Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan pembangunan di kota maupun daerah semakin
berpengaruh pada permasalahan lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup tidak hanya
menjadi isu penting di Indonesia tetapi juga pada tingkat global. Pengendalian dampak terhadap
lingkungan hidup dari pembangunan kurang efektif jika hanya dilakukan pada skala kecil sehingga
diperlukan skala yang lebih luas pada kebijakan, rencana dan/atau program pemerintah. Kerugian
dan kerusakan lingkungan hidup dapat dikendalikan melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup, dimana untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembanginan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program. Masing-masing pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk melaksanakan kajian
tersebut yang memilki potensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup. Kewajiban
pemerintah melaksanakan KLHS dapat tercantum melalui penyusunan atau evaluasi dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM),
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) nasional, provinsi
dan kabupaten/kota.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan dokumen yang mengatur rencana struktur
dan pola ruang dengan memiliki masa 20 tahun dan peninjauan kembali setiap 5 tahun. Peninjauan
kembali tersebut dilakukan untuk mengetahui pembangunan sesuai dengan kebutuhan jika ada
beberapa tidak sesuai maka RTRW direkomendasikan untuk revisi kembali. Revisi RTRW Kabupaten
Halmahera Tengah tahun 2012 – 2032 telah mendesak untuk dilakukan, oleh karena secara eksternal
telah terjadi perubahan kebijakan nasional yang tertuang dalam bentuk peraturan perundangan-
undangan dan/atau program pembangunan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Maluku
Utara. Beberapa materi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pembangunan masa depan akan
berakibat pada perubahan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) tata ruang sehingga juga
merubah Kajian Lingkungan Hidup Strategis di Kabupaten Halmahera Tengah. Menurut Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, KLHS
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.

KLHS memiliki beberapa manfaat dalam penataan ruang, diantaranya sebagai berikut.

a. Dokumen pencegahan kerusakan lingkungan hidup;


b. Pendukung pengambilan alternatif kebijakan, rencana dan/atau program pemanfaatan ruang
c. Mengidentifikasi kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;
d. Membatasi pembangunan yang telah melampaui batas ambang lingkungan hidup sehingga
tidak terjadi degradasi lingkungan;
e. Melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam mendukung pembangunan
berkelanjutan;
f. Fasilitas kerjasama lintas sektor dalam memanfaatkan sumber daya alam dan mencegah
terjadinya dampak negatif lingkungan.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
1
Berbagai risiko dan dampak dari berkembangnya pembangunan di Kabupaten Halmahera
Tengah akan mempengaruhi kondisi lingkungan hidup di masa depan, sehingga diperlukan kajian
lingkungan hidup strategis seperti yang sudah diamanahkan pada Undang-Undang No. 39 Tahun
2009. Kajian tersebut akan untuk mewujudkan review RTRW Kabupaten Halmahera Tengah yang
memiliki prinsip pembangunan berkelanjutan.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1 Maksud
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Review Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Tengah bermaksut untuk menghasilkan laporan KLHS yang
dapat memberikan gambaran mengenai kondisi lingkungan hidup dan dapat terintegrasi dengan
rancangan akhir Revisi Perda RTRW Kabupaten Halmahera Tengah.

1.2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Review Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Tengah yaitu sebagai berikut.

a. Memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah terakomodasi dalam


proses penyusunan RTRW beserta rencana rincinya;
b. Peningkatan kualitas RTRW beserta rencana rincinya sebagai upaya meminimalkan risiko
yang terjadi pada lingkungan hidup;
c. Memastikan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) memenuhi prinsip saling
ketergantungan, keseimbangan dan keadilan. Prinsip saling ketergantungan antar wilayah,
sektor maupun pemangku kepentingan. Prinsip keseimbangan antara ekonomi, sosial
budaya, dan lingkungan hidup. Prinsip keadilan dalam memperoleh manfaat pembangunan
baik antar generasi saat ini, masa depan dan antar kelompok masyarakat.

