR.

:‫الس ََ ِج ْستاين (ادلتوىف‬


ِ
ّ ‫ أبو داود سليمان بن األشعث بن إسحاق بن بشًن بن شداد بن عمرو األزدي‬:‫ادلؤلف‬،‫ سنن أيب داود‬.
9

.1456 : ‫ الصفحة‬،4 :‫ عدد األجزاء‬،‫ صيدا – بًنوت‬،‫ ادلكتبة العصرية‬:‫ الناشر‬،‫ دمحم حميي الدين عبد احلميد‬:‫ ا﵀قق‬،) ‫ى‬275
،) ‫ى‬279 :‫ أبو عيسى (ادلتوىف‬،‫ الرتمذي‬،‫ دمحم بن عيسى بن َس ْورة بن موسى بن الضحاك‬:‫ ادلؤلف‬،‫ سنن الرتمذي‬- ‫اجلامع الكبًن‬10
.2910 :‫ الصفحة‬،6 :‫ عدد األجزاء‬،‫ م‬1998 :‫ دار الغرب اإلسالمي – بًنوت سنة النشر‬:‫ الناشر‬،‫ بشار عواد معروف‬:‫ا﵀قق‬

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 137


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami‟, no.


6469).

2. Keutamaan Istima‟11 Kepada Bacaan Al-Quran.


Kata istima secara ilmu shorof dimaknai bentuk menyengajanya
seseorang untuk mendengarkan sesuatu, maka jika dikaitkan dengan
bacaan al-Quran, dimaknai dengan menyengajanya seseorang untuk
memperdengarkan bacaan al-Quran dari orang lain. Adapun
keutamaannya sebagai berikut:
a. Mendengarkan al-Quran Menjadi Sebab Mendapatkan Rahmat Allah
SWT
ِ ‫ئ الْ ُقرآ ُن فَاستَ ِمعوا لَو وأ‬
﴾ ‫َنصتُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُْر َمحُو َن‬ ِ
.204 :‫األعراف‬ َُ ُ ْ ْ َ ‫﴿ َوإذَا قُِر‬
“Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat.” (QS. al-A‟raf: 204).12

Dijelaskan oleh Syekh As-Sa‟dy rahimahullah berkata: “Perintah


ini umum bagi semua orang yang mendengarkan Kitabullah ketika
dibaca. Maka dia diperintahkan untuk mendengarkan dan
memperhatikan dengan tenang. Perbedaan antara mendengarkan dan
memperhatikan dengan tenang. „Al-Inshot‟ adalah sisi penampilan
dengan tidak berbicara atau meninggalkan kesibukan yang dapat
mengganggu dari mendengarkan. Adapun „al-Istima‟ adalah
memasang telinga dan menghadirkan hati untuk mentadaburi dari apa
yang didengarkan. Karena kelaziman dari dua hal ini, ketika
Kitabullah dibaca, maka dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan
ilmu nan luas, terus memperbaharui keimanan, petunjuk yang terus
bertambah, pengetahuan agamanya. Oleh karena itu Allah
menyambungkan agar mendapatkan rahmat darinya. Dari situ

11 Perilaku mendengarkan bacaan al-Quran ini dilakukan oleh rosul sendiri


ketika bersama Ibnu Masud, beliau berkata, bacalah! Ibnu Mas‟ud berkata: apakah
aku membacakan Qur‟an kepadamu sedangkan ia turun, beliau meimpali: aku
senang mendengarkannya dari selaiku. Beliau mendengarkan bacaan surat an-Nisa
sampai pada ayat yang maknanya (dan abaimana apabila seluruh umat didatangkan
dengan seorang saksi, dan kami datangkan engkau sebagai saksi kepada mereka)
rosul berkata: cukup! Dan ketika Ibnu Mas‟ud menoleh mendapati rosul meneteskan
air mata. Demikian perkataan rosul kepada abu Musa al-Asyariy yang pada
malamnya rosul mendengarkan bacaannya, beliau mengatakan telah diberikan
kepadamu seruling-dari seruling keluarga Daud.
12 Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,

1971), hlm. 256.

138 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

menunjukkan bahwa ketika dibacakan Kitabullah kepada seseorang


sementara tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang,
maka dia tidak mendapatkan bagian rahmat, maka dia terlepas
banyak kebaikan.
Diantara perintah kepada orang-orang beriman agar ditekankan
untuk mendengarkan Al-Quran, agar seseorang mendengarkan dan
memperhatikan dengan tenang ketika dalam shalat yang dibaca keras
ketika imam membacanya. Maka dia diperintahkan untuk
memperhatikan dengan tenang. Bahwakan kebanyakan ulama‟
mengatakan, bahwa sibuk memperhatikan dengan tenang itu lebih
baik daripada membaca al-Fatihah dan lainnya.” Selesai dari kitab
„Tafsir As-Sa‟dy, 314.13

b. Mendengarkan al-Quran Menjadi Sebab Memperoleh Hidayah


ِ ِ‫﴿ فَب ِّشر ِعب ِاد * الَّ ِذين يست ِمعو َن الْ َقوَل فَي تَّبِعو َن أَحسنَو أُولَئ‬
َ ِ‫اَّللُ َوأ ُْولَئ‬
‫ك ُى ْم أ ُْولُوا‬ َ ‫ك الَّذ‬
َّ ‫ين َى َد ُاى ْم‬ َ ْ َُْ ُ َ ْ ُ َْ َ َ َ ْ َ
﴾ ‫اب‬ ِ ‫األَلْب‬
َ
“Berilah kabar gembira hamba-hambaku, (Yaitu, orang-orang
yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik di antaranya) mengikuti sesuatu yang mengandung
kemaslahatan bagi mereka. (Mereka itulah orang-orang yang
telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang
mempunyai akal) yang mempunyai pikiran”. (Q.S. az-Zumar: 17-
18).14

Berdasarkan ayat di atas orang-orang yang mau mendengarkan


al-Quran, dan memahami isinya serta memilih mengambil petunjuk
dari al-Quran dari selainnya maka mereka disebut sebagai orang yang
mendapatkan hidayah Allah SWT., serta disebut sebagai orang-orang
yang berakal.
c. Keutamaan Menghafalnya
Sebenarnya orang yang paling berhak mendapatkan gelas
sebagai ahlinya Allah di muka bumi adalah orang yang menghapalkan
al-Quran. Allah berfirman:
‫ين أُوتُوا الْعِْل َم َوَما َْجي َح ُد ِِب َايتِنَا إَِّال الظَّالِ ُمو َن‬ ِ ِ
َ ‫ص ُدور الَّذ‬ ٌ َ‫ت بَيِّن‬
ُ ‫ات ِيف‬ ٌ ‫آاي‬
َ ‫بَ ْل ُى َو‬

‫ عبد‬:‫ ا﵀قق‬،) ‫ى‬1376 :‫ عبد الرمحن بن َنصر بن عبد هللا السعدي (ادلتوىف‬:‫ ادلؤلف‬،‫ تيسًن الكرمي الرمحن يف تفسًن كالم ادلنان‬.13
.314 : ‫ الصفحة‬،1:‫ عدد األجزاء‬،‫ م‬2000- ‫ى‬1420 ‫ األوىل‬:‫ الطبعة‬،‫ مؤسسة الرسالة‬:‫ الناشر‬،‫الرمحن بن معال اللوحيق‬
14 Hasbi Ashshidiqi, dkk, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,

1971), hlm. 748.

