PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu yag berkaitan dengan fiqih sangat menarik untuk dikaji,
karena ilmu fiqih adalah ilmu ynag selalu hidup dan bermetamorfosa sesuai
dengan keadaan dan perkembangan zaman. Maka tidak heran jika pembahasan
fiqih selalu dinamis, berfariasi sesuai dengan permasalahan dan topik
pembahasannya, hingga kita membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
sekedar mengetahui dan mempelajari pada setiap sub pembahasan yang
meliputi beberapa kitab.
Di sini pemakalah hanya menjelaskan tentang macam-macam sujud dan
shalat-shalat sunnah. Yang mana macam-macam sujud terdiri dari: sujud
sahwi, sujud tilawah, dan sujud syukur. Sedangkan shalat-shalat sunnah terdiri
dari: shalat dua hari raya, shalat dua gerhana, shalat istisqa', shalat witir, shalat
rawatib, shalat tarwih, shalat dhuha, shalat tahiyatul masjid, dan shalat sunnah
wudhu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa macam-macam sujud ?
2. Ada berapa shalat-shalat yang disunnahkan ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui macam-macam sujud.
2. Mengetahui shalat-shalat yang disunnahkan.
A. MACAM-MACAM SUJUD
1. Sujud Sahwi
Sahwi menurut bahasa adalah lupa. Dan menurut sebagaian Ulama’
perbedaan antara السهوdan النسيانadalah: يان33 النسadalah lupa terhadap
sesuatu dan membutuhkan waktu untuk mengingatnya kembali ,
sedangkan السهوadalah lupa terhadap sesuatu yang tidak membutuhkan
waktu untuk mengingatnya kembali. Hukum sujud sahwi adalah
sunnah, maka sujud sahwi itu tidak diwajibkan kecuali dalam suatu
keadaan, yakni: ketika sujudnya makmum mengikuti imam karena
lupanya imam dalam shalat, apabila makmum tidak mengikuti imam
maka shalatnya makmum tidak sah atau batal.1 Sujud sahwi di
syariatkan karena adanya cacat yang terjadi di dalam shalat, baik shalat
fardhu maupun shalat sunnah. Adapun hal-hal yang di tinggalkan
dalam shalat ada tiga macam, yaitu: Fardhu, sunnah, hai’ah. Maka
yang fardhu itu tidak dapat diganti dengan sujud sahwi, tetapi jika
seseorang teringat terhadap fardhu yang ditinggalkannya itu dan
masanya baru sebentar, ia boleh mendatangi fardhu yang tertinggal itu
dan meneruskan dan meneruskan shalatnya serta sujud sahwi. 2 Sujud
sahwi itu di sunnahkan karena empat perkara, yakni: meninggalkan
sebagian dari Sunnah Ab’ad atau bagian dari shalat meskipun itu hanya
satu huruf, dan melakukan sesuatu yang membatalkan shalat walaupun
disengaja, memindah rukun qauli kelain tempat, menjadikan rukun fi'li
beserta dengan menambah rukun fi'li tersebut.3 Hukum sujud sahwi
wajib menurut Hanafiyah secara mutlak, dan berdosa bagi orang yang
meninggalkannya, namun tidak membatalkan shalatnya. Dan ada
1
Hasan Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Kaf, Al-Ahammu, Bogor: Darul Miiraatsin Nabawi,
1426 H, hlm. 136.
2
Syarifuddin Anwar dan Mishbah Musthafa, Terjemah Kifayatul Akhyar, Surabaya: Bina
Iman, 2007, Cet. VII, hlm. 279.
3
Ahmad Bin Umar Asy-Syathiri, Yaqut An-Nafis, Surabaya: Al-Hidayah, 1369 H, hlm. 39.
4
Ahmad Yaman, Panduan lengkap Shalat Menurut Empat Madzhab, Jakarta: Buku Islam
Utama, 2015, Cet. XI, hlm. 360-361.
5
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu'in, Kediri: Ats-Tsuroyya, hlm. 16.
6
Ahmad Yaman..........hlm.364.
