Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan dokumen yang mengatur rencana struktur
dan pola ruang dengan memiliki masa 20 tahun dan peninjauan kembali setiap 5 tahun. Peninjauan
kembali tersebut dilakukan untuk mengetahui pembangunan sesuai dengan kebutuhan jika ada
beberapa tidak sesuai maka RTRW direkomendasikan untuk revisi kembali. Revisi RTRW Kabupaten
Halmahera Tengah tahun 2012 – 2032 telah mendesak untuk dilakukan, oleh karena secara eksternal
telah terjadi perubahan kebijakan nasional yang tertuang dalam bentuk peraturan perundangan-
undangan dan/atau program pembangunan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Maluku
Utara. Beberapa materi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pembangunan masa depan akan
berakibat pada perubahan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) tata ruang sehingga juga
merubah Kajian Lingkungan Hidup Strategis di Kabupaten Halmahera Tengah. Menurut Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, KLHS
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.
KLHS memiliki beberapa manfaat dalam penataan ruang, diantaranya sebagai berikut.
1.2.1 Maksud
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Review Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Tengah bermaksut untuk menghasilkan laporan KLHS yang
dapat memberikan gambaran mengenai kondisi lingkungan hidup dan dapat terintegrasi dengan
rancangan akhir Revisi Perda RTRW Kabupaten Halmahera Tengah.
1.2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Review Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Tengah yaitu sebagai berikut.
1.2.3 Sasaran
Sasaran penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Review Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Tengah yaitu sebagai berikut.
a. Mengetahui kondisi lingkungan hidup dan isu strategis dalam pembangunan di Kabupaten
Halmahera Tengah;
b. Tersusunnya kajian pengaruh Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) revisi RTRW
Kabupaten Halmahera Tengah berdasarkan isu strategis pembangunan berkelanjutan;
c. Tersusunnya perumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP)
revisi RTRW Kabupaten Halmahera Tengah;
d. Terintegrasinya hasil KLHS dengan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) revisi RTRW
Kabupaten Halmahera Tengah;
e. Tersusunnya dokumentasi KLHS revisi RTRW Kabupaten Halmahera Tengah yang dapat
diakses publik;
f. Terlaksanakan proses penjaminan kualitas KLHS untuk memastikan kualitas proses
pembuatan dan pelaksanaan KLHS.
a. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
f. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah
g. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
h. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana
Pembangunan Daerah
j. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Studi literatur
RTRW RDTR
Identifikasi isu PB
Identifikasi materi muatan KRP
Isu PB paling strategis
Materi muatan KRP yang berdampak
Isu PB prioritas
Analisis Pengaruh
DDDT Resiko JE
SDA PI KEHATI
Validasi Pendokumentasian
Pelingkupan merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk mengidentifikasi isu-isu
penting/strategis atau konsekuensi lingkungan hidup yang akan timbul berkenaan dengan
rancangan KRP. Dengan pelingkupan bahasan dokumen KLHS akan lebih difokuskan pada
isu-isu atau konsekuensi lingkungan dimaksud.
Proses pelingkungan KLHS RTRW Kabupaten Halmahera Tengah dilaksanakan melalui 4
tahapan yang selanjutnya baru akan dilaksanakan proses pengkajian KRP, perumusan
alternatif KRP dan rekomendasi perbaikan KRP. Setiap tahapan yang dilaksanakan memiliki
tujuan yang dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Berdasarkan UU PPLH No.
32 Tahun 2009
Dalam pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan secara langsung akan dapat
didiskusikan secara langsung permasalahan pembangunan berkelanjutan yang ada di
Kabupaten Halmahera Tengah dengan dibantu tim fasilitator atau konsultan. Tim fasilitator akan
menyiapkan bahan dan materi yang didiskusikan serta menyimpulkan dan merumuskan
masukan, informasi dan mempertimbangkan untuk menjadi bahan analisis isu strategis dan isu
prioritas.
3. Identifikasi Materi Muatan Kebijakan, Rencana Dan/Atau Program (KRP) Yang Berpotensi
Menimbulkan Pengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Identifikasi KRP memiliki tujuan untuk menemukan KRP yang berpotensi menurunkan kualitas
lingkungan hidup. Terdapat dua metode dalam mengidentifikasi KRP yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup diantaranya sebagai berikut.
Identifikasi KRP ditinjau dari tujuh muatan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan KLHS yaitu:
1. Perubahan iklim
2. Kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah, bencana banjir, longsor, kekeringan
dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
Identifikasi KRP yang memiliki dampak pada lingkungan hidup dengan memberikan tanda
checklist (√) apabila memberikan dampak pada lingkungan dan (-) apabila tidak memiliki
dampak pada lingkungan. Proses penilaian masing-masing KRP tersebut menggunakan
matriks KRP dan tujuh muatan untuk menilai potensi dampak dan/atau risiko lingkungan
hidup.
