Lutfi Fathullah, MA
Darussalam-online.com-Shalat berjamaah merupakan amal dan kebiasaan yang
selalu harus diupayakan oleh setiap mumin yang shaleh atau yang berupaya untuk
shaleh. Ketika hal ini diupayakan oleh sekelompok orang, lalu mereka berjamaah di
masjid-masjid besar, ada kenikmatan yang terasa. Enaknya berjamaah, tempat yang
semakin rapi, suara imam yang merdu, bacaannya yang agak panjang, surat dan ayat
bacaannya yang semakin beragam. Namun dibalik itu semua, ada kekurangan yang
semakin terasa.
Kata mudah dapat diartikan dalam hal jumlah ayat. Ulama Fiqh sepakat bahwa bacaan
minimal dalam shalat adalah 1 ayat. Maksimalnya tidak terbatas.
Batasan yang terbaik adalah kondisi. Jika menjadi imam shalat, terlebih di masjid atau
musholla pasar atau airport, maka pilihan terbaik adalah 3 sampai dengan 5 ayat saja.
Jika shalat sendiri, terlebih shalat malam, maka dipersilahkan untuk membaca sampai
ratusan ayat.
Selain itu, para imam juga sering memilih bacaan sesuai dengan kondisi atau pesan
yang akan disampaikan. Jika shalat isya malam Jumat, maka biasanya imam memilih
3 ayat terakhir di surat al-Jumah yang mengabarkan kewajiban shalat Jumat dan
keutamaannya. Berbeda ketika hari itu menjelang Ramadhan, maka imam akan
membacakan surat al-Baqarah ayat 183 sebagai pesan kewajiban berpuasa
Ramadhan. Demikian seterusnya.
Nah, yang perlu diperhatikan imam adalah masalah urutan. Sebaiknya ayat atau surat
yang dibaca dirunut sesuai dengan urutan yang ada sekarang dalam al-Quran.
Contoh. Imam ingin membaca ayat 78-85 dari surat al-Isra di rakaat pertama, maka
pilihan berikutnya pada rakaat kedua adalah surat setelah al-Isra atau ayat di al-Isra
setelah ayat 85.
Namun demikian, jika ternyata imam membaca mundur, di rakaat pertama baca al-Isra
dan rakaat kedua baca al-Nisa, shalatnya tetap sah menurut semua mazhab. Imam alSyafii hanya menilainya sebagai makruh.
Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata, Para ahlul ilmi mengatakan, yang
dianjurkan ketika shalat shubuh adalah membaca thiwalul mufashol, dalam shalat
maghrib membaca qishorul mufashol, dan shalat lainnya (dluhur, ashar, dan isya)
membaca awashitul mufashol. thiwalul mufashol adalah dimulai dari surat Qaf sampai
dengan surat An-Naba, qishorul mufashol adalah dimulai dari surat Adh-Duha sampai
dengan akhir Alquran, dan awashitul mufashol adalah dimulai dari surat An-Naba
sampai dengan Adh-Dhuha. Inilah yang biasa dilakukan Nabi. Boleh juga kadangkadang membaca thiwalul mufashol ketika shalat maghrib, sebagaimana Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam kadang-kadang membacanya pada shalat maghrib. (Liqo
al-Bab al-Maftuh)
Pernyataan di atas didasari oleh sebuah hadits dari jalan Sulaiman bin Yasar dari Abu
Hurairah Radhiyallahu Anhu beliau berkata,
:
Tidak pernah aku melihat orang yang shalatnya lebih mirip dengan shalat
rasulullah shallallahualaihi wasallam selain Fulan (ketika itu di Madinah).
Sulaiman berkata, maka aku pun shalat di belakangnya, ia memperpanjang
dua rakaat pertama dalam shalat zhuhur dan memperpendek sisanya. Ia
juga memperpendek bacaan shalat ashar, dan pada shalat maghrib
membaca surat-surat qishar mufashal, dan pada shalat Isya membaca yang
wasath mufashal, dan pada shalat subuh membaca thiwal mufasshal.(HR.
