Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN

EKSEKUTIF
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), merupakan penjabaran dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ke dalam rencana distribusi
pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan
perkotaan. Rencana Detail Tata Ruang Kota berfungsi untuk mengatur
dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan
ruang di atasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman,
nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan
berskala kawasan atau lokal dan lingkungan, dan atau kegiatan khusus
yang mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya.
Adanya antropogenik di wilayah perencanaan adalah konsekuensi
dari pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan peningkatan
kesejahteraan yang tidak mungkin dihindari. Permukiman baru, fasilitas
umum dan fasilitas sosial baru akan timbul seiring berkembangnya
aktivitas manusia yang tinggal di wilayah tersebut. Pelestarian fungsi
hutan dan pengembangan kawasan budidaya secara seimbang adalah
tantangan yang harus dijawab oleh Pemerintah Kabupaten Seruyan.
Kebutuhan akan dibangunnya kawasan yang dapat mengakomodasi
kebutuhan pengembangan kawasan disatu sisi dan menjaga keberadaan
kawasan hutan di sisi lain menjadi latar belakang disusunnya Materi
Teknis Rencana Detail Tata Ruang di Kecamatan Danau Seluluk.
Dampak dari pembangunan itu sendiri memiliki dampak postif di
berbagai segi kehidupan masyarakat, meskipun dalam beberapa hal masih
terdapat isu-isu lingkungan yang terus-menerus menjadi perhatian untuk
dapat diatasi secara optimal. Melalui Undang-undang Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kebijakan
lingkungan dirumuskan dan diimplementasikan. Pada pasal (15),
disebutkan, instrumen Kajian Lingkungan Hidup Startegis (KLHS) wajib
dilaksanakan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kondisi actual saat ini menunjukkan bahwa berbagai aktifitas
pembangunan pada ruang wilayah Kabupaten Seruyan khusunya pada
Perkotaan Kecamatan Danau Seluluk yang intensitasnya semakin
meningkat dari waktu ke waktu sehingga dibutuhkan pengaturan ruang
yang baik demi kelangsungan pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekonomi,
sosial, budaya serta pemerintahan secara aman, nyaman, serasi dan
berkelanjutan.
Maksud dalam penyusunana Kajian Lingkungan Hidup Strategis
ialah untuk mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan untuk
penyempurnaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan
Kecamatan Danau Seluluk yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup. Dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi isu strategis prioritas pembangunan berkelanjutan
(PB);
2. Mengkaji Muatan RDTR Kawasan Perkotaan Kecamatan Danau
Seluluk;
3. Mengidentifikasi pengaruh RDTR Kawasan Perkotaan Kecamatan
Danau Seluluk Terhadap Isu Strategis Prioritas PB dan Muatan
KLHS;
4. Menganalisis Muatan KLHS RDTR Kecamatan Danau Seluluk;
5. Merumusakan alternatif Kebijakan Rencana Program (KRP) RDTR
Kawasan Perkotaan Kecamatan Danau Seluluk dan Rekomendasi;
6. Mengintegrasi rekomendasi KLHS kedalam Kebijakan Rencana
Program (KRP) RDTR Perkotaan Kecamatan Danau Seluluk.
Batas waktu KLHS RDTR Kecamatan Danau Seluluk adalah 20
tahun sesuai waktu RDTR Kecamatan Danau Seluluk yaitu pada tahun
perencanaan tahun 2022 – 2042. Adapun lingkup Wilayah perencanaan
dari RDTR Kecamatan Danau Seluluk. Secara administrasi Kawasan
Perkotaan Danau Seluluk ini luas dari Deliniasi Kawasan Perkotaan
Danau Seluluk yaitu 586 Km2.
Proses penyusunan KLHS ini dilakukan melalui Pembentukan
Kelompok Kerja (Pokja) KLHS dibentuk melalui Pembentukan Kelompok
Kerja (Pokja) KLHS dibentuk melalui Keputusan Bupati Seruyan tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana
Detail Tata Ruang Kabupaten Seruyan

