Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masalah furu’iyah dalam agama Islam memang menjadi sebuah kajian yang
sangat menarik bila dicermati sehingga terkadang menjadi sebuah perbedaan yang
mencolok apabila difahami secara sepihak, terlebih menjadi ajang perdebatan yang
tak berujung sehingga terkadang dijumpai golongan yang tidak sejalan diklaim tidak
mengikuti aturan dalam agama Islam secara benar.
Hal seperti inilah yang seharusnya diluruskan dengan jalan menelaah kembali dasar
hukum yang benar sehingga bagi yang menjalankan merasa lebih mantap
mengamalkan, begitu juga bagi yang tidak mengamalkan tidak mengklaim sesat atau
pembid’ahan terhadap golongan lain.
Begitu juga dengan pelaksanaan doa Qunut dalam Shalat, terdapat perbedaan dalam
ummat Islam, ada sebagian golongan yang melakukan juga meninggalkannya dalam
rangkaian Shalat yang disunnahkan untuk membacanya.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan judul yang telah dipilihkan. Mengingat cakupan permasalahan


tentang pelaksanaan doa Qunut terjadi Khilafiyah oleh para ulama, maka penulis
perlu membatasi masalah-masalah pada makalah ini ke dalam beberapa rumusan
masalah,diantaranya:
1.  PengertianQunutdanmacam-macamnya
2.  HukummembacaQunutdalamshalat
3.  Cara melakukan doa qunut

1
BAB II

PENDAHULUAN

A. Defenisi qunut
Secara bahasa (etimologi) kata qunut berasal dari kata “qanata” yang
artinya patuh, taat, tunduk dalam mengabdi (kepada allah). Hal ini sesuai
dengan firman allah SWT yaitu qur’an surat al-baqarah 116 :
          
      
"mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha suci
Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah;
semua tunduk kepada-Nya.”
Qunut mempunyai beberapa arti, antara lain berarti tegak, taat
berbakti,berdo’a sambil berdiri, berlaku ikhlas dan berdiam diri dalam sholat
mendengarkan bacaan imam, sementara sholat dalam hal ini sesuai firman
allah qur’an surat ali-imran 43 yaitu:
      

Artinya: “hai maryam taatlah (sholatlah) kepada tuhanmu, sujud dan rukuklah
bersama orang rukuk”
Adapun pengertian qunut menurut istilah adalah beberapa kalimat
yang bersifat do’a yang dibaca ketika i’tidal (berdiri setelah bangun dari
rukuk) sesudah membaca lafadz “sami’allahulimanhamidah”.
Bacaan qunut adalah:

‫ شر‬8‫الهم اهدنى فيمن هديت وعافنى فيمن عافيت وتولنى فيمن توليت وباركلى فيما اعطيت وقنى‬
‫ما قضيت انك تقضى وال يقضى عليك وانه ال يذل من واليت وال يعز من عاديت تباركت ربنا‬
‫وتعا ليت‬
Macam-Macam-macam do’a qunut, di dalam Islam, pelaksanaan doa qunut secara
garis besar terbagi menjadi tiga macam:

2
1.    Qunut Shalat Subuh  yaitu doa Qunut yang dibaca pada waktu I’tidal (berdiri
setelah ruku’) setiap akhir roka’at pada shalat subuh dan shalat Witir pada
pertengahan akhir Ramadhan,   Qunut Jenis ini dihukumi dengan Sunnah Ab’adl
yakni sunnah yang termasuk bagian dari shalat sehingga ketika ditinggalkan maka
dianjurkan untuk menggantinya dengan sujud sahwi

2.    Qunut Shalat Witir  yaitu doa Qunut yang dibaca pada waktu I’tidal (berdiri
setelah ruku’) setiap akhir roka’at shalat Witir pada pertengahan akhir Ramadhan,
yakni dari malam 16 bulan Ramadhan sampai akhir Ramadhan, Qunut Jenis ini
dihukumi dengan Sunnah Ab’adl dikalangan ulama Syafi’iyah   

3.    Qunut Nazilah yaitu Qunut yang dilakukan atau dibaca saat adanya bencana
Semisal terjadi bencana besar yang melanda suau daerah, kelaparan, diserang musuh
dsb. Qunut ini juga dibaca pada rakaat terakhir setiap shalat fardlu akan tetapi tidak
dianjurkan/disunnahkan sujud sahwi ketika meninggalkannya karena tidak termasuk
sunnah Ab’adl 1

B. Dalil-dalil qunut dalam sholat

Diriwayatkan dari abu hurairah ra, “bahwa apabila rasulullah saw hendak
melaknat seseorang atau mendo’akan seseorang, beliau membaca qunut (berdo’a)
setelah rukuk”(muttafaq ‘alaih).2

Rasulullah membaca qunut sesudah rukuk selama satu bulan, bahwa beliau
mengutus sekelompok orang yang disebut al-qurra’ (ahli membaca al-qur’an) mereka
berjumlah tujuh puluh orang, lalu mereka tertimpa musibah, rasulullah kemudian
membaca qunut sesudah rukuk selama satu bulan guna melaknat mereka (yang
menimpa musibah kepada para qurra’ tersebut).

