Anda di halaman 1dari 2

Shalat Subuh Tidak

Qunut, Boleh?
Published on October 18th, 2011 by DDHK News | Category: Konsultasi Islam

Kalau sholat subuh ‘nggak pake do’a Qunut apa boleh? Nuhun. 082130213XXX

JAWAB: Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca doa Qunut dalam shalat
subuh, masing-masing dengan dalil hadits, namun pendapat terbanyak: “tidak ada qunut
dalam shalat Subuh, kecuali ada sebab yang terkait dengan kaum muslimin secara
umum”, misalnya ada bencana.

Imam Abu Hanifah mengatakan, qunut itu disunnahkan pada shalat witir yang dilakukan
sebelum ruku’. Sedangkan pada shalat subuh, ia tidak menganggapnya sebagai sunnah,
sehingga bila seorang makmum shalat Subuh di belakang imam yang melakukan qunut,
hendaknya dia diam saja dan tidak mengikuti atau mengamini imam.

Namun Abu Yusuf, salah seorang tokoh dari mazhab Hanafi mengatakan, bila imamnya
melakukan qunut, maka makmumnya harus mengikutinya, karena imam itu harus diikuti.

Imam Malik mengatakan, qunut itu merupakan ibadah sunnah pada shalat subuh dan
lebih afdhal dilakukan sebelum ruku’. Meskipun bila dilakukan sesudahnya tetap
dibolehkan.

Menurutnya, melakukan qunut secara zhahir dibenci untuk dilakukan kecuali hanya pada
shalat subuh saja. Qunut itu dilakukan dengan sirr, yaitu tidak mengeraskan suara bacaan.
Sehingga baik imam maupun makmum melakukannya masing-masing atau sendiri-
sendiri. Dibolehkan untuk mengangkat tangan saat melakukan qunut.

Imam As-Syafi’i ra mengatakan, qunut itu disunnahkan pada shalat subuh dan dilakukan
sesudah ruku’ pada rakaat kedua. Imam hendaknya berqunut dengan lafaz jama’ dengan
menjaharkan (mengeraskan) suaranya dengan diamini oleh makmum hingga lafaz (wa
qini syarra maa qadhaita). Setelah itu dibaca secara sirr (tidak dikeraskan) mulai lafaz (Fa
innaka taqdhi …), dengan alasan bahwa lafaz itu bukan doa tapi pujian (tsana`).
Disunnahkan pula untuk mengangkat kedua tangan namun tidak disunnahkan untuk
mengusap wajah sesudahnya.
Menurut mazhab ini, bila qunut pada shalat shubuh tidak dilaksanakan, maka hendaknya
melakukan sujud sahwi, termasuk bila menjadi makmum dan imamnya bermazhab Al-
Hanafiyah yang meyakini tidak ada kesunnahan qunut pada shalat subuh. Maka secara
sendiri, makmum melakukan sujud sahwi.

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, qunut itu merupakan amaliyah sunnah yang
dikerjakan pada shalat witir yaitu dikerjakan setelah ruku. Sedangkan qunut pada shalat
subuh tidak dianggap sunnah oleh beliau.

Meski demikian, jika ada imam melakukan qunut pada shalat Subuh, maka para makmum
tetap mengikuti qunut imam dan mengaminkan doanya, sebagaimana dijelaskan oleh
Imam Ahmad demi menjaga persatuan kaum Muslimin.

Menurut Ibnu Utsaimin, “Qunut dalam shalat shubuh secara terus menerus tanpa ada
sebab syar’i yang menuntut untuk melakukannya adalah perbuatan yang menyelisihi
sunnah Rasul. Rasulullah Saw tidak pernah qunut shubuh secara terus menerus tanpa
sebab. Yang ada beliau melakukan qunut di semua shalat wajib ketika ada sebab.”

Para ulama menyebutkan, Rasulullah Saw qunut di semua shalat wajib jika ada bencana
yang menimpa kaum Muslimin yang mengharuskan untuk melakukan qunut. Qunut ini
tidak hanya khusus pada shalat shubuh, namun dilakukan pada semua shalat wajib.

Dari Anas bin Malik r.a., “Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw melakukan Qunut
selama sebulan, beliau mengutuk mereka (kaum yang zhalim), kemudian Nabi
meninggalkannya. Adapun pada waktu shalat Shubuh Nabi tetap melakukannya sampai
beliau wafat.” (HR. Baihaqi).

Dari Ibnu Mas’ud r.a., “Bahwasanya Nabi SAW pernah melakukan qunut salat Subuh
selama sebulan, tetapi kemudian ditinggalkannya.”

Abû Mâlik al-asyja’i Sa’ad bin Tharîq berkata: “Aku bertanya kepada bapakku: Wahai
bapakku, sungguhkah engkau pernah shalat dibelakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman serta Ali di Kufah ini selama lebih dari lima tahun.
Apakah mereka pernah melakukan qunut dalam shalat shubuh? Beliau menjawab: Tidak
benar Wahai anakku! Itu perkara baru (bid’ah). (HR. Ibnu Mâjah dan dishahîhkan Al-
Albâni dalam Irwâ’ al-Ghalîl No. 435). Wallahu a’lam.*

Anda mungkin juga menyukai