RINGKASAN EKSEKUTIF
Terdapat 58 yang dikelompokan kedalam 5 unsur pokok pemangku
kepentingan yakni (A) empat puluh satu (41) perangkat daerah di
Kabupaten Seruyan, (B) Lima (5) forum kecamatan, (C) satu (1) pemangku
kepentingan dari unsur tokoh masyarakat, (D) lima (5) pemangku
kepentingan dari unsur forum kecamatan/desa/kelurahan, (E) enam (6)
pemangku kepentingan dari unsur asosiasi.
Berdasarkan hasil FGD dan konsultasi publik yang dilakukan,
terdapat 50 isu-isu pembangunan berkelanjutan yang disepakati dan
selanjutnya dari isu PB tersebut dirumuskan dalam 4 kategori yakni 33
isu lingkungan, 10 isu sosial budaya dan ekonomi, 12 isu sarana dan
prasarana dan 12 isu kelembagaan. Dari hasil analisis dan FGD yang telah
dilakukan, maka diperoleh dan disepakati 8 isu PB strategis prioritas,
yakni :
1) Bencana Banjir, Longsor dan Kekeringan
2) Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan
3) Degradasi Lingkungan dan SDA
4) Sarana dan Prasarana
5) Kawasan Peruntukan Industri
6) Pariwisata
7) Sinkronisasi Dokumen Perencanaan RTRWP, RZWP3K, RTRW Kab,
RDTR dan Kawasan Hutan
8) Alih Fungsi Lahan
Tujuan rekomendasi adalah menyepakati perbaikan muatan
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program berdasarkan hasil perumusan
alternatif, serta memformulasikan tindak lanjut pendukung sebagai
konsekuensi dilaksanakannya kebijakan, rencana, dan/atau program.
Pernyataan butir-butir tindak lanjut yang harus dipertimbangkan
dan/atau dilaksanakan pengambil keputusan sebagai konsekuensi
dilaksanakannya KLHS bagi Kebijakan, Rencana, dan/atau Program, yaitu
diantaranya:
a. Rekomendasi studi lebih lanjut bagi aspek-aspek tertentu untuk
mendukung operasionalisasi implementasi Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program lebih lanjut, seperti perlunya AMDAL, UKL-UPL,
Izin Lingkungan diantaranya adalah :
1. Pengembangan jalan baru
2. Pembangunan Jalan Lingkar (ring road)

RINGKASAN EKSEKUTIF
3. Pengembangan Terminal Agro
4. Pengembangan area perkantoran dan pemerintahan skala
BWP/Kecamatan
5. Peningkatan Jaringan Irigasi Non-Teknis menjadi Irigasi Teknis
b. Rekomendasi penggunaan muatan KLHS untuk Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program lainnya yang berkaitan, diantaranya
adalah :
1. Pengembangan Kawasan Industri berbasis masyrakat terkait
hasil pertanian
2. Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
c. Rekomendasi penggunaan muatan KLHS untuk penyusunan KLHS
lainnya yang berkaitan;
1. Pengelolaan Persampahan
2. Penyediaan RTH privat di area perumahan terencana, baik yang
dibangun oleh swasta (pengembang), pemerintah (bersubsidi),
maupun swadaya (masyarakat) dengan penegakan KDH pada
zona perumahan.
d. Rekomendasi aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam
AMDAL atau dokumen lingkungan untuk usaha dan/atau kegiatan
yang akan dibangun/dilaksanakan sebagai tindak lanjut
implementasi Kebijakan, Rencana, dan/atau Program, diantaranya
adalah :
1. Pembatasan pengembangan pada zona perlindungan setempat
atau sempadan sungai untuk mengurangi risiko bencana banjir
2. Program Pengembangan Zona Peruntukan Industri hasil
pertanian
3. Program Pembangunan Perumahan di daerah tidak rawan
bencana banjir
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sistem sarana
dan prasarana dan lingkungan permukiman
e. Rekomendasi persyaratan lingkungan hidup bagi usaha dan/atau
kegiatan yang akan dibangun dan/atau dilaksanakan, diantaranya
adalah :
1. Pengembangan potensi sektor perkebunan di kawasan
Kecamatan Seruyan Tengah melalui intensifikasi lahan
pertanian lahan kering, holtikultura, dan lain sebagainya

RINGKASAN EKSEKUTIF
2. Pengembangan Kawasan Industri pengolahan berbasis pertanian
dan peternakan
f. Rekomendasi modifikasi atau penghentian usaha dan/atau kegiatan
yang menyebabkan terlampauinya daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup, diantaranya adalah :
1. Pengembangan secara terbatas kegiatan perdagangan dan jasa
di pusat-pusat kegiatan Rantau Pulut yang selalu mengalami
bencana banjir rutin setiap tahun.
2. Pembatasan kegiatan pembangunan perumahan di daerah
rawan bencana Banjir dan di arahkan pemindahan ke daerah
yang lebih tinggi.
g. Rekomendasi tindakan-tindakan mitigasi dampak yang dianggap
perlu, diantaranya adalah:
1. Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengelolaan dan Pengembangan Air Limbah untuk
pusat pelayanan masyarakat (rumah sakit atau puskesmas)
3. Penyediaan Instalasi Pengolah Limbah berdasarkan jenis
kegiatan.
h. Rekomendasi-rekomendasi lain yang dianggap perlu untuk
menjamin keberlanjutan dan mendorong upaya perbaikan terus
menerus dalam pelaksanaan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program, diantaranya adalah:
1. Pembangunan saluran drainase tersier di sisi kiri kanan ruas
jalan lingkungan yang terkoneksi dengan drainase sekunder
dan primer pada ruas Jalan Raya, jalan lokal primer, dan SBWP
Prioritas
2. Pemeliharaan sistem drainase tersier dan sekunder

RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF

Anda mungkin juga menyukai