Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI INDONESIA

Oleh :
AGUS SALIM SALMAN
NIM : A042192001

Magister Keuangan Daerah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Semester Akhir 2019/2020

agussalimsalman
NIM : A042192001
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI INDONESIA

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Proses perencanaan dan penganggaran pembangunan senantiasa merupakan
satu entitas dalam siklus pembangunan. Konsep demikian telah dituangkan dalam
kerangka hukum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 (UU 17/2003) tentang Keuangan
Negara dan UU Nomor 25 Tahun 2004 (UU 25/2004) tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN). Berdasarkan Penjelasan atas UU 17/2003 tentang
Keuangan Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan
penganggaran. Perubahan-perubahan ini didorong oleh beberapa faktor termasuk
diantaranya perubahan yang berlangsung begitu cepat di bidang politik, desentralisasi, dan
berbagai perkembangan tantangan pembangunan yang dihadapi pemerintah. Berbagai
perubahan ini membutuhkan dukungan sistem penganggaran yang lebih responsif, yang
dapat memfasilitasi upaya memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam artian dampak
pembangunan, kualitas layanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya.
Penganggaran memiliki tiga tujuan utama: stabilitas fiskal makro, alokasi sumber
daya sesuai prioritas, dan pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien. UU 17/2003
tentang Keuangan Negara disusun berdasarkan pemahaman bahwa ketiga tujuan
penggaran tersebut terkait erat satu sama lain. Berbagai inisiatif yang terkandung dalam
undang-undang ini adalah: penerapan prinsip perencanaan dan penganggaran dengan
perspektif jangka menengah, penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis kinerja
ditujukan untuk mendukung upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut. Berbagai tujuan
penganggaran ini perlu dikelola dengan baik agar ketiganya saling mendukung. Kebijakan
fiskal yang baik dan penerapan sistem perencanaan dan penganggaran dengan perspektif
jangka menengah merupakan kunci bagi kepastian pendanaan kegiatan pemerintah,
dalam keadaan dimana dana yang tersedia sangat terbatas sedangkan kebutuhan begitu
besar. Alokasi sumber daya secara strategis perlu dibatasi dengan pagu yang realistis
agar tekanan pengeluaran/pembelanjaan tidak merongrong pencapaian tujuan-tujuan
fiskal. Sebagaimana diatur dalam UU 17/2003 bahwa ketentuan mengenai penyusunan
dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran

agussalimsalman
NIM : A042192001
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus menggunakan kerangka pengeluaran
jangka menengahdalam penyusunan anggaran yaitu Medium Term Expenditure
Framework (MTEF) atau secara resminya disebut sebagai Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM).
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan proses perencanaan dan penganggaran di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah data dan informasi perencanaan pembangunan?
2. Bagaimanakah proses perencanaan dan penganggaran di indonesia?
3. Bagaimanakah prinsip dalam disiplin anggaran?
4. Bagaimanakah jenis perencanaan di indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan data dan informasi perencanaan pembangunan
2. Untuk mendeskripsikan proses perencanaan dan penganggaran di indonesia
3. Untuk mendeskripsikan prinsip dalam disiplin anggaran
4. Untuk mendeskripsikan jenis perencanaan di indonesia
2. Pembahasan
2.1 Landasan Teori
Proses perencanaan dan penganggaran daerah biasanya dipengaruhi oleh
lingkungan yang terdiri atas faktor internal dan eksternal. Strategi dalam mewujudkan
perencanaan dan penganggaran ini pun mengikuti permasalahan yang terjadi yaitu strategi
internal dan strategi eksternal. Dalam hal ini, pemerintah memerlukan integritas antara
keahlian sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya untuk menjawab tuntutan
perkembangan lingkungan strategis baik yang terjadi secara internal maupun eksternal.
Berdasarkan PP Nomor 20/2004 tentang rencana kerja Pemerintah, untuk
mencapai hasil yang di maksudkan sistem penganggaran (dan perencanaan) harus
menciptakan lingkungan yang mendukung (enabling environment), dengan karakteristik
sebagai berikut:

agussalimsalman
NIM : A042192001
1. Mengaitkan perencanaan dan penganggaran dengan mengendalikan pengambilan
keputusan untuk:
a. Memastikan perencanaan kebijakan, program, dan kegiatan telah
mempertimbangkan kendala anggaran
b. Memastikan bahwa biaya sesuai dengan hasil yang diharapkan
c. Memberikan informasi ang diperlukan untuk mengevaluasi hasil dan mengkaji
kembali kebijakan.
2. Memberikan media/forum bagi alternatif kebijakan untuk berkompetisi satu sama lain.
3. Meningkatkan kapasitas dan kesediaan untuk melakukan penyesuaian prioritas kembali
alokasi sumber daya.
2.2 Pembahasan Masalah
2.2.1 Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, data adalah keterangan objektif tentang suatu fakta
baik dalam bentuk kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual (images) yang diperoleh
baik melalui observasi langsung maupun dari yang sudah terkumpul dalam bentuk cetakan
atau perangkat penyimpan lainnya. Sedangkan, Informasi adalah data yang sudah terolah
yang digunakan untuk mendapatkan interpretasi tentang suatu fakta. Data dan informasi
yang dihimpun berhubungan dengan potensi dan kondisi daerah dan merupakan bahagian
penting demi hasil perencanaan yang baik dan komprehensif. Data dan informasi yang
berkualitas harus dijadikan rujukan bagi penentuan kebijakan dan program sasaran yang
akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dengan ini, hasil akhir pembangunan berupa
peningkatan kesejahteraan masyarakat/rakyat akan tercapai dengan efektif dan efisien.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari sistem pembangunan
daerah yang berfungsi sebagai pengarah yang memberikan rambu-rambu kegiatan yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuan pembangunan secara bertahap. Perencanaan
menjadi bagian yang sangat penting sebagai pengendali sebuah kegiatan yang
memberikan rincian tentang rasionalisasi perlunya sebuah kegiatan dilakukan, tujuan dan
sasaran yang akan dicapai, metode pelaksanaan, sarana dan prasarana pedukung dan
sumberdaya yang diperlukan. Adanya perencanaan disebabkan keterbatasan sumberdaya
yang dimiliki dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi sehingga

agussalimsalman
NIM : A042192001
diperlukan kegiatan-kegiatan prioritas sebagai kegiatan yang harus segera dilakukan yang
sifatnya mendesak.
Pembangunan merupakan proses perubahan ke arah kondisi yang lebih baik
melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Proses perencanaan itu sendiri
merupakan critical point untuk berhasilnya pembangunan sehingga harus dilakukan
dengan baik dan komprehensif. Agar dapat menghasilkan perencanaan yang ideal, maka
setiap penyusunan perencanaan harus menggunakan data dan informasi yang valid dan
terbaru. Tanpa data dan informasi yang akurat, maka perencanaan yang disusun tidak
tepat sasaran, salah prioritas, salah kebijakan,dan rentan pemborosan anggaran. Pada
akhirnya tujuan pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak dapat
dicapai dengan efektif dan efisien. Untuk menyusun sebuah perencanaan yang baik
diperlukan data yang akurat sebagai dasar menetapkan target dan tujuan yang ingin
dicapai. Kesalahan data yang digunakan mengakibatkan perencanaan yang dibuat tidak
akan berguna. Dalam istilah sistem informasi dikenal istilah Gigo (garbage in garbage out)
maksudnya adalah apabila input datanya sampah maka yang dihasilkan adalah sampah
pula. Demikianlah data memegang peran yang sangat penting dalam sebuah formulasi
perencanaan.
Salah satu permasalahan penggunaan data dalam proses perencanaan
pembangunan selama ini adalah masih terbatasnya ketersediaan data dan informasi yang
akurat dengan keadaan saat ini (up to date). Hal ini akan menyebabkan proses
perencanaan pembangunan itu sendiri terkadang dilakukan dengan menggunakan data
yang tidak up to date. Kendala lain adalah, masih kurangnya koordinasi dan sinkronisasi
data yang ada pada berbagai institusi, sehingga data-data yang seharusnya saling
berhubungan banyak terpisah-pisah dan sulit untuk diakses.
2.2.2 Proses Perencanaan dan Penganggaran di Indonesia
2.2.2.1 Pendekatan Politik
Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses
politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam
RPJM/D.

