1.1.
1 - 1
LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang
siklus
menyebabkan
hasil-hasil
yang
diperoleh
dari
proses
pelestarian
lingkungan
hidup.
Dalam
konteks
mekanisme
Pendahuluan
1 - 2
Pendahuluan
1 - 3
Pendahuluan
1 - 4
pertimbangan
lingkungan
hidup
dan
prinsip-prinsip
Strategis
(KLHS)
Metode
Cepat
(Quick
Appraisal)
Untuk
RTRW
Kabupaten/Kota.
1.2.
Pendahuluan
1 - 5
berkelanjutan pada RTRW Kabupaten Maros telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan wilayah Kabupaten Maros melalui kebijakan, rencana,
dan/atau program.
1.3.
Maros berdasarkan amanat dalam UU No. 32 Tahun 2009, antara lain adalah :
1. DPRD Kabupaten Maros
2. Sekretariat Daerah Kabupaten Maros;
3. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Maros;
4. Bappeda Kabupaten Maros;
5. Dinas PU dan Tata Ruang Kabupaten Maros;
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Maros;
7. Dinas Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Maros;
8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros;
9. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Maros;
10. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Maros;
11. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Maros;
12. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maros;
13. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Maros;
14. Akademisi dan Perencana Lingkungan;
15. CSR (Industri Semen dan Pertambangan Marmer);
16. Camat, Kades, Kadus dan Tokoh Masyarakat dimana lokasi pengembangan
berada;
17. LSM dan Pemerhati Lingkungan;
1.4.
adalah :
1. UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar pokok-Pokok Agraria
2. UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan
Laporan Akhir (Final Report)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk RTRW Kabupaten Maros
Pendahuluan
1 - 6
Pendahuluan
1 - 7
26. Surat Edaran Bersama (SEB) Mendagri dan MenLH No. 660/5113/SJ dan
No.04/MENLH/12/2010, tanggal 29 Desember 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Metode Cepat Untuk
RTRW dan RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota
27. RTRW dan RPJMD Kabupaten Maros.
28. Raperda RTRW Kabupaten Maros.
1.5.
sebagai
Kajian
Penilaian
Keberlanjutan
Lingkungan
Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup, sehingga bisa
diterapkan sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang
aspek lingkungan hidup.
3) KLHS
sebagai
Kajian
Terpadu/Penilaian
Keberlanjutan
(Integrated
Pendahuluan
1 - 8
prinsip-prinsip
mempertimbangkan
pembangunan
prinsip-prinsip
tersebut
berkelanjutan
dalam
dan
setiap
Pendahuluan
1 - 9
ini
menekankan
pada
upaya
untuk
penyempurnaan
di
Indonesia
selama
ini
belum
mempertimbangkan
bersama
khususnya
tentang
isu-isu
pembangunan
dan/atau
program
untuk
meningkatkan
kapasitasnya
Pendahuluan
1 - 10
program
yang
lebih
menjamin
pembangunan
yang
berkelanjutan.
Prinsip 5 : Akuntabel (Accountable)
Prinsip ini menekankan bahwa KLHS harus diselenggarakan secara
terbuka
dan
bertanggungjawab,
sehingga
dapat
dipertanggung-
itu
sendiri,
sebagai
bagian
dari
prinsip-prinsip
tata
Lingkungan
Hidup,
dan
harus
diwadahi
dalam
Pendahuluan
1 - 11
Pengaruh
KLHS
Instrumental
Transformatif
Substantif
(SEB)
Mendagri
dan
MenLH
No.
660/5113/SJ
dan
Pendahuluan
1 - 12
No.04/MENLH/12/2010,
tanggal
29
Desember
2010
tentang
Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Metode Cepat Untuk RTRW
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sedangkan dimensi waktu Implementasi hasil Kegiatan Penyusunan KLHS
akan mengikuti dimensi waktu rencana tata ruang, atau dimungkinkan 20
(duapuluh) tahun dan dapat dievaluasi setiap 5 (lima) tahun sebagaimana yang
diamanahkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
1.6.
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan
1 - 13