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 139


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

Bahkan orang yang menghapal al-Quran disifati sebagai ahlul


ilmi dalam ayat tersebut. Dan ini menjadi motifasi bagi pada penuntut
ilmu syar‟iy agar ketika mempelajari ilmu syar‟iy juga menghapalkan
al-Quran.15
Rasul pun memberikan bimbingan bahwa orang yang paling
pantas menjadi imam shalat; Aqrouhum likitabillah (orang yang paling
besar interaksinya dengan kitab Allah), pada keterangan yang lain
yang paling banyak al-Qurannya (hapalannya). Bahkan jika dua orang
dikuburkan maka yang didahulukan adalah yang paling banyak
kepada al-Quran (hapalannya).

d. Keutamaan Tilawah dan Mudarosahnya


ِ ِ ِ ٍ
‫ت َعلَْي ِه ُم‬ ْ َ‫ إِالَّ نََزل‬،‫ َويَتَ َد َار ُسونَوُ بَْي نَ ُه ْم‬،‫اب هللا‬
َ َ‫اجتَ َم َع قَ ْوٌم ِيف بَْيت م ْن بُيُوت هللا يَْت لُو َن كت‬ ْ ‫َوَما‬
‫الر ْمحَةُ َو َحفَّْت ُه ُم ادلالَئِ َكةُ َوذََكَرُى ُم هللاُ فِ َيم ْن ِعْن َدهُ َوَم ْن بَطَّأَ بِِو َع َملُوُ َملْ يُ ْس ِر ْع بِِو‬
َّ ‫الس ِكينَةُ َو َغ ِشيَ ْت ُه ُم‬ َّ
َ 16
‫نَ َسبُ ُو‬
“Tidaklah suatu kaum berkumpul diantara rumah-rumah Allah
sambil membaca Kitabullah, dan saling mempelajari diantara
mereka. Kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dan
diberikan rahmat serta malaikat akan menaunginya. Dan mereka
akan diingat disisi Allah.”

e. Keutamaan Mempelajari dan Mengajarkannya


Diantara keutamaan mempelajari dan mengajarkan al-Quran,
tertuang dalam hadis dari Utsman:
.17‫البخاري‬ ‫أخرجو‬. ُ‫ َخْي ُرُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ال ُق ْرآ َن َو َعلَّ َمو‬: ‫ال‬ ِ ِ
َ َ‫َّيب ملسو هيلع هللا ىلص ق‬ ِ
ِّ ‫َو َع ْن ُعثْ َما َن َرض َي هللاُ َعْنوُ َعن الن‬
“Sebaik-baik kalian orang yang mempelajari al-Quran dan
mengajarkannya”. (HR. Bukhari).

Bahkan Abu Abdur Rahman al-Sulami berkata: Hadis inilah yang


membuatku duduk ditempat duduk ini, dalam keterangan Abu Abdur
Rahman al-Sulami menyibukkan diri hanya mengajar al-Quran selama

15 Hasbi Ashshidiqi, dkk, Al-Quran dan Terjemahannya,...., hlm. 636.


‫ شعيب‬:‫ حتقيق‬،) ‫ى‬516 :‫ أبو دمحم احلسٌن بن مسعود بن دمحم بن الفراء البغوي الشافعي (ادلتوىف‬،‫ حميي السنة‬:‫ ادلؤلف‬،‫شرح السنة‬16
‫ الصفحة‬،15 :‫ عدد األجزاء‬،‫م‬1983 - ‫ى‬1403 ،‫ الثانية‬:‫ الطبعة‬،‫ بًنوت‬،‫ دمشق‬- ‫ ادلكتب اإلسالمي‬:‫ الناشر‬،‫دمحم زىًن الشاويش‬-‫األرنؤوط‬
273 :
‫ الدكتور دمحم‬:‫ ا﵀قق‬،) ‫ى‬204 :‫ أبو داود سليمان بن داود بن اجلارود الطيالسي البصرى (ادلتوىف‬:‫ادلؤلف‬،‫ مسند أيب داود الطيالسي‬.17
.72: ‫ الصفحة‬،4 :‫عدد األجزاء‬،‫ م‬1999 - ‫ ى‬1419 ،‫ األوىل‬:‫ الطبعة‬،‫ دار ىجر – مصر‬:‫الناشر‬،‫بن عبد ا﵀سن الرتكي‬

140 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

40 tahun. Adapun dalam riwayat lain dikatakan bahwa orang yang


paling berhak menjadi imam adalah Aqro‟ lil-Qur‟an yakni yang paling
banyak bacaan al-Qurannya, bahkan dalam riwayat lain paling banyak
hapalannya. Dan bahkan jika ada dua orang meninggal dan hendak
dikuburkan dalam satu kubur, yang paling banyak hapalannya
didahulukan dari keduannya.

f. Larangan Menghajrul Quran


Materi ini sebenarnya sebagai tambahan bagi keutamaan al-
Quran, bahwa dilarang menghajrul Qur`an, tindakan hajru maknanya
meninggalkan, atau maksudnya berpaling dari al-Quran baik
membacanya, mendengarkannya, mempelajari, mengamalkan,
mendakwahkannya, diungkap keluhan Rasulullah terhadap aktifitas
Hajrul Quran dalam Surat al-Furqon; 30.
18
‫ب إِ َّن قَ ْوِمي َّاَّتَ ُذوا َى َذا الْ ُق ْرآ َن َم ْه ُج ًورا‬
ِّ ‫ول َاي َر‬
ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫ال‬
َ َ‫ َوق‬: ‫قال تعاىل‬
Ayat ini sebenarnya turun kepada umat Rasulullah yakni ahlul
Makkah meninggalkan al-Quran dengan berkata sebagaimana
difirmankan dalam ayat Allah.
Adapun bentuknya dibagi menjadi 3 bentuk sebagai berikut;
Pertama, meninggalkan mendengarkannya, dan beriman kepadanya
sebagaimana dalam ayat:
ِ ‫ال الَّ ِذين َك َفروا َال تَسمعوا ِذل َذا الْ ُقر‬
:‫آن َوالْغَ ْوا فِ ِيو لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْغلِبُو َن فصلت‬
.26 ْ َ َُْ ُ َ َ َ‫َوق‬
19

Hajr yang kedua : beriman kepadanya, membacanya namun


tidak mengamalkan isinya, tidak peduli halal dan haramnya, tidak
berobat dengannya. Sebagaimana Q.S Fushilat; 44;

ِِ ِ ِِ
َ ِ‫ين َال يُ ْؤِمنُو َن ِيف آذَاهن ْم َوقْ ٌر َوُى َو َعلَْي ِه ْم َع ًمى أُولَئ‬
‫ك يُنَ َاد ْو َن‬ ِ
َ ‫ين َآمنُوا ُى ًدى َوش َفاءٌ َوالَّذ‬
َ ‫قُ ْل ُى َو للَّذ‬
.44 :‫يد فصلت‬ ٍ ِ‫ان بع‬
ٍ ِ
َ ‫م ْن َم َك‬
20

Adapun hake tiga; beriman kepadanya, mengamalkannya


namun sedikit membacanya.

