1)
Annisa Pramudya Wardani 2) Dwi Annisa Afzani 3) Abu Bakar, S.E., MM., AK., CA.,
Disusun Oleh :
1)
Annisa Pramudya Wardani
Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957
E-Mail : annisapramudya1002@gmail.com
2)
Dwi Annisa Afzani
Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957
E-Mail : annisaafzani@gmail.com
ABSTRAK
Penganggaran sector publik merupakan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan moneter. Anggaran merupakan artikulasi dari perumusan
strategi dan perencanaan strategik yang telah dibuat. Tahap penganggaran menjadi sangat
penting karna anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat
menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran dapat di interpretasikan sebagai
paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam
satu atau beberapa periode mendatang. Didalam tampilannya. Anggaran selalu menyertakan
data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu. Kebanyakan organisasi sektor
publik melakukan pembedaan krusial antara tambahan modal dan penerimaan, serta
tambahan pendapatan dan pengeluaran.
ABSTRACT
Public sector budgeting is the process of determining the amount of fund allocation for each
program and activity in monetary units. The budget is the articulation of the strategy
formulation and strategic planning that has been made. The budgeting stage is very important
because an ineffective and not performance-oriented budget will be able to thwart the plans
that have been prepared. The budget can be interpreted as a package of statements of
estimates of revenues and expenditures that are expected to occur in one or several future
periods. Inside the view. The budget always includes data on receipts and expenses that
occurred in the past. Most public sector organizations make a crucial distinction between
additional capital and revenues, and additional income and expenditure.
1|P a g e
TUJUAN
Mahasiswa yang mempelajari penganggaran sektor publik diharapkan dapat :
1) Memahami pengertian penganggaran
2) Memahami fungsi penganggaran sektor public
3) Memahami pengelolaan anggaran daerah di era desentralisasi fiskal
4) Memahami proses penyusunan anggaran sektor public
TEORI
Kunci utama pembangunan daerah terletak pada penekanan penekanan terhadap kebijakan-
kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous development)
dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, sumber daya alam serta sumber daya
buatan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Sebagai kunci dari kebijakan tersebut
adalah bagaimana pemerintah daerah melakukan kebijakan anggarannya.
Sebagai instrumen kebijakan, APBD menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan
kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. APBD digunakan sebagai alat untuk
menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan
perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber
pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para
pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja (Ishak, 2005).
Kebijakan anggaran tidak dapat dipisahkan dari sistem perencanaan, disamping memang
anggaran itu sendiri merupakan sebuah rencana. Dalam suatu sistem perencanaan, anggaran
merupakan muara akhir. Perencanaan dimulai dari perencanaan jangka panjang, perencanaan
jangka menengah, dan perencanaan tahunan. Terlepas dari perdebatan tentang sistem
perencanaan yang cenderung tidak membumi/mengawang-awang, namun suatu sistem
anggaran seharusnya dapat ditarik benang merahnya dari proses perencanaan sebelumnya.
Anggaran merupakan salah satu instrument utama dalam melaksanakan suatu kebijakan yang
telah ditetapkan. Selain anggaran, instrument lain untuk kebijakan antara lain sumber daya
manusia (SDM), peralatan, metodologi pelaksanaan kebijakan dan lain-lain. Namun
instrumen di luar anggaran tersebut akan dapat berjalan jikalau ada dukungan anggaran.
2|P a g e
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGANGGARAN
Salah satu aspek pemerintahan daerah yang harus diatur secara hati-hati adalah
masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Anggaran daerah adalah
rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode
tertentu (satu tahun). anggaran daerah atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Dalam kaitan
ini, proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran hendaknya difokuskan pada upaya
untuk mendukung pelaksanaan aktivitas atau program yang menjadi prioritas dan
preferensi daerah yang bersangkutan. Dengan desentralisasi fiskal diharapkan
alokasi anggaran daerah dapat benar-benar mencerminkan apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginan masyarakat local.
3|P a g e
3) Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para partisipan
yang terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti DPRD, KDH, Sekda dan
perangkat daerah lainnya.
4) Kerangka hukum dan administrasi bagi pembiayaan, investasi dan pengelolaan
uang daerah berdasarkan kaidah mekanisme pasar, value for money, transparansi
dan akuntabilitas.
