Anda di halaman 1dari 3

HUKUM MEMBACA DOA QUNUT

Umroh.com – Pada umunya mayoritas muslim Indonesia ketika itidal pada rakaat
kedua salat subuh untuk membaca doa yang lazim disebut dengan doa qunut. Doa yang
secara redaksional mengandung makna permintaan seorang hamba agar senantiasa diberikan
petunjuk, keberkahan, dan segala macam bentuk kebaikan dari Tuhannya yang Maha
Pemberi.
Tetapi keindahan doa tersebut tidak ada artinya oleh segolongan orang dari umat ini
yang mengklaim bahwa praktek seperti itu tidak pernah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah
SAW. Bahkan sebagian dari mereka sampai melarang umat Islam lainnya untuk bermakmum
kepada imam yang membiasakan doa qunut karena dianggap sebagai pelaku bid’ah yang
harus dijauhi.
Hukum membaca doa Qunut
Dibawah ini merupakan hukum doa qunut menurut sudut pandang dari para Imam :
 Imam As-Syafi’I bersudut pandang, bahwa doa qunut itu disunnahkan, atau
diperbolehkan pada shalat subuh dan membaca doa qunut dilakukan pada saat
sesudah ruku pada rakaat kedua. Sunnah itu sendiri adalah jika seseorang tersebut
melaksanakan doa qunut maka akan mendapatkan pahala.
 Imam Ahmad bin Hanbal bersudut pandang, bahwa doa qunut itu merupakan
amaliyah sunnah yang dikerjakan hanya pada shalat witir saja, yaitu dikerjakan
setelah ruku. Sedangkan untuk melaksanakan doa qunut pada shalat subuh, maka hal
itu tidak dinggap sunnah oleh beliau.
Perlu diketahui, bahwa pada zaman dahulu, yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW,
Rasulullah SAW itu dimelakukan doa qunut hanya pada waktu shalat subuh saja, tetapi beliau
membacakan doa qunut jika pada saat itu terjadi suatu musibah atau bencana dan bukan
hanya pada shalat subuh saja, tetapi membaca doa qunut pada shalat wajib.
Ulama yang menolak membaca doa qunut
Para ulama yang mengatakan bahwa qunut pada shalat subuh tidak disyariatkan antara lain
adalah mazhab Al-Hanafiyah, Al-Hanabilah dan Ats-Tsauri. Kelompok ini yang menolak saat
membacakan doa qunut pada shalat subuh. Terdiri dari dua pendapat, yaitu bid’ah dan
makruh.
1. Bid’ah
Yang mengatakan bahwa membacakan doa qunut pada shalat subuh adalah mazhab Al-
Hanfiyah. Al-Imam Abu Hanifah RA mengatakan bahwa membaca doa qunut pada shalat
subuh hukumnya adalah bid’ah, atau menambahkan segala sesuatunya yang tidak
dicontohkan oleh Rasulullah SAW
2. Makruh
Pendapat yang lainnya adalah mazhab Al-Hanabiyah, Al Imam Ahmad bin Hanbal R.A,
beliau tidak membid’ah kan membaca doa qunut pada shalat subuh,nemun beliau menyetujui
bahwa hal tersebuh hukumnya adalah makruh.
3. Dalil
Baik yang menyetujui bid’ah atau makruh, bersama-sama mendasarkan pendapat mereka
pada argument qunut shalat subuh yang pernah disyariatkan, kemudian dinasakh atau
dihapuskan. Di antara dilil nash yang mengutik hal itu adalah hadits yang diriwayatkan oleh
Al-Bukhari dan Muslim. “Dari Anas bin Malik diceritakan meminta Nabiyullah SAW
melakukan doa quntu pada shalat subuh selama menerima.” (HR. Bukhori) “sesungguhnya
Rasulullah SAW melakukan doa qunut mendoakan kebinasaan penduduk suatu dusun orang
Arab selama beberapa waktu lalu meninggalkannya.” (HR. Muslim) selain itu terdapat hadits
yang memperkuat tentang membaca doa qunut pada waktu subuh. Dari Abi Malik saad bin
Thariq Al-Asyjae’ie megatakan “Aku bertanya kepada Ayahku: Wahai ayahanda, kamu
pernah shalat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Utsman dan Ali di sini di Kufah,
selama lima tahun dapatkah membaca doa qunut ? “Ayahku menjawab “Wahai anakku,
muhdats (hal baru yang diada-adakan)” dalam lain riwayat : wahai anakku, qunut itu bid’ah.”
(HR. At-Tirmizy dan An-Nasa’i)
Ulama yang setuju mambaca doa qunut
Kelompok kedua ini menyetujui doa qunut pada shalat subuh yag disyariatkan dikerjakan
oleh Rasulullah SAW semasa hidup beliau. Kelompok ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Mustahab
Pendapat bahwa qunut pada shalat subuh itu hukumnya mustahab (dicintai) dan fadhilah
(diutamakan) difatwakan oleh mazhab Al-Malikiyah.
2. Sunnah Muakkad
Sementara untuk mazhab Asy-Syafi’iyah meminta pendapat kepada mereka semua tentang
qunut pada shalat subuh itu hukumnya adalah sunnah muakkadah.
3. Wajib
Yang meminta doa qunut pada shalat subuh hukumnya adalah Ali bin Ziyad. Jika dilihat
dalam padangannya yang menyendiri itu, orang yang pada waktu shalat subuh tidak
membaca doa qunut, maka shalatnya tidak sah. Namun pendapa ini bykan pendapat yang
muktamad, tidak mewakili kontribusi ulama.
4. Dalil
Dalil ketika Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan qunut pada shalat subuh, mereka
berdasarkan hadits Al-Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad Imam Ahmad, jilid 2
hal 215 jawab hadits berikut ini : Rasulullah SAW tetap melakukan qunut pada shalat subuh
(shubuh) hingga dia meninggal dunia.” (HR. Ahmad) dari Anas bin Malik R.A sebagai Nabi
Rasululla melakukan doa qunut selama diminta mendoakan keburukan untuk mereka,
kemudian berangkatnya. Sementara pada waktu subuh, dia tetap melakukan doa qunut
sampai meninggal dunia.” (HR. Al-Baihaqi)

Anda mungkin juga menyukai