18 . Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,


1971), hlm: 564.
19 . Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,

1971), hlm: 777.


20 . Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,

1971), hlm: 779.

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 141


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

Berdasarkan dari ketiga hajr yang telah dideskripsikan tersebut


hajr pertama disifati hajr kully, yakni keseluruhan, maka hilang atau
tidak ada padanya keislaman, adapun hajr kedua hajr sebagaimana
keimanan seseorang yang naik dan turun, adapun hajr ketiga hilang
darinya kualitas ikhsan terhadap al-Quran.

g. Menjaga Hapalan al-Quran


Menjaga hapalan al-Quran dalam konteks ini tidak bermakna
manusia tidak bisa lupa, dan bahkan manusia sifatnya pelupa, oleh
karenanya tidak mungkin tidak lupa sama sekali. oleh karena itu tidak
berdosa jika seseorang lupa terhadap bagian dari al-Quran. Namun
sepantasnya menjaga hapalannya sebagaimana keterangan-keterangan
berikut:
21 ‫صيًا ِم َن ا ِإلبِ ِل ِيف ُع ُقلِ َها‬
ِ َ ‫ فَ َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِد ِه َذلَُو أ‬،‫اى ُدوا ال ُق ْرآ َن‬
ّ ‫َش ُّد تَ َف‬ َ ‫ت ََ َع‬
“Jagalah (hafalan) al-Quran itu, maka demi Dzat, jiwaku di
kekuasaaNya, sungguh ia (al-Quran) lebih cepat lepasnya
daripada unta dari ikatannya”. (HR. Bukhari).
ِ ِ ‫ َكمثَ ِل ص‬،‫آن‬
ِ ‫ب ال ُقر‬ ِ ‫«إَِّمنَا مثَل ص‬
َ َ‫ َوإِ ْن أَطْل‬،‫اى َد َعلَْي َها أ َْم َس َك َها‬
‫قها‬ َ ‫ إِ ْن َع‬،‫ب ا ِإلبِ ِل ادلَُع َّقلَة‬
ِ ‫اح‬ َ َ ْ
ِ ‫اح‬ َ ُ َ
22
‫ت‬
ْ َ‫ذَ َىب‬
“Sesungguhnya perumpamaan penghafal al-Quran, seperti
pemilik unta yang diikat. Jika ia dijaga dan dipelihara, maka ia
akan diam dan jinak, dan jika ia dibiarkan terlantar, maka dia
akan pergi lepas dari ikatannya”. (HR. Bukhari).
h. Keutamaan Surat dan Ayatnya
Terkait dengan ketentuan tentang keutamaan surat dan ayat
dalam membaca al-Quran. Keutamaan surat dan ayat sangatlah sedikit
yang shohih di dalam al-Quran dan tidak diingkari sebagian dari surat
dan ayat memiliki keutamaan seperti seperti dalil dalil berikut:
1) Surat al-Fatihah surat yang paling agung.
2) Ayat yang paling agung adalah ayat kursi dikenal sayyidu ayatil
Quran.

‫ دار طوق النجاة‬:‫ الناشر‬،‫ دمحم زىًن بن َنصر الناصر‬:‫ ا﵀قق‬،‫ دمحم بن إُساعيل أبو عبدهللا البخاري اجلعفي‬:‫ ادلؤلف‬،‫ صحيح البخاري‬21
.5033 : ‫ الصفحة‬،9 :‫ عدد األجزاء‬، ‫ى‬1422 ،‫ األوىل‬:‫(مصورة عن السلطانية إبضافة ترقيم ترقيم دمحم فؤاد عبد الباقي) الطبعة‬
:‫ الناشر‬،‫ دمحم مصطفى األعظمي‬:‫ ا﵀قق‬،) ‫ى‬179 :‫ مالك بن أنس بن مالك بن عامر األصبحي ادلدين (ادلتوىف‬:‫ ادلؤلف‬،‫ ادلوطأ‬.22
‫ عدد‬،‫ م‬2004 - ‫ ى‬1425 ،‫ األوىل‬:‫ الطبعة‬،‫ أبو ظيب – اإلمارات‬- ‫مؤسسة زايد بن سلطان آل هنيان لَعمال اخلًنية واإلنسانية‬
.690 : ‫ الصفحة‬،8:‫األجزاء‬

142 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

3) Qul huwallahu ahad sebanding 1/3 al-Quran.


4) Al-Baqarah dan ali Imroh sebagai zahrowan.
5) Dua ayat akhir al-Baqarah jika dibaca di malam hari keduanya
cukup.
6) Tidaklah dibaca dalam suatu rumah akan didekati sayitan.
7) Sepuluh ayat awal surat al-Kahfi siapa yang membacanya akan
dijaga dari fitnah Dajal.
8) Surat muawwidzatain. 23

Adab Terhadap Al-Quran


1. Adab Tilawah al-Quran
a. Thoharoh
Thoharah maknanya bersuci, di dalam Fikih Thoharoh dari
hadats dan najis sebagai wujud ibadah kepada Allah, dan terkadang
menjadi syarat syah suatu ibadah dan terkadang sebagai wujud
keutamaan dalam melakukan ibadah tertentu. Sedangkan thoharoh
disunahkan bagi seseorang dalam membaca al-Quran, Adapun yang
dimaksud thoharoh yang merupakan bagian dari adab dalam tilawah
al-Quran melipauti tiga hal yakni, thaharah badan, pakaian dan
tempat. Adapun thaharah badan maksudnya badan tidak terkena
najis, dan terlepas dari hadats, baik hadats besar maupun hadats kecil,
dan hendaknya juga mau mulut seseorang juga dibersihkan. Adapun
thoharoh baju, hendaklah baju yang dipakai tidak dalam keadaan
terkena najis. Demikian juga terkait dengan tempat hendaklah bukan
tempat yang tidak layak untuk dibaca di dalamnya al-Quran tidak
bersih dan tidak suci.24
Adapun dalam ketentuan seorang muslim dalam hal menyentuh
Mushaf al-Quran dalam keadaan tidak suci para ulama berbeda
pendapat ada yang membolehkan dan adapula yang melarang 25,
namun diharapkan dengan berwudhu lebih membawa kekhusuan
seseorang dalam membaca al-Quran.
1) Membaca Isti‟adzah dan Basmalah

23
Dijelaskan dalam buku karangan ibnu qoyyim berjudul manar al-munir,
buku ini menjelaskan hadits yang shohih dari yang dhoif bahkan palsu.
،‫ دار عمار – عمان‬،‫ حماضرات يف علوم القرآن‬،‫ آل موسى فَ َرج الناصري التكرييت‬،‫أبو عبد هللا غامن بن قدوري بن محد بن صاحل‬24
.1 :‫ عدد األجزاء‬،‫ م‬2003 - ‫ ى‬1423 ،‫ األوىل‬:‫الطبعة‬
25 Adapun jika seseorang berhadats besar seperti junub dan haid ada larangan

membaca al-Quran melalui lisannya, kecuali dalam madzhab syafi‟iy boleh ketika
teks ayat dibaca sebagai doa,karena redaksinya doa.