5) Kejelasan tentang kedudukan keuangan DPRD, KDH, dan PNS Daerah, baik
ratio maupun dasar pertimbangannya.
6) Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran kinerja, dan
anggaran multi-tahunan.
7) Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang daerah yang lebih profesional.
8) Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran DPRD, dan
akuntan publik dalam pengawasan, pemberian opini dan rating kinerja anggaran,
dan transparansi informasi anggaran kepada publik.
9) Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan pembinaan, peran
asosiasi, dan peran anggota masyarakat guna pengembangan profesionalisme
aparat pemerintah daerah.
10) Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk menyediakan informasi
anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah daerah terhadap
penyebarluasan informasi sehingga memudahkan pelaporan dan pengendalian,
serta mempermudahkan mendapatkan informasi.
4|P a g e
terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber
daya.
3) Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggung jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik
merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.
5|P a g e
pemborosan pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat
dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk
mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.
6|P a g e
lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian
organisasi untuk dilaksanakan.
Secara garis besar pengelolaan (manajemen) keuangan daerah dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu manajemen penerimaan daerah dan manajemen pengeluaran
daerah. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan
mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah :
1. Anggaran Tradisional
7|P a g e
b) Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
a) Cenderung sentralistis;
b) Bersifat spesifikasi;
c) Tahunan; dan
d) Menggunakan prinsip anggaran bruto.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas
seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional.
Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money ini, seringkali
pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya
kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting
untuk dilaksanakan.
8|P a g e
d) Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan
konflik, overlapping, kesenjangan dan persaingan antar departemen.
e) Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
f) Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut
sebenarnya terlalu pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut
dapat mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).
g) Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya
adalah munculnya budget padding atau budgetary slack.
h) Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan
mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya
dilakukan revisi anggaran dan “manipulasi anggaran”.
i) Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan
tindakan.
9|P a g e
e) Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas;
f) Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost);
g) Berorientasi input, output, dan outcome (value for money), bukan sekedar
input; dan
h) Adanya pengawasan kinerja.
10 | P a g e
1. Akuntabilitas
Jadi, suatu entitas (atau organisasi) yang accountable adalah entitas yang mampu
menyajikan informasi secara terbuka mengenai keputusan-keputusan yang telah
diambil selama beroperasinya entitas tersebut, memungkinkan pihak luar
(misalnya legislatif, auditor, atau masyarakat secara luas) mereview informasi
tersebut, serta bila dibutuhkan harus ada kesediaan untuk mengambil tindakan
korektif. Dengan demikian penggunaan istilah akuntabilitas publik mengandung
makna yang jelas bahwa hasil-hasil operasi termasuk di dalamnya keputusan-
keputusan dan kebijakan yang diambil/dianut oleh suatu entitas harus dapat
11 | P a g e
dijelaskan dan dipertanggungjawabkan kepada publik (masyarakat) dan
masyarakat harus pada posisi untuk dapat mengakses informasi.
Value for money berarti diterapkannya tiga prinsip dalam proses penganggaran
yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi berkaitan dengan pemilihan
dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang
paling murah. Efisiensi berarti bahwa penggunaan dana masyarakat (public
money) tersebut dapat menghasilkan output yang maksimal (berdaya guna).
Efektivitas berarti bahwa penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target-
target atau tujuan kepentingan public.
Dalam konteks otonomi daerah, value for money merupakan jembatan untuk
menghantarkan pemerintah daerah mencapai good governance. Value for money
tersebut harus dioperasionalkan dalam pengelolaan keuangan daerah dan
anggaran daerah. Untuk mendukung dilakukannya pengelolaan dana publik
(public money) yang mendasarkan konsep value for money, maka diperlukan
12 | P a g e
sistem pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah yang baik. Hal tersebut
dapat tercapai apabila pemerintah daerah memiliki sistem akuntansi yang baik.
4. Transparansi
5. Pengendalian
13 | P a g e
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yang telah membuat perubahan mendasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pengaturan keuangan, khususnya Perencanaan dan Anggaran Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Pusat.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=tcqPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=penganggaran+sektor+
14 | P a g e
publik+artikel+jurnal&ots=xaBAcqnTSG&sig=LnaGYOqeM_tR0mS6rp2Iep5pJ
bw&redir_esc=y#v=onepage&q=penganggaran%20sektor%20publik%20artikel
%20jurnal&f=false
15 | P a g e