Anda di halaman 1dari 5

SUJUD SAHWI

Bismillah, Sujud artinya ketundukan baik itu menundukan kepala ke tempat


yang lebih rendah ataupun suatu perbuatan yang mengisyaratkan kepada
ketundukan itu sendiri, contohnya ketaatan.
Sedangkan Sahwi artinya Lupa, yaitu meninggalkan sesuatu dengan tidak
sengaja. Jadi Sujud Sahwi adalah sujud dalam shalat yang dilakukan karena
ada salah satu perbuatan shalat yang tertinggal secara tidak sengaja
Dalil sujud sahwi (dua kali sujud):
Contoh cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits
‘Abdullah bin Buhainah,
‫س لقيبلل ألين هَيلسللُلم‬ ‫لفللمماَّ أللتمم ل‬
‫صلللتهَه لسلجلد لسيجلدلتيينن لفلكمبلر نفيِ هَكلُل لسيجلدةَة لوهَهلو لجاَّلن س‬
“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu
beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan
sujud sahwi ini sebelum salam.” (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)
Contoh cara melakukan sujud sahwi sesudah salam dijelaskan dalam hadits
Abu Hurairah,
‫صملىَّ لريكلعلتيينن لولسلملم هَثمم لكمبلر هَثمم لسلجلد هَثمم لكمبلر لفلرلفلع هَثمم لكمبلر لولسلجلد هَثمم لكمبلر لولرلفلع‬
‫لف ل‬
“Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudia beliau salam.
Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu
beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya.
Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan
Muslim no. 573)
Sujud sahwi sesudah salam ini ditutup lagi dengan salam sebagaimana
dijelaskan dalam hadits ‘Imron bin Hushain,

‫صملىَّ لريكلعةة هَثمم لسلملم هَثمم لسلجلد لسيجلدلتيينن هَثمم لسلملم‬


‫لف ل‬.
“Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang
tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan
dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.” (HR. Muslim no. 574)
HUKUM SUJUD SAHWI
Madzhab Hanafi : Wajib dan berdosa bagi siapa yang meninggalkannya
tetapi tidak membatalkan shalat. Dalil mereka sebagaimana diriwayatkan
dari Abu Said Al-Khudri bahwasannya Rasulullah Saw bersabda : “jikalau
salah satu diantara kalian ragu-ragu dalam shalatnya sehingga dia tidak
mengetahui sudah mendapatkan berapa rakaat, tiga atu empat rakaat
maka, hendaknya dia menghilangkan keragu-raguannya dan memantapkan
keyakinannya kemudian hendaknya dia sujud dua kali sebelum salam,
seandainya dia telah shalat sebanyak lima rakaat shalatnya tetap sah”
Madzhab Hanafi memaknai kalimat perintah dalam hadits tersebut sebagai
perintah yang wajib dilaksanakan maka dari itu mereka mewajibkan sujud
sahwi bagi yang lupa dalam mengerjakan rukun maupun kewajiban dalam
shalat.
Madzhab Syafi‘i : Hanya wajib dalam keadaan tertentu yaitu ketika Imam
melakukan sujud sahwi maka dalam keadaan seperti ini makmum wajib
melakukannya karena mengikuti Imam, jikalau makmum tidak
mengerjakannya maka shalatnya batal dan wajib baginya mengulang shalat
kembali. Jikalau Imam tidak melakukan sujud sahwi maka tidaklah wajib
bagi makmum untuk melakukannya melainkan hukumnya berubah menjadi
sunnah dan sunnah ini hanya berlaku untuk individu masing-masing.
Madzhab Maliki : Sunnah baik itu bagi Imam maupun individu masing-
masing.

