Oleh
Khaeril Ahkam Amir
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rahmat dan kasih sayang-Nya yang tercurah bagi seluruh makhluk. Kalau
yang demikian itu tertanam di dalam jiwa, maka pasti nilai-nilai luhur terjelma
sesuatu akan tampak indah di pelupuk matanya. Ini karena “setiap wadah
menyentuh sang muslim, tetapi juga yang kafir, bahkan seluruh makhluk tanpa
kecuali.2
basmalah, kecuali surat al-Taubah. Surat al-Taubah ini tidak dimulai dengan
9
dipertengahan surat al-Naml (ayat 30). Surat yang menempati urutan kedua
kepada ratu Saba‟, konon bernama Balqis yang berisi ajakan untuk
swt. yang tercantum dalam al-Qur‟an,paling tidak pada surat al-Naml (QS
setiap surat, ataukah merupakan bagian dari awal masing-masing surat dan
dari setiap surat, atau bagian dari surat al-Fâtihah saja dan bukansurat-surat
hanya untuk pemisah antara surat semata dan bukan merupakan ayat?.Selain
pada imam yang lain. Perbedaan basmalah pada surat al-Fâtihah dalam salat
memaksa umat Islam untuk membangun dua masjid di satu kampung yang
basmalah salatnya tidak sah. Realita ini sangat mencengangkan bagi siapa
apa yang menyebabkan perbedaan ini? Apa yang mendasari atau yang
B. Rumusan Masalah
Shalat?
BAB II
PEMBAHASAN
6
shalat seringkali terjadi perbedaan, baik dalam tata caranya maupun bacaannya.
Begitu pula dalam hal pelafalan basmalah, banyak ditemukan para imam ṣalat
setelahnya, namun ada juga yang tidak membacanya. Hal ini didasarkan pula pada
a. Menurut ʹImām Syafi’i basmalah itu wajib dan harus dibaca, baik dalam shalat
jahri maupun shalat sirri. Yang tidak membaca basmalah maka shalatnya batal.4
Menurut madzhab Syafi’i, basmalah adalah ayat dari surat Al-Fatihah. Alasan
mereka berpendapat seperti ini dikarenakan adanya hadist yang diriwayatkan oleh
ِ ْ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم فَاِنَّهَا اُ ُّم القُرiاِ َذا قَ َر ْأتُ ْم ال َح ْم ُد هلِل ِ فَا ْق َرأُوْ ا
ِ ان َو اُ ُّم ال ِكتَا
ب َو ال َّس ْب ُع ال َمثَانِى
Artinya :
ummul qur’an, ummul kitab dan sab’ul matsani dan bismillāhirrahmānirrahīm, itu
Al-Imam Ahmad, Abū Hanīfah, dan kebanyakan ulama ahlul hadits. Pendapat ini
juga dipegangi oleh orang yang berpendapat boleh membacanya ataupun tidak
yang diperkenankan.
bagian dari surat al-Fatihah dan surat-surat lain dalam al-Qur’an. kecuali ayat ke
30 surat An-Naml
1. Bermacam-macamnya hadist
pendapatnya. Berikut adalah hadist yang dijadikan pegangan bagi para fuqoha
5 Kahar Masyhur, Shalat Wajib Menurut Madzhab Yang Empat ( Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 1995 ) h. 227
8
basmalah:
Hadist yang diriwayatkan oleh Imām Malīk berasal dari Anas r.a
صلَّى هللاُ عليه وسلّم و أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َم َر َو ع ُْث َمانَ فَلَ ْم ُ صلَّي:
َ ْت َم َع النَّبِ ِّي َ َك ق
َ ال ِ ع َْن أَن
ٍ َِس ْب ِن َمال
أَ ْس َم ْع أَ َحدًا ِم ْنهُ ْم يَ ْق َرأُ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم
Artinya :
Berkata Anas bin Malik ia berkata: “ Aku shalat bersama nabi SAW, Abu Bakar,
Umar dan Usman r.a. Namun tidak seorangpun dari mereka yang aku dengar
ِ ْصلّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َكانَ الَ يَ ْق َرأُ بِس ِْم هللاِ الرَّح
من َ َخ ْلفَ النَّبِ ِّي: ت أَنَّهُ قَا َ َل
ِ ْض ال ّر َوايَا
ِ بَعiَوفِى
Artinya :
َصلّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو اَبَا بَ ْك ٍر َو ُع َم َر َكانُوا يَ ْفتَتِحُوْ ن َّ ِض َي هللاُ َع ْنه اَ َّن النَّب
َ ي ٍ َع َْن أَن
ِ س َر
Dari Anas r.a : Bahwasanya nabi saw, Abu Bakar dan Umar memulai shalat
basmalah:
Artinya :
surah Quran (yang lain). Ia juga mengucapkan takbir ketika turun dan ketika
tegak. Dan ia berkata: Aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan
Hadist ini dinyatakan tsiqoh, karena Nu’aim Al-Mujmir itu adalah Abu Abdullah
pelayan Umar bin Khattab. Dia pernah mendengar hadist dari Abu Hurairah dan
yang lainnya. Disebutkan dalam kitab Subulus Salam jilid I bahwa ketika itu dia
tengah haridan kemudian dia mendengar hadist ini dari Abu Hurairah.6
Artinya :
alhamdulillāhi robbil’ālamīn”.
