Bab IV Draft 0 Rencana Aksi Panduan Perencanaan Daerah Kelapa Sawit
Bab IV Draft 0 Rencana Aksi Panduan Perencanaan Daerah Kelapa Sawit
BAGIAN KEEMPAT:
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI &
IMPLEMENTASI
Didukung oleh:
2
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
3
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
• Perencanaan program dan/atau kegiatan merupakan penjabaran riil tentang langkah-langkah yang diambil
untuk menjabarkan kebijakan.
• Perencanaan program dan/atau kegiatan bersifat jangka menengah selama 5 (lima) tahun.
• Perencanaan program dan/atau kegiatan harus mempertimbangkan kondisi baseline dan proyeksi baseline
dari suatu atau beberapa indikator terkait dalam rangka menentukan target capaian program/kegiatan untuk
setiap titik waktu perencanaan.
• Perencanaan program/kegiatan merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan
dalam rangka implementasi suatu rencana.
• Perencanaan program/kegiatan harus melibatkan pihak-pihak yang terkait, kemudian ditetapkan siapa pihak
yang menjadi penanggung jawab implementasi rencana program dan/atau kegiatan yang telah ditetapkan
hingga selesai.
• Perencanaan program/kegiatan harus mampu merumuskan berapa anggaran yang diperlukan untuk
implementasi rencana program/kegiatan yang ditetapkan.
• Perencanaan program/kegiatan perencanaan kegiatan tidak terlepas dari kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Penyusunan aksi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di daerah harus sinergis dengan rencana aksi di atasnya,
apabila di tingkat provinsi harus sinergis dengan Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB)
dan atau rencana aksi perkebunan lainnya. Pada tingkat kabupaten harus sinergis dengan Rencana Aksi Kelapa
Sawit Berkelanjutan tingkat Provinsi dan atau rencana aksi perkebunan lainnya tingkat Provinsi.
Penyusunan rencana aksi pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan berisi rencana
program/kegiatan yang terperinci dan mencakup empat aspek berikut: (1) aspek lingkungan; (2) aspek
produktivitas; (3) aspek stabilitas; dan (4) aspek keadilan.
4
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
finansialnya. Oleh karena itu, potensi sumber daya lahan, sumber daya manusia, teknologi, dan modal yang
dimiliki adalah hal-hal penting untuk diperhatikan dalam menyusun suatu rencana program/kegiatan
pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan terkait aspek ini.
5
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
TARGET PELAKSANA/
ESTIMASI SUMBER DANA
KONDISI TAHUN KE- PENANGGUNG JAWAB
NO PROGRAM/KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN BIAYA (APBN/APBD, CSR,
BASELINE (OPD/Kelompok Bisnis/Swasta,
1 2 3 4 5 (Rp) Donor, dll)
Filantropi, LSM, dll)
I ASPEK LINGKUNGAN
1 Pembangunan TPS/TPS3R (Tempat Pembuangan Semua desa di 5 Demplot 2 5 75.000.000 APBD Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Sampah) Kecamatan ... Peternakan
2
3
...
dst
II ASPEK PRODUKTIVITAS
1 Pengembangan perbenihan/bibit unggul Semua desa di 5 Demplot 0 5 80.000.000 APBD Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kecamatan ... Peternakan
2
3
...
dst
IV ASPEK KEADILAN
6
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
TARGET PELAKSANA/
ESTIMASI SUMBER DANA
KONDISI TAHUN KE- PENANGGUNG JAWAB
NO PROGRAM/KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN BIAYA (APBN/APBD, CSR,
BASELINE (OPD/Kelompok Bisnis/Swasta,
1 2 3 4 5 (Rp) Donor, dll)
Filantropi, LSM, dll)
1 Penguatan dan Pendampingan BUMDES Bersama Kawasan 5 Kegiatann 0 1 1 1 1 1 100.000.000 APBD dan CSR Dinas Pemberdayaan
dalam pengembangan produk dan pemasaran Masyarakat Desa
2
3
...
dst
7
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
Rencana program/kegiatan yang telah disusun menjadi dasar dalam melaksanakan aksi pengembangan
perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Dalam upaya meningkatkan hasil guna dan implementasi rencana aksi
tersebut perlu mempertimbangkan berbagai sumber daya yang langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi tingkat ketercapaian program/kegiatan tersebut. Oleh karena itu, perlu diperhatikan keterkaitan
antar aspek/bidang dan antar rencana rencana strategis/rencana aksi sebelum implementasi. Hal ini menjadi
dasar dalam penentuan tahapan dan prioritas waktu maupun strategi dalam menjalankan program/kegiatan.
1 Coleman, J. 1999. Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge: Harvard University Press.
8
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
Kemitraan Multipihak Untuk Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia yang diterbitkan oleh
Kementerian PPN/Bappenas2.
Seluruh tahapan dan proses pengelolaan kolaborasi multipihak melalui kelembagaan multipihak merupakan
siklus yang berulang dan memerlukan sikap adaptif serta saling belajar di antara para pihak dengan menekankan
pada prinsip keterbukaan dan partisipasi. Pada tataran praktis, kolaborasi para pihak dibangun melalui
serangkaian pertemuan multipihak dan aksi bersama dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
2Panduan Kemitraan Multipihak Untuk Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian PPN/Bappenas dapat
diunduh pada tautan berikut: https://collections.unu.edu/eserv/UNU:7354/Panduan_Kemitraan_Multipihak_24_Februari_2019_-_Versi_Cetak.pdf
9
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
dan koordinasi yang akan digunakan bersama; 2) menetapkan tujuan membangun mekanisme komunikasi
dan koordinasi; 3) menyepakati intensitas (frekuensi) dan waktu komunikasi dan koordinasi; 4) merumuskan
bagaimana proses komunikasi dan koordinasi dilakukan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
10
PANDUAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DAERAH BERBASIS PENDEKATAN YURISDIKSI
KOMODITAS KELAPA SAWIT
11