Ibnu Hibban, dishahihkan Al Albani dalam Sifat Shalat Nabi)
Tetapi ada riwayat-riwayat menarik, diantaranya Rasulullah sering membaca surah alKafirun dan al-Ikhlas dalam banyak kesempatan shalat yang beliau lakukan, termasuk
shalat qobliyah subuh.
: :-
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, beliau berkata: bahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam membaca dalam dua rekaat fajar: Qul Ya ayyuhal Kafirun
dan Qul Huwallahu Ahad. (HR. Muslim)
Ada lagi beberapa riwayat seputar bacaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
dalam shalatnya, antara lain:
Dari Adi bin Tsabit berkata, aku mendengar al-Bara ibn Azib Radhiyallahu Anhu
bercerita:
bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam sebuah perjalanan
membaca dalam salah satu dari dua rakaat shalat Isya surah al-Tin wa alZaitun. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari Quthbah ibn Malik berkata: Saya mendengara Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam membawa dalam shalat subuh pada rakaat pertama: (surat Qof
5:10) (HR. Muslim, al-Tirmizi, al-Nasai dan Ibn Majah)
Dari Jabir ibn Samurah Radhiyallahu Anhu, beliau bercerita bahwa: Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam ketika shalat Dluhur dan Ashar pernah membaca
surah wa al-sama zat al-buruj dan wa al-samai wa al-Tariq dan surah-surah
sejenisnya. (HR. Abu Daud, al-Tirmizi, dan al-Nasai)
Surat-Surat Yang Sering Dibaca Imam
Secara fiqh, imam diperbolehkan membaca 1 ayat atau lebih, bahkan 1 surat atau lebih.
Berdasarkan catatan perjalanan pemateri selama belajar, mengajar, kuliah, menjadi
mamum dan juga menjadi Imam. Perjalanan penulis shalat di Makkah, Madinah, Syam,
Maghrib, Masyriq, Asean, Eropa dan Australia. Dengan imam besar, imam kecil, yang
hafizh dan belum hafizh, yang fasih dan yang tidak fasih. Diantara surat-surat yang
secara penuh sering dibaca imam dalam shalat berjamaahnya adalah sebagai berikut:
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
surat
surat
surat
surat
surat
surat
surat
surat
surat
surat
surat
76
75
73
68
67
62
56
57
48
32
31
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
al-Insan
al-Qiyamah
al-Muzzammil
al-Qalam
al-Mulk
al-Jumuah
al-Waqiah
al-Rahman
al-Fath
al-Sajadah
Luqman
Lalu, ketika ditanyakan, apa alasan mereka memilih surat-surat ini, jawabnya ada 4
kemungkinan:
Karena pendeknya,
Karena fadilahnya,
Karena ini yang sering dibaca Rasulullah saw pada kesempatan-
Sekali lagi pemateri ingin menegaskan bahwa ayat dan surat yang mana saja yang ada
dalam al-Quran, boleh dibaca dan sah hukum shalatnya.
Adapun surat-surat yang sering dibaca oleh Imam menurut perjalanan shalat pemateri
adalah:
1.
4.
2.
3.
Al-Baqarah 2 : 261-265 (Pahala dan Manfaat Orang Bersedekah)
Pesan-pesan utama
1.
Pahala dan manfaat orang bersedekah.
2.
Syarat sedekah yang makbul.
3.
Pahala Sedekah bisa batal karena cacian.
Pesan-pesan lainnya
1.
2.
3.
4.
Al-Baqarah 2 : 283-286 (Langit dan Bumi Adalah Milik Allah)
Pesan-pesan utama
1.
Langit dan bumi adalah milik Allah.
2.
Allah mengetahui hal sekecil apapun juga.
3.
Doa mohon ampun dari berbagai bentuk kesalahan dan kekhilafan.
Pesan-pesan lainnya
1.
5.
Ali Imran 3 : 18-20 (Ketuhanan Allah)
Pesan-pesan utama
1.
Ketuhanan Allah.
2.
Agama yang diterima Allah adalah Islam.
Pesan-pesan lainnya
1.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.