1.2.3 Sasaran
Sasaran penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Review Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Tengah yaitu sebagai berikut.

a. Mengetahui kondisi lingkungan hidup dan isu strategis dalam pembangunan di Kabupaten
Halmahera Tengah;
b. Tersusunnya kajian pengaruh Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) revisi RTRW
Kabupaten Halmahera Tengah berdasarkan isu strategis pembangunan berkelanjutan;
c. Tersusunnya perumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP)
revisi RTRW Kabupaten Halmahera Tengah;
d. Terintegrasinya hasil KLHS dengan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) revisi RTRW
Kabupaten Halmahera Tengah;
e. Tersusunnya dokumentasi KLHS revisi RTRW Kabupaten Halmahera Tengah yang dapat
diakses publik;
f. Terlaksanakan proses penjaminan kualitas KLHS untuk memastikan kualitas proses
pembuatan dan pelaksanaan KLHS.

1.3 LINGKUP KEGIATAN


Ruang lingkup kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Tengah diantaranya:

1. Analisis KLHS pada seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Tengah meliputi:


i. Kecamatan Halmahera Selatan;
ii. Kecamatan Weda;
iii. Kecamatan Weda Tengah;
iv. Kecamatan Weda Utara;
v. Kecamatan Weda Timur;
vi. Kecamatan Patani Barat;
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
2
vii. Kecamatan Patani Timur;
viii. Kecamatan Patani Utara;
ix. Kecamatan Patani;
x. Kecamatan Pulau Gebe.
2. Pelingkupan daftar panjang isu-isu lingkungan atau pembangunan berkelanjutan yang
didiskusikan dengan para pemangku kepentingan maupun Organisasi Perangkat Daerah
(OPD);
3. Identifikasi isu-isu lingkungan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan strategis;
4. Penilaian isu pembangunan berkelanjutan strategis prioritas dari hasil identifikasi isu
lingkungan;
5. Analisis daya dukung daya tampung lingkungan hidup, kinerja layanan atau jasa ekosistem,
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim, tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
6. Telaah pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan hidup;
7. Perumusan alternatif penyempurnaan KRP dan rekomendasi KRP

1.4 DASAR HUKUM


Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan dan dirujuk dalam laporan ini adalah
sebagai berikut.

a. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
f. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah
g. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
h. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana
Pembangunan Daerah
j. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis

1.5 PENDEKATAN DAN METODE PENYUSUNAN

1.5.1 Alur Pikir Penyusunan KLHS


Metode penyelenggaraan KLHS telah diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Pada peraturan
terebut telah dijabarkan secara rinci tahapan dapat penyusunan KLHS dari pelingkupan isu strategis,
kajian muatan KLHS, hingga penapisan terhadap muatan KRP. Untuk lebih jelasnya alur pikir
penyusunan KLHS secara singkat dapat dilihat pada Gambar 1.1. di bawah ini. Pada tahapan
pertama, identifikasi isu dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan didapatkan dari kegiatan
Focus Group Discussion (FGD) atau konsultasi publik dengan para pemangku kepentingan. Kegiatan
tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan informasi secara relevan dengan yang terjadi di wilayah
Kabupaten Halmahera Tengah. Kemudian setelah didapatkan isu pembangunan berkelanjutan
tersebut dilaksanaka analisis untuk mendapatkan isu pembangunan paling strategis dengan ditelaah
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
3
sesuai amanat pada Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 dan akan mendapatkan isu prioritas
sebagai bahan acuan (baseline) analisis KLHS yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dokumen
KLHS Revisi RTRW Kabupaten Halmahera Tengah. Sejalan dengan analisis isu strategis dan isu
prioritas, dalam dokumen KLHS terdapat muatan dasar KLHS diantaranya daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup, perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup, kinerja layanan
atau jasa ekosistem, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim, tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Pada
analisis berikutnya yaitu identifikasi materi muatan KRP yang berpotensi menimbulkan pengaruh
terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan hasil identifikasi, tahap selanjutnya yaitu analisis pengaruh
hasil isu pembangunan prioritas, muatan KLHS dengan materi muatan KRP. Hasil analisis pengaruh
materi muatan KRP akan diketahui besaran dampak positif ataupun dampak negatif sehingga
diperlukan analisis rumusan alternatif dan penyusunan rekomendasi pada dokumen Revisi RTRW
Kabupaten Halmahera Tengah.