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 143


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

Membaca isti‟adzah26 atau yang dikenal dengan Ta‟awudh


merupakan adab sebelum membaca al-Qur,an berdasarkan firman
Allah SWT:
27
‫فإذا قرأت القرءان فاستعذ اب﵁ من الشيطان الرجيم‬

Selain Ayat ini juga dikuatkan pendapat Jumhur Ulama


bahwa Istiadzah hukumnya Sunnah dan bukan wajib. Namun
sebagian yang lain memahami wajibnya istiadzah sesuai perintah
dalam ayat ini.
Adapun basmalah28 sunnah dibaca juga sebelum membaca
surat sebagaimana tertulis pada mushaf, dan tidak mengapa jika di
pertengahan surat, dan adanya anjuran dibaca sebagaimana tertulis
di awal surat.29
2) Memperbagus Suara Bacaan
Adanya Ijma dari para salaf maupun kholaf, baik dari
kalangan para sahabat dan tabi‟in dan para ulama sesudahnya atas
sunahnya mengindahkan bacaan al-Quran dengan tanpa
mengurangi batasan bacaan-bacaan yang ditentukan dalam ilmu
tahsin dan tajwid.30
Ada beberap dalil yang menunjukkan adab ini ketika
membaca al-Quran, diantaranya sebagai berikut:
Hadis pertama;
31
‫زينوا القرآن أبصواتكم فإن الصوت احلسن يزيد القرآن حسنا‬

‫ وإن قطعها لعذر عازما على العود كفاه التعوذ األول ما مل‬،‫ وأراد العود جدد‬،‫ فإن قطعها قطع ترك‬،‫ يستحب التعوذ قبل القراءة‬.26
.‫يطل الفصل‬
،‫ ألن اإلنسان يستعيذ اب﵁ إذا أراد أن يقرأ‬،‫ ولكنو تفسًن صحيح‬،‫ فهذا فسره خبالف ظاىره‬،‫ ادلعىن إذا قرأت القرآن أي أردت قراءتو‬27
.‫وليس إذا مت القراءة‬
‫ فإن قرأ من أثنائها‬،‫ وال بد من قراءة البسملة أول كل سورة حترزا من مذىب الشافعي؛ وإال كان قارائ بعض السور ال مجيعها‬.28
.‫ نص عليو الشافعي رمحو هللا فيما نقلو العبادي‬،‫استحب لو البسملة أيضا‬
‫ى‬1425،‫ الثانية‬:‫ الطبعة‬،‫ دار السالم – اإلسكندرية‬،‫ احلديث يف علوم القرآن واحلديث‬،) ‫ى‬1429 :‫ حسن دمحم أيوب (ادلتوىف‬29 .
.1 :‫ عدد األجزاء‬،‫م‬2004 -
.51 ‫ التبيان ص‬:‫ النووي‬30 .
‫ أبو عبد هللا احلاكم دمحم بن عبد هللا بن دمحم بن محدويو بن نُعيم بن احلكم الضيب الطهماين‬:‫ ادلؤلف‬،‫ادلستدرك على الصحيحٌن‬31
،‫ األوىل‬:‫ الطبعة‬،‫ دار الكتب العلمية – بًنوت‬:‫ الناشر‬،‫ مصطفى عبد القادر عطا‬:‫ حتقيق‬،) ‫ى‬405 :‫النيسابوري ادلعروف اببن البيع (ادلتوىف‬
.2125 : ‫ الصفحة‬،4 :‫ عدد األجزاء‬،1990 – 1411

144 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

“Hiasilah al-Quran dengan suara-suara kalian karena suara


yang bagus akan lebih membaguskan al-Quran”. (HR. al-
Hakim).
Hadis kedua;
ِ ‫الصو ِت ي تَ غَ َّىن ِابلْ ُقر‬
‫آن َْجي َهُر بِو‬ َ ْ َّ ‫يب َح َس ِن‬ِِ ِ ٍ ِ ِ
ٍّ َ‫َما أَذ َن هللاُ ل َش ْيء َما أَذ َن لن‬
32
ْ
“Tidaklah Allah mendengarkan sesuatu sebagaimana Allah
mendengarkan Nabi-Nya membaguskan bacaan al-Quran dan
mengeraskan suaranya” (HR. Bukhari Muslim).
Berdasarkan dari beberapa hadis di atas ada anjuran agar al-
Quran dengan bacaan dan lantunan yang merdu.

3) Bertilawah dengan Tartil


Makna tartil tidak sama dengan tahsin saut (tahsin suara)
pada sub sebelumnya, adapun makna tartil 33 adalah pelan dan
berhati-hati dalam membaca. Bermakna membaca tidak tergesah-
gesah, fasih sebagaimana makhorijul huruf nya, Para ulama berkata:
“Membaca al- Quran dengan tartil itu disunnahkan untuk
merenungkan artinya.” oleh karena itu tidak dianjurkan membaca
al-Quran khatam kurang dari tiga hari, yang mana terlalu cepat
bacaan, mengakibatkan tercampur antar huruf-hurufnya.
Sebagaimaan beberapa firman Allah;
Surat al-Isra ayat 106;
ٍ ‫َّاس علَى م ْك‬
‫ث َونََّزلْنَاهُ تَ ْن ِز ًيال‬ ِ
ُ ٰ َ ِ ‫آَن فََرقْنَاهُ لتَ ْقَرأَهُ َعلَى الن‬
ً ‫َوقُ ْر‬
34

“Dan al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-


angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada
manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian”.
(Q.S. al-Isra`: 106).
Demikian pula dalam surat al-Muzammil ayat 4;

‫ دمحم بن إُساعيل أبو عبدهللا‬:‫ ادلؤلف‬،‫اجلامع ادلسند الصحيح ادلختصر من أمور رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص وسننو وأايمو ا صحيح البخاري‬32
،)‫ دار طوق النجاة (مصورة عن السلطانية إبضافة ترقيم ترقيم دمحم فؤاد عبد الباقي‬:‫ الناشر‬،‫ دمحم زىًن بن َنصر الناصر‬:‫ ا﵀قق‬،‫البخاري اجلعفي‬
.7544 : ‫ الصفحة‬،9 :‫ عدد األجزاء‬، ‫ى‬1422 ،‫ األوىل‬:‫الطبعة‬
33 Diriwayatkan dari Ummi Salamah Radhiyallahu „Anh bahwa dia
menggambarkan bacaan Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam sebagai “bacaan
yang jelas huruf demi huruf.” (Riwayat Abu Dawud, Nasa‟i dan Tirmidzi. Tirmidzi
berkata: hadits hasan sahih).
‫ {وقرآَن } منصوب بفعل يفسره { فرقناه } نزلناه مفرقا يف عشرين سنة أو ثالث { لتقرأه على الناس على مكث } مهل وتؤدة‬34
.‫ليفهموه { ونزلناه تنزيال } شيئا بعد شيء على حسب ادلصاحل‬