Identifikasi KRP pada metode kedua yaitu dengan isu pembangunan berkelanjutan strategis.
Penilaian metode kedua sama dengan metode pertama dengan menggunakan matriks yang
berisikan KRP Revisi RTRW dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan strategis. Pada
metode ini menggunakan tiga kategori penilaian yaitu positif (+) apabila KRP memiliki
dampak positif terhadap isu pembangunan berkelanjutan, nol (0) apabila tidak memiliki
dampak langsung terhadap isu pembangunan berkelanjutan, dan negatif (-) apabila memiliki
dampak yang merugikan terhadap isu pembangunan berkelanjutan.
Kajian KRP secara keseluruhan dari keterkaitan dengan tujuh muatan yang ada di Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2016 dan isu pembangunan berkelanjutan dapat dilihat secara
keseluruhan apakah memberikan dampak positif maupun negatif. Proses penilaian dengan
menjumlah total dari matriks pertama dan kedua. Penilaian tersebut dapat dikelompokan
sebagai berikut.
1. Sangat baik yaitu skor 9+ sampai 4+
2. Baik yaitu skor 3+ sampai 1+
3. Netral yaitu skor 0
4. Buruk yaitu skor 1- sampai 3-
5. Sangat buruk yaitu 4- sampai 9-
4. Analisis Pengaruh/Dampak KRP Revisi RTRW Terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan
Dan Lingkungan Hidup
Pada kajian KLHS dilakukan analisis lebih mendalam terkait dengan enam aspek muatan KLHS
terdapat pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagai berikut.
Beberapa hasil alternatif yang telah dirumuskan selanjutnya dilakukan penilaian teradap masing-
masing alternatif. Pemilihan alteratif penyempurnaan tersebut dilakukan dengan menyesuaikan
jenis alternatifnya disesuaikan dan integrasi di dalam KRP. Rekomendasi-rekomendari pada
KRP dalam dokumen RTRW disesuaikan pada penjelasan bagian lampiran yang berisi indikasi
program. Pemilihan alternatif tersebut ke dalam rekomendasi dan integrasi untuk melihat
rancangan Perda RTRW yang disusun sehingga terintegrasi dengan KLHS dapat
menyempurnakan dokumen RTRW. Beberapa alternatif yang tidak dapat diintegrasikan, maka
diperlukan rekomendasi di luar dari rancangan Perda RTRW.
Proses partisipasi masyarakat dalam penyusunan KLHS merupakan suatu hal yang sangat
penting karena dengan adanya partisipasi terebut tim penyusun KLHS akan lebih mudah
mendapatkan informasi dan wawasan mengenai kondisi dan beberapa permasalahan di wilayah
Kabupaten Halmahera Tengah. Beberapa informasi kondisi dan permasalahan tersebut
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
10
kemudian memudahkan tim KLHS dalam analisis kondisi lingkungan hidup saat ini hingga
ditetapkannya KRP yang ada pada Revisi RTRW sehingga mampu merumuskan mitigasi dari
dampak negatif KRP terhadap lingkungan hidup. Beberapa tujuan partisipasi dalam penyusunan
KLHS melalui konsultasi publik maupun FGD diantaranya sebagai berikut.
1. Memberikan peluang dari masyarakat untuk terlibat langsung dalam penyusunan dokumen
KLHS
2. Memberikan peluang yang sama antar masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya,
sehingga penyusunan dokumen KLHS tidak hanya menguntungkan atau didominasi pihak
tertentu dan menjaga prinsip inklusifitas dalam proses penyusunan dokumen.
3. Meningkatkan legimitasi KRP pada masyarakat sehingga pemangku kepentingan dan
masyarakat dapat memastikan komitmen bersama dalam pembangunan wilayah Kabupaten
Halmahera Tengah.
Dokumen KLHS merupakan informasi publik sehingga pelibatan masyarakat secara langsung
dapat mempermudah tim KLHS dan pemerintah dalam mengedukasi secara langsung proses
dan hasil untuk pembangunan di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah. Pada setiap proses
dari awal pelingkupan isu hingga validasi, masyarakat dapat dengan mudah mengakses
dokumen KLHS sehingga jika ada hal yang menyalahi dari dokumen tersebut, masyarakat dapat
langsung memberikan masukan/saran terkait dokumen KLHS tersebut.