Anda di halaman 1dari 7

1

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

Pertemuan 1

Ahad, 18 muharram 1442

6 september 2020

Mapel tahsin

Kitab metode asy-syafi’i

Tentang penulis: beliau adalah Kurnaedi bin ujang tardi mempunyai kunyah Abu Ya’la. Lahir di Cirebon ,

jawa barat pada tgl 4 april 1976. Aktif berdakwah diwilayah jabodetabek. Masih aktif dalam mengajar di

minhajussunnah bogor asuhan Ust. Yazid bin Abdul Qodir Jawaz.

Penulis berkata: ‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

Dimulainya penulis dengan basmalah Karena :

1. Mengikuti kitabullah

Sebagaimana kita maklumi bahwa awal kalimat yang kita dapatkan pada awal halaman mushaf

al-imam adalah basmallah, begitu juga basmalah akan kita dapati pada setiap awal surah sebagai

pemisah antara satu surah dengan surah yang lain.

2. Mengikuti sunnah rasul

Begitu juga selain mengikuti kitabullah Alqur’an , memulai sebuah risalah dengan basmalah

merupakan sunnah rasul yang mulia sebagaimana telah diriwayatkan oleh imam bukhari dalam

kitab shahihnya yang merupakan kitab tershahih dijagad raya ini setelah Kitabullah Alqur’an,

beliau meriwayatkan dalam bab : kaifa kana bad’ul wahyi hadits yang ke-7 dari jalur shahabat

yang mulia Abu sufyan bin harb –radhiyallahu Anhu-

-‫ سالم على من اتبع الهدى‬-‫إلى هرقل عظيم الروم‬- ‫بسم اهلل الرحمن الرحيم من محمد عبد اهلل و رسوله‬

‫أما بعد‬

-‫ فإن توليت فإن عليك إثم األريسيين‬،‫ يؤتك اهلل أجرك مرتين‬، ‫ أسلم تسلم‬، ‫فإني أدعوك بدعاية اإلسالم‬

‫و(يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا و بينكم أال نعبد إال اهلل وال نشرك به شيئا وال يتخذ‬

)‫ من دون اهلل فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأن مسلمون‬z‫ بعضنا يعضا أربابا‬hadits ini diriwayatkan pula

oleh imam muslim dalam shahihnya, begitu juga diriwayatkan imam abu dawud dan imam tirmidzi

dalam sunannya dan imam ahmad dalam musnadnya.

3. Mengikuti sunnah shahabat

Selain dari yang kedua diatas memulai menulis sebuah risalah, tulisan, pesan dengan basmallah

merupakan sunnah para shahabat, sebagaimana kita dapati termaktub dalam kitab shahih yang

lalu dalam kitab zakat, bab zakat kambing. Hadits ke 1454 yang diriwayatkan dari jalur shahabat

anas bin malik –radhiyallahu Anhu-


2

، ‫بسم اهلل الرحمن الرحيم هذه فريضة الصدقة التي فرض رسول اهلل ﷺ على المسلمين‬

‫ ومن سئل فوقها فال‬،‫ فمن سئلها من المسلمين على وجهها فليعطها‬،‫والتي أمر اهلل بها رسول اهلل‬

‫يوط‬،....

Hadits ini merupakan surat khalifatur rasul kepada shahabat Anas bin Malik yang diutus untuk

mengambil zakat dari penduduk bahrain.

Hadits ini diriwayatkan pula imam ibnu majah dan abu dawud pada kitab sunannya.

Kata bismillah adalah jar dan majrur yang bergantung dengan fiil mu’akhkhar munasib yang terhapus

penulisannya. Yang takdirnya adalah sebuah perbuatan, contoh dalam penulisan sebuah risalah maka

maksudnya adalah ‫ بسم اهلل أكتب‬dengan nama Allah aku menulis tulisan ini. Dan ini sebagaimana

dikatakan Al Imam Muhammad Shalih Al-Utsaimin mempunyai dua faidah:

1. Mengambil berkah dengan nama Allah ‫ﷻ‬.

2. Memberikan pembatasan.

Adapun ‫ اهلل‬adalah nama sang pencipta yang mana semua makhluk tunduk patuh mengikuti semua

perintahnya. Dan nama ini hanya dikhususkan kepada Sang Khalik dan tidak boleh disematkan kepada

selainnya.