ض ِمن َدآبٍَّة َوٱلۡ َم ٰلَِٓئ َكةُ َوُهمۡ اَل يَسۡتَكۡرِب ُو َن ٤٩خَيَافُو َن َربَّ ُهم ِّمن فَوۡقِ ِهمۡ َولِلَِّۤه يَسۡ ُج ُۤد َما يِف َّ
ٱلس َٰم َٰو ِت َوَما يِف ۡٱل ۡ
َأر ِ
ين ُأوتُواْ ۡٱلعِلۡ َم ِمن قَبۡلِ ِهۦٓ ِإذَا يُتۡلَ ٰى َعلَيۡ ِهمۡ خَيِ ُّرو َۤن لِلۡ ۡ
َأذقَ ِۤ
ان ُس َّجداً َ 107وَي ُقولُو َن ِ ِإ َّ ِ ِ ِِ
قُلۡ ءَامنُواْ بهۦٓ َأوۡ اَل تُؤۡمنُوٓاْۚ َّن ٱلذ َ
ب
َّو ٓا ُّ
َّج ُر َوٱلد َ وم َوٱلۡ ِجبَ ُ
ال َوٱلش َ ُّج ُ
س َوٱلۡ َق َم ُر َوٱلن ُ ٱلس َٰم َٰو ِت َوَمن يِف ٱلۡ ۡ ِ
َأرض َوٱلشَّمۡ ُ َأن ٱللَّهَ يَسۡ ُج ُۤد لَهُۥۤ َمن يِف َّ
َأمَل ۡ َتَر َّ
ابۗ َوَمن يُِه ِن ٱللَّهُ فَ َما لَهۥُ ِمن ُّمكۡ ِرٍمۚ ِإ َّن ٱللَّهَ يَفۡ َع ُل َما يَ َشآءُ۩ ١٨سورة احلج ِ وَكثِري ِّمن ٱلن ِ ۖ ِ
َّاس َوَكثريٌ َح َّق َعلَيۡه ۡٱل َع َذ ُ َ ٌ َ
ين ءَ َامنُواْ ٱرۡ َك ُعواْ َوٱسۡ ُج ُدواْۤ َوٱعۡبُ ُدواْ َربَّ ُكمۡ َوٱفۡ َعلُواْ ٱلۡ َخيَۡر لَ َعلَّ ُكمۡ تُفۡلِ ُحو َن۩ ٧٧سورة احلج َّ ِ
ٰيََٓأيُّ َها ٱلذ َ
ٱلرحۡ َٰم ُن َأنَسۡ ُج ُد لِ َما تَأۡ ُمُرنَا َوَز َاد ُهمۡ نُ ُفوراً۩ ٦٠سورة الفرقان
ٱس ُج ُدواْۤ لِ َّلرحۡ َٰم ِن قَالُواْ َوَما َّ
يل هَلُ ُم ِۡإ ِ
َو ذَا ق َ
ض َويَعۡلَ ُم َما خُت ۡ ُفو َن َوَما تُ ۡعلِنُو َن ٢٥ٱللَّهُ اَل ٓ ِإٰلَهَ ِإاَّل ُه َو ٱلس َٰم َٰو ِت َوٱلۡ ۡ
َأر ِ ِج ٱلۡ َخبۡءَ يِف َّ ِ ِ َّ ِ
َأاَّل ۤ يَسۡ ُج ُدواْۤ للَّه ٱلذي خُي ۡر ُ
ب ٱلۡ َعرۡ ِش ٱلۡ َع ِظي ِم۩ ٢٦سورة النمل
َر ُّ
8
Ahmad Yaman..........hlm. 361-363.
سورةالنجم٦٢ ۩ْ فَٱسۡ ُج ُدواْۤلِلَِّۤه َوٱعۡبُ ُدوا٦١ َوَأنتُمۡ مَٰسِ ُدو َن٦٠ َوتَضۡ َح ُكو َن َواَل تَبۡ ُكو َن٥٩ يث تَ ۡع َجبُو َن
ِ َأفَ ِمنۡ ٰه َذاٱلۡح ِد
َ َ
ۡ فَ َما هَلُم١٩ لَرَت ۡ َكنُب َّ طََب ًقا َعن طَبَ ٍق١٨ َّس َق ِ ِإ َّ ِ َّ ِفَاَل ٓ ُۡأق ِسم ب
َ َو ۡٱل َق َمر َذا ٱت١٧ َوٱليۡ ِل َوَما َو َس َق١٦ ٱلش َفق ُ
سورة اإلنشقاق٢١ ۩ َوِإذَا قُِرَئ َعلَيۡ ِه ُم ۡٱل ُقرۡءَا ُن اَل يَسۡ ُج ُدو َۤن٢٠ اَل يُؤۡ ِمنُو َن
9
َّ ُ َسنَدۡع١٧ فَلۡيَدۡعُ نَ ِاديَهُۥ
سورة العلق١٩ ۩ َكاَّل اَل تُ ِطعۡهُ َوٱسۡ ُجدۡۤ َوٱقۡرَتِب١٨ َٱلزبَانِيَة
9
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103, Kamus Fiqih, Kediri: Lirboyo Press, 2014, Cet.
