Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan suatu lapangan migas merupakan hal yang harus di


ekploitasi secara maksimal. Apabila pada suatu wilayah kerja ditemukan
cadangan migas dengan volume yang cukup komersial, dan berdasarkan
perhitungan sementara menunjukkan kelayakan untuk dikembangkan, maka
kontraktor akan menyusun rencana pengembangan atau plan of development
(POD). Kegiatan ini merupakan rencana pengembangan satu atau lebih
lapangan migas secara terpadu (integrated) untuk mengembangkan dan
memproduksikan cadangan hidrokarbon secara optimal dengan
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis, quality health safety
environment dan legal.
SKK Migas sebagai badan yang mengawasi kegiatan ekspoitasi migas
nasional menyampaikan evaluasi dan rekomendasi untuk usulan POD ini
kepada Menteri ESDM. Keputusan untuk menyetujui POD ini sepenuhnya
berada di tangan Menteri ESDM. Dengan adanya persetujuan terhadap POD
ini menandai bahwa sebuah wilayah kerja telah memasuki fase eksploitasi
produksi. Kegiatan utama dalam tahap pengembangan ini adalah menyusun
rancang bangun dan development scenario untuk mengangkat dan
memproduksikan cadangan migas yang telah ditemukan.
POD dilakukan untuk mengembangkan lapangan baru secara
ekonomis, menjaga kesinambungan produksi, dan menaikkan keekonomian
WK migas. Rencana pengembangan mencakup seluruh kegiatan yang disusun
secara terintegrasi. Kegiatan pemboran sumur infill atau sumur
pengembangan harus mempertimbangkan jadwal penyelesaian pembangunan
fasilitas produksi. Sedangkan pembangunan fasilitas produksi juga harus

1
2

disiapkan selaras dengan pembangunan pipa untuk menyalurkan migas


sampai ke titik serah.
Pelaksanaan pengembangan kegiatan POD ini harus tepat waktu dan
sesuai dengan budget, yang memenuhi aspek kualitas, standard HSE dan
operational excellence, dengan tujuan mempercepat on stream produksi, dan
bisa segera di-llifting sehingga mendapatkan revenue atas hasil migas
tersebut, hal ini merupakan target utama proyek pengembangan fasilitas
produksi migas.
Dasar hukum pada kegiatan development well merujuk pada UU
MIGAS no 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi, peraturan
pemerintah no 42 tahun 2002 tentang badan pelaksana kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi, dan peraturan pemerintah nomor 35 tahun 2004 tentang
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perencanaan kegiatan pada development well ?


2. Seperti apa jenis kegiatan pada development well ?
3. Bagaimana maksud kegiatan pada development well ?
4. Bagaimana cara menganalisa biaya yang dikeluarkan pada kegiatan
development well ?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian perencanaan kegiatan pada development


well.
2. Mengetahui jenis kegiatan pada development well.
3. Mengetahui maksud kegiatan pada development well.
4. Mampu menganalisa biaya yang dikeluarkan pada kegiatan
development well.
3

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan development well mencangkup aspek tentang

apa saja kegiatan yang dilakukan pada saat kegiatan plant of development dan

cakupan biaya yang dilakukan pada development well.

Anda mungkin juga menyukai