Menurut ahli hadist, hadist-hadist di atas adalah shahih dan tidak dapat diketahui
mana di antara hadist-hadist tersebut yang datang terlebih dahulu, sehingga tidak
dapat ditetapkan mana yang nasikh (dihapus) dan mana yang mansukh
di kalangan ulama.
Para ulama sepakat bahwa basmalah yang terdapat dalam surat An-Naml ayat 30
basmalah dalam al-Qur’an selain dalam surat An-Naml tersebut. Hal ini juga yang
menjadi sebab yang paling mendasar, apakah basmalah itu hanya bagian dari surat
diriwayatkan oleh Daruquthni dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda:
7 Majlis Tafsir Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah ayat 1-39
( Solo: Percetakan Al-Abroor)h.8
11
َو بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم اِحْ َدهَا
Artinya :
ummul qur’an, ummul kitab dan sab’ul matsani dan bismillāhirrahmānirrahīm, itu
Hadist tersebut tidak menunjukkan bacaan basmalah dengan keras atau pelan,
tetapi hanya menunjukkan perintah secara umum untuk membaca basmalah itu,
dan ini adalah dalil yang membuktikan kewajiban membaca basmalah dan
menunjukkan bahwa basmalah itu adalah salah satu dari ayat al-Fatihah.
Selain itu juga ada hadist yang diriwayatkan bukhari yang berbunyi
ِمنها
Artinya :
Terbukti dalam mushaf Qur’an yang beredar sejak dahulu sampai sekarang adalah
setiap surah kecuali At-Taubah, dan tidak seorang pun dari kalangan sahabat yang
12
membantahnya. Hal ini termasuk pendapat dari Abu Hurairah, Ali bin Abi Thalib,
Abdullah bin Abbas, Ibnu Umar. Kemudian dari kalangan tabi’in seperti Said bin
Jubair, Az - Zuhri, Ibnu Mubarak, serta Fuqaha’ seperti Imam Syafii, Imam
Ahmad, Abi Ishaq dan ahli Qurraʹ Makkah dan Kuffah seperti Imam Ibnu Katsir,
Imam ‘Ashim.8
basmalah bukan bagian dari surat al-Fatihah dan surat-surat lain dalam al-Qur’an.