Adapun ‫ الرحمن‬adalah salah satu dari nama Allah yang terkhusus, ,juga tidak boleh disematkan kepada

selain-Nya. Dan maknanya adalah Dzat yang mempunyai Rahmat yang luas. Yang diantara rahmatnya

yang luas Allah jaga anak kuda dari injakan induknya, begitu juga binatang buas lainnya tidak memangsa

anaknya, dan rahmat ini pula diberikan kepada seluaruh makhluknya baik muslim, kafir, hewan, binatang,

dan seluruh alam. Dan yang demikian Cuma 1 bagian saja yang diturunkan didunia, sedang 99 bagian

Allah simpan untuk hambanya disurga kelak.

Adapun ‫ الرحيم‬adalah salah satu dari nama Allah. Yang maknanya Dzat yang mempunyai Rahmat yang

tersampaikan.

Kemudian penulis memuji-muji Allah dengan segala keagungannya, serta menetapkan bahwa Dia adalah

Rabb sekalian alam, yang berkonsekuensi segala peribadatan hanya tertuju kepada-Nya saja. Dan

menulis buku ini dalam rangka menjelaskan salah satu cabang ilmu merupakan sebuah ibadah.

Kemudian penulis mengucapkan salam dan shalawat kepada pemuka sekalian manusia, bahkan

pemuka para anbiya’ bahkan pemuka para rosul, yang merupakan manusia pertama yang memasuki

surga.

Allah berfirman:

‫الذين ءاتينهم الكتاب يتلونه حق تالوته أولىئك يؤمنون به‬


3

Orang-orang yang telah kami beri kitab, mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan, mereka

itulah orang-orang yang beriman kepadanya.

Imam ibnu katsir dalam menafsirakan ayat ini menukil dari beberapa sahabat, diantaranya:

‫ والذي نفسي بيده أن حق تالوته أن يحل حالله ويحرم حرامه ويقرأ كما أنزل اهلل‬:‫أي قال أبو العالية قال ابن مسعود‬

‫ وال يتأول منه شيئا على غير تأويله‬،‫وال يحرف الكلم عن مواضعه‬

Maksudnya:

Berkata abul a ’ liyyah, berkata Abdullah bin mas ’ ud –radhiyallahu anhu- demi Dzat yang jiwaku berada

ditangannya bahwa sebenar-benar bacaan maksudnya adalah menghalalkan apa-apa yang telah Allah

halalkan (dalam kitabnya) dan mengaharamkan apa-apa yang diharamkan dan membacanya

sebagaimana Allah menurunkannya dan tidak merubah kalimat dari tempatnya, serta tidak melakukan

takwil batil .

2 : ‫ ثم قرأ (والقمر إذا تالها) الشمس‬،‫ يتبعوه حق اتباعه‬: ‫عن عكرمة عن ابن عباس في قوله (يتلونه حق تالوته) قال‬

‫ اتبعها‬: ‫يقول‬

Dari ikrimah dari ibnu Abbas –radhiyallahu anhuma- firman Allah : membacanya dengan sebenar-benar

bacaaan maksudnya mengikuti kebenaran dengan sebenar-benarnya, kemudian beliau membaca: dan

bulan tatkala datang mengikuti tenggelamnya matahari. Maksudnya: mengikuti.

Rasulullah ‫ﷺ‬

‫خيركم من تعلم القرآن و علمه‬

Artinya: “sebaik-bik kalian adalah yang belajar Alqur’an dan yang mengajarkannya”.

Hadits ini masyhur diriwayatkan oleh shahabat Utsman bin Affan –radhiyallahu Anhu- dan telah

dibukukan oleh imam bukhari dalam kitab fadhailul qur’an bab khairakum man ta’allama qur’an wa

‘allamuh begitu juga diriwayatkan oleh imam abu dawud, tirmidzi dalam sunannya serta imam ahmad

dalam musnadnya. Disana pula ada riwayat dari shahabat yang lain Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan

oleh imam tirmidzi.

Diantara faidah yang dapat kita ambil dari hadits ini :

1. Sebaik-baik kita adalah yang belajar sekaligus mengajarkan Alqur’an.

Ini dikarenakan dia mengumpulkan dua kebaikan sekaligus, yaitu :

a. Belajar Alqur’an dan ini bermanfaat bagi diri sendiri.

b. Mengajarkan Alqur’an dan ini bermanfaat bagi yang lain.

Dan yang demikian berdasarkan dalil dalam surah fushilat: 33 pada juz: 24 hal: 480

‫ومن أحسن قوال ممن دعا إلى اهلل وعمل صالحا و قال إنني من المسلمين‬
4

Artinya: “ Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada seseorang yang berdakwah

kepada Allah dan beramal shalih dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

berserah diri.”

