Pertemuan 1
6 september 2020
Mapel tahsin
Tentang penulis: beliau adalah Kurnaedi bin ujang tardi mempunyai kunyah Abu Ya’la. Lahir di Cirebon ,
jawa barat pada tgl 4 april 1976. Aktif berdakwah diwilayah jabodetabek. Masih aktif dalam mengajar di
1. Mengikuti kitabullah
Sebagaimana kita maklumi bahwa awal kalimat yang kita dapatkan pada awal halaman mushaf
al-imam adalah basmallah, begitu juga basmalah akan kita dapati pada setiap awal surah sebagai
Begitu juga selain mengikuti kitabullah Alqur’an , memulai sebuah risalah dengan basmalah
merupakan sunnah rasul yang mulia sebagaimana telah diriwayatkan oleh imam bukhari dalam
kitab shahihnya yang merupakan kitab tershahih dijagad raya ini setelah Kitabullah Alqur’an,
beliau meriwayatkan dalam bab : kaifa kana bad’ul wahyi hadits yang ke-7 dari jalur shahabat
- سالم على من اتبع الهدى-إلى هرقل عظيم الروم- بسم اهلل الرحمن الرحيم من محمد عبد اهلل و رسوله
أما بعد
- فإن توليت فإن عليك إثم األريسيين، يؤتك اهلل أجرك مرتين، أسلم تسلم، فإني أدعوك بدعاية اإلسالم
و(يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا و بينكم أال نعبد إال اهلل وال نشرك به شيئا وال يتخذ
) من دون اهلل فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأن مسلمونz بعضنا يعضا أرباباhadits ini diriwayatkan pula
oleh imam muslim dalam shahihnya, begitu juga diriwayatkan imam abu dawud dan imam tirmidzi
Selain dari yang kedua diatas memulai menulis sebuah risalah, tulisan, pesan dengan basmallah
merupakan sunnah para shahabat, sebagaimana kita dapati termaktub dalam kitab shahih yang
lalu dalam kitab zakat, bab zakat kambing. Hadits ke 1454 yang diriwayatkan dari jalur shahabat
، بسم اهلل الرحمن الرحيم هذه فريضة الصدقة التي فرض رسول اهلل ﷺ على المسلمين
ومن سئل فوقها فال، فمن سئلها من المسلمين على وجهها فليعطها،والتي أمر اهلل بها رسول اهلل
يوط،....
Hadits ini merupakan surat khalifatur rasul kepada shahabat Anas bin Malik yang diutus untuk
Hadits ini diriwayatkan pula imam ibnu majah dan abu dawud pada kitab sunannya.
Kata bismillah adalah jar dan majrur yang bergantung dengan fiil mu’akhkhar munasib yang terhapus
penulisannya. Yang takdirnya adalah sebuah perbuatan, contoh dalam penulisan sebuah risalah maka
maksudnya adalah بسم اهلل أكتبdengan nama Allah aku menulis tulisan ini. Dan ini sebagaimana
2. Memberikan pembatasan.
Adapun اهللadalah nama sang pencipta yang mana semua makhluk tunduk patuh mengikuti semua
perintahnya. Dan nama ini hanya dikhususkan kepada Sang Khalik dan tidak boleh disematkan kepada
selainnya.
Adapun الرحمنadalah salah satu dari nama Allah yang terkhusus, ,juga tidak boleh disematkan kepada
selain-Nya. Dan maknanya adalah Dzat yang mempunyai Rahmat yang luas. Yang diantara rahmatnya
yang luas Allah jaga anak kuda dari injakan induknya, begitu juga binatang buas lainnya tidak memangsa
anaknya, dan rahmat ini pula diberikan kepada seluaruh makhluknya baik muslim, kafir, hewan, binatang,
dan seluruh alam. Dan yang demikian Cuma 1 bagian saja yang diturunkan didunia, sedang 99 bagian
Adapun الرحيمadalah salah satu dari nama Allah. Yang maknanya Dzat yang mempunyai Rahmat yang
tersampaikan.
Kemudian penulis memuji-muji Allah dengan segala keagungannya, serta menetapkan bahwa Dia adalah
Rabb sekalian alam, yang berkonsekuensi segala peribadatan hanya tertuju kepada-Nya saja. Dan
menulis buku ini dalam rangka menjelaskan salah satu cabang ilmu merupakan sebuah ibadah.
Kemudian penulis mengucapkan salam dan shalawat kepada pemuka sekalian manusia, bahkan
pemuka para anbiya’ bahkan pemuka para rosul, yang merupakan manusia pertama yang memasuki
surga.