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 145


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

‫أ َْو ِزْد َعلَْي ِو َوَرتِِّل الْ ُق ْرآ َن تَ ْرتِ ًيال‬


“Dan bacalah al-Quran itu dengan tartil.” (Q.S. al-
Muzzammil: 4).35
4) Khusuk dan Menangis dalam Bertilawah
Hendaklah seseorang ketika membaca al-Quran khusuk
terhadap bacaan yang dibaca, dan jika dengan kekhusukan tersebut
berdampak menangis itu lebih baik, namun tidak dianjurkan
menagis yang dibuat-buat, dan juga menangis karena suara merdu,
atau teringat orang yang dicintai pergi dari seseorang. karena
dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa Rasulullah saw. menahan
tangisan dalam membaca al-Quran di waktu shalat.
Bahkan para ulama menganjurkan para pembaca al-Quran
ketika membaca berupaya memahami yang dibaca, bertafakur
khusuk, dan berpaling dari sikap yang kebalikannya. Dan dari
wujud kelaziman bertafakur seseorang ketika membaca ayat
rahmah memohon rahmat, dan ketika melalui ayat adzab meminta
perlindungan dari Allah dari api neraka.
Adapun ayat-ayat yang membicarakan kekhusuan adalah
surat al-Hadid ayat 16;
‫احلَ ِِّّۙق َوَال يَ ُك ْونُ ْوا َكالَّ ِذيْ َن اُْوتُوا‬
ْ ‫اَّلل َوَما نََزَل ِم َن‬ ِٰ ‫اََمل َيْ ِن لِلَّ ِذين اٰمنُ ْٓوا اَ ْن ََّتْشع قُلُوب هم لِ ِذ ْك ِر‬
ّ ْ ُُْ َ َ ْ َ َْ َْ
ِ ِ ِ ْۗ ِ ِ ِ
‫ت قُلُ ْوبُ ُه ْم َوَكثْي ٌر ّمنْ ُه ْم ٰفس ُق ْو َن‬
ْ ‫ال َعلَْيه ُم ْاالََم ُد فَ َق َس‬
َ َ‫ٰب م ْن قَ ْب ُل فَط‬
َ ‫الْكت‬
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman,
untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi
kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan
janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah
menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa
yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan
banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik”. (Q.S.
Al-Hadid: 16).36
Al-Quran surat al-Isra` ayat 109 menjelaskan
ِ َ‫وَِخيُّرو َن لِ ْالَ ْذق‬
‫ان يَْب ُك ْو َن َويَِزيْ ُد ُى ْم ُخ ُش ْو ًعا‬ ْ َ

35 Hasbi Ashshidiqi, dkk, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,


1971), hlm. 988.
36 Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,

1971), hlm:902.

146 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

“Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan


mereka bertambah khusyuk”. (QS. Al-Isra': 109)37

5) Merasakan Kehadiran al-Quran dalam Jiwa


Merasa bahwa yang diajak bicara dalam ayat al-Quran
adalah orang yang membaca atau mendengarkannya, bahkan
dijelaskan dalam riwayat bahwa nabi ketika mendengar ayat di
dalamnya menakutkan, nabi meminta perlindungan, jika melewati
ayat rahmat, nabi meminta rahmat, dan jika melewati ayat
mensucikan Allah beliau bertasbih38.

6) Tidak Memotong Bacaan al-Quran dengan Obrolan


Di antara adab ketika membaca al-Quran tidak dipotong
dengan bicara kepada orang lain, atau perkataan di luar al-Quran,
atau tertawa, karena di antara adab terhadap al-Quran
sebagaimana dalam surat al-A‟rof diperintahkan untuk
mendengarkan dan diam agar mendapat rahmat Allah SWT. 39
Adab ini juga didasari bahwa al-Quran merupakan bagian
dari syiar Allah sebagaimana disebutkan Allah dalam al-Quran surat
al-Hajj ayat 32 di atas.

7) Tidak Mempersulit Diri dalam Cara Membaca al-Quran


Tidak dianjurkan untuk memperberat diri dalam membaca al-
Quran dengan pada cara pelafalan yang berlebihan40, karena dapat
menghilangkan esensi dari membaca al-Quran yakni ditadaburi
ayatnya, diperdengarkan dengan suara yang indah di dengar.
Namun jika hanya multazim dengan ilmu tajwid dan tahsin tanpa
memberatkan diri, sehingga hilang esensi dari membacanya maka
bentuk yang seperti ini disunnahkan dan juga merupakan salah satu
adab dalam tilawah al-Quran.41
2. Adab Hamalah al-Quran
a. Berakhlak dengan Akhlak al-Quran

Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI,


37

1971), hlm: 440.


38 HR. Muslim riwayat Hudhaifah.

ِ ْ‫ئ ال ُْقرآ ُن فَاستَ ِمعوا لَو وأَن‬


]‫ [األعراف‬204 ‫صتُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر َمحُو َن‬ ِ 39
َُ ُ ْ ْ َ ‫َوإذا قُِر‬
40 Dikarenakan membaca al-Quran dibaca dengan mudah, toleran tidak

memberatkan dalam melafalkan.


41 Abdul Aziz bin Fathi as-Saidanda, Mausu‟ah Aadab al-Islamiyah, Riyadh:

Daar Thoyyibah. 1428 H. hlm: 207.