2. Syaikh Salim bin I’ed Al-Hilali dalam kitab Bahjatun Nadzirin syarah Riyadhus Shalihin di Juz:2

hal:205 dalam kitab fadhail dihadits ke 993 pada faedah yang ke.4.

‫ وكل‬، ‫قارئ القرآن من غير معلم ال يقدر عليه من حيث قراءته لما فيه تجويد و أحكام و ما فيه من علوم‬

‫ ولذا فقد حض على طلبه من عند أهله وحض على تعليمه لمن طلبه وكل‬، ‫ذلك يحتاج إلى معلم‬

‫ذلك معلق بمن علمه‬

Seorang pembaca Alqur’an tidak akan mampu membaca Alqur’an dengan benar tanpa adanya

bimbingan seorang guru. Karena membaca Alqur’an butuh pada ilmu tajwid dan hukum-

hukumnya, dan didlamnya ada beberapa ilmu lain. Dan semua itu butuh kepada pembimbing,

oleh karenanya Nabi telah menganjurkan untuk belajar Alqurán kepada ahlinya, dan

menganjurkan bagi yang telah belajar untuk mengajarkannya. Yang yang demikian itu tergantung

dari pembiming yang dulu pernah mengajarkannya.

Sabda nabi‫ﷺ‬

‫ الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة والذي يقرأ القرآن و الذي يقرأ القرآن و يتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران‬.

Artinya: “orang yang mahir membaca Alqur’an bersama para malaikat yang mulia lagi taat, orang yan

gmembaca Alqur’an dengan terbata-bata dan kesulitan didalamnya mendapatkan dua pahala.

Hadits ini diriwayarkan imam muslim dalam shahihnya

Disana pula terdapat riwayat yang sejenis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam shahihnya dari

ibunda kita A ’ isyah –radhiyallahu Anha-dalam bab surah abasa kitab tafsir nabi ‫ﷺ‬

bersabda :

‫مثل الذين يقرأ القرآن وهو حافظ له مع السفرة الكرام ومثل الذي يقرأ وهو يتعهاده وهو عليه شديد فله أجران‬

Artinya:

Perumpamaan orang yang membaca Alqur’an dan menghafal Alqur’an bersama para malaikat yang

mulia dan perumpaan orang yang mengbaca Alqur’an terbata-bata lagi kesulitan maka baginya dua

pahala.

Dan hadits semakna diriwayatkan pula oleh imam abu dawud, tirmidzi ibnu majah darimi dalam

sunannya dan ahmad dalam musnadnya.

Allah berfirman

‫ورتل القرآن ترتيال‬

Artinya: “dan bacalah Alqur’an dengan perlahan-lahan”.


5

Imam ibnu katsir memaparkan didalam kitab tafdirnya Alqur’anul Adzim maksudnya adalah: ‫اقرأه على‬

‫ فإنه يكون عونا على فهم القرآن وتدبره‬،‫تمهل‬

Kemudian beliau membawakan riwayat shahabat Anas bin Malik –radhiyallahu Anhu- yang dikeluarkan

oleh imam Bukhari didalam kitab shahihnya,kitab: fadhailul Qur’an, Bab: maddil Qira’ah, berikut

penggalan hadits tersebut:

‫ ويمد‬-‫ كانت مدا ثم قرأ بسم اهلل الرحمن الحيم –يمد ببسم اهلل‬:‫ كيف كانت قراءة النبي ﷺ ؟ فقال‬: ‫سئل أنس‬

‫ ويمد بالرحيم‬-‫بالرحمن‬

Artinya: “ditanyakan kepada Anas bin Malik-Radhiyallahu Anhu- bagaimanakah bacaan Alqur’annya

Nabi ‫ ﷺ‬,berkata Anas: beliau membaca Alqur’an dengan memanjangkannya, kemudian Anas membaca

basmalah dengan memanjangkan kata Allah dan memanjangkan kata Ar-rahmaan serta memanjangkan

kata Ar-rahiim.

Dan tatkala seorang pembaca Alqur’an mendengar ayat ini, teringatlah apa yang telah disabdakan oleh

Baginda Rasul ‫ ﷺ‬tentang kisah shahibul Qur’an diakhirat kelak. Hadits tersebut diriwayatkan oleh imam

tirmidzi dalam kitab sunannya dalam pokok bahasan: fadhailul Qur’an dari rasulullah ‫ ﷺ‬dari jalur

shahabat mulia Abdullah bin Amr bin Ash:

‫ اقرأ وارتقي ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر أية تقرأبها‬-‫يقال –يعني لصاحب القرآن‬

Artinya: “dikatakan kepada penduduk surga -maksudnya mereka para shahibul Qur’an- baca dan

naiklah, bacalah Alqur’an sebagaimana bacaanmu didunia, karena derajat surgamu berkesesuaian

dengan akhir ayat yang engkau baca”.