agussalimsalman
NIM : A042192001
a. Visi, misi, dan program kepala daerah terpilih menjadi visi dan misi jangka menengah
daerah, sementara program kepala daerah terpilih menjadi kebijakan utama dan
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
b. Mengingat pembangunan jangka panjang bukan hanya menjadi kepentingan seluruh
pemangku kepentingan daerah masa kini namun juga menjadi pengantar bagi generasi
selanjutnya, maka visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah
seyogyanya menjadi prakarsa dan konsensus seluruh komponen daerah yang memiliki
wawasan untuk itu.
2.2.2.2 Pendekatan Teknokratik
Perencanaan dilaksankan dengan metode dan kerangka berpikir ilmiah,
berdasarkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan oleh tenaga ahli atau
lembaga yang resmi dan diakui kapasitasnya, serta memenuhi kualifikasi untuk ditetapkan
dengan perundang-undangan yang berlaku. Dalam dokumen rencana, indikator
pencapaian kinerja dinyatakan secara eksplisit atas rencana yang disusun.
2.2.2.3 Pendekatan Partisipasi
Perencanaan dengan pendekatan partisipasi dilaksanakan dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan yang sedang direncanakan
tersebut.
a. Pemangku kepentingan dilibatkan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa
memiliki.
b. Dalam pelaksanaannya, pembahasan bersama pemangku kepentingannya dari
rencana tersebut dapat dilakukan
c. Pemangku kepentingan adalah semua pihak yang terkait dengan rencana yang
bersangkutan
d. Penyusunan rencana bersifat inklusif-tidak ada pihak yang dikecualikan/diabaikan,
terbuka, dan dalam pengambilan keputusan mengutamakan konsensus
e. Hasil dan atau tindak lanjut atas kesepakatan partisipasi tersebut
dipertanggungjawabkan/dilaporkan pada para pengambil keputusan
f. Untuk meningkatkan efektivitas partisipasi para pemangku kepentingan dalam
perencanaan, bentuk-bentuk partisipasi yang dapat dimanfaatkan, mulai dari partisipasi
yang pasif, seperti: mendengarkan, membaca, memberi saran, ikut membahas dan

agussalimsalman
NIM : A042192001
memutuskan, serta organisasi pemangku kepentingan yang melaksanakan sebagian
dari kewenangan pemerintah daerah berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
2.2.2.4 Pendekatan Bottom Up
Pendekatan perencanaan bawah-atas atau yang populer disebut bottom-up
planning merupakan perencanaan yang dibangun dari pemerintah yang lebih rendah untuk
disampaikan pada pembahasan perencanaan di tingkatan yang lebih tinggi.
2.2.2.5 Pendekatan Top Down
Pendekatan perencanaan atas-bawah atau yang populer disebut sebagai top-
down planning, merupakan perencanaan yang diawali dengan penyampaian rencana atau
program dari pemerintah di tingkat yang lebih tinggi untuk dioperasionalkan pada
pemerintah di daerah atau pada wilayah administratif yang lebih kecil.
2.2.2.6 Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan
a. Peranan Data
1) Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan
2) Sebagai bahan pengambilan kebijakan/keputusan
3) Sebagai alat kontrol untuk mencegah pengulangan kesalahan dan pengulangan
program/kegiatan
4) Sebagai pendukung penyelenggaraan pemerintah yang transparan, akuntabel, dan
partisipasi
5) Sebagai pemberi gambaran pasti mengenai apa yang telah dicapai dan yang masih
dibutuhkan.
b. Cakupan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
1) Penyelenggaraan pemerintah daerah
2) Organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah
3) Kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan PNS daerah
4) Keuangan daerah
5) Potensi sumber daya daerah
6) Produk hukum daerah
7) Kependudukan
8) Informasi dasar kewilayahan
9) Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