Masyarakat Pokja RPJP RPJM

Studi literatur
RTRW RDTR

Identifikasi isu PB
Identifikasi materi muatan KRP
Isu PB paling strategis
Materi muatan KRP yang berdampak
Isu PB prioritas

Analisis Pengaruh

Kajian muatan KLHS

DDDT Resiko JE

SDA PI KEHATI

Rumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan KRP Penjaminan Kualitas

Validasi Pendokumentasian

Gambar 1.1 Alur Pikir Penyusunan KLHS Kabupaten Halmahera Tengah

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
4
1.5.2 Stakeholder Mapping
Stakeholder mapping dilaksanakan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan /
stakeholder yang dilibatkan dalam proses penyusunan KLHS. Para pemangku kepentingan berasal
dari unsur pemerintah, swasta dan masyarakat. Peran dan tugas mereka dalam proses penyusunan
KLHS adalah mengidentifikasi isu yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan dan
mengidentifikasi serta memberikan telaah terhadap kebijakan, rencana, program yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan. Stakeholder yang terlibat pada penyusunan KLHS Kabupaten
Halmahera Tengah meliputi Bupati, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Pemerintah Kabupaten
Halmahera Tengah, Wakil Masyarakat, Akademisi yaitu:

1. Bupati Kabupaten Halmahera Tengah


2. Sekretaris Daerah Kabupaten Halmahera Tengah
3. Komisi II DPRD Kabupaten Halmahera Tengah
4. Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Maluku Utara
5. Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara
6. Dinas Pertambangan Provinsi Maluku Utara
7. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Maluku Utara
8. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara
9. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Utara
10. Balai Pengelolaan DAS Akemalamo
11. Balai Taman Nasional Aketajawe – Lolobata
12. Balai Cagar Budaya Maluku dan Papua
13. Rektor Universitas Khairun Ternate
14. Akademi Komunitas Negeri Halmahera Tengah
15. UPT KPH Kabupaten Halmahera Tengah
16. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Halmahera Tengah
17. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Halmahera Tengah
18. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Tengah
19. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Halmahera Tengah
20. Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Tengah
21. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Halmahera Tengah
22. Dinas Perhubungan Kabupaten Halmahera Tengah
23. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera Tengah
24. Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Halmahera Tengah
25. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Halmahera Tengah
26. Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah
(BAPPELITBANGDA)
27. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Halmahera Tengah
28. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Halmahera Tengah
29. Bagian Aset SETDA Kabupaten Halmahera Tengah
30. Bagian Tata Pemerintahan dan Pengelolaan Perbatasan SETDA Kabupaten Halmahera
Tengah
31. Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia SETDA Kabupaten Halmahera Tengah
32. Bagian Ekonomi dan Pembangunan dan ULP
33. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Halmahera Tengah
34. Camat Weda
35. Camat Weda Utara
36. Camat Weda Tengah
37. Camat Weda Selatan
38. Camat Weda Timur
39. Camat Patani
40. Camat Patani Utara
41. Camat Patani Barat
42. Camat Patani Timur
43. Camat Pulau Gebe
44. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Halmahera Tengah
45. Cekel Indonesia Pecinta Alam (CIPAL) Kabupaten Halmahera Tengah
46. Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Halmahera Tengah
47. GP Ansor Halmahera Tengah
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
5
48. Direktur PT IWIP
49. PT Tekindo
50. PT First Pacific Mining
51. PT Batik Pertiwi Nusantara
52. PT Fajar Bakti
53. PT Anugerah Bakti
54. PT Mineral Trobos

1.5.3 Pelingkupan dan Pemusatan

Pelingkupan merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk mengidentifikasi isu-isu
penting/strategis atau konsekuensi lingkungan hidup yang akan timbul berkenaan dengan
rancangan KRP. Dengan pelingkupan bahasan dokumen KLHS akan lebih difokuskan pada
isu-isu atau konsekuensi lingkungan dimaksud.
Proses pelingkungan KLHS RTRW Kabupaten Halmahera Tengah dilaksanakan melalui 4
tahapan yang selanjutnya baru akan dilaksanakan proses pengkajian KRP, perumusan
alternatif KRP dan rekomendasi perbaikan KRP. Setiap tahapan yang dilaksanakan memiliki
tujuan yang dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1. Tahapan, Proses dan Tujuan pada Pelaksanaan KLHS