kecuali ayat ke 30 surat An-Naml[6]. Yang dijadikan dasar dari pendapat ini
: َو لِ َع ْب ِدى َما َسأ َ َل فَاِ َذا قَا َل ْال َع ْب ُد.صالَةَ بَ ْينِى َو بَ ْينَ َع ْب ِدى نِصْ فَي ِْن ُ قَ َس ْم: قَا َل هللاُ تَ َعالَى
َّ ت ال
َ َ ق,َّحي ِْم
ُال هللا َ َ َو اِ َذا ق. َح ِم َدنِى َع ْب ِدى: قَا َل هللاُ تَ َعالَى, َال َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين
ِ ْ الرَّح: ال
ِ من الر
َ فَ َّو: ً َم َّج َدنِى َع ْب ِدى ( َوقَاْ َل َم َّرة:ك يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن قَا َل
ض َّ َ اَ ْثنَى َعل: تَ َعالَى
ِ ِ َمال: ي َع ْب ِدى َو اِ َذ قَا َل
. َما َسأ َ َلi ه َذا بَ ْينِى َو بَ ْينَ َع ْب ِدى َولَ َع ْب ِدى: ال َ اِيَاكَ نَ ْعبُ ُد َو اِيَّا: ي َع ْب ِدى ) فَاِ َذا قَا َل
َ َ ق, ُك نَ ْست َِعن َّ َاِل
Artinya :
Allah Ta’ala berfirman “ Aku membagi Ash- Shalah ( Al-Fatihah) antara-Ku dan
antara hambaku menjadi dua bagian, dan untuk hambaku akan mendapatkan apa-
mengagungkan Aku dan juga berfirman hambaku berserah diri kepadaku. Apabila
ia mengucap iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn Allah menjawab Ini adalah antara
aku dan antara hambaku dan untuk hambaku akan mendapatkan apa-apa yeng ia
adalah untuk hambaku dan untuk hambaku akan mendapatkan apa-apa yang ia
Dari hadist ini dilihat bahwa Allah mengawalinya dengan mengucap Al-hamdu
dianggap sebagai dalil yang paling kuat yang dijadikan hujjah bagi mereka.
c. Menurut madzhab Hanafi, Basmalah termasuk ayat dari setiap surat, dan
ayat dari setiap surat al-Qur’an kecuali surat at-Taubah yang tanpa basmalah 9.
tapi merupakan ayat yang berdiri sendiri dalam al-Qur’an yang berfungsi sebagai
pemisah antara surat-surat dan bukan bagian dari al-Fatihah. Imam Ahmad
berkata: “ Basmalah adalah ayat al-Qur’an yang terletak di awal surah al-Fatihah,
namun bukan merupakan ayat al-Qur’an jika terletak di awal-awal surah selain al-
Fatihah”.10
Yang dijadikan dasar bagi pendapat mereka ini adalah hadist riwayat muslim
sebagai berikut:
9 Majlis Tafsir Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah ayat 1-39,
( Solo: Percetakan Al-Abroor) h.8
10 Imam Qurthubi, Al Jami’ li Ahkaam Al Quran, ( Jakarta: Pustaka Azzam, 2007 )h. 247
14
Artinya :
Dari Anas ia berkata: pada suatu hari ketika Rasulullah berada di tengah-tengah
kami, tiba-tiba beliau tertidur sejenak lalu beliau mengangkat kepalanya sembari
tersenyum. Maka kami bertanya, Apa yang membuat engkau tersenyum yaa
Rasulullah? Beliau bersabda : baru saja diturunkan kepadaku sebuah surat, lalu
beliau membaca (yang artinya) Dengan menyebut asma Allah yang Maha
kepadamu nikmat yang banyak maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
H.R.Muslim)
Bantahan terhadap pendapat yang dikemukakan oleh ulama malikiyah ini antara
lain adalah dengan adanya Kesepakatan Para Imam ahli qira’at atas penetapan
basmalah di awal surat al-Fatihah dan mereka tidak bertentangan, malah sangat
relevan dengan penulisan basmalah dalam mushaf Ustmani. Salah satu imam ahli
Qira’at, Abu Al-Khair bin Al-Jaziry di dalam kitabnya An- Nasyr fi Qira’at
Al’asyr berkata: Sungguh, orang-orang yang memisah dua surat dengan basmalah,
yang membaca saktah (berhenti tanpa nafas) antara akhir surat dengan surat
berikutnya. Bila mereka memulai satu surat dari surat-surat di dalam al-Qur’an,
Hadist dari Anas bin Malik yang dijadikan pegangan atau dasar dari pendapat ini
juga dapat diartikan bahwa sebenarnya Anas tidak mendengar bacaan basmalah
dari Abu Bakar, Umar dan Ustman, tetapi bukan berarti bahwa mereka tidak
membaca basmalah sama sekali.11 Sebab bisa jadi mereka membacanya secara
sirri karena dalam riwayat lainnya, yang diriwayatkan oleh Imâm Ahmad bin
Hanbal, an-Nasā-ī, dan Ibnu Khuzaymah, juga dari Anas bin Mālik, menyatakan:
Atas dasar ini bertolak sendirinya riwayat muslim yang mengatakan bahwa
mereka tidak membaca basmalah itu. Di samping itu ada yang mengatakan bahwa
hadist ini cacat, karena Al-Auza’iy meriwayatkan tambahan itu dari Qatadah
kitabnya Al-Muhalla berkata: Hadist ini tidak sah dijadikan dalil, karena di dalam
hadist ini tidak tercantum larangan dari Rasulullah untuk membaca basmalah .
