Ha? Tugas apaan cuy? Perasaan ngga dikasih tugas deh, jawabku setengah
bingung.
Eh seriusan gue, masa sih kelas lo ngga dikasih tugas sama pak roni, ucap
sevi.
Iya, gue juga serius kali, kelas gue emg ngga dikasih tugas apapun. ucapku.
Anjir, berarti Cuma kelas gue doang dong, yaudah gue cabut duluan ya la.
Daaa seraya berlalu meninggalkan aku yang mematung di pinggir tangga.
Tepat jam 5 sore sesuai instruksi dari seseorng yang mengirimkanku sms
bahwa rapat akan segera dimulai, akupun dengan agak canggung datang bergabung
dengan mereka, dan betapa terkejutnya aku ternyata mereka memperhatikanku dan
tak pernah berhenti memperhatikanku, dan yang mungkin kurasa, saat itu para laki-
laki disana menyukaiku.
Merasa kurang nyaman, akhirnya aku memilih untuk duduk sendiri tanpa
seserang disamping kursiku. Mereka terlihat begitu serius membicarakan suatu
project dan aku mulai bisa mengikuti alurnya, ya walaupun kadang aku merasa sedikit
tidak nyaman karena beberapa dari mereka seolah ingin mencuri perhatianku.
Tepat jam 5.30, ada seorang pria datang dan menyapa mereka semua, dan aku
kira dia memang anggota lama club itu. Namanya Vano, tingginya sekitar 170cm,
kulitnya sawo matang dan rambutnya Mohawk, wajahnya lumayanlah ya walaupun
ngga ganteng-ganteng banget, dan dia orang yang lumayan humoris dan dapat
mencairkan suasana. Ya boleh dibilang aku sedikit tertarik padanya.
Dan tak disangka-sangka ternyata vano sepertinya menyukaiku, dari cara dia
menatap dan berbicara padaku, dia terlihat gugup dan kadang salah tingkah, dan
tiba-tiba dia meminta pin bb ku dengan alasan supaya mudah dihubungi jika
sewaktu-waktu ada acara lagi. Para cowok yg daritadi memperhatikanku mereka
seolah cemburu dengan apa yang vano lakukan.
Dan tepat jam 6.15 sore rapatpun selesai, saat itu aku bingung aku pulang
dengan siapa, namun tiba-tiba vano menawarkan untuk mengantarkanku pulang, ya
apa boleh buat akhirnya aku menerima tawarannya dan berhubung hari sudah mulai
gelap.
Malamnya vano tiba-tiba memulai chatnya, awalnya sih kama bbman biasa-
biasa saja, namun semakin hari, semakin lama vano mulai menunjukkan perhatian
lebih kepadaku, awalnya aku tidak ambil pusing dengan semua perhatian vano, karna
banyak juga cowok-cowok lain yang juga memperhatikanku. Namun entah mengapa
semakin lama aku mulai tertarik dengan vano.