No Tahapan dan Proses Tujuan

1 Perancangan proses KLHS / memahami Merancang agar prinsip


konteks (termasuk proses dan prosedur) pembangunan berkelanjutan menjadi
penyusunan / evaluasi KRP dan Peluang dasar dan terintegrasi dalam KRP
Integrasi KLHS
2 Pengkajian Pengaruh KRP
a Identifikasi dan Pelibatan Masyarakat dan Agar masyarakat dan pemangku
Pemangku Kepentingan Lainnya kepentingan lainnya dapat
menyampaikan masukan tentang
pembangunan berkelanjutan melalui
KLHS, sehingga KLHS dan KRP
mendapatkan legitimasi dan
kepercayaan publik
b Identifikasi Isu Pembangunan Menetapkan isu-isu pembangunan
Berkelanjutan berkelanjutan yang signifikan
meliputi aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan hidup atau keterkaitan
antar ketiga aspek tersebut
b Identifikasi Muatan KRP Identifikasi muatan dan substansi
yang relevan dan signifikan terhadap
isu lingkungan hidup strategis yang
telah diidentifikasi dan membutuhkan
muatan pertimbangan aspek
pembangunan berkelanjutan
d Telaahan Pengaruh KRP terhadap Kondisi Memprakirakan dampak dan risiko
Lingkungan Hidup di Kabupaten lingkungan hidup dan pembangunan
Halmahera Tengah berkelanjutan oleh KRP
3 Perumusan Alternatif Penyempurnaan Merumuskan alternatif
KRP penyempurnaan KRP dan
mitigasinya
4 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Merumuskan perbaikan dan
Pengintegrasian Hasil KLHS mengintegrasikannya dalam KRP

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
6
No Tahapan dan Proses Tujuan
berdasarkan hasil KLHS
5 Dokumentasi KLHS dan Akses Publik Mendokumentasikan proses-proses
KLHS yang terbuka aksesnya untuk
publik, agar masyarakat dan
pemangku kepetingan lainnya dapat
menilai dan menanggapinya

1.5.4 Analisis Data Dasar untuk Menggambarkan Isu Strategis


Analisis data dasar menggunakan metode analisis spasial dan desk study dengan menelaah
RTRW Kabupaten Halmahera Tengah untuk menganalisis signifikansi/strategisnya isu terpilih dengan
menggunakan data yang ada. Data dasar yang dianalisis dan digunakan umumnya berupa gambaran
umum kondisi sosial ekonomi dan lingkungan Kabupaten Halmahera Tengah. Beberapa data
dilengkapi dengan data time-series yang menggambarkan trend kondisi demografi, ekonomi,
sumberdaya alam. Analisis spasial juga digunakan untuk melihat perubahan penggunaan lahan.

1.5.5 Pengumpulan Data


Data yang digunakan untuk KLHS RTRW Kabupaten Halmahera Tengah sebagian besar
adalah data sekunder berupa data hasil penelitian, laporan, buku dan literatur ilmiah lainnya. Data
primer yang digunakan peta-peta dasar yang akan digunakan untuk analisis spasial. Pengumpulan
data dilakukan melalui kegiatan survei yang terdiri dari survei primer dan survei sekunder. Metode
yang akan dilakukan dalam survei lapangan terdiri dari pengumpulan data primer dan data sekunder.

1.5.5.1 Pengumpulan Data Primer


Pengamatan lapangan dilakukan di beberapa tempat yang diperkirakan dapat mewakili
wilayah studi. Selain pengamatan lapangan, aspek sosial dan budaya diidentifikasi dalam bentuk
wawancara baik wawancara langsung atau diskusi kelompok terarah. Wawancara dilakukan terhadap
beberapa responden yang secara representatif mengetahui kondisi Kabupaten Halmahera Tengah
termasuk rencana pengembangan kawasan.

