Anda di halaman 1dari 11

Hukum Membaca Sholawat Atas Nabi ‫ ﷺ‬Pada Tasyahhud Awal

Sesungguhnya telah sepakat para ulama bahwasanya membaca


sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬di dalam tasyahhud awal dalam sholat ats-
tsulatsiyah ( yaitu sholat maghrib ) dan ar-ruba’iyah ( yaitu sholat
zhuhur, ashar dan isya’ ) ialah tidak wajib hukumnya. 1
Berkata imam An-nawawi: “Adapun tasyahhud awal, maka tidak
wajib padanya membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬tanpa ada perbedaan
pendapat diantara para ulama”. 2

Berkata imam Ibnu katsir: “Adapun tasyahhud awal, maka tidak


ada seorang pun ulama yang mewajibkan membaca sholawat atas
Nabi ‫ ﷺ‬padanya”. 3

Adapun mengenai disunnahkan atau tidaknya untuk membaca


sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬pada tasyahhud awal, maka para ulama berbeda
pendapat dan terbagi menjadi 2 pendapat berikut ini: 4

1
Lihat: Ikhtiyarotusy syaikh Ibni baaz al-fiqhiyah wa aroo’uhu fii qodhoya
mu’ashiroh, 1/630 liy fadhilatisy syaikh Prof.DR.Kholid ibni muflih ‘abdillah
aali hamid, dan Al-aroo’ul fiqhiyah al-mu’ashiroh al-mahkum ‘alaiha bisy
syudzudz fil ‘ibadat, 1/422 liy DR.’Aliy ibni rumaih ibni ‘aliy ar-rumaih, taqdim:
Fadhilatusy syaikh Prof.DR.Sa’ad ibnu turkiy al-khotslan wa asy-syaikh Prof.
DR.Ahmad ibnu muhammad al-kholil
2
Lihat: Al-adzkaar min kalam Sayyidil abror, hal.136 lil imam An-nawawiy
3
Lihat: Tafsir al-Qur’anil ‘azhiim, 6/471 lil imam Ibni katsir, bi tahqiq: Sami
ibnu muhammad as-salamah
4
Lihat: Al-jaami’ fii ahkaam shifatish sholat, 4/513-514 liy dubayyan ibni
muhammad ad-dubayyan, al-Ikhtiyarotul fiqhiyah lil Albaniy min khilal kitab
shifatish sholatin Nabi ‫ ﷺ‬hal.383-385, Shollu kama roaitumuniy usholliy
1/376 liy DR.Sulaiman ibni muhammad an-nushoyyan, taqdim: Fadhilatusy
syaikh Prof.DR.Kholid ibnu ‘aliy al-musyaiqih

1
1.Disunnahkan membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬pada tasyahhud awal.
Dan ini adalah qoul jadid ( pendapat terbaru ) imam Asy-syafi’i 5 dan
pilih oleh imam al-Ajurriy dan imam Ibnu hubairoh dari kalangan
ulama hanabilah 6 serta dikuatkan oleh imam Ibnu hazm. 7

Dan pendapat ini dirojihkan ( dikuatkan ) pula oleh imam Ibnu baaz 8
dan imam al-Albaniy rohimahumalloh. 9

Berkata imam Ibnu baaz: “Adapun dalam tasyahhud awal, maka


sesungguhnya setelah membaca tasyahhud,dia bangkit berdiri menuju
roka’at ketiga.Dan jika dia membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬maka ia
lebih utama, lalu ia pun bangkit berdiri menuju roka’at ketiga.” 10

Berkata imam al-Albaniy: “Adalah Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersholawat


atas diri beliau sendiri pada tasyahhud awal dan selainnya serta
menyunahkan yang demikian itu kepada umatnya...”. 11