agussalimsalman
NIM : A042192001
2.2.2.7 Prinsip dalam Disiplin Anggaran
1) Prinsip Kemandirian
2) Prinsip Prioritas
3) Prinsip Efisiensi dan Efektifitas anggaran
2.2.3 Prinsip dalam Disiplin Anggaran
APBD merupakan instrumen yang akan menjamin terciptanya disiplin dalam proses
pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah.
Untuk menjamin agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar,
maka dalam peraturan ini diatur landasan administratif dalam pengelolaan anggaran
daerah yang mengatur antara lain prosedur dan teknis pengganggaran yang harus diikuti
secara tertib dan taat azas. Selain itu dalam rangka disiplin anggaran maka penyusunan
anggaran baik “pendapatan” maupun “belanja” juga harus mengacu pada aturan atau
pedoman yang melandasinya apakah itu Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri, Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah. Oleh karena itu
dalam proses penyusunan APBD pemerintah daerah harus mengikuti prosedur
administratif yang ditetapkan.
Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan anggaran daerah antara lain bahwa (1) Pendapatan yang direncanakan
merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran
belanja; (2) Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan
kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam
APBD/Perubahan APBD; (3) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun
anggaran yang bersangkutan harus dimasukan dalam APBD dan dilakukan melalui
rekening Kas Umum Daerah.
2.2.4 Jenis Perencanaan di Indonesia
2.2.4.1 Perencanaan Menurut Jangkauan Jangka Waktu
1) Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 3 tahun ke atas. Dalam perencanaan ini belum
ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat kuantitatif, tetapi kepada proyeksi atau

agussalimsalman
NIM : A042192001
perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat
fundamental.
2) Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning)
Perencanaan ini melipiti jangka waktu antara 1sampai 3 tahun. Tetapi di Indonesia
umunya lima tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau
uraian perencanaan jangka panjang. Walaupin perencanaan jangka menengah ini
masih bersifat umum, tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan
secara kuantitatif.
3) Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning)
Jangka waktunya kurang dari satu tahun. Perencanaan jangka pendek tahunan (annual
plan) disebut juga perencanaan operasional tahunan (annual operational planning).
2.2.4.2 Perencanaan Menurut Dimensi Pendekatan dan Koordinasi
Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari :
(a) perencanaan makro; (b) perencanaan sektoral; (c) perencanaan regional, dan (d)
perencanaan mikro.
a. Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam
skala makro atau menyeluruh. Dalam perencanaan makro ini dikaji berapa pesat
pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan, berapa besar tabungan
masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana proyeksinya, dan hal-hal lainnya
secara makro dan menyeluruh.
b. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan
berdasarkan sektor. Yang dimaksud dengan sektor adalah kumpulan dari kegiatan-
kegiatan atau program yang mempunyai persamaan ciri-ciri serta tujuannya.
Pembagian menurut klasifikasi fungsional seperti sektor, maksudnya untuk
mempermudah perhitungan-perhitungan dalam mencapai sasaran makro.
c. Perencanaan dengan dimensi pedekatan regional menitikberatkan pada aspek lokasi di
mana kegiatan dilakukan. Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda
dengan instansi-instansi di pusat dalam melihat aspek ruang di suatu daerah.
Departemen/lembaga pusat dengan visi atau kepentingan yang bertitik berat sektoral
melihat "lokasi untuk kegiatan", sedangkan pemerintah daerah dengan titik berat
pendekatan pembangunan regional (wilayah/daerah) melihat "kegiatan untuk lokasi".