Allah berfirman:
Orang-orang yang telah kami beri kitab, mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan, mereka
Imam ibnu katsir dalam menafsirakan ayat ini menukil dari beberapa sahabat, diantaranya:
والذي نفسي بيده أن حق تالوته أن يحل حالله ويحرم حرامه ويقرأ كما أنزل اهلل:أي قال أبو العالية قال ابن مسعود
وال يتأول منه شيئا على غير تأويله،وال يحرف الكلم عن مواضعه
Maksudnya:
Berkata abul a ’ liyyah, berkata Abdullah bin mas ’ ud –radhiyallahu anhu- demi Dzat yang jiwaku berada
ditangannya bahwa sebenar-benar bacaan maksudnya adalah menghalalkan apa-apa yang telah Allah
halalkan (dalam kitabnya) dan mengaharamkan apa-apa yang diharamkan dan membacanya
sebagaimana Allah menurunkannya dan tidak merubah kalimat dari tempatnya, serta tidak melakukan
takwil batil .
2 : ثم قرأ (والقمر إذا تالها) الشمس، يتبعوه حق اتباعه: عن عكرمة عن ابن عباس في قوله (يتلونه حق تالوته) قال
اتبعها: يقول
Dari ikrimah dari ibnu Abbas –radhiyallahu anhuma- firman Allah : membacanya dengan sebenar-benar
bacaaan maksudnya mengikuti kebenaran dengan sebenar-benarnya, kemudian beliau membaca: dan
Rasulullah ﷺ
Artinya: “sebaik-bik kalian adalah yang belajar Alqur’an dan yang mengajarkannya”.
Hadits ini masyhur diriwayatkan oleh shahabat Utsman bin Affan –radhiyallahu Anhu- dan telah
dibukukan oleh imam bukhari dalam kitab fadhailul qur’an bab khairakum man ta’allama qur’an wa
‘allamuh begitu juga diriwayatkan oleh imam abu dawud, tirmidzi dalam sunannya serta imam ahmad
dalam musnadnya. Disana pula ada riwayat dari shahabat yang lain Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan
Dan yang demikian berdasarkan dalil dalam surah fushilat: 33 pada juz: 24 hal: 480
ومن أحسن قوال ممن دعا إلى اهلل وعمل صالحا و قال إنني من المسلمين
4
Artinya: “ Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada seseorang yang berdakwah
kepada Allah dan beramal shalih dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri.”
2. Syaikh Salim bin I’ed Al-Hilali dalam kitab Bahjatun Nadzirin syarah Riyadhus Shalihin di Juz:2
hal:205 dalam kitab fadhail dihadits ke 993 pada faedah yang ke.4.
وكل، قارئ القرآن من غير معلم ال يقدر عليه من حيث قراءته لما فيه تجويد و أحكام و ما فيه من علوم
ولذا فقد حض على طلبه من عند أهله وحض على تعليمه لمن طلبه وكل، ذلك يحتاج إلى معلم
Seorang pembaca Alqur’an tidak akan mampu membaca Alqur’an dengan benar tanpa adanya
bimbingan seorang guru. Karena membaca Alqur’an butuh pada ilmu tajwid dan hukum-
hukumnya, dan didlamnya ada beberapa ilmu lain. Dan semua itu butuh kepada pembimbing,
oleh karenanya Nabi telah menganjurkan untuk belajar Alqurán kepada ahlinya, dan
menganjurkan bagi yang telah belajar untuk mengajarkannya. Yang yang demikian itu tergantung
Sabda nabiﷺ
الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة والذي يقرأ القرآن و الذي يقرأ القرآن و يتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران.
Artinya: “orang yang mahir membaca Alqur’an bersama para malaikat yang mulia lagi taat, orang yan
gmembaca Alqur’an dengan terbata-bata dan kesulitan didalamnya mendapatkan dua pahala.
Disana pula terdapat riwayat yang sejenis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam shahihnya dari
ibunda kita A ’ isyah –radhiyallahu Anha-dalam bab surah abasa kitab tafsir nabi ﷺ
bersabda :
مثل الذين يقرأ القرآن وهو حافظ له مع السفرة الكرام ومثل الذي يقرأ وهو يتعهاده وهو عليه شديد فله أجران
Artinya:
Perumpamaan orang yang membaca Alqur’an dan menghafal Alqur’an bersama para malaikat yang
mulia dan perumpaan orang yang mengbaca Alqur’an terbata-bata lagi kesulitan maka baginya dua
pahala.