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 147


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

Hendaklah Ahlul Quran berakhlak dengan akhlak karimah


sebagai pengemban al-Quran seperti dermawan, berupaya menjumpai
saudara seiman dengan muka manis, menghormati tamu, membantu
orang yang membutuhkan, lembut, sabar, ghodul bashor dan lain-lain.
Adab ini merujuk kepada hadis Aisah berkisah tentang akhlak
Rasulullah saw., beliau mengatakan: Akhlak Rasulullah saw. adalah al-
Quran. Maknanya mengamalkannya, mentaati batasan-batasannya,
mentadaburi, beradab dengannya dan lain-lain.

b. Mengamalkan Muhkamnya dan Beriman pada Mutasyabihnya


Dalam ulumul Qur‟an makna muhkam artinya jelas, adapun
mutasyabih maknanya samar-samat tidak diketahui hakikatnya secara
pasti, oleh karenannya sikap ahlul Quran adalah mengamalkan redaksi
yang jelas dalam al-Quran dan adapun terhadap mutasyabihat maka
dikembalikan pemahamannya kepada orang yang rosikh dalam
ilmuny sebagai mana pentunjuk al-Quran dalam surat Ali Imron ayat
7.42
c. Berupaya Membacakan dan Mengajarkan al-Quran
Hendaklah ahlul Quran menjadi pelopor mengajarkan al-Quran,
dan membacakan Quran kepada orang lain. Keutamaan ini tidaklah
asing sebagaimana telah disebutkan dimakalah inipada adab tilawah
suatu hadis membicarakan bahwa sebaik baik kalian adalah orang
yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.

d. Berupaya Membacanya pada Malam Hari


Tidak sepantasnya ahlul Quran memejamkan matanya seluruh
waktu malamnya tanpa membaca al-Quran, dan dikarenakan
membaca al-Quran di malam hari disebutkan di dalam Q.S
Muzzammil merupakan waktu yang baik untuk membaca al-Quran
dibanding waktu siang yang disebutkan sebagai waktu untuk mencari
nafkah.
e. Tidak Mencari Makan dengan al-Quran

42 Dialah yang menurunkan al-Kitab (al-Quran) kepada kamu. Di antara


(isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi al-Quran dan yang
lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

148 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran;
Seri Ulumul Qurani

Diantara akhlak ahlul Quran tidak menjadikan al-Quran sebagai


profesi untuk memperoleh rezeki, oleh karenanya sangat dianjurkan
agar ahlul Quran memperoleh nafkah hidup dari keahlian yang lain,
sehingga mengajarkannya hanya mengharap ridho Allah semata.
Walaupun para ulama berselisih ketika ahlul quran mengajarkan al-
Quran apakah boleh mengambil upah ataukah tidak? Sebagian
melarang, dan sebagian ulama membolehkan selama tidak
menyaratkan ketika mengajar mendapatkan upah. Dan sebagian
ulama yang lain membolehkan memperoleh upah walaupun
disyaratkan, ditinjau adanya waktu yang dikorbankan seorang untuk
mengajarkan al-Quran. Rasulullah saw. bersabda:

‫ وال تغلوا‬، ‫ وال ِتفوا عنو‬، ‫ وال تستكثروا بو‬، ‫ وال أتكلوا بو‬، ‫ اقرءوا القرآن‬:‫وقال الرسول ملسو هيلع هللا ىلص‬
.43‫فيو‬
"Bacalah al-Quran dan janganlah kamu (mencari) makan
dengannya dan janganlah renggang darinya (tidak
membacanya) dan janganlah berlebih-lebihan padanya". (HR.
Ahmad, Shahih).

Seorang ahlul Quran hendaknya juga tidak menjadi beban bagi


manusia yang lain hal ini sebagaimana pesan Umar bin Khattab :
wahai para pembaca wahyu, angkatlah kepala-kepala kalian, telah
jelas bagi kalian jalan, maka janganlah jadi beban bagi yang lain.44

f. Tidak Menjadikan al-Quran Ajang Berbeda Pendapat dan Berselisih,


Pergi jika Terjadi Ikhtilaf antara Dua Orang atau Kelompok
Ada anjuran berkumpul saat membaca al-Quran dan
mempelajari al-Quran, maka demikian pula sebaliknya jika terjadi
perselisihan pendapat pada bagian dari al-Quran, apalagi jika
perselisihan itu panjang, maka dianjurkan untuk meninggalkan karena
dikhawatirkan akan berujung suatu kemudharatan darinya, dan
dikarenakan syaitan membisikkan kejahatan antara mereka. Maka
diintruksikan untuk pergi meninggalkah ikhtilaf yang tiada ujungnya
tersebut, karena ini bagian dari tipu daya syaitan. Rasulullah saw.
bersabda:

‫ شعيب‬:‫ ا﵀قق‬،) ‫ى‬241 :‫ أبو عبد هللا أمحد بن دمحم بن حنبل بن ىالل بن أسد الشيباين (ادلتوىف‬،‫ مسند اإلمام أمحد بن حنبل‬.43
،‫ م‬2001 - ‫ ى‬1421 ،‫ األوىل‬:‫ الطبعة‬،‫ مؤسسة الرسالة‬:‫ الناشر‬،‫ د عبد هللا بن عبد ا﵀سن الرتكي‬:‫ إشراف‬،‫ وآخرون‬،‫ عادل مرشد‬- ‫األرنؤوط‬
.15534 : ‫الصفحة‬
44 https://alafasyinshad.blogspot.com/2012/02/ya-mashar-alfuqraa.html.

DIDAKTIKA ISLAMIKA | 149


Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021
Achmad Kurniawan Pasmadi

45
‫عنه‬ ‫ فإذا اختلفتم فقوموا‬، ‫اقرءوا القرآن ما ائتلفت عليو قلوبكم‬
“Bacalah al-Quran selama hati-hati kalian masih bersatu. Jika
terjadi perselisihan pada diri kalian (ada yang memunculkan
kerancauan atau syubhat), maka tegakkanlah (argumentasi)
padanya.” (Muttafaqun „alaih).

g. Berada pada Posisi Tidak Ghuluw dan Jafa`


Makna dari ghuluw seseorang berlebih lebihan terhadap al-
Quran sehingga meninggalkan hak dan kewajiban yang lebih penting.
Adapun jafa` seseorang berlalu padanya waktu tetapi tidak membaca
al-Quran, tidak memperdulikan dan bahkan berpaling. Maka di dalam
Islam dianjurkan untuk tidak berlebih lebihan dan meninggalkan,
namun diantara keduanya, karena jika berlebih-lebihan akan bosan
dan ketika jafa` akan meninggalkan esensi tilawah al-Quran.46
h. Bersungguh-sungguh Terhadap al-Quran
Adab utama dan yang paling esensial terhadap al-Quran ialah
bersungguh-sungguh ketika membaca, mempelajari, merenungkan,
dan memperhatikan al-Quran. Adab demikian termaktub di dalam al-
Quran surat ash-Shaad ayat 29.

Simpulan
Berdasarkan beberapa uraian dan analisis di atas, dapat disimpulan
sebagai berikut:
1. Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam sampai akhir zaman, al-Quran
haruslah diimani, diamalkan, diajarkan dan didakwakan kepada yang
lainnya, sehingga keberadaan manfaat al-Quran menjadi rahmat semesta
alam dapat dirasakan meluas seantero dunia. Kajian terhadap keutamaan
dan adab terhadap al-Quran ini bertujuan untuk membahas keutamaan
pada al-Quran dan keutamaan adab-adab apa saja berdasarkan dalil dan
argument yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.
2. Keutamaan pada al-Quran mencakup keutamaan tilawahnya, keutamaan
Istima‟, mudarosah, mempelajari dan mengajarkan, tidak melupakan al-
Quran dan tidak menghajr al-Quran, serta keutamaan ayat dan surat al-
Quran.