1.5.5.2 Pengumpulan Data Sekunder


Kunjungan ke instansi-instansi terkait untuk mengumpulkan data sekunder. Data sekunder
yang dimaksud adalah data yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan kawasan, fisik dan
lingkungan, ekonomi dan sosial serta peta-peta tematik yang diperlukan. Bahan yang digunakan
adalah check list data dengan sumbernya yang sudah dipersiapkan pada tahap persiapan
pelaksanaan pekerjaan.
Adapun data sekunder yang dikumpulkan untuk penyusunan KLHS Kabupaten Halmahera
Tengah adalah sebagai berikut:
1. Dokumen perencanaan milik BAPPEDA, Dinas PU, BLH atau instansi lain
2. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Halmahera Tengah
3. Peta - peta citra satelit
4. Kabupaten Halmahera Tengah Dalam Angka, Susenas, Suseda, Sakernas, Sakerda,
Data statistik terutama demografi, geografis dan tren ekonomi
5. Data hasil penelitian mengenai Kabupaten Halmahera Tengah
6. Laporan LSM, atau artikel terkait.
Dari data dan informasi tersebut dilakukan kajian dan analisis untuk mengetahui dampak atau
resiko lingkungan dan memperkirakan mitigasi yang akan menjadi masukan alternatif dan
rekomendasi kebijakan, rencana dan/atau program.
Pelibatan pemangku kepentingan dalam tahap pembahasan dampak KRP RTRW Kabupaten
Halmahera Tengah, komponen masyarakat maupun pemangku kepentingan non pemerintah lainnya
dilibatkan sejak tahapan awal pelingkupan isu-isu strategis dan stakeholder mapping. Hasil telaah
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
7
dampak KRP yang dilakukan tim KLHS RTRW Kabupaten Halmahera Tengah termasuk tim pakar
dari universitas disampaikan dalam FGD. Masukkan telaah dan data dasar diberikan oleh tim pakar
dari universitas melalui diskusi-diskusi terbatas. Pemangku kepentingan terkait termasuk komponen
masyarakat dan pemangku kepentingan non pemerintah memberikan masukkan dan saran untuk
penyempurnaan telaah tersebut.

1.5.6 Metode Analisis


Proses penyusunan KLHS Revisi RTRW Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012-2032
melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk memperoleh hasil kajian tertentu
melalui metodologi tertentu agar diperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing
tahapan dijelaskan sebagai berikut.

1. Pelibatan Masyarakat Dan Pemangku Kepentingan


Tahap awal pada persiapan adalah pertemuan dengan aparat Pemerintah maupun masyarakat
di Kabupaten Halmahera Tengah terkait dengan identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan.
Pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan telah diamanatkan pada Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam
penjelasan pada undang-undang tersebut pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan
melalui konsultasi publik atau diskusi secara terbuka.

Tabel 2.1 Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Berdasarkan UU PPLH No.
32 Tahun 2009

Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Berdasarkan UU PPLH 32/2009


1. Orang perseorangan atau kelompok orang termasuk masyarakat sadar hukum, korporasi,
dan pemangku kepentingan
2. Perseorangan atau kelompok orang yang memiliki informasi dan keahlian sesuai kebutuhan
penyelenggaraan KLHS, seperti akademisi, peneliti, pakar, profesional, kelompok peneliti,
asosiasi profesi, LSM, dan lainnya
3. Perseorangan atau kelompok orang yang terpengaruh dan terkena dampak KRP:
- Perseorangan atau kelompok yang akan melaksanakan KRP
- Perseorangan atau kelompok yang akan terkena akibat pelaksanaan KRP (tokoh
masyarakat, wakil masyarakat pada skala wilayah, LSM, dunia usaha, penanggung
jawab perlindungan dan pelestarian lingkungan dan lainnya)
- Perseorangan atau kelompok orang sebagai pemerhati (termasuk media massa).
Sumber: UU PPLH No. 32 Tahun 2009

Dalam pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan secara langsung akan dapat
didiskusikan secara langsung permasalahan pembangunan berkelanjutan yang ada di
Kabupaten Halmahera Tengah dengan dibantu tim fasilitator atau konsultan. Tim fasilitator akan
menyiapkan bahan dan materi yang didiskusikan serta menyimpulkan dan merumuskan
masukan, informasi dan mempertimbangkan untuk menjadi bahan analisis isu strategis dan isu
prioritas.

2. Identifikasi Dan Perumusan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) Strategis


Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan strategis bertujuan untuk mengidentifikasi isu-isu
yang telah didapatkan dari proses FGD dengan pemangku kepentingan sehingga diketahui isu
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan lingkungan di Kabupaten Halmahera Tengah.
Pada tahapan ini melalui analisis pemangku kepentingan, Focussed Group Discussion (FGD),
pengelompokan isu pembangunan berkelanjutan secara kualitatif hingga mencapai isu
pembangunan berkelanjutan strategis. Pada analisis pemangku kepentingan untuk memetakan
individu yang memiliki pengaruh atau terdampak kualitas lingkungan. Kemudian, pada tahap
selanjutnnya yaitu proses FGD, para pemangku kepentingan akan menyatakan pendapat secara
lisan maupun tertulis dalam menilai isu-isu pembangunan berkelanjutan yang terkait dengan tata
ruang. Hasil dari isu-isu pembangunan berkelanjutan yang telah didapat berupa daftar panjang
isu strategis pembangunan berkelanjutan yang kemudian dikelompokan menjadi daftar pendek

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
8
isu pembangunan berkelanjutan sehingga hasil akhir akan menjadi isu pembangunan
berkelanjutan strategis dalam dokumen KLHS revisi RTRW.