2.Tidak disunnahkan membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬pada tasyahhud


awal dan ini adalah mayoritas para ulama dari kalangan Hanafiyah 12

5
Lihat: Al-umm 1/140, Fathul ‘aziz 3/502, Al-majmu’ syarhu al-muhadzdzab
3/460, dan Tuhfatul muhtaj 1/380
6
Lihat: Al-inshof 2/77, Ikhtilaful aimmatil ‘ulama 1/118, dan Al-mubdi’ 1/312
7
Lihat: Al-muhalla 3/272-273 lil imam Ibni hazm
8
Lihat: Majmu’ fatawa wa maqolat mutanawwi’ah, 11/203 lil imam ibni baaz
9
Lihat: Ashlu shifat sholatin Nabiy ‫ ﷺ‬3/904 lil imam Al-albaniy
10
Lihat: Syarh muntaqol akhbar lil imam Ibni baaz, hal.722, taqrizh: asy-syaikh
Prof.DR.’Aliy ibnu ‘abdil’aziz aali asy-syabl
11
Lihat: Shifat sholatin Nabiy ‫ ﷺ‬hal.164 lil imam al-Albaniy
12
Lihat: Tuhfatul fuqoha’ 1/137, Al-mabsuth 1/29, Al-bahrur roiq 1/344 dan
Bada’i’ush shona’i’ 1/212

2
dan ulama Malikiyah 13 serta ulama Hanabilah 14 dan merupakan qoul
qodim ( pendapat lama ) imam Asy-syafi’i. 15

Berkata imam Ad-dasuqi:”Dimakruhkan membaca sholawat atas


Nabi ‫ ﷺ‬pada tasyahhud awal”. 16

Berkata imam Al-baghowiy: “Adapun sholawat atas Nabi ‫ﷺ‬


maka keumuman para ulama berpendapat bahwa tasyahhud awal
bukanlah tempat ( keadaan ) untuk membaca sholawat”. 17

Berkata imam Al-mardawiy: “Zhohir ucapan penulis “demikian


ini tasyahhud awal” menunjukkan bahwa tidak menambah bacaan
padanya dan ialah yang benar. Dan ia adalah pendapat madzhab
hanabilah serta pendapat mayoritas para ulama. Dan imam Ahmad
menetapkan bahwa jika dia menambah ( bacaan pada tasyahhud awal
ini ) maka ia telah berbuat buruk”. 18

Dan inilah pendapat yang rojih ( kuat ) bahwa tidak disyariatkan


dan tidak pula disunnahkan untuk membaca sholawat atas Nabi ‫ﷺ‬
dalam tasyahhud awal. 19

Berkata imam Muhammad ibnu sholih al-‘utsaimin: “Yang benar


bahwa tasyahhud awal berakhir pada bacaan: “Asyhadu an laa ilaaha
illallooh wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluhu” dan

13
Lihat: al-Qowanin al-fiqhiyah hal.47, dan Mawahibul jalil 1/543
14
Lihat: Al-mughniy 2/24, Al-inshof 2/76, Al-iqna’ 1/123,Kasyaful qina’ 1/359
15
Lihat: Al-majmu’ 3/460, At-ta’liqotul kubro fil furu’ lil Qodhi abith thoyyib
ath-thobariy, hal.444 dan Bahrul madzhab lir ruyaniy 2/61, Al-muhimmat 3/6
16
Lihat: Hasyiyah al-imam Ad-dasuqi, 1/252
17
Lihat: Syarhus sunnah, 3/185 lil imam Al-baghowi
18
Lihat: Al-inshof fii ma’rifatir rojih minal khilaf 2/76
19
Lihat: Asy-syarhul mumti’ 3/161-162 lil imam al-‘allamah Muhammad ibni
sholih al-‘utsaimin, dan Shifat sholat dirosah fiqhiyyah haditsiyyah, hal.206-
207 lisy syaikh Prof.DR.Ahmad ibni muhammad al-kholil

3
sesungguhnya membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬itu hanyalah dalam
tasyahhud akhir 20 saja”. 21

Dalil yang menunjukkan kuatnya pendapat ini ialah sebagai berikut ini:

1.Bacaan tasyahhud ( tasyahhud awal ) yang diriwayatkan di dalam


hadits-hadits yang shohih dan di antaranya ialah lafazh : “At-tahiyyatu
lillaah wash sholawaatu wath thoyyibaat, as-salaamu ‘alaika ayyuhan
Nabiyyu wa rohmatullohi wa barokaatuh, as-salaamu ‘alainaa wa ‘ala
‘ibaadillaahish shoolihiin, asyhadu an laa ilaaha illallooh wa asyhadu
anna Muhammadan ‘abduhu wa Rosuuluhu” dan ini disebutkan di
dalam hadits Ibnu mas’ud 22 dan juga lafazh bacaan tasyahhud lainnya
yang diriwayatkan secara shohih dari Nabi ‫ ﷺ‬23

Tidak ada satu pun dari riwayat hadits yang shohih dari Nabi ‫ﷺ‬
tersebut yang menjelaskan bahwa beliau membaca sholawat dalam
tasyahhud awalnya, dan beliau ‫ ﷺ‬juga tidak mengajarkannya kepada
para sahabat beliau ‫ ﷺ‬serta tidak diketahui pula ada seorang sahabat

20
Berkata imam Ibnul qoyyim: “Sungguh telah sepakat para ulama kaum
muslimin mengenai disyariatkannya sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud
akhir”. [ Mukhtashor jala’il afhaam, hal.135 liy DR.Kholid ibni muthlaq ibni
‘abdillah al-muthlaq, Lihat: Fathur Rohim fish sholah was salam ‘alan Nabiyil
karim, hal.63 liy Fadhilatisy syaikh Prof.DR.Muhammad kholifah at-tamimiy ]
21
Lihat: Fatawa su’al ‘alal haatif, 1/415 lil imam al-‘allamah Muhammad ibni
sholih al-‘utsaimin, dan Fiqhul ‘ibadat, hal.174 lil imam al-‘Utsaimin
22
Lihat: Shohihul Bukhoriy no.831 dan Shohih Muslim no.402. Berkata imam
Ibnu rojab: “Tidaklah imam al-Bukhori meriwayatkan hadits terkait tasyahhud
selain tasyahhud Ibnu mas’ud. Dan para ulama sepakat bahwa ia adalah
hadits yang paling shohih mengenai tasyahhud”. [ Lihat: Fathul bari syarhu
shohihil imam al-bukhoriy 7/331 lil imam Ibni rojab al-hanbali ]
23
Lihat: As-sunanul mutanawwi’ah al-waridah fii maudhi’ wahid fii ahaaditsil
‘ibadaat, 2/993-1027 liy DR.Muhammad ibni ahmad al-hariri, dan Al-jaami’
al-‘amm fil ad’iyyah wal adzkaar al-muqoyyidah bi zaman aw makan wa
syai’un min fiqhiha wa fawa’idiha, 1/434-449 liy thoriq ibni ‘aathif hijaziy

4
pun yang menganjurkan untuk membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬dalam
tasyahhud awal. 24

Diriwayatkan dari ‘Abdussalam, dari Budail, dari Abul jauza’ dan


beliau meriwayatkan dari Ummul mu’minin ‘Aisyah bahwa Nabi ‫ﷺ‬
pada roka’at kedua membaca tahiyyat”. 25 Yang dimaksud tahiyyat
ialah bacaan tasyahhud, dan sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬bukan termasuk
dari bagian bacaan tasyahhud awal ini. 26
Berkata imam Ibnul qoyyim al-jauziyah: “Tidak ada riwayat yang
shohih dari Nabi ‫ ﷺ‬bahwa beliau membaca sholawat dalam tasyahhud
awal dan tidak pula beliau mengajarkan kepada umatnya, serta tidak
diketahui ada seorang sahabat pun yang menganjurkannya”. 27

