Latar belakang umat mengenal sujud Sahwi ialah ketika Nabi Muhamamad menjadi imam
salat Isya. Kala itu seorang sahabat Nabi menanyakan perihal salat Isya yang hanya dua
rakaat. Awalnya beliau bingung.
Kemudian Rasulullah bertanya kepada seluruh jamaah, apakah baru salat Isya tadi dua
rakaat, dan mereka menjawab benar.
Akhirnya Rasul mengajak para sahabatnya tersebut untuk berdiri dan menyempurnakaan
salat Isya dengan cara menambah dua rakaat yang tertinggal. Serta tambahan sujud dua
kali setelah salam. Inilah awal mula Nabi mengenalkan sujud Sahwi ketika lupa jumlah
rakaat salat.
Rasulullah SAW bersabda : "Saya hanyalah manusia biasa. Saya bisa lupa sebagaimana
kalian lupa. Jika saya lupa, ingatkanlah aku. Jika kalian ragu tentang jumlah rakaat sholat
kalian, pilih yang paling meyakinkan, dan selesaikan sholatnya. Kemudian lakukan sujud
sahwi." (HR. Bukhari & Muslim).
2 dari 7 halaman
2020 Merdeka.com
1. Kurang Jumlah Rakaat
Ketika Anda lupa dan jumlah rakaat menjadi kurang, sebaiknya segera Anda lengkapi
rakaat tersebut. Seperti dalam kisah Nabi Muhammad tadi, langsung menambah gerakan
dua rakaat untuk menyempurnakannya. Kemudian ditutup dengan dua kali sujud sahwi
setelah salam.
Apabila Anda ragu sudah menjalankan salah satu gerakan seperti sujud sudah berapa
kali. Misal ternyata berlebih jadi 3 kali sujud dalam satu rakaat. Bisa langsung melakukan
sujud sahwi.
Ketika Anda ragu dengan jumlah rakaat dan dapat menentukan jumlah yang
diyakini.
Ketika Anda ragu dengan jumlah rakaat dan tidak dapat menentukan secara pasti
sudah mengerjakan berapa rakaat. Pilihlah jumlah yang paling sedikit, kemudian
menambah rakaat untuk menyempurnakannya beserta sujud Sahwi.
3 dari 7 halaman
Kedua, Anda teringat sebelum bangkit ke rakaat berikutnya. Sebaiknya Anda langsung
duduk untuk tasyahud awal dan melanjutkan salat hingga selesai.
4 dari 7 halaman
Hendaklah dia membaca di dalam sujud sahwi-nya, bacaan yang diucapkan di dalam
sujud ketika salat, karena sujud sahwi merupakan sujud yang serupa dengan sujud salat.
(Al-Mughni, 2:432433)
Lalu beliau salat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudian beliau salam. Sesudah itu
beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian
bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau
bangkit. (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no. 573)
Pendapat sebagian besar ulama sujud sahwi tidak perlu mengangkat tangan
atau takbiratul ihrom, cukup mengucapkan takbir. Landasannya adalah Ibnu Hajar Al
Asqolani rahimahullah yang mengatakan,
"Para ulama berselisih pendapat mengenai sujud sahwi sesudah salam apakah
disyaratkan takbiratul ihram ataukah cukup dengan takbir untuk sujud? Mayoritas ulama
mengatakan cukup dengan takbir untuk sujud."
- Meninggalkan tasyahud awal. Layaknya dengan gerakan ini, berarti semua kasus
meninggalkan wajib salat karena lupa.
- Ragu jumlah rakaat sholat dan tidak bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.
Ragu bacaan atau gerakan salat, dan bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.
Para ulama telah sepakat, mengenai melakukan sujud sahwi baik sebelum maupun
sesudah salam, sifatnya anjuran. Maksudnya jika melakukan sujud sahwi di salah satu
waktu tersebut, salat tetap sah. Sesuai keterangan oleh al-Khithabi.
Cara sujud sahwi sama seperti dengan sujud dalam salat pada umaumnya.
Disyariatkan untuk membaca takbir setiap kali turun sujud atau bangkit dari sujud,
layaknya gerakan salat.