1
http://www.fikihkomtemporer.com/2012/07/doa-qunut.html. (diakses pada 24 april 2019)
2
Ayyub, Hasan, Fikih Ibadah,Jakarta,Pustaka Al-Kautsar,2004,hal 125.

3
Ketika sholat zuhur, ashar,magrib, isya dan subuh, yakni sesudah beliau mengucap
“sami’allahulimanhamidah” pada raka’at terakhir beliau membaca qunut itu guna
melaknat beberapa suku bani sulaim, yaitu Ri’i, Dzakwan dan ‘Ashayyah (beberapa
induk kabilah), sedang orang yang ada dibelakang beliau mengamini. (HR. Abu Daud
dengan sanad hasan)

Diriwayatkan dari Anas ia berkata, “rasulullah terus membaca qunut didalam


sholat fajar sampai beliau meninggalkan dunia” (HR. Ahmad, Daruquthni dan
Bazzar, ia hadist shahih)

Hadist-hadist diatas menunjukkan disyariatkannya qunut ketika musibah melanda,


bahwa sebab disyariatkannya adalah kesewenangan kaum kafir terhadap kaum
muslimin.

Hadist tersebut juga menunjukkan bahwa tempat qunut adalah sesudah rukuk pada
rakaat terakhir. Khulafaur rasyidihin yang empat, syafi’i dan ibnu hubaib dari
kalangan malikiah mengambil pendapat ini.

Segolongan ulama berpendapat bahwa ia dibaca sebelum rukuk, diantara mereka


adalah malik dan ishaq.

Diriwayatkan dari humaid, dari anas bin malik, humaid berkata, “anas ditanya
tentang qunut didalam sholat subuh, anas menjawab “kami membaca qunut sebelum
rukuk dan sesudah rukuk” (HR. Ibnu majah dengan dua sanad yang shahih (albani)).

Al-hafizh ibnu hajar berkata, kesimpulan dari riwayat yang berasal dari anas
ialah: bahwa qunut karena kebutuhan dibaca sesudah rukuk, tidak ada perselisihan
mengenai hal ini. Sedang qunut yang bukan karena kebutuhan, yang shahih ia dibaca
sebelum rukuk, para sahabat berselisih pendapat mengenai hal ini. Yang zhahir ialah
bahwa perselisihan ini termasuk perselisihan yang mubah.

4
Orang pertama yang membaca qunut sebelum rukuk adalah ustman, jelas
bahwa qunut ini dibaca pada waktu sholat subuh. Sedang qunut dalam sholat witir,
terdapat riwayat bahwa umar membaca qunut sebelum rukuk didalam sholat witir.

Sebagian besar ulama berpendapat disyariatkannya qunut disemua sholat


fardhu ketika musibah turun, ketika tidak ada musibah mereka bersepakat bahwa
qunut tidak dibaca pada sholat lima waktu kecuali sholat subuh, mereka berselisih
pendapat mengenai qunut didalam sholat subuh. Sebagian ulama berpendapat bahwa
tidak disyariatkannya qunut didalam sholat subuh ketika tidak ada musibah, diantara
mereka adalah ibnu abbas, ibnu mas’ud, abu darda’, abu ishaq dan sahabat-
sahabatnya, ibnu Mubarak, sufyan ats tsauri dan abu hanifah.

Ibnu qayyim dalam kitabnya zaad al-ma’ad mangatakan “para kelompok


ulama hadistlah yang punya pendapat ditengah-tengah diantara dua kelompok ulama
fiqih tesebut. Mereka membaca qunut sekiranya rasulullah saw membacanya dan
meninggalkannya. Menurut mereka, membaca qunut itu sunat dan meninggalkannya
juga sunat, mereka tidak mengingkari orang yang selalu membacanya, tidak
membenci perbuatannya, tidak menganggapnya bid’ah, dan tidak menvonis orang
yang melakukannya menyalahi sunnah, begitu pula sebaliknya.

Apa yang dikatakan oleh ibnu qayyim tersebut sangat bagus, hal ini
menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa sikap fanatik dalam masalah-masalah
seperti ini yang membuat orang sibuk dalam urusan perbedaan pendapat sampai
berlarut-larut sehingga tidak bisa diterima oleh syariat,adalah bukti bahwa akal orang-
orang yang bersangkutan pada hakekatnya miskin dengan ilmu bermanfaat.