Berkata imam al-‘allamah Muhammad ibnu sholih al-‘utsaimin:


“Sesungguhnya sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬tidak termasuk dalam bacaan
tasyahhud awal, karena Nabi ‫ ﷺ‬tidak memerintahkan dengannya”. 28

24
Lihat: Al-jaami’ fii ahkaam shifatish sholat, 4/522 dan Nitajul fikr fii ahkaam
adz-dzikr, hal.271 lisy syaikh ‘Abdillah ibni mani’ ar-ruqiy
25
Lihat: Al-mushonnaf lil imam Ibni abi syaibah no.2023 dan sanadnya shohih
26
Lihat: Al-jaami’ fii ahkaam shifatish sholat, 4/528
27
Lihat: Jalaa’ul afhaam, hal.360 lil imam Ibnil qoyyim dan Mukhtashor jalai’il
afhaam fii fadhlish sholah was salam ‘ala Khoril anam, hal.139 liy DR.Kholid
ibni muthlaq ibni ‘abdillah al-muthlaq, taqdim: Al-‘allaamah asy-syaikh Prof.
DR.Sholih al-fauzan, Fadhilatusy syaikh Prof.DR.Muhammad ibnu ‘ali al-‘uqola
wa Fadhilatusy syaikh Prof.DR.’Abdurrozzaq al-badr
28
Lihat: Fathu dzil Jalali wal Ikrom bi syarh bulughil marom, 3/407 lil imam
al-‘allamah Muhammad ibni sholih al-‘utsaimin

5
2.Yang disunnahkan atau yang dianjurkan dalam tasyahhud awal ialah
meringankannya dan tidak memanjangkannya. 29

Diriwayatkan dari Tamim ibnu salamah bahwasanya Abu bakr


ash-shiddiq, apabila beliau duduk pada roka’at kedua, maka seakan –
akan beliau duduk di atas batu yang begitu panas”. 30

Atsar ini menunjukkan bahwa sahabat Abu bakr ash-shiddiq


berpendapat disyariatkannya meringankan duduk tasyahhud awal dan
tidak memanjangkannya. Dan hal ini termasuk perkara yang disepakati
oleh para ulama empat madzhab bahwa yang disunnahkan dalam
duduk tasyahhud awal ialah meringankan,tidak memanjangkannya. 31

Diriwayatkan dari Abu sa’id al-asyajj, dari Yunus ibnu bukair, dari
Muhammad ibnu ishaq,dari ‘Abdurrohman ibnul aswad,dari bapaknya
dari sahabat Ibnu mas’ud, beliau berkata: “Termasuk sunnah ialah
meringankan tasyahhud”. 32

Berkata al-‘allamah asy-syaikh Muhammad ibnu ‘ali ibnu adam


al-itsiyubi: “Di dalam hadits ini terkandung faedah bahwa yang sunnah
dalam tasyahhud ialah ringan ( tidak memanjangkan bacaan )”. 33

29
Lihat: Syarh ‘umdatil ahkaam al-kubro, 1/460-461 liy fadhilatisy syaikh Prof.
DR.Hamad ibni ‘ibrohim al-‘utsman, dan Kitabush sholat libnil qoyyim, hal.432
bi tahqiq: Adnan ibnu shofakhon al-bukhoriy
30
Lihat: Al-mushonnaf libni abi syaibah, no.3017 dan dishohihkan oleh imam
ibnu hajar al-asqolaniy, di dalam Talkhishul habir 1/263
31
Lihat: Fiqhu Abi bakr ash-shiddiq fith thoharoh wash sholah, muqoronan bi
fiqhil madzahibil arba’ah, hal.276-278
32
Hr.At-tirmidziy 291, Abu dawud 986, Ibnu khuzaimah 706, al-Hakim 1/230
al-Baihaqiy 2/146 dan dishohihkan oleh al-‘allamah asy-syaikh Muhammad
ibnu ‘aliy adam al-itsiyubiy dalam kitab Ithaafuth tholabil ahwadziy bi syarh
jami’il imam at-tirmidziy, 5/493-494
33
Lihat: Ithaafuth tholabil ahwadziy bi syarh jami’il imam at-tirmidziy, 5/493