Selain itu, Ibnu Abdul Barri di dalam kitabnya Al-istidkar mengatakan bahwa
hadist yang diriwayatkan Anas itu adalah hadist mudhtorrib dan tidak dapat
dijadikan hujjah bagi seorangpun di antara fuqoha. Karena setelah Anas ditanya
11 http://jatisarwoedy.blogspot.com/2012/03/membaca-bismilah-dalam-shalat.html (diakses
tanggal 9 Desember 2019)
12 Ibnu Hazm,Terjemahan Al-Muhalla Pembahasan Shalat ( Jakarta: Pustaka Azzam,
2009 )h.384
16
tentang hadist itu kemudian dia menjawab: “ Saya sudah lanjut usiaku dan saya
sudah lupa”. Berdasarkan itu maka jelas hadist itu tidak dapat dijadikan hujjah
karena menurut mereka basmalah termasuk ayat dalam surat al-Fatihah. Salah
satu dalil yang dijadikan hujjah mereka adalah hadist yang diriwayatkan oleh an-
mengatakan bahwa hadist tersebut adalah hadist mu’allaq ( hadist yang tidak
disebutkan sanadnya) yang diriwayatkan juga oleh As Siraj, Ibnu Hibban dan
yang lainnya.
shahih tentang masalah itu. Sehingga menguatkan hukum asal yaitu hukum
kalimat bismillah itu sama dengan hukum bacaan al-fatihah dalam hal membaca
keras atau pelan. Apalagi hadist ini adalah ucapan dari Abu Hurairah yang
Namun pendapat ini dibantah ulama malikiyah dengan hujjahnya yaitu dalil hadist
قسمت الصّالة. Jumhur ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan Ash-Shalah di
sini adalah al-Fatihah.13 Menurut mereka, yang dapat ditafsirkan dari hadist
tersebut adalah Allah menjadikan tiga ayat pertama untuk dzatNya,dan ayat
keempat mengandung unsur kerendahan diri dari seorang hamba dan permohonan
pertolongan kepada Allah, dan tiga ayat selanjutnya menggenapkan surat al-
Di antara bukti yang menunjukkan bahwa ayat yang menggenapkan tujuh ayat itu
berjumlah tiga ayat adalah bahwa di situ Allah tidak berfirman: ” kedua ayat ini”.
Firman Allah ini menunjukkan bahwa lafadz انعمت عليهمadalah satu ayat[19].
Merekapun sepakat bahwa tidak sempurna shalat kecuali dengan al-fatihah. Maka
sudah berarti bahwa memang basmalah bukan termasuk ayat dalam surat al-
Fatihah.