Dan hadits semakna diriwayatkan pula oleh imam abu dawud, tirmidzi ibnu majah darimi dalam
Allah berfirman
Imam ibnu katsir memaparkan didalam kitab tafdirnya Alqur’anul Adzim maksudnya adalah: اقرأه على
Kemudian beliau membawakan riwayat shahabat Anas bin Malik –radhiyallahu Anhu- yang dikeluarkan
oleh imam Bukhari didalam kitab shahihnya,kitab: fadhailul Qur’an, Bab: maddil Qira’ah, berikut
ويمد- كانت مدا ثم قرأ بسم اهلل الرحمن الحيم –يمد ببسم اهلل: كيف كانت قراءة النبي ﷺ ؟ فقال: سئل أنس
ويمد بالرحيم-بالرحمن
Artinya: “ditanyakan kepada Anas bin Malik-Radhiyallahu Anhu- bagaimanakah bacaan Alqur’annya
Nabi ﷺ,berkata Anas: beliau membaca Alqur’an dengan memanjangkannya, kemudian Anas membaca
basmalah dengan memanjangkan kata Allah dan memanjangkan kata Ar-rahmaan serta memanjangkan
kata Ar-rahiim.
Dan tatkala seorang pembaca Alqur’an mendengar ayat ini, teringatlah apa yang telah disabdakan oleh
Baginda Rasul ﷺtentang kisah shahibul Qur’an diakhirat kelak. Hadits tersebut diriwayatkan oleh imam
tirmidzi dalam kitab sunannya dalam pokok bahasan: fadhailul Qur’an dari rasulullah ﷺdari jalur
اقرأ وارتقي ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر أية تقرأبها-يقال –يعني لصاحب القرآن
Artinya: “dikatakan kepada penduduk surga -maksudnya mereka para shahibul Qur’an- baca dan
naiklah, bacalah Alqur’an sebagaimana bacaanmu didunia, karena derajat surgamu berkesesuaian
Artinya: “mengeluarkan setiap huruf dari makhrojul hurufnya (tempat keluarnya huruf) dengan
Yaitu sifat dzatiyyah dari setiap huruf yang senantiasa melekat padanya dalam segala keadaan. Missal
Yaitu sifat tambahan yang muncul karena sifat dzatiyyah. Seperti tafkhim (tebal) ini lahir karena adanya
sifat isti’la suatu huruf. Sifat tarqiq (tipis) yang ini terlahir karena adanya sifat istifal suatu huruf.
Dan masuk dalam mustahaq huruf adalah sifat yang terlahir karena bertemunya suata huruf dalam
sebuah kalimat. Semisal idgham (memasukkan huruf satu ke huruf yang kedua seakan-akan menjadi
satu huruf) ikhfa’(menyamarkan huruf) idzhar ( jelas) qalb (merubah huruf ba’menjadi huruf mim)
1. Hukum mempelajari kaidah tajwid maka hukumnya fardhu kifayah maksudnya : apabila ada
segolongan manusia yang berkompeten dalam mempelajarinya maka gugurlah golongan yang
lain.
2. Hukum membaca Alqurán dengan tajwid adalah fardhu A’in, nah yang ini ada perincian lebih
lanjut. Doctor rahab syaqiqi dalam hilyatut tilawah fii tajwidil qur’an karya beliau tentang tajwid
a. Makharijul huruf : ini wajib (iltizam)dijaga, dan haram apabila kita tidak memperhatikannya.
b. Sifat-sifat wajib: maksudnya apabila sifat itu berubah maka ia akan mengeluarkan dari
keharaman. Seperti bacaan tipis pada huruf shad atau menebalkan huruf sin.
c. Sifat-sifat penghias atau pembagus: seperti menipiskan bacaan Ra’ saat berharokat
dhammah atau fathah, tidak menjelaskan sifat hams dan tafasyi, tidak memanjangkan tempo
huruf rakhawah yang sukun sebagai pembanding yang bertasydid, maka ini yang disebut lahn
khafi (samar) dan hanya Ahli qira’ah yang mempelajari bacaan yang benar yang dapat
1. Apabila dilaksanakan saat syafawi (belajar tatap muka langsung) kepada Qari, maka
hukumnya wajib menghindari lahn khafi ini. Dan haram hukumnya membiarkannya.
i. Apabila dia termasuk Ahli tajwid,Wajib menjaga diri dari kesalahan ini.
ii. Apabila dia orang awam, maka tidak mengapa, ,namun tetap berusaha.
7
Perkataan Al-imam Jazari ini patut menjadi pertimbangan bagi kaum muslimin semua karena kebutuhan
kita terhadap Alqur’an. Dan selayaknya bagi kaum muslimin untuk senantiasa menambah ilmunya dan
terus menjaganya.
Jam 21.53