6
Berkata imam Muhammad ibnu sholih al-‘utsaimin: “Di dalam
hadits-hadits ini, sesungguhnya Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud awal tidak
memanjangkan duduknya, bahkan beliau ‫ ﷺ‬seakan-akan duduk di atas
rodhof yaitu batu yang begitu panas. Bahkan beliau ‫ ﷺ‬hanya sampai
pada bacaan beliau ‫ ﷺ‬: “Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rosuuluhu” kemudian beliau bangkit berdiri, karena bacaan tasyahhud
ini ringan. Adapun tasyahhud akhir, maka membaca sholawat atas
Nabi ‫ ﷺ‬padanya, memohonkan barokah atas Nabi ‫ ﷺ‬dan berlindung
kepada Alloh ‫ ﷻ‬dari empat perkara: “A’uudzubillaahi min ‘adzaabi
jahannam wa min ‘adzaabil qobr wa min fitnatil mahyaa wa mamaat
wa min fitnatil masiihid dajjal”. Kemudian berdoa seusai keinginan
baik terkait urusan agama dan dunia, walloohul muwaffiq”. 34

Atas dasar ini, maka tidak disyariatkan dan tidak disunnahkan


untuk membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud awal, karena
Nabi ‫ ﷺ‬tidaklah mengajarkan tasyahhud awal kepada para sahabat
selain bacaan tasyahhud saja dan tidak menyebutkan bacaan sholawat
padanya. Seandainya membaca bacaan sholawat di dalam tasyahhud
awal itu disunnahkan, niscaya beliau ‫ ﷺ‬mengajarkannya kepada para
sahabatnya saat itu dan memerintahkan untuk membacanya di dalam
tasyahhud awalnya. 35

Berkata al-‘allamah asy-syaikh Muhammad ibnu ‘aliy adam al-


itsiyubiy: “Yang nampak benar bagiku dari apa yang telah disebutkan
berupa pendalilan dari masing-masing pendapat ulama, pendapat
yang rojih adalah pendapat mayoritas para ulama yakni tidak
disyariatkan membaca sholawat Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud awal,karena

34
Lihat: Syarh misykatil mashobih, 2/104 lil imam al-‘allamah Muhammad
ibni sholih al-‘utsaimin rohimahulloh
35
Lihat: Shifat sholatin Nabi ‫ ﷺ‬shifatush sholat min kitab zaadil mustaqni’ bi
syarhil imam Muhammad ibni sholih al-‘utsaimin, hal.34

7
tidak ada dalil yang kuat mengenai pensyariatannya, wallohu ta’ala
a’lam bish showwab”. 36

Berkata fadhilatusy syaikh Prof.DR.’Abdulloh ibnu ‘ibrohim ibnu


‘abdillah az-zahim: “Yang lebih utama dalam tasyahhud awal adalah
tidak menambah ( bacaan sholawat atas Nabi ‫ ) ﷺ‬padanya”. 37

Berkata fadhilatusy syaikh Prof.DR.’Abdulloh ibnu ‘abdil’aziz al-


jibrin: “Adapun dalam sholat tsulatsiyah dan sholat ruba’iyah, maka
tidak disyariatkan membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud
awal. Jadi, bacaan sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬tidaklah termasuk dalam
tasyahhud awal, karena bacaan tasyahhud itu berakhir pada bacaan:
“wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rosuluhu”. Sebab,inilah
yang diriwayatkan dalam bacaan-bacaan tasyahhud yang Nabi ‫ﷺ‬
ajarkan kepada para sahabatnya.

