PENDAHULUAN
Latar belakang
Masalah furu’iyah dalam agama Islam memang menjadi sebuah kajian yang sangat
menarik bila dicermati sehingga terkadang menjadi sebuah perbedaan yang mencolok
apabila difahami secara sepihak, terlebih menjadi ajang perdebatan yang tak berujung
sehingga terkadang dijumpai golongan yang tidak sejalan diklaim tidak mengikuti aturan
dalam agama Islam secara benar.
Hal seperti inilah yang seharusnya diluruskan dengan jalan menelaah kembali dasar
hukum yang benar sehingga bagi yang menjalankan merasa lebih mantap
mengamalkan, begitu juga bagi yang tidak mengamalkan tidak mengklaim sesat atau
pembid’ahan terhadap golongan lain.
Begitu juga dengan pelaksanaan doa Qunut dalam Shalat, terdapat perbedaan dalam
ummat Islam, ada sebagian golongan yang melakukan juga meninggalkannya dalam
rangkaian Shalat yang disunnahkan untuk membacanya.
Rumusan masalah
Berdasarkan judul yang telah dipilihkan. Mengingat cakupan permasalahan tentang
pelaksanaan doa Qunut terjadi Khilafiyah oleh para ulama, maka penulis perlu
membatasi masalah-masalah pada makalah ini ke dalam beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1. Pengertian Qunut dan mcam-macamnya
2. Hukum membaca Qunut dalam shalat
3. Cara melakukan doa qunut
2. Qunut Shalat Witir yaitu doa Qunut yang dibaca pada waktu I’tidal (berdiri setelah
ruku’) setiap akhir roka’at shalat Witir pada pertengahan akhir Ramadhan, yakni dari
malam 16 bulan Ramadhan sampai akhir Ramadhan, Qunut Jenis ini dihukumi dengan
Sunnah Ab’adl dikalangan ulama Syafi’iyah
3. Qunut Nazilah yaitu Qunut yang dilakukan atau dibaca saat adanya bencana
Semisal terjadi bencana besar yang melanda suau daerah, kelaparan, diserang musuh
dsb. Qunut ini juga dibaca pada rakaat terakhir setiap shalat fardlu akan tetapi tidak
dianjurkan/disunnahkan sujud sahwi ketika meninggalkannya karena tidak termasuk
sunnah Ab’adl
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa do’a Qunut merupakan bagian dari shalat
subuh dan witir dipertengahan akhir Ramadhan dan bersifat sunnah ab’adl yakni bagian
dari Shalat yang ketka ditinggalkan baik karena lupa ataupun disengaja maka
disunnahkan pula untuk menggantinya denga sujud sahwi dan boleh diterapkan dalam
beberapa shalat yang telah ditentukan sebagai bentuk Qunut Nazilah karena hal-hal
yang melatar belakanginya seperti terjadinya encana dll. Seperti yang telah dibahas
dalam pembahasan makalah ini.
B. Saran
Seorang ahli hikmah berkata “Idza tamma al-amru bada naqshuhu” artinya ketika
sesuatu telah sempurna (selesai) maka akan terlhat kekurangannya” begitu juga dengan
makalah yang penulis susun sudah pasti banyak kekurangan yang menanti untuk
disempurnakan oleh siapapun yang lebih tahu dan berkompeten dibidangnya, maka dari
itu apa yang tertuang dalam makalah ini masih sangat perlu untuk dikaji dan diteliti
secara lebih mendalam sehingga nantinya menjadi suatu disiplin ilmu yang benar dan
bermanfaat bagi semua.