Anda di halaman 1dari 6

ADAB SHOLAT JUMAT 

7 Des 2020 
 
 
ADAB SHOLAT JUMAT 
 
 
Point of View :  
Ketika menghadiri shalat Jum’at di masjid, tentu terdapat adab yang mesti 
diperhatikan. Di antara adab tersebut adalah diam ketika imam berkhutbah. 
 
Tidak boleh berbicara dikala khotib sedang berkhotbah. Dalilnya : 
“Jika engkau berkata pada saudaramu pada hari Jum’at dikala khotib sedang 
berkhutbah, ‘Diamlah, khotib sedang berkhutbah!’ Sungguh engkau telah berkata 
sia-sia.”(HR. Bukhari no. 934 dan Muslim no. 851). 
 
HR. Ahmad jilid 1 no. 230 :  
‘Barang siapa yang berbicara saat imam itu berkhotbah Jumat maka dy seperti 
keledai yang memikul lembaran2 (keledai itu adalah hewan bodoh, yang hanya 
memikul apa yang dibebankan kepadanya. Artinya ibadahnya sia sia tidak ada 
manfaatnya). Siapa yang diperintahkan untuk diam (lalu orang tadi tidak diam), 
maka tidak ada Jumat baginya’. 
Maksud “tidak ada jumat baginya” adalah tidak mendapatkan pahala sempurna 
seperti yang didapatkan oleh orang yang diam. 
 
Artinya : Yang mengingatkan saudaranya ketika khutbah jumat berlangsung sama 
dengan melakukan hal yang sia sia, sedangkan yang diingatkan (yang ngobrol), 
tidak mendapatkan jumat yang sempurna. 
 
HR. Bukhari no. 883 : 
“Apabila seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci semampunya, lalu 
memakai minyak dan harum-haruman dari rumahnya kemudian ia keluar rumah, 
lantas ia tidak memisahkan di antara dua orang (maksudnya ketika masuk masjid 
tidak duduk diantara 2 jamaah), kemudian ia mengerjakan shalat yang diwajibkan 
(shalat tahiyatu masjid), dan ketika khotib sedang berkhutbah, ia pun diam 
mendengarkan khutbah Jumat, maka ia akan mendapatkan ampunan antara 
Jum’at yang satu dan Jum’at lainnya.” (HR. Bukhari no. 883)  
 
Dalam HR. Muslim no. 857 menambahkan : 
“Barangsiapa yang berwudhu, lalu memperbagus wudhunya kemudian ia 
mendatangi (shalat) Jum’at, kemudian (di saat khutbah) ia betul-betul 
mendengarkan dan diam, maka dosanya antara Jum’at saat ini dan Jum’at 
sebelumnya ditambah tiga hari, akan diampuni..’ 
 
Amalan amalan yang Perlu Diperhatikan Ketika Khutbah Jum’at : 
 
1. Bagaimana ​HUKUMNYA​ jika Berbicara atau Ngobrol Ketika Khotib sedang 
Berkhutbah? 
Jawab :  
Madzhab Imam Malik, Imam Syafii dan mayoritas ulama menegaskan 
bahwa wajib hukumnya untuk diam dan larangan berbicara ketika khotib sedang 
berkhutbah saja (sampai selesainya khutbah). 
Abu hanifah berpendapat wajib diam sampai imam keluar dari masjid 
artinya sampai selesai sholat Jumat (Syarh Shahih Muslim, 6: 138-139) 
 
2. Bagaimana ​CARANYA​ Mengingatkan Orang Lain yang Berbicara saat Khotib 
itu sedang Berkhutbah?  
Jawab :  
Imam Nawawi rahimahullah berkata, perkataan untuk menyuruh orang 
diam, padahal asalnya ingin melakukan amar ma’ruf (memerintahkan kebaikan), 
itu pun tetap disebut ‘laghwu’ (perkataan yang sia-sia). Jika kita ingin beramar 
ma’ruf saat itu, maka cukuplah sambil diam dengan berisyarat yang membuat 
orang lain paham. Jika tidak bisa dipahami, cukup dengan sedikit perkataan dan 
tidak boleh lebih dari itu. 
 