Akan tetapi, jika seorang imam memanjangkan ( tasyahhudnya )


tatkala duduk tasyahhud awal ini, maka tidak mengapa bagi makmum
untuk membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬karena ia lebih utama dari pada
diam dan lebih utama dari dzikir lainnya yang tidak ada seorang-pun
ulama yang berpendapat dengannya”. 38

Berkata asy-syaikh DR.Manshur ibnu muhammad ash-shoq’ub:


“Jika dalam sholat tsulatsiyah seperti sholat maghrib atau ruba’iyyah
seperti sholat isya’ dan selainnya, maka beliau bangkit berdiri setelah
tasyahhud awal, tatkala beliau selesai dari bacaan: “Asyhadu an laa

36
Lihat: Dzakhirotul ‘uqba fii syarhil mujtaba, syarh sunan an-nasa’iy 15/164
lil ‘allamah asy-syaikh Muhammad ibnu ‘ali adam al-itsiyubiy
37
Lihat: Al-inayah bi adillatil kifayah, 1/510 liy fadhilatisy syaikh ‘Abdillah ibni
‘ibrohim ibni ‘abdillah az-zahim
38
Lihat: Tashilul fiqh al-jaami’ li masa’ilil fiqh al-qodimah wal mu’ashiroh liy
fadhilatisy syailh ‘Abdillah ibni ‘abdil’aziz al-jibrin, 2/356-357 dan Ahkaamudz
dzikr fisy syari’atil islamiyah, hal.338 liy DR.Amal binti muhammad ash-shogir

8
ilaaha illalloh ( wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh )
dan zhohir yang demikian ini menunjukkan bahwa beliau tidaklah
membaca sholawat Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud awal.

Dan ini adalah madzhab hanabilah dan yang menunjukkan hal itu
ialah hadits Ibnu mas’ud yang mana beliau mengabarkan tentang
tasyahhud Rasululloh ‫ ﷺ‬dia berkata: “Kemudian jika beliau berada di
pertengahan sholat, beliau ‫ ﷺ‬bangkit tatkala selesai dari tasyahhud” 39
Berkata asy-syaikh ‘Abdulloh ibnu ‘abdirrohim as-sa’d: “Adapun
sholawat atas Nabi ‫ ( ﷺ‬yakni sholawat ‘ibrohimiyah ) pada tasyahhud
awal di dalam sholat-sholat yang padanya terdapat lebih dari satu
tasyahhud, maka pendapat yang lebih dekat kepada kebenaran adalah
tidakalah disunnahkan membaca sholawat dalam tasyahhud awal.
Sehingga tidak disunnahkan membaca sholawat kecuali dalam
tasyahhud akhir yang mendahului salam, baik ia sholat yang terdiri dari
dua roka’at atau tsulatsiyah atau ruba’iyah maupun witir.

Dan dalil atas yang demikian ini ialah bahwa membaca sholawat
dalam tasyahhud awal itu tidak ada riwayat hadits yang shohih dari
Rasululloh ‫ﷺ‬. Sungguh telah diriwayatkan hadits-hadits yang banyak
dan penjelasan mengenai sifat tasyahud awal, diantaranya ialah hadits
Ibnu mas’ud, Abu musa al-asy’ari, ‘Aisyah dan selain mereka. Namun
tidak diketahui bahwa sholawat ‘ibrohimiyah diriwayatkan dalam satu
hadits pun darinya.

39
HR.Imam Ahmad 7/392, Ibnu khuzaimah 702, Ath-thohawiy dalam syarh
ma’aanil atsar 1/262 dan imam Al-haitsamiy berkata: “Diriwayatkan Ahmad
dan para perowinya kuat”. Majma’uz zawaid lil imam al-haitsamiy 2/142.
Lihat: At-ta’liqul muqni’ ‘ala zaadil mustaqni’ 1/271 lisy syaikh DR.Manshur
ibni muhammad ash-shoq’ub

9
Bahkan diriwayatkan oleh imam Ibnu khuzaimah 40 dari jalan
Ibnu ishaq, dari sahabat ‘Abdulloh ibnu mas’ud, dari Nabi ‫ ﷺ‬bahwa
apabila beliau ‫ ﷺ‬berada dipertengahan sholat, maka beliau ‫ ﷺ‬bangkit
berdiri seusai tasyahhud...” yakni dalam duduk tasyahhud awal.