agussalimsalman
NIM : A042192001
Kedua pola pikir itu bisa saja menghasilkan hal yang sama, namun sangat mungkin
menghasilkan usulan yang berbeda. Berbagai pendekatan tersebut perlu dipadukan
dalam perencanaan pembangunan nasional, yang terdiri dari pembangunan sektor-
sektor di berbagai daerah, dan pembangunan daerah/wilayah yang bertumpu pada
sektor-sektor.
d. Perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan tahunan, yang
merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro, sektoral, maupun regional ke
dalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan dengan berbagai dokumen
perencanaan dan penganggarannya.
2.2.4.3 Perencanaan Menurut Proses/Hierarki Penyusunan
Berdasarkan prosesnya, perencanaan ini dibagi menjadi: (1) perencanaan dari bawah ke
atas (bottom-up planning); dan (2) perencanaan dari atas ke bawah (top-down planning).
1. Perencanaan dari bawah ke atas dianggap sebagai pendekatan perencanaan yang
seharusnya diikuti karena dipandang lebih didasarkan pada kebutuhan nyata.
Pandangan ini timbul karena perencanaan dari bawah ke atas ini dimulai prosesnya
dengan mengenali kebutuhan di tingkat masyarakat yang secara langsung yang terkait
dengan pelaksanaan dan mendapat dampak dari kegiatan pembangunan yang
direncanakan.
2. Perencanaan dari atas ke bawah adalah pendekatan perencanaan yang menerapkan
cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana rinci. Rencana rinci yang berada di
"bawah" adalah penjabaran rencana induk yang berada di "atas". Pendekatan
perencanaan sektoral acapkali ditunjuk sebagai pendekatan perencanaan dari atas ke
bawah, karena target yang ditentukan secara nasional dijabarkan ke dalam rencana
kegiatan di berbagai daerah di seluruh Indonesia yang mengacu kepada pencapaian
target nasional tersebut. Pada tahap awal pembangunan, pendekatan perencanaan ini
lebih dominan, terutama karena masih serba terbatasnya sumber daya pembangunan
yang tersedia.
3. Simpulan
a. Data dan Informasi sangatlah penting dalam proses pembangunan Nasional
dikarenakan data dan informasi yang dihimpun berhubungan dengan potensi dan
kondisi daerah yang akan di bangun

agussalimsalman
NIM : A042192001
b. Proses Perencanaan dan Penganggaran di Indonesia terdiri dari:
1) Pendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana
pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya
penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.
2) Proses Teknokratik: menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh
lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.
3) Partisipatif: dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain
melalui Musrenbang.
4) Proses top-down dan bottom-up: dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
c. Prinsip dalam Disiplin Anggaran terdiri dari:
1) Prinsip Kemandirian
2) Prinsip Prioritas
3) Prinsip Efisiensi dan Efektifitas anggaran
d. Jenis Perencanaan di Indonesia:
1) Perencanaan Menurut jangkauan Jangka Waktu
pembangunan jangka panjang (PJP) dengan periode 25 tahun, pembangunan
jangka menengah dengan periode 5 tahun, rencana jangka pendek tahunan
yang terutang dalam RAPBN
2) Perencanaan Menurut Dimensi Pendekatan dan Koordinasi
Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional
dalam skala makro atau menyeluruh. Perencanaan sektoral adalah perencanaan
yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan sektor. sektor adalah kumpulan
dari kegiatan-kegiatan atau program yang mempunyai persamaan ciri serta
tujuan. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan pada
aspek lokasi dimana dilakukan. Perencanaan mikro adalah perencanaan skala
rinci dalam perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran recana baik
makro, sektoral, maupun regional kedalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-
kegiatan dengan berbagi dokumen perencanaan dan penganggarannya.
3) Perencanaan Menurut Proses/Hierarki Penyusunan
(1) perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning)
(2) perencanaan dari atas ke bawah (top-down planning)

agussalimsalman
NIM : A042192001
Daftar Pustaka
Anonim. 2015. “Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional”, (Online),
(http://perencanaan.ipdn.ac.id, diakses 17 september 2015)
Anonim. 2015. “Perencanaan Menurut Proses Hirarki Penyusunan”, (Online),
http://bappenas.go.id, diakses 17 september 2015)
Anonim. 2014. “Pembagian Perencanaan dan Jenis-Jenis”, (Online),
(http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id, diakses 17 september 2015)
Bastian, Indra. 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintahan Daerah di
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Press.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.
H. Moh Djasuli, SE, M.Si., QIA, Proses perencanaan dan Penganggaran FE
Univ.Trunojoyo Madura 2015

agussalimsalman
NIM : A042192001

Anda mungkin juga menyukai