3. Identifikasi Materi Muatan Kebijakan, Rencana Dan/Atau Program (KRP) Yang Berpotensi
Menimbulkan Pengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Identifikasi KRP memiliki tujuan untuk menemukan KRP yang berpotensi menurunkan kualitas
lingkungan hidup. Terdapat dua metode dalam mengidentifikasi KRP yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup diantaranya sebagai berikut.
 Identifikasi KRP ditinjau dari tujuh muatan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan KLHS yaitu:
1. Perubahan iklim
2. Kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah, bencana banjir, longsor, kekeringan
dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

Identifikasi KRP yang memiliki dampak pada lingkungan hidup dengan memberikan tanda
checklist (√) apabila memberikan dampak pada lingkungan dan (-) apabila tidak memiliki
dampak pada lingkungan. Proses penilaian masing-masing KRP tersebut menggunakan
matriks KRP dan tujuh muatan untuk menilai potensi dampak dan/atau risiko lingkungan
hidup.

 Identifikasi KRP pada metode kedua yaitu dengan isu pembangunan berkelanjutan strategis.
Penilaian metode kedua sama dengan metode pertama dengan menggunakan matriks yang
berisikan KRP Revisi RTRW dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan strategis. Pada
metode ini menggunakan tiga kategori penilaian yaitu positif (+) apabila KRP memiliki
dampak positif terhadap isu pembangunan berkelanjutan, nol (0) apabila tidak memiliki
dampak langsung terhadap isu pembangunan berkelanjutan, dan negatif (-) apabila memiliki
dampak yang merugikan terhadap isu pembangunan berkelanjutan.
 Kajian KRP secara keseluruhan dari keterkaitan dengan tujuh muatan yang ada di Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2016 dan isu pembangunan berkelanjutan dapat dilihat secara
keseluruhan apakah memberikan dampak positif maupun negatif. Proses penilaian dengan
menjumlah total dari matriks pertama dan kedua. Penilaian tersebut dapat dikelompokan
sebagai berikut.
1. Sangat baik yaitu skor 9+ sampai 4+
2. Baik yaitu skor 3+ sampai 1+
3. Netral yaitu skor 0
4. Buruk yaitu skor 1- sampai 3-
5. Sangat buruk yaitu 4- sampai 9-
4. Analisis Pengaruh/Dampak KRP Revisi RTRW Terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan
Dan Lingkungan Hidup
Pada kajian KLHS dilakukan analisis lebih mendalam terkait dengan enam aspek muatan KLHS
terdapat pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagai berikut.

- Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup (DDDT)


Kapasitas daya dukung merupakan kemampuan suatu ekosistem untuk mendukung suatu
aktivitas pada batas tertentu sedangkan daya tampung merupakan tingkat kemampuan
lingkungan hidup menerima gangguan dari aktivitas tertentu.
- Perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup
Dampak dan risiko lingkungan hidup dianalisis dengan menganalisis kualitas air, tanah dan
udara di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah.
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
9
- Kinerja layanan/jasa ekosistem
Dalam analisis jasa ekosistem terdapat 20 jasa ekosistem yang akan dianalisis secara
menyeluruh tetapi untuk penyediaan dan mengatur kebutuhan dasar manusia diambil 7 jasa
ekosistem yang penting untuk kebutuhan manusia, diantaranya sebagai berikut.
1. Jasa ekosistem penyedia bahan pangan
2. Jasa ekosistem penyedia air bersih
3. Jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir
4. Jasa ekosistem pengaturan penguraian limbah
5. Jasa ekosistem pengaturan pencegahan dan perlindungan bencana
6. Jasa ekosistem pengaturan iklim
7. Jasa ekosistem pendukung biodiversitas
- Efisiensi sumber daya alam
Efisiensi sumber daya alam merupakan cara memanfaatkan sumber daya mineral yang
terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah yang dapat mendukung kebutuhan dasar
manusia.
- Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim dapat dianaisis
menggunakan dua metode, yang pertama dari emisi gas rumah kaca (GRK) dari perubahan
tutupan lahan yang dihitung dengan melihat cadangan karbonnya dan kedua dari analisis
jasa ekosistem pengaturan iklim yang memiliki fungsi mengendalikan iklim di Kabupaten
Halmahera Tengah.
- Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati dapat dilihat dari luasan tutupan
lahan dari jasa ekosistem pendukung biodiversitas dan dapat dianalisis menggunakan
indeks keanekaragaman hayati (jika terdapat data).

5. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Rancangan KRP


Alternatif penyempurnaan KRP bertujuan untuk memberikan beberapa pilihan terhadap mitigasi
terhadap lingkungan setelah dilihat dari kondisi lingkungan hidup, sehingga dapat mengurangi
dampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. Beberapa rumusan alternatif tersebut dapat
berupa diantaranya.
- Perubahan tujuan;
- Perubahan strategi;
- Penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi dengan mempertimbangkan prinsip pembangunan
berkelanjutan;
- Perubahan prioritas pelaksanaan
- Penyesuaian proses, metode dan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
- Pemberian arahan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan fungsi ekosistem dan
mitigasi dari dampak dan risiko lingkungan hidup.

6. Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Dan Integrasi Ke Dalam KRP

Beberapa hasil alternatif yang telah dirumuskan selanjutnya dilakukan penilaian teradap masing-
masing alternatif. Pemilihan alteratif penyempurnaan tersebut dilakukan dengan menyesuaikan
jenis alternatifnya disesuaikan dan integrasi di dalam KRP. Rekomendasi-rekomendari pada
KRP dalam dokumen RTRW disesuaikan pada penjelasan bagian lampiran yang berisi indikasi
program. Pemilihan alternatif tersebut ke dalam rekomendasi dan integrasi untuk melihat
rancangan Perda RTRW yang disusun sehingga terintegrasi dengan KLHS dapat
menyempurnakan dokumen RTRW. Beberapa alternatif yang tidak dapat diintegrasikan, maka
diperlukan rekomendasi di luar dari rancangan Perda RTRW.

Proses partisipasi masyarakat dalam penyusunan KLHS merupakan suatu hal yang sangat
penting karena dengan adanya partisipasi terebut tim penyusun KLHS akan lebih mudah
mendapatkan informasi dan wawasan mengenai kondisi dan beberapa permasalahan di wilayah
Kabupaten Halmahera Tengah. Beberapa informasi kondisi dan permasalahan tersebut
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
10
kemudian memudahkan tim KLHS dalam analisis kondisi lingkungan hidup saat ini hingga
ditetapkannya KRP yang ada pada Revisi RTRW sehingga mampu merumuskan mitigasi dari
dampak negatif KRP terhadap lingkungan hidup. Beberapa tujuan partisipasi dalam penyusunan
KLHS melalui konsultasi publik maupun FGD diantaranya sebagai berikut.

1. Memberikan peluang dari masyarakat untuk terlibat langsung dalam penyusunan dokumen
KLHS
2. Memberikan peluang yang sama antar masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya,
sehingga penyusunan dokumen KLHS tidak hanya menguntungkan atau didominasi pihak
tertentu dan menjaga prinsip inklusifitas dalam proses penyusunan dokumen.
3. Meningkatkan legimitasi KRP pada masyarakat sehingga pemangku kepentingan dan
masyarakat dapat memastikan komitmen bersama dalam pembangunan wilayah Kabupaten
Halmahera Tengah.

Dokumen KLHS merupakan informasi publik sehingga pelibatan masyarakat secara langsung
dapat mempermudah tim KLHS dan pemerintah dalam mengedukasi secara langsung proses
dan hasil untuk pembangunan di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah. Pada setiap proses
dari awal pelingkupan isu hingga validasi, masyarakat dapat dengan mudah mengakses
dokumen KLHS sehingga jika ada hal yang menyalahi dari dokumen tersebut, masyarakat dapat
langsung memberikan masukan/saran terkait dokumen KLHS tersebut.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN HALMAHERA TENGAH | Bab I -
11

Anda mungkin juga menyukai