Dan adapun riwayat yang dikeluarkan oleh imam Abu ‘awanah 41


dan asalnya ialah dalam riwayat imam Muslim 42 dari Ummul mu’minin
‘Aisyah, bahwa Nabi ‫ ﷺ‬mengerjakan sholat 9 roka’at, beliau tidak
duduk padanya kecuali tatkala roka’at kedelapan dan beliau memuji
Alloh ‫ ﷻ‬dan membaca sholawat atas Nabi-NYA dan berdoa, dan beliau
tidaklah mengucapkan salam. Kemudian beliau mengerjakan roka’at
sholat yang kesembilan, beliau ‫ ﷺ‬pun duduk seraya berdzikir kepada
Alloh ‫ ﷻ‬memuji Alloh dan mengucapkan sholawat Nabi, serta berdoa
kemudian mengucap salam yang terdengar oleh kami”.

Tambahan riwayat: “membaca ( mengucapkan ) sholawat Nabi”


adalah tambahan yang syadzdz 43 atau ganjil, tidak shohih. Dan hadits
ini di dalam shohih muslim tanpa ada tambahan riwayat tersebut”. 44

Berkata asy-syaikh DR.’Abdulbariy ibnu ‘awwadh ats-tsubaitiy:


“Pendapat yang kuat dalam permasalahan ini, wallohu a’lam ialah
tidak disyariatkan membaca sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud
awal sebagaimana ia adalah pendapat mayoritas para ulama dan yang
demikian itu ( kuatnya pendapat tersebut ) karena alasan berikut ini:

40
Shohih Ibni khuzaimah, 1/350
41
Musnad Abi ‘awanah 1/551 dan Sunan an-Nasa’i 1720
42
Shohihul imam Muslim 746, Sunan an-Nasa’iy 1719 dan Ibnu majah 1191
43
Lihat: Al-jaami’ fii ahkaam shifatish sholat 4/517-520
44
Lihat: Al-istiqsho fii syarh fii syarh adaabil masyi ilash sholah, hal.291-292
lisy syaikh ‘Abdillah ibni ‘abdirrohim as-sa’d

10
1.Perbuatan sahabat Abu bakr ash-shiddiq dan sungguh telah shohih
yang demikian itu dari beliau di dalam atsar yang shohih.

2.Lemahnya hadits-hadits yang dipegangi ( yang dijadikan dalil ) oleh


para ulama yang berpendapat disunnahkannya membaca sholawat
dalam tasyahhud awal.

3.Sesungguhnya pendapat ini yakni tidak disyariatkannya membaca


sholawat atas Nabi ‫ ﷺ‬dalam tasyahhud awal adalah pendapat yang
telah sejak lama di amalkan oleh para ulama, mereka memilih bagi
seseorang ( yang sholat ) untuk tidak memanjangkan duduk tasyahhud
awal dan tidak menambah sesuatu apapun dalam tasyahhud ( awal )
hingga sebagian mereka menghikayatkan adanya ijma’ ( kesepakatan
para ulama ) padanya, wallohu a’lam”. 45

Allohu a’lam bish showwab, demikianlah akhir pembahasan yang


bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat, bi idznillaah ...

Klaten, 7 Agustus 2021

Doni wee

45
Lihat: Al-ahkaamul muta’alliqoh bish sholah ‘alan Nabi ‫ ﷺ‬fii bab ash-sholat
lisy syaikh ‘Abdilbariy ibni ‘awwadh ats-tsubaitiy, dalam Majalah al-Jami’ah
al-islamiyah bil Madinah al-munawwaroh, hal.261, edisi no.160

11

Anda mungkin juga menyukai