C. Dalil para ulama yang mengatakan bahwa qunut itu dalam sholat witir

5
Bersumber dari al-hasan bin ali ra, ia berkata “rasulullah saw mengajarkan
kepadaku beberapa kalimat yang aku baca dalam qunut witir (Ya allah berilah aku
petunjuk di dalam orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan di
dalam orang yang telah engkau beri kesehatan, berilah aku kekuasaan di dalam orang
yang telah engkau beri kekuasaan, berilah aku berkah terhadap apa yang engkau
berikan, jagalah aku dari kejahatan yang engkau putuskan, sesngguhnya engkaulah
yang memutuskan bukan yang diputusi, sesungguhnya tidak akan menjadi hina orang
yang engkau beri kekuasaan, dan tidak menjadi mulia orang yang engkau musuhi.
Maha memberkahi engkau dan mahaluhur engkau)”.3

Setelah mengetengahkan hadist tersebut, an-nabawi dalam kitabnya al-majmu’


mengatakan “ hadist ini diriwayatkan oleh abu daud, at-tirmizi, an-nasa’i dan lainnya
dengan isnad shahih. Kata at-tirmizi hadist ini hasan. Ini adalah riwayat tentang qunut
dari nabi saw yang paling bagus, hadist ini juga diriwayatkan oleh al-baihaqi dari
beberapa jalur sanad, kata al-baihaqi hadist ini menunjukkan bahwa do’a qunut yang
diajarkan tersebut adalah untuk sholat subuh dan juga sholat witir.

Diriwayatkan dari ali ibnu abi thalib ra, bahwa rasulullah di akhir qunut witirnya
berdoa :

‫ دبر كل صالة مكتوبة لم يمنعه مندخول الجنة اال المت‬8‫من قرء اية الكرسي‬
“ya allah sesungguhnya aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku
berlindung dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari
Engkau, Engkau adalah sebagiamana Engkau memuji diri Engkau sendiri” (HR.
Imam Ahmad dan Arba’ah)

Diriwayatkan dari ubay ibnu ka’ab bahwa rasulullah saw mendirikan sholat
witir lalu beliau membaca qunut sebelum rukuk. (HR. Nasai dan Ibnu majah)

3
Ayyub,Hasan,Fikih Ibadah, Jakarta,Cakra Lintas Media,2010,hal. 193.

6
Hadist-hadist tersebut di atas menunjukkan disyariatkannya qunut di dalam
sholat witir. Hanafiah dan hanabilah berpendapat demikian. Ibnu mas’ud, Abu musa,
Ibnu abbas, Anas dan Barra’ memilih membacanya sebelum rukuk.

Segolongan ulama yang lain berpendapat bahwa qunut hanya dibaca separuh
terakhir bulan ramadhan, di antara mereka adalah ali ibnu abi thalib, ibnu sirin, az
zuhri dan syafi’i. Abu bakar atsram memilih pendapat ini berdasar riwayat dengan
sanad shahih bahwa ibnu umar tidak membaca qunut di dalam sholat subuh dan
sholat witir kecuali pada separuh terakhir bulan ramadhan.

Malik berpendapat disyariatkannya qunut di dalam sholat witir pada seluruh


bulan ramadhan dan bukan pada bulan-bulan yang lain.

An nawawi di dalam kitab al-majmu berkata menurut mazhab kita, waktu


qunut adalah setelah mengangkat kepala dari rukuk.

Segolongan ulama berpendapat bahwa ia dibaca sebelum rukuk, diantara


mereka adalah ibnu mas’ud, sufyan ats tsauri, ibnu mubarak, abu hanifah dan selain
mereka. Namun tidak ada kontradiksi antara beberapa riwayat tersebut, karena
perkara ini adalah termasuk mubah.

D. Hukum takbir dan mengangkat tangan ketika qunut

Mereka yang berpendapat adanya qunut di dalam sholat witir berkata, terdapat
takbir dan mengangkat tangan sebelum qunut. Abdullah ibnu mas’ud ra bertakbir
sebelum membaca qunut di dalam sholat witir setelah selesai membaca (ayat), juga
setelah membaca qunut. Di dalam qunut itu ia mengangkat kedua tangannya sampai
dada.

An nawawi meriwayatkan yang disampaikan oleh baihaqi dengan sanad shahih


atau hasan, bahwa rasulullah saw mengangkat kedua tangannya ketika berdo’a pada
kisah para qurra’, juga dalil-dalil yang lain.

Anda mungkin juga menyukai