4. Beliau pernah memerintahkan Abu Bakar untuk menaikkan suara bacaannya ketika
shalat malam karena terlalu pelan. Sementara beliau memerintahkan Umar untuk
memelankan suara bacaannya ketika shalat malam karena terlalu keras. (HR. Abu Daud,
Hakim dan dishahihkan Ad-Dzahabi).
6. Jika imam mengeraskan bacaannya, seperti ketika shalat subuh atau dua rakaat pertama
shalat maghrib dan isya maka makmum cukup diam untuk mendengarkan bacaan imam.
Makmum tidak membaca apapun, termasuk Al-Fatihah. Sekali lagi, ini jika imam
mengeraskan bacaannya dan makmum mendengar bacaan imam. Dalilnya:
إمنا جعل اإلمام ليؤمت به فإذا كرب فكربوا وإذا قرأ فأنصتوا
Imam ditunjuk untuk diikuti. Jika dia bertakbir maka bertakbirlah, dan jika dia
mengeraskan bacaannya maka diamlah. (HR. Muslim, Abu Daud dan yang lainnya)
b. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
Siapa yang shalat bersama imam, maka bacaan imam (yang dikeraskan) adalah bacaan
baginya. (HR. Ahmad, Ad-Daruqutni, Ibn Abi Syaibah dan dishahihkan Al-Albani)
c. Dinyatakan dalam sebuah riwayat, bahwa suatu ketika selesai shalat subuh,
Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Adakah tadi yang membaca Al-Quran?” “Ya,
Saya wahai Rasulullah.” Jawab salah satu sahabat. Abu Hurairah mengatakan: Setelah itu
para sahabat tidak lagi membaca Al-Quran ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallammembaca Al-Fatihah dengan keras. (HR. Malik, Ahmad, Abu Daud, Al-Humaidi, dan
dishahihkan Al-Albani)
d. Tujuan dianjurkannya mengeraskan bacaan bagi imam adalah agar didengar makmum.
Tujuan ini tidak tercapai jika masing-masing makmum turut membaca al-Fatihah atau
surat.
4. Membaca Al-Quran, baik ketika shalat atau di luar shalat, harus dilakukan dengan tartil.
Sesuai dengan ilmu tajwid. Berhenti di setiap ayat. Memperhatikan kaidah waqaf. Allah
berfirman:
Ibnu katsir mengatakan: Maknanya adalah bacalah Al-Quran secara perlahan, karena itu
akan sangat membantu memahami maknanya. (Tafsir Ibn Katsir, 8/250)
8. Jika imam mengalami kesalahan dalam bacaan, karena rusaknya hafalan atau kesalahan
cara membaca maka makmum yang berada di sekitarnya harus mengingatkan. Suatu ketika
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah lupa ketika membaca Al-Quran pada saat shalat.
Seusai shalat, beliau bertanya kepada Ubay bin Ka’ab (sahabat yang pandai Al-Quran):
“Mengapa engkau tidak mengingatkan aku?” (HR. Abu Daud, Ibn Hibban, At-Thabrani dan
dishahihkan Al-Albani).
2. suara imam yang terlalu pelan, padahal imam masih mampu untuk mengeraskan
suaranya, sehingga banyak makmum tidak mendengarnya.
Artikel www.CaraSholat.com