Al-Imam Ibnu Jazari mengatakan:

‫من لم يصحح القرآن آثم‬ ‫و األخذ بالتجويد حتم الزم‬

‫و هكذا منه إلينا وصل‬ ‫ألنه به اإلله أنزل‬

Membaca Alqur’an dengan tajwid hukumnya wajib

Barang siapa yang tidak memperbaiki bacaannya maka dia berdosa

Karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Alqur’an

Dan demikian pula Alqur’an itu sampai kepada kita.

Tajwid secara bahasa adalah at-tahsin ( membaguskan bacaan)

Adapun secara ishtilah yaitu:

‫إخراج كل حرف من مخرجه مع إعطائه حقه و مستحقه‬


6

Artinya: “mengeluarkan setiap huruf dari makhrojul hurufnya (tempat keluarnya huruf) dengan

memberikan hak huruf tersebut dan mustahaq huruf.

Apa itu hak huruf?

Yaitu sifat dzatiyyah dari setiap huruf yang senantiasa melekat padanya dalam segala keadaan. Missal

sifat huruf syiddah dan rakhawah.

Apa itu mustahaq huruf?

Yaitu sifat tambahan yang muncul karena sifat dzatiyyah. Seperti tafkhim (tebal) ini lahir karena adanya

sifat isti’la suatu huruf. Sifat tarqiq (tipis) yang ini terlahir karena adanya sifat istifal suatu huruf.

Dan masuk dalam mustahaq huruf adalah sifat yang terlahir karena bertemunya suata huruf dalam

sebuah kalimat. Semisal idgham (memasukkan huruf satu ke huruf yang kedua seakan-akan menjadi

satu huruf) ikhfa’(menyamarkan huruf) idzhar ( jelas) qalb (merubah huruf ba’menjadi huruf mim)

Apa hukum mempelajari ilmu tajwid?

Pembahasan tentang hukum ini dapat kita perinci sebagai berikut:

1. Hukum mempelajari kaidah tajwid maka hukumnya fardhu kifayah maksudnya : apabila ada

segolongan manusia yang berkompeten dalam mempelajarinya maka gugurlah golongan yang

lain.

2. Hukum membaca Alqurán dengan tajwid adalah fardhu A’in, nah yang ini ada perincian lebih

lanjut. Doctor rahab syaqiqi dalam hilyatut tilawah fii tajwidil qur’an karya beliau tentang tajwid

membahas dengan detail pembagian ini:

a. Makharijul huruf : ini wajib (iltizam)dijaga, dan haram apabila kita tidak memperhatikannya.

b. Sifat-sifat wajib: maksudnya apabila sifat itu berubah maka ia akan mengeluarkan dari

makhrojnya. Hukumnya wajib iltizam (menjaganya), meninggalkannya merupakan

keharaman. Seperti bacaan tipis pada huruf shad atau menebalkan huruf sin.

c. Sifat-sifat penghias atau pembagus: seperti menipiskan bacaan Ra’ saat berharokat

dhammah atau fathah, tidak menjelaskan sifat hams dan tafasyi, tidak memanjangkan tempo

huruf rakhawah yang sukun sebagai pembanding yang bertasydid, maka ini yang disebut lahn

khafi (samar) dan hanya Ahli qira’ah yang mempelajari bacaan yang benar yang dapat

mengetahuinya. Maka hukumnya terbagi 2

1. Apabila dilaksanakan saat syafawi (belajar tatap muka langsung) kepada Qari, maka

hukumnya wajib menghindari lahn khafi ini. Dan haram hukumnya membiarkannya.

2. Apabila dilaksanakan saat baca Alqur’an mandiri, ada 2 hukum:

i. Apabila dia termasuk Ahli tajwid,Wajib menjaga diri dari kesalahan ini.

ii. Apabila dia orang awam, maka tidak mengapa, ,namun tetap berusaha.
7

Perkataan Al-imam Jazari ini patut menjadi pertimbangan bagi kaum muslimin semua karena kebutuhan

kita terhadap Alqur’an. Dan selayaknya bagi kaum muslimin untuk senantiasa menambah ilmunya dan

terus menjaganya.

Senin, 19 muharram 1442

Bertepatan dengan 7 September 2020

Dimalam turunnya hujan

Di rumah dinas PPISB

Jam 21.53

Al faqir ila maghfirati rabbi

Thalhah Ubaidilllah Abu Sa’id Al-Juwany

Anda mungkin juga menyukai