:‫ أبو عثمان سعيد بن منصور بن شعبة اخلراساين اجلوزجاين (ادلتوىف‬:‫ ادلؤلف‬،‫ التفسًن من سنن سعيد بن منصور – حمققا‬.45
- ‫ ى‬1417 ،‫ األوىل‬:‫ الطبعة‬،‫ دار الصميعي للنشر والتوزيع‬:‫ د سعد بن عبد هللا بن عبد العزيز آل محيد الناشر‬:‫ دراسة وحتقيق‬،) ‫ ى‬227
.166 : ‫ الصفحة‬،5 :‫ عدد األجزاء‬،‫ م‬1997
46 Abdul Aziz bin Fathi as-Saidanda, Mausu‟ah Aadab al-Islamiyah, (Riyadh:

Daar Thoyyibah, 1428 H), hlm. 210.

150 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA


Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021
‫;‪Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran‬‬
‫‪Seri Ulumul Qurani‬‬

‫‪3. Adab-adab terhadap al-Quran meliputi: 1) Adab membacanya, adab ini‬‬


‫‪mencakup adab dalam keadaan thoharoh, membaca basmalah dan‬‬
‫‪isti‟adah, tartil, khusu‟, tidak takalluf, menghadirkan dalam jiwa, tidak‬‬
‫‪memotong dengan pembicaraan; dan 2) Adab ahlul Quran, adab ini‬‬
‫‪mencakup berakhlak dengan al-Quran, mengamalkan yang muhkan dan‬‬
‫‪mengimani mutasyabih, mengajarkan al-Quran, membacanya pada‬‬
‫‪malam hari, tidak berpecah belah dengannya, tawasuth pada al-Quran,‬‬
‫‪tidak mencari makan dengan al-Quran, dan bersungguh-sungguh dalam‬‬
‫‪membaca, mempelajari, dan mengamalkan al-Quran.‬‬

‫‪DAFTAR PUSTAKA‬‬

‫تفسًن احلجرات – احلديد ‪ ،‬دمحم بن صاحل بن دمحم العثيمٌن (ادلتوىف‪1421 :‬ى ) ‪ ،‬دار الثراي للنشر والتوزيع‪ ،‬الرايض‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪،‬‬
‫‪ 1425‬ى ‪ 2004 -‬م‬

‫عدد األجزاء‪ .1 :‬حماضرات يف علوم القرآن‪ ،‬أبو عبد هللا غامن بن قدوري بن محد بن صاحل‪ ،‬آل موسى فَ َرج الناصري التكرييت‪ :،‬دار‬
‫عمار – عمان‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪ 1423 ،‬ى ‪ 2003 -‬م‬

‫عدد األجزاء‪ .1 :‬احلديث يف علوم القرآن واحلديث‪ ،‬حسن دمحم أيوب (ادلتوىف‪1429 :‬ى )‪ ،‬دار السالم – اإلسكندرية‪ ،‬الطبعة‪:‬‬
‫الثانية‪1425،‬ى ‪2004 -‬م‪ ،‬عدد األجزاء‪.1 :‬‬

‫التبيان يف آداب محلة القرآن‪ ،‬أبو زكراي حميي الدين حيٍن بن شرف النووي (ادلتوىف‪676 :‬ى )‬

‫حققو وعلق عليو‪ :‬دمحم احلجار‪ ،‬الثالثة مزيدة ومنقحة‪ 1414 ،‬ى ‪ 1994 -‬م‪ ،‬دار ابن حزم للطباعة والنشر والتوزيع ‪ -‬بًنوت ‪ -‬لبنان‬
‫‪ -‬ص ب‪ - 14 / 6366 :‬تلفون‪.831331 :‬‬

‫ادلنار ادلنيف يف الصحيح والضعيف‪ ،‬دمحم بن أيب بكر بن أيوب بن سعد مشس الدين ابن قيم اجلوزية (ادلتوىف‪751 :‬ى )‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬عبد‬
‫الفتاح أبو غدة‪ ،‬مكتبة ادلطبوعات اإلسالمية‪ ،‬حلب الطبعة‪ :‬األوىل‪1390 ،‬ى ‪1970/‬م‪،‬عدد األجزاء‪.1 :‬‬

‫موسوعة األداب االسالمية‪ ،‬ندا‪ ،‬عبد العزيز الفتحي‪ ،‬الرايض‪1428 ،‬ه‪.‬‬

‫الس ََ ِج ْستاين (ادلتوىف‪275 :‬ى )‪،‬‬


‫ِ‬
‫سنن أيب داود‪ ،‬أبو داود سليمان بن األشعث بن إسحاق بن بشًن بن شداد بن عمرو األزدي ّ‬
‫ا﵀قق‪ :‬دمحم حميي الدين عبد احلميد‪ ،‬الناشر‪ :‬ادلكتبة العصرية‪ ،‬صيدا – بًنوت عدد األجزاء‪ ،4 :‬الصفحة ‪1464 :‬‬

‫مسند أيب داود الطيالسي‪ ،‬أبو داود سليمان بن داود بن اجلارود الطيالسي البصرى (ادلتوىف‪204 :‬ى )‪ ،‬الدكتور دمحم بن عبد ا﵀سن‬
‫الرتكي‪ ،‬الناشر‪ :‬دار ىجر – مصر‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪ 1419 ،‬ى ‪ 1999 -‬م‪ ،‬عدد األجزاء‪ ،4 :‬الصفحة ‪.1602 :‬‬

‫سنن ابن ماجو‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬ابن ماجة أبو عبد هللا دمحم بن يزيد القزويين‪ ،‬وماجة اسم أبيو يزيد (ادلتوىف‪273 :‬ى )‪ ،‬حتقيق‪ :‬دمحم فؤاد عبد‬
‫الباقي‪ ،‬الناشر‪ :‬دار إحياء الكتب العربية ‪ -‬فيصل عيسى البايب احلليب عدد األجزاء‪ ،2 :‬الصفحة ‪.215 :‬‬

‫‪DIDAKTIKA ISLAMIKA | 151‬‬


‫‪Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021‬‬
‫‪Achmad Kurniawan Pasmadi‬‬

‫الس ََ ِج ْستاين (ادلتوىف‪:‬‬


‫ِ‬
‫سنن أيب داود‪،‬ادلؤلف‪ :‬أبو داود سليمان بن األشعث بن إسحاق بن بشًن بن شداد بن عمرو األزدي ّ‬
‫‪275‬ى )‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬دمحم حميي الدين عبد احلميد‪ ،‬الناشر‪ :‬ادلكتبة العصرية‪ ،‬صيدا – بًنوت‪ ،‬عدد األجزاء‪4 :‬‬

‫اجلامع الكبًن ‪ -‬سنن الرتمذي‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬دمحم بن عيسى بن َس ْورة بن موسى بن الضحاك‪ ،‬الرتمذي‪ ،‬أبو عيسى (ادلتوىف‪279 :‬ى )‪،‬‬
‫ا﵀قق‪ :‬بشار عواد معروف‪ ،‬الناشر‪ :‬دار الغرب اإلسالمي – بًنوت سنة النشر‪ 1998 :‬م‪ ،‬عدد األجزاء‪، 6 :‬‬
‫الصفحة‪.2910 :‬‬