II, hlm 197.
10
Hasan Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Kaf..........hlm. 142.
11
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 27.
12
Hasan Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Kaf..........hlm. 142-143.
3. Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud yang disunnahkan di lakukan di luar
shalat ketika mendapatkan nikmat, atau terhindar dari bahaya secara
tiba-tiba, atau melihat orang yang mendapat musibah, atau melihat
13
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 198.
14
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 27.
B. SHOLAT-SHOLAT SUNNAH
Sunnah menurut bahasa adalah tambahan, sedangkan menurut istilah
adalah mencari hukum syar'i tetapi mencari hukum syar'inya tersebut tidak
wajib. Sholat-sholat sunnah ada banyak, yakni: sholat dua hari raya, sholat
dua gerhana, sholat istisqa', sholat witir, sholat rawatib, sholat tarawih,
sholat dhuha, sholat tahiyatul masjid, dan sholat sunnah wudhu. 18 An-Nafl
secara bahasa adalah tambahan. Sedang secara syara' adalah perkara yang
mendapatkan pahala ketika dikerjakan dan tidak disiksa ketika
ditinggalkan. An-Nafl juga diungkapkan dengan kata tathawu', sunnah,
mustahab, dan mandub. Pahala fardhu mengungguli sunnah (secara
dzatiahnya saja hingga terkadang sunnah mengungguli dari fardhu seperti
lebih besarnya pahala mengawali salam yang statusnya sunnah dari pada
menjawabnya dengan status wajub) dengan selisih 70 drajat seperti
keterangan dalam hadits yang telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah.
Shalat sunnah dianjurkan sebagai penyempurna kekurangan shalat-shalat
fardhu bahkan dapat menempati di akhirat, bukan di dunia tempat shalat
fardhu yang ditinggalkan, sebab udhur semisal lupa.19 Shalat sunnah
adalah ibadah ang dianjurkan oleh agama untuk dikerjakan dan
diperbolehkan untuk ditinggalkan. Shalat sunnah adakalanya yang
disunnahkan berjama'ah dan ada yang tidak. Adapun shalat sunnah yang
dianjurkan berjama'ah adalah: shalat 'idul fitri, shalat i'dul adlha, shalat
istisqa', shalat gerhana matahari, shalat gerhana bulan, shalat tarawih
beserta witirnya. Selain yang telah disebutkan tidak disunnahkan
dilakukan secara berjama'ah. Hanya saja kalaupun dilakukan berjama'ah,
tidak sampai terkena hukum makruh. Bahkan jika disertai dengan tujuan
seperti mendidik maka lebih baik.20
17
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 199.
18
Ahmad Bin Umar Asy-Syathiri..........hlm. 41.
19
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 31.
20
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 134.
21
Hasan Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Kaf..........hlm. 147.
22
Ahmad Bin Umar Asy-Syathiri..........hlm. 41.
23
Syarifuddin Anwar dan Mishbah Musthafa..........hlm. 341.
24
Ahmad Bin Umar Asy-Syathiri..........hlm. 41.
25
Syarifuddin Anwar dan Mishbah Musthafa..........hlm. 341.
26
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 33.
27
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 134-136.
28
Ahmad Bin Umar Asy-Syathiri..........hlm. 42.
29
Syarifuddin Anwar dan Mishbah Musthafa..........hlm. 348.
c. Shalat Istisqa'
Shalat Istisqa' adalah meminta hujan ketika dibutuhkannya
air, sebab tidak adanya air, rasanya asin atau sedikitnya air
sekira tidak mencukupi.33 Hukum shalat istisqa' adalah sunnah
30
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 141.
31
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 33.
32
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 141.
33
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 33.
d. Shalat Witir
Shalat witir yaitu shalat sunnah yang dilakukan dengan
jumlah rakaat ganjil yang waktunya dimulai setelah shalat isya'
sampai terbitnya fajar. Paling sedikit jumlah rakaatnya adalah
satu rakaat, minimal sempurna dengan dikerjakan dengan tiga
34
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 140.
35
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 33.
36
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 141.
e. Shalat Rawatib
Sholat rawatib adalah shalat yang tidak dianjurkan
berjama'ah, seperti qobliyah dan ba'diyah. Sholat rawatib itu
ada dua, yakni: muakkad dan ghoiru makkad.
o Shalat sunnah rawatib muakkad ada sepuluh rakaat,
yaitu: 2 rakaat sebelum shubuh, 2 rakaat sebelum
dhuhur, 2 rakaat setelah dhuhur, 2 rakaat setelah
maghrib, dan 2 rakaat setelah isya'.
o Shalat sunnah ghairu muakkad ada dua belas rakaat,
yaitu: 2 rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat setelah
dhuhur, 4 rakaat sebelum ashar, 2 rakaat sebelum
maghrib, dan 2 rakaat sebelum isya'. 40
Diperbolehkan mengakhirkan sholat sunnah rawatib
qobliyah dari sholat fardhu dan hukumnya tetap ada (jika sholat
sunnah qobliyah diakhirkan setelah melaksanakan sholat
fardhunya, maka menurut Imam Romli diperbolehkan untuk
menggabungkan dengan sholat sunnah ba'diyah dengan satu
salam). Tidak diperbolehkan untuk mendahulukan sunnah
rawatib ba'diyah atas sholat fardhunya sebab waktu sholat
sunnah itu belum masuk.41
f. Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat yang terdiri dari 20 rakaat
dengan 10 salaman disetiap malam bulan ramadhon, sebab
hadits Nabi SAW barang siapa mengerjakan shalat di malam
bulan ramadhon dengan iman dan mengharapkan pahala, maka
39
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 145.
40
Hasan Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Kaf..........hlm. 147.
41
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 31.
g. Shalat Dhuha
Sholat dhuha disebut juga sholat awwabin. Bilangan sholat
dhuha paling sedikit dua rakaat, paling banyak dan paling
utamanya delapan rakaat, dan lebih di utamakan dua rakaat satu
salam. Surat yang lebih utama dibaca dalam sholat dhuha
adalah surat As-Syams dan Ad-Dhuha atau Al-Kafirun dan Al-
Ikhlas. Waktu pelaksanaannya dari terbitnya matahari kira-kira
satu tombak sampai tergelincirnya matahari.45 Waktu ikhtiarnya
shalat dhuha adalah ketika telah sampai seperempat siang,
sebab hadits shohih dalam hal ini.
Di perbolehkan untuk menambahi dari delapan rakaat itu
dengan niat dhuha sampai dua belas rakaat. Sebagaimana
diriwayatakan dari Abi Hurairah RA, beliau berkata:
kekaksihku SAW, berwasiat kepadaku tentang tiga hal:
42
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 33.
43
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 142.
44
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 33.
45
Hasan Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Kaf..........hlm. 150.
46
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 32.
47
Team Kajian Ilmiyah Ahla_Shuffah 103..........hlm. 146.
48
Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari..........hlm. 32-33.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Macam-macam sujud ada tiga, yakni sujud sahwi, sujud tilawah, dan sujud
syukur. Sujud sahwi dilaksanakan karena adanya beberapa sebab, yakni: (1)
Melakukan sesuatu yang membatalkan shalat dengan sengaja dan melakukan
sesuatu yang tidak membatalkan shalat karena lupa, contoh: Makan sedikit. (2)
Meninggalkan bagian dari sunnah ab’ad atau sebagian dari bagian sunnah ab’ad
meskipun meninggalkannya dengan sengaja. (3) Memindahkan rukun qouli tidak
49
Ahmad Yaman..........hlm. 306-307.
B. Saran
Pemakalah menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini,
baik dari ejaan penulisan, tata kalimat, tata bahasa maupun yang lainnya. Tetapi
setidaknya pemakalah telah berusaha menguraikan maksud dari Macam-macam
Sujud dan Shalat-shalat Sunnah.
Oleh karena banyaknya kekurangan dalam makalah ini, pemakalah
mengharapkan adanya wujud apresiasi pembaca untuk memberikan koreksi dan
masukkan agar pemakalah mampu memperbaikinya dan tidak melakukan
kesalahan sama untuk yang kedua kalinya. Terima kasih.
Kaf, Hasan Bin Ahmad Bin Muhammad Al-. 1426 H. Al-Ahammu. Bogor:
Darul Miiraatsin Nabawi.
Anwar, Syarifuddin dan Musthafa, Mishbah. 2007. Terjemah Kifayatul
Akhyar. Surabaya: Bina Iman. Cet. VII.
Syathiri, Ahmad Bin Umar Asy-. 1369 H. Yaqut An-Nafis. Surabaya: Al-
Hidayah.