Pernyataan di atas didukung dengan hadits Anas bin Malik dalam HR 
Bukhari no. 6167  
Anas berkata, “Tatkala Rasulullah SAW berkhutbah di atas mimbar, 
berdirilah seseorang dan bertanya, “Kapan hari kiamat terjadi, wahai Nabi Allah?”. 
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diam, tidak mau menjawab. Para sahabat lalu 
berisyarat pada orang tadi untuk duduk, namun ia enggan, tetap berdiri menunggu 
jawaban Rosulullah. 
Hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat melakukan amar ma’ruf ketika 
imam berkhutbah hanya dengan isyarat. 
 
3. Bagaimana Menjawab Salam Orang lain saat Imam sedang Berkhutbah? 
Jawab : Termasuk larangan menjawab salam disaat imam sedang 
berkhutbah baik itu imam/khotibnya maupun siapapun yang mendengar 
salam itu. 
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz berkata : ‘menjawab salam saat 
khutbah tidaklah diperintahkan’. Yang harusnya dilakukan menurut syaikh Abdul 
Aziz :  
3.1. Hendaklah orang yang masuk masjid jangan mengucapkan salam tapi 
langsung sholat tahiyyatul masjid. 
3.2. Duduk dan tidak mengucapkan salam kepada siapapun hingga selesai 
khutbah. 
3.3. Jika ada yang mengucapkan salam kepadamu, maka cukup balas 
dengan isyarat anggukan kepala atau dengan tangannya, itu sudah cukup. 
Sebagaimana halnya jika engkau diberi salam ketika shalat, yaitu membalasnya 
cukup dengan isyarat. 
 
4. Bagaimana menjawab ​Salam​ Khotib/Imam? 
Jawab :  
Jika imam mengucapkan salam ketika ia naik mimbar, hukum 
menjawabnya bagi jamaah Muslimin adalah fardhu kifayah (artinya : jika 
sebagian sudah mengucapkan, yang lain gugur kewajibannya). Tetapi perlu 
diingat, jangan sampai bersahut sahutan menjawab salam. 
 
Dalam Fiqih Imam Hambali, menjawab salam ini dengan jahr tetapi tidak 
boleh teriak2. 
 
Syaikh Muhammad bin Sholeh Husaimin mengatakan tidak boleh menjawab 
salam khotib. 
 
5. Bolehkah Menjawab ​Adzan​ disaat khotib sudah hadir? 
Jawab : 
HR. Muslim no. 384 : ‘Jika kalian mendengar kumandang adzan dari 
muadzin, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin. Jika imam 
berada di mimbar, hendaklah ia menjawab adzan, begitu pula makmum. 
Hendaklah mereka mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin kecuali 
pada lafazh ‘hayya ‘alash sholaah’ dan ‘hayya ‘alal falaah’, hendaklah 
mereka ucapkan ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’. 
Adapun khotib dan jamaah menjawab adzan saat itu cukup dengan suara 
lirih saja. 
 
6. Bolehkah Menjawab ​Shalawat​ nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam Disaat 
Khotib Berkutbah?  
 
Jawab : 
HR. Tirmidzi no. 3546 dan Ahmad 1: 201 : 
‘Orang pelit itu adalah orang yang ketika disebut namaku ia enggan 
bershalawat’  
 
Dalam Asnal Matholib salah satu fikih Syafi’iyah disebutkan, ‘Bagi yang 
mendengar khotib bershalawat saat khutbah, maka boleh menjawab 
asalkan tidak teriak.  
 
Sedangkan menurut Ulama Syafi’iyah lainnya menyatakan : Sunnah untuk 
diam dan Tidak wajib menjawab shalawat. 
 
Ulama Hambali menyatakan bolehnya menjawab shalawat ketika 
diucapkan, namun jawabnya dengan suara sirr (lirih) sebagaimana do’a. 
 
Intinya, ada dua dalil dalam masalah ini yaitu dalil yang memerintahkan 
untuk menjawab shalawat dan dalil yang memerintahkan untuk diam saat 
imam berkhutbah. Jika kita kompromikan dua dalil tersebut, yang lebih 
afdhol adalah menjawab shalawat dengan suara sirr (lirih). 
 