‫شرح السنة‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬حميي السنة‪ ،‬أبو دمحم احلسٌن بن مسعود بن دمحم بن الفراء البغوي الشافعي (ادلتوىف‪516 :‬ى )‪ ،‬حتقيق‪ :‬شعيب‬
‫األرنؤوط‪-‬دمحم زىًن الشاويش‪ ،‬الناشر‪ :‬ادلكتب اإلسالمي ‪ -‬دمشق‪ ،‬بًنوت‪ ،‬الطبعة‪ :‬الثانية‪1403 ،‬ى ‪1983 -‬م‪،‬‬
‫عدد األجزاء‪ ،15 :‬الصفحة ‪273 :‬‬

‫مسند أيب داود الطيالسي‪،‬ادلؤلف‪ :‬أبو داود سليمان بن داود بن اجلارود الطيالسي البصرى (ادلتوىف‪204 :‬ى )‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬الدكتور دمحم بن‬
‫عبد ا﵀سن الرتكي‪،‬الناشر‪ :‬دار ىجر – مصر‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪ 1419 ،‬ى ‪ 1999 -‬م‪،‬عدد األجزاء‪ ،4 :‬الصفحة‬
‫‪.72:‬‬

‫صحيح البخاري‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬دمحم بن إُساعيل أبو عبدهللا البخاري اجلعفي‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬دمحم زىًن بن َنصر الناصر‪ ،‬الناشر‪ :‬دار طوق النجاة‬
‫(مصورة عن السلطانية إبضافة ترقيم ترقيم دمحم فؤاد عبد الباقي) الطبعة‪ :‬األوىل‪1422 ،‬ى ‪ ،‬عدد األجزاء‪ ،9 :‬الصفحة‬
‫‪.5033 :‬‬

‫ادلوطأ‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬مالك بن أنس بن مالك بن عامر األصبحي ادلدين (ادلتوىف‪179 :‬ى )‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬دمحم مصطفى األعظمي‪ ،‬الناشر‪:‬‬
‫مؤسسة زايد بن سلطان آل هنيان لَعمال اخلًنية واإلنسانية ‪ -‬أبو ظيب – اإلمارات‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪ 1425 ،‬ى ‪-‬‬
‫‪ 2004‬م‪ ،‬عدد األجزاء‪ ،8:‬الصفحة ‪.690 :‬‬

‫ادلستدرك على الصحيحٌن‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬أبو عبد هللا احلاكم دمحم بن عبد هللا بن دمحم بن محدويو بن نُعيم بن احلكم الضيب الطهماين‬
‫النيسابوري ادلعروف اببن البيع (ادلتوىف‪405 :‬ى )‪ ،‬حتقيق‪ :‬مصطفى عبد القادر عطا‪ ،‬الناشر‪ :‬دار الكتب العلمية –‬
‫بًنوت‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪ ،1990 – 1411 ،‬عدد األجزاء‪ ،4 :‬الصفحة ‪.2125 :‬‬

‫اجلامع ادلسند الصحيح ادلختصر من أمور رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص وسننو وأايمو ا صحيح البخاري‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬دمحم بن إُساعيل أبو عبدهللا‬
‫البخاري اجلعفي‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬دمحم زىًن بن َنصر الناصر‪ ،‬الناشر‪ :‬دار طوق النجاة (مصورة عن السلطانية إبضافة ترقيم ترقيم‬
‫دمحم فؤاد عبد الباقي)‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪1422 ،‬ى ‪ ،‬عدد األجزاء‪ ،9 :‬الصفحة ‪.7544 :‬‬

‫مسند اإلمام أمحد بن حنبل‪ ،‬أبو عبد هللا أمحد بن دمحم بن حنبل بن ىالل بن أسد الشيباين (ادلتوىف‪241 :‬ى )‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬شعيب‬
‫األرنؤوط ‪ -‬عادل مرشد‪ ،‬وآخرون‪ ،‬إشراف‪ :‬د عبد هللا بن عبد ا﵀سن الرتكي‪ ،‬الناشر‪ :‬مؤسسة الرسالة‪ ،‬الطبعة‪:‬‬
‫األوىل‪ 1421 ،‬ى ‪ 2001 -‬م‪ ،‬الصفحة ‪.15534 :‬‬

‫مسند اإلمام أمحد بن حنبل‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬أبو عبد هللا أمحد بن دمحم بن حنبل بن ىالل بن أسد الشيباين (ادلتوىف‪241 :‬ى )‪ ،‬ا﵀قق‪:‬‬
‫شعيب األرنؤوط ‪ -‬عادل مرشد‪ ،‬وآخرون‪ ،‬إشراف‪ :‬د عبد هللا بن عبد ا﵀سن الرتكي‪ ،‬الناشر‪ :‬مؤسسة الرسالة‪،‬‬
‫الطبعة‪ :‬األوىل‪ 1421 ،‬ى ‪ 2001 -‬م‬

‫‪152 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA‬‬


‫‪Volume 12 Nomor 2 –Agustus 2021‬‬
‫;‪Keutamaan dan Adab Terhadap al-Quran‬‬
‫‪Seri Ulumul Qurani‬‬

‫التفسًن من سنن سعيد بن منصور – حمققا‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬أبو عثمان سعيد بن منصور بن شعبة اخلراساين اجلوزجاين (ادلتوىف‪227 :‬ى )‪،‬‬
‫دراسة وحتقيق‪ :‬د سعد بن عبد هللا بن عبد العزيز آل محيد الناشر‪ :‬دار الصميعي للنشر والتوزيع‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل‪،‬‬
‫‪ 1417‬ى ‪ 1997 -‬م‪ ،‬عدد األجزاء‪ ،5 :‬الصفحة ‪.166 :‬‬

‫تيسًن الكرمي الرمحن يف تفسًن كالم ادلنان‪ ،‬ادلؤلف‪ :‬عبد الرمحن بن َنصر بن عبد هللا السعدي (ادلتوىف‪1376 :‬ى )‪ ،‬ا﵀قق‪ :‬عبد‬
‫الرمحن بن معال اللوحيق‪ ،‬الناشر‪ :‬مؤسسة الرسالة‪ ،‬الطبعة‪ :‬األوىل ‪1420‬ى ‪ 2000-‬م‪ ،‬عدد األجزاء‪.1:‬‬

‫‪Hasbi Ashshidiqi, dkk, al-Quran dan terjemahannya, Jakarta: Depag RI,‬‬


‫‪1971.‬‬
‫‪https://alafasyinshad.blogspot.com/2012/02/ya-mashar-alfuqraa.html.‬‬
‫‪https://tafsirweb.com/7895-surat-fatir-ayat-29.html‬‬

‫‪DIDAKTIKA ISLAMIKA | 153‬‬


‫‪Volume 12 Nomor 2 – Agustus 2021‬‬

Anda mungkin juga menyukai