menurut sebagian ahli hadist, riwayat ini tidak dijelaskan sanadnya sehingga
Karena dalam kitab Al-Mughni terdapat hadist mauquf yang bunyinya hampir
mirip, yaitu:
ِصلَّي هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اِ َذا قَ َر ْأ تُ ْم ْالفَا تِ َح ِة فَا ْق َرأُ وْ ا بِس ِْم هللا
َ ِ قَا َل َرسُوْ ُل هللا: ع َْن اَبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل
Artinya:
Hadis tersebut diriwayatkan dari jalan Abu Bakar Hanafi dari Abdul Hamid bin
Jafar dan Nuh bin Abi Hilal. Abu Bakar Hanafi mengatakan, “aku telah
mengkonfirmasi hadis ini kepada Nuh bin Abi Hilal lalu dia menyatakannya
sebagai hadis mauquf.” Kemudian, satu hal yang membuat pendapat Malikiyah ini
semakin kuat adalah bahwa sampai sekarang, masjid nabawi yang ada di
Madinah, tidak ada seorang pun yang membaca basmalah, karena mereka
“Madzhab kami lebih unggul dalam bidang periwayatan tersebut dan ini sangat
logis. Pasalnya Masjid Nabawi yang berada di Madinah, dari masa ke masa, sejak
Rasulullah sampai masa Imam Malik, tidak ada seorang pun yang membaca
Bagi pihak yang berpendapat bahwa basmalah sebagai salah satu ayat dalam al
ini adalah pendapat kalangan Syafiiyah dan Hanabilah. Basmalah harus (fardhu)
dibaca dalam shalat secara jahr pada shalat yang dibaca jahr. Dan dibaca secara
19
sirri pada shalat-shalat sirr. Sehingga batal bagi shalatnya bagi orang yang tidak
membacanya.14
Berkenaan dengan dibaca jahr atau sirr, Syaikh Al-Albani memilih membacanya
secara sirr, karena hadis-hadis yang menyebutkan pelafalan secara sirr, basmalah
sambil mengeraskan suara. Pendapat ini juga didukung oleh pendapat Ibnu
Mas’ud yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Ibrahim An- Nakhmi:
د االمامiُ والتحم, ُ والتأمين,ُ والتسمية, أَرْ بَ ٌع يخفيهن التعو ُد: قَا َل إِبْنُ َم ْسعُو ِد
Artinya:
“Ibnu Mas’ud berkata: empat yang dibaca ringan (sirr) oleh imam adalah At-
Bagi pihak yang berpendapat bahwa basmalah bukan termasuk ayat dari surat al-
shalat. Bahkan Imam Malik menyatakan bahwa ini makruh dilakukan baik pada
shalat jahr maupun shalat sirr. Pendapat ini didasarkan dari dalil-dalil yang sudah
14 Kahar Masyhur, Shalat Wajib Menurut Madzhab Yang Empat ( Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 1995 ) h. 227
15 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta: lentera.2009). h. 106
20
ini masyhur dari kalangan ulama Hanafiyah. Menurut mereka boleh meninggalkan
basmalah, karena menurut meraka basmalah tidak termasuk bagian dari surat.
Jikapun ingin membacanya, maka tidak mengapa karena menurut ahli qira’at, itu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
lain.
maupun Al-Qur’an.
- Ketidak tahuan akan adanya hadist, ini terlihat pada pendapat ulama
malikiyah yang bersandar pada hadist Anas yang ternyata mempunyai makna
ini.
Dari sini dapat dilihat bahwa masing-masing kelompok mempunyai dalil yang
Karena perlu dipahami bahwa ini adalah permasalahan Furu’iyah yang sangat
wajar, jika terdapat perbedaan di dalamnya. Asalkan tidak merusak yang asal atau
yang inti, maka tidaklah jadi persoalan. Masing-masing bisa mengamalkan sesuai
dengan keyakinan dan hujjah masing-masing dan tidak menjadikan perbedaan ini
sebagai alat untuk merusak ukhuwah islamiyah di antara sesama muslim. Wallahu
a’lam.
B. Saran
22
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua, akhir kata penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses
akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan.
Karena itu kami sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shon’aniy. Subulus Salam Jilid I terj. Abu Bakar Muhammad. Surabaya. Al-
Ikhlas
Pustaka Azzam
23
Masyur, Kahar. 1993. Shalat Wajib Menurut Madzab Yang Empat. Jakarta. PT
Rineka Cipta
Lentera.
Rusydi, Ibnu. 1990. Bidayatul Al-mujtahid Buku 1, terj. Ahmad Hanafi. Jakarta.
Syalthut, Mahmud. 2000. Fiqih Tujuh Madzab, terj. KH. Abdullah Zakiy Al
Tafsir Al Quran Surat Al Fatihah dan Al Baqarah ayat 1-39, Solo .Al
Abrar.Yayasan MTA
Azzam.