7. Bolehkah Menjawab orang yang ​Bersin​ disaat Khatib sedang Berkhutbah?  
Atau bolehkah kita berjabat tangan jika ada orang yang mengulurkan 
tangannya? 
Jawab :  
Syaikh Muhammad bin Sholeh al Utsaimin dalam 3 keadaan :  
1. Menjawab bersin ditengah khutbah jumat tidak diperbolehkan karna 
termasuk berbicara yang terlarang dan hukumnya haram. 
2. Orang yang bersin pun tidak boleh mengeraskan bacaan ​hamdalah 
saat khotib berkhutbah, dan orang yang bersih hendaknya menahan 
bacaan hamdalah agar jangan sampai terdengar orang lain. 
3. Perkara tentang menyambut jabat tangan orang yang ingin 
bersalaman, sebaiknya tidak dilakukan karena ini termasuk 
perbuatan yang lalai. Kecuali jika dikhawatirkan terdapat mafsadat 
(mudharat), maka saat itu tidak apa apa menyambut sodoran 
tangannya, akan tetapi tidak boleh ditambah dengan obrolan. Dan 
jelaskan padanya setelah shalat bahwa pembicaraan saat khutbah 
itu haram hukumnya. Misalnya biasanya orang yang sdh tua yang 
tidak paham. Dikhawatirkan akan menyinggungnya bila kita tidak 
meyambut jabat tangannya. 
 
Dalam Hadis Muktabar di Mutafaqun ‘Alaih, barang siapa memegang kerikil ketika 
mendengar khutbah, berarti dia telah melakukan perbuatan sia2 (kalo jaman dulu 
kerikil kalo jaman sekarang jam tangan, kunci motor mobil dll).  
 
8. Bolehkah Berbicara dengan Khotib yang sedang Khutbah Jumat?  
Jawab : 
Berbicara dengan khotib saat khutbah diperbolehkan jika ada hajat, baik 
ketika khotib memulai pembicaraan atau memulai bertanya, atau ketika 
menjawab pembicaraannya.  
Dalil ke-1 : Sebagaimana disebutkan dalam hadits Anas bin Malik, dalam HR 
Bukhari no. 1029 :  
‘Ada seorang Arab badui mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan 
saat itu beliau sedang berkhutbah Jum’at. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, hewan 
ternak pada binasa …’. 
Arab badui mengucapkan demikian karena hujan tidak kunjung berhenti setelah 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta hujan lewat shalat istisqo’ sehingga 
hewan-hewan ternak pun mati. Ia meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa 
sallam supaya berdo’a agar hujan dihentikan. 
 
Dalil ke-2 : Sebagaimana pula disebutkan Jabir bin Abdilah dalam Bukhori 
no. 930 Muslim no. 875 tentang kisah Sulaik : 
‘Sulaik Al Ghothofani datang pada hari Jum’at dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi 
wa sallam sedang berkhutbah. Ia masuk dan langsung duduk. Beliau pun berkata 
pada Sulaik, ‘Wahai Sulaik, berdirilah dan kerjakan shalat dua raka’at (tahiyyatul 
masjid), persingkat shalatmu (agar bisa mendengar khutbah)’. Lantas beliau 
bersabda, ‘Jika salah seorang di antara kalian menghadiri shalat Jum’at dan imam 
berkhutbah, tetaplah kerjakan shalat sunnah dua raka’at dan persingkatlah’. 
 
9. Bagaimana Dengan Orang yang Membaca Al Qur’an ketika khutbah akan 
dimulai? 
Ketika imam masuk masjid, Bagaimana seharusnya sikapnya, apakah dia 
kemudian langsung berdiri lalu berjalan melewati para jamaah lain untuk 
meletakkan Al Qur’an? Jawab : 
Dijelaskan oleh ulama, selama imam belum memulai khutbahnya, maka tdk 
termasuk dalam larangan tadi, tetapi jika khutbahnya tadi sudah dimulai 
maka hendaknya keinginan untuk berdiri dan mengembalikan Qur’an 
ketempatnya, ditahan dulu. 
Boleh berdiri ketika ada jeda 2 khutbah jumat.  
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai