Anda di halaman 1dari 22

TEORI DAN TERAPAN

ANALISIS KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH


Dosen : Dr. Marja Sinurat, MM, M.Pd

Paper
“Program Kegiatan Anggaran dalam Perencanaan Keuangan”

Oleh :
Nama :
1. Diana Primayanti 32.2955
2. Dudi Wiguna 32.2957
3. Florianus Mario Ndapa 32.2964
4. Hendra Armadhan H. 32.2969
5. Irfan Prawirakusuma 32.2972
6. Meisi Kalesaran 32.2983

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
PROGRAM PASCASARJANA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Lingkup kebijakan pengelolaan keuangan negara baik pusat maupun


yang ada di daerah secara umum terbagi dalam 3 (tiga) bagian yaitu
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian. Dalam ilmu
manajemen perencanaan merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen lainnya yang bertujuan untuk menyediakan kerangka kerja
dalam mana anggaran tahunan dikembangkan. Proses perencanaan sendiri
diawali dengan penentuan arah dan kebijakan tentang pendapatan/ belanja
daerah yang tersedia, selanjutnya menyusun strategi dan menetukan
prioritas berdasarkan keadaan dan kebutuhan daerah kemudian disusunlah
program melalui kegiatan dan penentuan anggaran untuk menunjang
pelayanan publik di daerah dalam mencapai visi-misi kepala daerah sebagai
amanah masyarakat.

Penetapan program dan kegiatan harus berpedoman pada arah dan


kebijakan nasional yang dilakukan melalui pendekatan politik, teknokratik,
partisipatif, bottom up, dan top down. Berhasilnya suatu pembangunan
nasional adalah keberhasilan dari pencapaian semua sasaran dan prioritas
serta program dan kegiatan pembangunan daerah yang ditetapkan dalam
RKPD dan dilaksanakan secara nyata oleh semua pemangku kepentingan.

Hal ini adalah alasan mengapa program kegiatan dan anggaran dari
pemerintah daerah harus disusun dan dilakukan dengan benar karena
merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional. Penyusunan
program kegiatan dan anggaran disusun secara rinci dalam Rencana Kerja
Perangkat Daerah masing-masing. Untuk mendukung kebijakan-kebijakan
pada rencana strategis dan prioritas pemerintah daerah maka perlu untuk
mewujudkannya dalam bentuk program dan kegiatan beserta anggaran
sesuai dengan sumber pendapatan dan belanja daerah.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Dalam penyusunan suatu laporan pada prinsipnya mempunyai tujuan


tertentu. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Tugas ini
adalah:

a. Untuk mengetahui struktur penganggaran


b. Mengetahui dan memahami Prosedur Penyusunan Rencana
Kegiatan Anggaran
c. Memahami cara menyusun RKA SKPD (Rencana Kerja
Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah) yang berlaku.
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu anggaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PROGRAM DAN KEGIATAN

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari


beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait,
untuk mencapai suatu sasaran yang sama. Biasanya suatu program
mencakup seluruh kegiatan yang berada di bawah unit administrasi yang
sama, atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi,
yang semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan.1

Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan, dan


desain atau rancanagan. Selain itu, definisi program juga termuat dalam
Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa:

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih


kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran
atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
masyarakat.

Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang


disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat
membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai
program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk


melaksanakan atau sebagai pelaku program.
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang
biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif
dapat diakui oleh public

Dalam proses pelaksanaan suatu program sesunggunya dapat


berhasil, kurang berhasil, ataupun gagal sama sekali apabila ditinjau dari
wujud hasil yang dicapai atau outcomes. Karena dalam proses tersebut turut
bermain dan terlihat berbagai unsur yang pengaruhnya bersifat mendukung
maupun menghambat pencapaian sasaran suatu program.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pelaksanaan program adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
berbentuk pelaksanaan kegiatan yang didukung kebijaksanaan, prosedur,
dan sumber daya dimaksudkan membawa suatu hasil untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

2.1.1. Tolok Ukur Kinerja


2.1.1.1 Pengertian Kinerja dan pengukuran kinerja

Kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam


periode tertentu dengan mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi
organisasi. Seluruh tujuan dan sasaran yang akan dicapai akan dituangkan
dalam strategic planning dalam suatu organisasi.

Seluruh organisasi harus dapat diukur, pengukuran yang dilakukan


dalam organisasi tidak hanya dilakukan dalam input (masukan) program,
tetapi juga output (keluaran) dan benefit (manfaat) dari program tersebut.

Dengan demikian, menurut kedua pengertian diatas pengukuran atau


penilaian kinerja merupakan proses penilaian dan pengukuran kinerja
sebagai alat manajemen dalam meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan yang berupa
produk, jasa, dan suatu proses. Dengan pengukuran kinerja organisasik
sebuah pengambilan keputusan dapat dikermbangkan dan dipertanggung
jawabkan serta akurasi keputusan dapat diperoleh dengan dukungan
informasi yang kuat.
2.1.1.2 Tolak Ukur Kinerja

Aspek yang Diukur dalam Kinerja Setiap organisasi biasanya tertarik


pada pengukuran kinerja dalam aspek berikut :

1. Aspek Finansial
Aspek finansial meliputi anggaran dan cash flow. Aspek ini sangat
penting diperhatikan karena kegiatan keuangan berhubungan dengan
penentuan sebuah investasi jangka panjang pada sebuah instansi,
serta mendapatkan dan membayar, dan memimpin kegiatan
keuangan harian sebuah instansi
2. Kepuasan Pelanggan
Sebuah kepuasan sangat pelanggan sangat penting artinya dalam
penentuan strategi sebuah instansi. Dengan demikian, manajemen
instansi perlu memperoleh informasi tentang kepuasan seorang
pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan
3. Operasi dan Bisnis Internal
Informasi operasi bisnis diperlukan dalam pengukuran kinerja karena
untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan instansi telah mencapai
tujuan dan sasaran instansi tersebut.
4. Kepuasan Pegawai
Kepuasan pegawai dapat menjadi peran yang sangat strategis bagi
sebuah instansi karena apabila karyawan dari instansi tersebut tidak
dikelola dengan baik, instansi akan mengalami kesulitan
5. Kepuasan Komunitas dan Shareholder/Stakeholder
Pengukuran kinerja perlu di bentuk untuk mengakomodasi kepuasan
dari stakeholders
6. Waktu
Ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dari bentuk
pengkuran kinerja, sehingga informasi yang dibutuhkan akan relevan
dan up to date.
2.1.2.1 Standar Analisa Belanja

Analisis Standar Belanja merupakan kebijakan penganggaran yang


lebih tegas dan harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Karena, didalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada
pasal 167 ayat (3) disebutkan bahwa ASB merupakan salah satu
pertimbangan dalam penganggaran belanja. Pentingnya ASB ini dan harus
disusun serta diimplementasikan dalam menyususn anggaran, diperjelas
kembali dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti dari Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004, dimana dalam pasal 289 ayat (3) berbunyi:

Belanja daerah untuk pendanaan urusan pemerintahan yang


menjadi kewenangan daerah selain sebagaimana pada ayat (1)
berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga satuan
regional sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

ASB mempunyai maksud dan makna yaitu suatu instrumen untuk


penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Dengan begitu ASB bertujuan untuk
menjamin bahwa anggaran yang ditetapkan tersebut sudah merupakan yang
efisien dan ekonomis.

Maka masalah-masalah yang muncul ketika ASB tidak digunakan


dalam penganggaran keuangan daerah (Ritonga, 2010) adalah :

a) sulit menilai kewajaran beban kerja dan biaya suatu kegiatan;


b) penyusunan dan penentuan anggaran menjadi subjektif;
c) dua atau lebih kegiatan yang sama mendapat alokasi besaran
anggaran yang berbeda;
d) tidak memiliki argumen yang kuat jika “dituduh” melakukan
pemborosan;
e) penyusunan anggaran “molor”.
Implementasi ASB dalam sistem anggaran memiliki banyak manfaat
yaitu:

a. penetapan plafon anggaran dan besaran alokasi setiap


kegiatan menjadi objektif (tidak lagi berdasarkan
“intuisi’);
b. dapat menentukan kewajaran biaya untuk
melaksanakan suatu kegiatan;
c. meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam
pengelolaan keuangan daerah atau meminimalisir
terjadinya pengeluaran yang kurang jelas yang
menyebabkan inefisiensi anggaran;
d. penentuan anggaran berdasarkan tolak ukur kinerja
yang jelas;
e. penyusunan anggaran menjadi lebih tepat waktu;
f. ASB memberikan kepastian terjaganya hubungan antara
input dan output (target kinerja);
g. memiliki argumen yang kuat jika dianggap melakukan
pemborosan; serta
h. unit kerja mendapat keleluasaan yang lebih besar untuk
menentukan anggarannya sendiri (DJPK, 2014).

2.1.2.2 Standar Biaya

Menurut Mulyadi (2005:387), biaya standar adalah biaya yang


ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai
kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-
faktor lain tertentu.

Biaya standar umumnya menyangkut biaya produksi karena


hubungan input (masukan) dan output (keluaran) yang lebih jelas.
Penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian yaitu standar biaya bahan
baku (BBB), standar biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan standar biaya
overhead pabrik (BOP).
1. Standar Biaya Bahan Baku.
Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang
seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu
(Halim, 1999:273).
a. Standar Harga Bahan Baku.
Standar harga bahan baku adalah harga bahan baku yang
diharapkan oleh organisasi berlaku selama periode tertentu.
Standar harga bahan baku biasanya dibuat oleh departemen
pembelian yang didasarkan pada daftar harga supplier atau
yang sejenis dikurangi potongan penjualan yang diharapkan
dan ditambah biaya angkut yang diperkirakan terjadi untuk
mendapatkan bahan baku. Pertimbangan utama penentuan
standar harga adalah fluktuasi harga.
b. Standar Kuantitas Bahan Baku.
Standar kuantitas bahan baku adalah kuantitas bahan baku
yang seharusnya dipakai untuk membuat satu satuan produk
tertentu. Standar kuantitas bahan baku umumnya didasarkan
pada informasi yang disediakan oleh bagian perancangan
(desaign departement) atau bagian teknik (engineering
departement) yang khusus merancang dan menganalisa
spesifikasi produk yang akan dihasilkan.
2. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja
langsung yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan
produk tertentu.
a. Standar Tarif Upah Langsung.
Standar tarif upah langsung adalah tarif upah langsung yang
seharusnya terjadi untuk setiap satu satuan pengupahan (per
jam) dalam membuat produk tertentu. Tarif yang ditentukan
biasanya sudah dirundingkan dengan serikat pekerja
(organisasi buruh), sehingga standar penentuan tarif upah ini
lebih akurat. Standar penghitungan tarif upah dapat juga
ditentukan dengan menggunakan data tarif masa lalu ataupun
tarif upah dalam keadaan operasi normal.
b. Standar Jam Kerja Langsung.
Standar jam kerja langsung adalah jam kerja yang seharusnya
dipakai untuk membuat satu satuan produk tertentu. Standar
jam kerja umumnya ditentukan dengan menggunakan analisa
teknik. Analisa ini mempertimbangkan kondisi dan jenis tenaga
kerja yang digunakan, kondisi kerja, tersedianya bahan baku,
dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi jam
kerja untuk memproduksi produk.
3. Standar Tarif Biaya Overhead Pabrik.
Standar tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan membagi
jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kegiatan dengan
kapasitas normal. Biaya overhead meliputi biaya bahan pembantu,
tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan lain-lain. Masing-
masing jenis biaya overhead pabrik yang membentuk biaya
overhead pabrik tersebut berbeda-beda pengaruhnya jika
dihubungkan dengan naik-turunnya aktivitas produksi.
Ada yang berhubungan secara proporsional (variabel), ada
yang berhubungan secara tidak proporsional (semi variabel), dan
ada pula yang tidak berhubungan (tetap). Dengan keadaan
demikian, dalam melakukan pembandingan antara standar dan
sesungguhnya memerlukan penggunaan anggaran fleksibel
(flexible budget) yang menunjukkan jumlah biaya untuk berbagai
tingkat kegiatan (kapasitas).

2.1.2. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD

Dasar pedoman penyusunan RKA-SKPD Kepala SKPD menyusun


RKA-SKPD dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran
jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penggaran
berdasarkan prestasi, Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan
kerangka pengeluaran jangka menengah dilaksanakan dengan menyusun
prakiraan maju yang berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program
dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari
tahun anggaran yang direncanakan dan merupakan implikasi kebutuhan
dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut pada tahun
berikutnya.

1) Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan prestasi kerja


dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan
program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut.

2) Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi dilakukan


berdasarkan capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar
belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan minimal

3) Standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan kepala


daerah.

Penyiapan Raperda APBD :

1) RKA-SKPD yang disusun oleh Kepala SKPD disampaikan


kepada PPKD

2) RKA-SKPD selanjutnya dibahas oleh tim anggaran pemerintah


daerah.

3) Pembahasan oleh tim anggaran pemerintah daerah dilakukan


untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan
kebijakan umum APBD, prioritas dan
plafon anggaran sementara, prakiraan maju yang telah disetujui
tahun anggaran sebelumnya dan dokumen perencanaan
lainnya, serta capaian kinerja dan standar pelayanan minimal.

- Penetapan APBD

Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang


APBD kepada DPRD disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya pada
minggu pertama bulan oktober tahun sebelumnya untuk dibahas dalam
rangka memperoleh persetujuan bersama. Penetapan rancangan daerah
tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun
anggaran sebelumnya, Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah
tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
kepada Menteri Dalam Negeri bagi provinsi dan gubenur bagi
kabupaten/kota selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

2.2 ANGGARAN
2.2.1 KONSEPSI ANGGARAN
Program dan kegiatan yang sudah disusun dalam dokumen rencana
kerja perangkat daerah akan berjalan jika didukung oleh Sumber Daya
Manusia aparatur sebagai pengolah dan tentu sesuai anggaran yang
tersedia. Adapun pengertian anggaran merupakan suatu rencana yang
disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit
moneter yang meliputi seluruh kegiatan organisasi untuk jangka waktu
(periode) tertentu (satu tahun anggaran) di masa yang akan datang. (Sinurat
dan Panjaitan 2017:116)

Menurut Munandar (2007:11), “Anggaran yaitu suatu rencana yang


disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang
dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka periode
tertentu yang akan datang”.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


anggaran merupakan bagian dari rencana yang harus disusun secara
sistematis yang meliputi berbagai kegiatan dalam jangka waktu tertentu.
Pada pembahasan ini maka penentuan program dan kegiatan pada
pemerintah daerah harus disusun berdasarkan anggaran yang tersedia dan
kemampuan daerah agar penganggaran dapat sesuai dan tepat sasaran.

Tujuan-tujuan terkait dengan penyusunan anggaran menurut


Sasongko dan Parulian (2013:3) adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan sebagai bentuk dalam pemberian arah bagi penyusun


tujuan dan kebijakan organisasi
2) Koordinasi untuk mempermudah antar bagian dalam suatu organisasi
3) Sebagai bentuk motivasi manajemen dalam mentapkan target yang
harus dicapai oleh organisasi
4) Pengedalian untuk mengetahui Batasan dan keberadaan anggaran
organisasi dalam melakukan aktivitas dalam organisasi

Adapun manfaat dalam penganggaran menurut Nafarin (2003:19)


adalah sebagai berikut :

a) Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama


b) Dapat dipergunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekuarangan
pegawai
c) Dapat memotivasi pegawai
d) Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai
e) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
f) Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana yang dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin

Berdasarkan konsep anggaran diatas apabila dikaitkan dengan


pembahasan tentang program kegiatan dan anggaran pada pemerintah
daerah maka dengan diterapkan anggaran yang sesuai dan tepat sasaran
pada masyarakat akan membantu pemerintah daerah dalam menjalankan
tugas pemerintahan. Anggaran yang disusun harus selalu menggunakan
prinsip efisien dan efektif sesuai arah dan kebijakan pemerintah daerah.

2.2.2 Struktur Penganggaran

Perubahan regulasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013


tentang Penerapan Standar Akuntasi Pemerintah memberikan dampat
terhadap strukutur penganggaran pada Pemerintahan Indonesia. Adapun
struktur penganggaran sesuai peraturan ini meliputi : anggaran pendapatan
daerah, belanja daerahm tranfer daerah dan pembiayaan daerah.

1. Pendapatan daerah

Pendapatan daerah adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum


Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah. Diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah daerah.
Susunan pendapatan daerah menggunakan kode akun pendapatan
daerah : 4, pendapatan terbagi dalam 3 bagian yaitu : PAD, Dana Transfer
dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Berikut akan dijelaskan rincian
dari sumber pendapatan daerah

 Pendapatan Asli Daerah terdiri atas :


1) Pajak daerah
2) Retribusi daerah
3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4) Lain-lain PAD yang Sah
 Pendapatan Transfer terdiri atas :
1) Pendapatan Transfer Pemerintah
2) Pendapatan transfer pemerintah lainnya
3) Pendapatan transfer pemerintah daerah lainnya
4) Bantuan keuangan
 Lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri atas :
1) Pendapatan hibah
2) Pendapatan lainnya (antara lain : sumbangan pihak ketiga
dan zakat)
2. Belanja Daerah
Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan, merupakan kewajiban pemerintah
daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih, dan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
daerah.
Susunan belanja daerah memiliki kode akun belanja : 5.
Berikut dijelaskan rincian kelompok dan jenis belanja daerah sebagai
berikut : Belanja daerah terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal
dan Belanja tidak terduga.
 Belanja operasi adalah belanja untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek, terdiri
atas :
1) Belanja pegawai
2) Belanja barang dan jasa
3) Belanja bunga
4) Belanja subsidi
5) Belanja hibah
6) Belanja bantuan sosial
 Belanja modal adalah belanja yang digunakan dalam rangka
menbambag aset tetap dan aset lainnya yang memberikan
manfaat lebih dari 1 (Satu) periode, terdiri atas :
1) Modal tanah
2) Modal peralatan dan mesin
3) Modal Gedung dan bangunan
4) Modal jalan, irigasi dan jaringan
5) Modal aset tetap lainnya
6) Modal lainnya
 Belanja tidak terduga adalah belanja pemerintah daerah yang
bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulang yang
dikategorikan untuk keperluan mendesak dan keadaan darurat
seperti penanggulangan bencana alam, sosial, dan lainnya.
3. Tranfer Daerah
Tranfer daerah terdiri atas tranfer bagi hasil pendapatan
dan tranfer bantuan keuangan. Tranfer daerah merupakan
pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan kepada entitas
pelaporan lain. Struktur susunan tranfer daerah dirincikan sebagai
berikut :
 Transfer bagi hasil adalah dana yang dialokasikan kepada daerah
berdasarkan angka presentase tertentu untuk mendanai
kebutuhan daerah dasi suatu pemerintah daerah ke pemerintah
daerah yang lebih rendah, terdiri atas :
1) Tranfer bagi hasil pajak
2) Tranfer bagi hasil pendapat lainnya
 Tranfer bantuan keuangan merupakan dana yang diberikan
kepada pemerintah daerah lainnya yang digunakan dalam rangka
pemerantaa atau peningkatan kema;uan uang baik yang bersifat
umum maupun bersifat khusus termasuk bantuan keuangan
kepada partai politik, terdiri atas :
1) Transfer bantuan keuangan kepada pemerintah dareah
lainnya
2) Transfer bantuan keuangan kepada pemerintah desa
3) Tranfer bantuan keuangan lainnya
4. Pembiayaan daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah
daerah baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar
atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
daerah teritama dimaksudkna untuk menutup deficit dan atau
memanfaaatkan sirplus anggaran. Susunan pembiayaan daerah
adalah sebagai berikut :
 Penerimaan pembiayaan :
1) Penggunaan SiLPA
2) Pencairan dana cadangan
3) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4) Pinjaman daerah
5) Penerimaan kembali pinjaman
6) Penerimaan kembali investasi dana bergulir
 Pengeluaraan pembiayaan :
1) Pembentukan dana cadangan
2) Penyertaan modal
3) Pembayaran pokok pinjaman
4) Pemberian pinjaman
5. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
(SiLPA) adalah perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
mencakup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan
dana perimabangan, penghematan belanja, dan lain sebagainya.
6. Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan
daerah kecuali dari DAK, pinjaman daerah dan penerimaan lain yang
penggunaannya dibatasi untuk penegeluaran tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan
7. Hasil penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan digunakan untuk
menganggarkan hasil penjualan perusahaan milik daerah/ BUMD dan
hasil divestasi penyertaan modal pemerintah daerah
8. Penerimaan pinjaman daerah digunakan unutk menganggarkan
penerimaan pinjaman daerah termasuk penerimaan atas penerbitan
obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran
berkenaan
9. Pemberian pinjaman daerah dan penerimaan kembali pemberian
pinjaman daerah
10. Penerimaan piutang daerah digunakan untuk menganggarkan
penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang pihak
ketiga,seperti berupan penerimaan piutang daerah dari pendapatan
daerah, pemerinta, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan
piutang lainnya
11. Investasi pemerintah daerah digunakan untuk mengelola kekayaan
pemerintah daerah yang diinvestasikan baik dalam jangka pendeka
maupun jangka panjang
12. Pembayran pokok utang daerah digunakan untuk menganggarkan
pembayaran kewajiban atas pokok utamg yang dihitung berdasarkan
perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.

2.2.3 KELEMAHAN ANGGARAN

Menurut Nafrin (2013:20) kelemahan dalam penyusunan anggaran


adalah sebagai berikut :

a) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga


mengandung unsur ketidakpastian
b) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan
tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu
menyusun anggaran secara lengkap (komperehensif) dan akurat
c) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanaka anggaran dapat
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga
anggaran tidak akan efektif.

Sehubungan dengan kelemahan anggaran diatas sejalan dengan yang


terjadi pada beberapa pemerintah daerah yang mengalami defisit
anggaran, faktor terutama adalah realisasi anggaran tidak sesuai target.

2.2.4 KELEBIHAN ANGGARAN


Tujuan dan Manfaat Anggaran Menurut Narafin (2000) dalam
Nooraini (2004) tujuan disusunnya anggaran adalah sebagai berikut :

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber


dan penggunaan dana.

2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan


digunakan.

3. Untuk merinci jenis umber dan ayang dicari maupun jenis


penggunaan dana, sehingga dapatmempermudah pengawasan.

4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat


mencapai hasil yang maksimal.

5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena


dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap


usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Sedangkan manfaat anggaran antara lain adalah sebagai berikut:

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan


bersama,

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan


kekurangan pegawai,

3. Dapat memotivasi pegawa,


4. Menimbulkan tanggung jawabtertentu pada pegawai,

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu,

6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana yang


dapat dimanfaatkan seefisien mungkin,

7. Alat pendidikan bagi para manajer.


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penulisan ini, maka kesimpulan yang diperoleh adalah:

Salah satu dokumen penganggaran adalah RKA. Rencana Kerja dan


Anggaran (RKA) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang
berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD
serta rencana pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

RKA terdiri dari rencana kerja SKPD dan K/L dan anggaran yang
diperlukan untuk melaksanakan rencana kerja dimaksud. Pada bagian
rencana kerja berisikan informasi mengenai visi, misi, tujuan, kebijakan,
program, hasil yang diharapkan, kegiatan, serta output yang diharapkan.
Sedangkan pada bagian anggaran berisikan informasi mengenai biaya untuk
masing-masing program dan kegiatan untuk tahun yang direncanakan yang
dirinci menurut jenis belanja, prakiraan maju untuk tahun berikutnya, serta
sumber dan sasaran pendapatan SKPD dan K/L.

Suatu anggaran adalah merupakan suatu rencana keuangan periodik


yang disusun bedasarkan program-program yang telah disahkan, bisa juga
diartikan anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.

Anggaran dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai landasan


yuridis formal, menggandakan pembatas jumlah dana, merinci jenis sumber
dana dan jenis penggunaan dana yang dicari, merasionalkan sumber dan
penggunaan dana, menyempurnakan rencana yang telah disusun dan
menampung, menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan. Manfaat yang di punya pun beragam untuk mencapai
tujuan yang sudah disususn besama, sebagai alat menilai motivasi,
kelebihan dan kekurangan serta tanggung jawab pegawai, dan alat pendidik
bagi para manajer. Memang anggaran mempunyai mamfaat tapi tidak
menutup kemungkinan anggaran juga mempunyai kelemahan.
Anggaran mempunyai fungsi sebagai fungsi perencanaan, fungsi
pelaksanaan, dan fungsi pengawasan dimana semua fungsi tersebut
dimanfaatkan uintuk mencapai tujuan dan apa yang telah diharapkan dari
penyusunan anggaran tersebut, sehingga berjalan baik sesuai apa yang
telah diharapkan. Anggaran terdiri dari berbagai macam diantaranya
anggaran menurut dasar penyusunan, cara penyusunan, jangka waktunya,
bidang anggaran, badasarakan kemampuan anggaran, dan menurut
fungsinya dimana semua macam anggaran ini dibagi jadi beberapa lagi.

Perencanaan stratejik digunakan untuk menentukan hakikat dan


ukuran dari beberapa program yang harus dijalankan untuk
mengimplementasikan berbagai strategi organisasi. Peramalan dinyatakan
dalam istilah moneter dan dilakukan setiap waktu agar apa yang sudah
diramalkan dapat diperbaharui secepatnya.

Tahapan penyusunan anggaran di dalam organisasi terdiri dari


departemen anggaran yang biasanya melaporkan kepada pengawasan
pengelolaan keuangan yang terdiri dari panitia anggaran yang bertugas
menyetujui dan menyesuaikan tiap anggaran, selanjutnya pengeluaran
garis pedoman, awal proposal anggaran, negosiasi, pemeriksaan dan
persetujuan, perbaikan anggaran serta anggaran kontinjensi.

Aspek perilaku dalam anggaran ada partisipasi dalam proses


pembuatan anggaran, derajat kesulitan dari target anggaran, keterlibatan
manajemen senior, dan departemen anggaran.

Pada hakikatnya suatu anggaran itu merupakan bagian yang sangat


penting untuk perencanaan efektif jangka pendek dan control dalam
organisasi. Dengan adanya suatu anggaran maka setiap perusahaan dapat
mengestimasikan kinerja yang hendak di capai selama jangka waktu tertentu
yang dinyatakan dalam ukuran keuangan, mengidentifikasi sumber daya dan
komitmen, dan pengangaran berperan penting dalam perencanaan,
pengendalian, dan untuk pembuatan serta pengambilan keputusan.
3.2 SARAN
Pada pembahasan ini maka penentuan program dan kegiatan pada
pemerintah daerah harus disusun berdasarkan anggaran yang tersedia dan
kemampuan daerah agar penganggaran dapat sesuai dan tepat sasaran.

Diharapkan, dengan seriusnya perhatian pemerintah daerah dalam


pencapaian visi dan misi untuk membangun daerahnya, maka perlu
diterapkan aspek-aspek good governance. Dalam hal ini program kegiatan
penganggaran harus transparan dan akuntabel agar lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai