Anda di halaman 1dari 4

APAKAH MAKMUM DIPERINTAHKAN

MEMBACA SURAH AL-FATIHAH


ATAUKAH CUKUP IMAM?
Sumber dari Kitab Bulughul Maram
Hadis tentang Hukum Membaca Surah Al-
Fatihah dalam Shalat
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shaamit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca Ummul
Qur’an (surah Al-Fatihah).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 756 dan Muslim, no.
394, Ad-Daruquthni, 1:321]

Dalam riwayat Ibnu Hibban dan Ad-Daruquthni disebutkan, “Tidak sah (berpahala)
shalat yang tidak dibacakan surah Al-Fatihah di dalamnya.” [Ini adalah lafaz dari
Ziyad bin Ayyub. Ad-Daruquthni mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih].
Penjelasan hadis
• Surah Al-Fatihah disebut dengan Ummul Qur’an karena di dalamnya terdapat kandungan makna yang terdapat
dalam Al-Qur’an yaitu terdapat pujian kepada Allah, perintah untuk beribadah dengan menjalankan perintah dan
menjauhi larangan, juga terdapat kabar gembira bagi yang beriman dan ancaman bagi yang durhaka.

• Surah Al-Fatihah disebut pula dengan Fatihatul Kitab (Pembuka Kitab Suci). Karena Surah Al-Fatihah inilah pembuka
kitab suci Al-Qur’an dan pembuka tilawah. Pembuka tilawah berarti pembuka dalam shalat. Dalam shalat tidaklah
boleh membuka membaca surah selain didahului surah Al-Fatihah.

• Al-Qur’an disebut dengan Al-Kitab karena kitab ini termaktub di langit dan tertulis di bumi.

• Surah Al-Fatihah memiliki beberapa penyebutan. Dari sini saja sudah menunjukkan keutamaan surah yang mulia ini.

• Para ulama madzhab bersepakat bahwa surah Al-Fatihah wajib dibaca dalam shalat bagi imam dan orang yang
shalat munfarid (sendirian). Shalat tidaklah sah kecuali harus membaca surah Al-Fatihah. Imam Abu Hanifah dan salah
satu riwayat dari Imam Ahmad menyebutkan bahwa membaca Al-Fatihah tidaklah harus, boleh saja mengganti
dengan surah lain dalam Al-Qur’an. Namun, pendapat jumhur ulama dalam hal ini lebih kuat.
Lanjutan penjelasan hadis
6. Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum membaca surah Al-Fatihah bagi makmum. Dalam hal ini
ada tiga pendapat.
• Pendapat pertama: Wajib membaca surah Al-Fatihah bagi makmum dalam shalat sir maupun jahar
karena membacanya itu termasuk rukun shalat. Pendapat ini dianut oleh ‘Ubadah bin Ash-Shamit, Ibnu
‘Abbas, Al-Auza’i, Al-Laits, Imam Syafii dan kebanyakan pengikutnya, juga dipilih oleh Imam Ash-Shan’ani
dan Syaikh Ibnu Baz.
• Pendapat kedua: Wajib membaca surah Al-Fatihah bagi makmum dalam shalat sir, sedangkan dalam
shalat jahar tidak diwajibkan membacanya. Inilah pendapat Imam Malik, pendapat terdahulu dari Imam
Syafii (qaul qadim), salah satu riwayat dari Imam Ahmad, dikuatkan oleh sebagian ulama Hanafiyah.
• Pendapat ketiga: Makmum wajib diam dalam shalat jahriyyah dan sirriyah. Dalam shalat jahar dan sir,
makmum tidak wajib membaca surah Al-Fatihah. Inilah pendapat ulama Hanafiyah.

Pendapat yang terkuat dalam hal ini adalah wajibnya membaca surah Al-Fatihah dalam shalat sirriyah dan
jahriyah bagi makmum sebagaimana dipilih oleh pendapat pertama. Makmum membaca surah Al-Fatihah
ketika imam diam. Jika makmum tidak dimudahkan, ia tetap membacanya walaupun saat imam sedang
membaca surah setelah Al-Fatihah. Setelah itu barulah makmum diam. Hal ini dikecualikan jika makmum
masuk dan imam sedang rukuk, maka makmum ikut rukuk bersama imam dan membaca surah Al-Fatihah
menjadi gugur.

Anda mungkin juga menyukai