Madzhab Hambali : Wajib hanya ketika seseorang meninggalkan rukun


ataupun kewajiban-kewajiban dalam shalat, sunnah jika meniggalkan selain
dua hal tersebut.
TATA CARA SUJUD SAHWI
Sujud Sahwi ialah sujud dua kali dengan mengucapkan takbir ketika
merendahkan kepala hingga menyentuh lantai kemudian mengangkatnya
lagi sambil mengucapkan takbir, di sujud yang kedua juga seperti sujud
pertama kemudian duduk dan salam, tata cara ini dilakukan bagi yang
mengerjakan sujud sahwi sebelum salam. Adapun yang mengatakan sujud
sahwi dilakukan setelah salam maka dimulai dari duduk.
Para ahli fikih berbeda pendapat mengenai tempat sujud sahwi, apakah
dilakukan setelah salam atau sebelum salam. Madzhab Hanafi mengatakan
sujud sahwi dilakukan oleh seseorang yang shalat setelah salam kekanan
saja[1] kemudian membaca tasyahhud setelah dua kali sujud dan salam
setelah tasyahhud, jikalau tidak membaca tasyahhud maka ia telah
meninggalkan hal-hal yang wajib tetapi shalatnya tetap sah, dan setelah
tasyahhud sujud sahwi, wajib baginya salam, jikalau ia tidak salam maka
telah meninggalkan hal yang wajib.
Apakah wajib berniat ketika sujud sahwi?
Sebagian dari ulama fikih Hanafi tidak mewajibkan niat, karena sujud sahwi
ada untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam shalat, dan tidaklah
wajib berniat di setiap bagian-bagian yang temasuk dalam satu kesatuan
seperti shalat maka, sujud sahwi tidak wajib baginya niat. Sedangkan
sebagian yang lain mewajibkan niat, karena itu juga termasuk shalat dan
tidaklah sah shalat tanpa niat, sebagaimana wajibnya niat untuk sujud
tilawah maupun sujud syukur.
Sedangkan Madzhab Syafi‘i mengatakan bahwasannya sujud sahwi ialah
sujud dua kali seperti dalam shalat dikerjakan sebelum salam, setelah
tasyahhud dan shalawat atas Nabi Saw, berniat di dalam hati tidak
diucapkan dengan lisan, karena berbicara dalam shalat dapat membatalkan
shalat.
Madzhab Maliki mengatakan bahwa sujud sahwi yaitu dua sujud dan
bertasyahhud setelah dua sujud tanpa doa dan shalawat keatas Nabi Saw,
jikalau sujud sahwi dikerjakan setelah salam maka ia harus sujud dan
bertasyahhud dan wajib mengulangi salam kebali, seandainya ia tidak
mengulangi salamnya maka shalatnya tidak batal.
Madzhab Hambali: sujud sahwi yaitu dimulai dari takbir kemudian sujud dua
kali setelah salam ataupun sebelum salam. Hanya saja mereka mengatakan
bahwasannya sujud sahwi dilakukan sebelum salam adalah lebih baik kecuali
dalam dua hal yakni:
Pertama: ketika kurang ataupun kelebihan rakaat dalam shalat, maka ia
harus melengkapi kekurangannya kemudian sujud setelah salam.
Kedua: Ketika Imam ragu-ragu mengenai suatu hal di dalam shalat,
kemudian ia menghilangkan keragu-raguannya dan memantapkan piihannya
maka dalam hal ini sujud sahwi lebih baik dilakukan setelah salam.

SEBAB-SEBAB MENGERJAKAN SUJUD SAHWI


1. Ketika meninggalkan bacaan fatihah
2. Mengeraskan bacaan di dua rakaat terakhir
3. Meninggalkan Tuma’ninah
4. Meninggalkan duduk yang wajib dalam shalat, yakitu semua duduk
kecuali duduk tasyahhud akhir. Barang siapa meninggalkan duduk
tasyahhud awal atau duduk diantara dua sujud maka baginya sujud sahwi
5. Meninggalkan bacaan Tasyahhud pertama dan kedua
6. Memindahkan rukun bacaan dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti
membaca fatihah ketika ruku, membaca tasyahhud ketika sujud dan lain
sebagainya, kecuali membaca surah sebelum fatihah maka tidak wajib
baginya sujud sahwi.
7. Ragu-ragu dalam jumlah rakaat shalat
8. Meninggalkan hal-hal yang sunah dalam shalat tidaklah wajib sujud sahwi
melainkan ada beberapa hal yang masuk pengecualian menurut tiap-tiap
madzhab, seperti doa kunut ketika shalat subuh dan shalat witir di
pertengahan bulan Ramadhan dan itu menurut Madzhab Syafi’i. Sedangkan
ulama fikih yang lain hanya memasukkan doa kunut diwaktu shalat witir
saja.

Apakah sujud sahwi hanya dilakukan ketika seseorang hanya lupa satu kali
atau lebih?
Para ulama sepakat, bagi siapa saja yang lupa terus-menerus atau berkali-
kali lebih dari satu kali di dalam shalat maka kesemua itu juga termasuk
jenis lupa. Jadi, cukup baginya sujud sahwi, walaupun banyaknya kelupaan
tersebut bukan bagian dari shalat, seperti berbicara atau membalas salam
dengan tidak sengaja.
Ada juga sebagian yang berkata bahwa jumlah sujud sahwi ditentukan oleh
jumlah tempat-tempat yang ia lupa. Wallahu a‘lam bi’s s-Shawwâb
Bacaan dalam sujud sahwi ada 3 pendapat:
1. Do’a Ketika Sujud Sahwi
Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi,

‫لييسهَهو لولل ليلناَّهَم لل لمين هَسيبلحاَّلن‬


“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Maha Suci Dzat yang tidak
mungkin tidur dan lupa).[4]
2. Bacaannya sama dengan sujud dalam shalat:

‫الليعللىَلرلُبلىَّ هَسيبلحاَّلن‬
“Subhaana robbiyal a’laa” [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi]
atau:

‫ اللمهَهمم ايغنفير نلىَّ لرمبلناَّ اللمهَهمم هَسيبلحاَّلن ل‬، ‫ك‬


‫ك‬ ‫لونبلحيمند ل‬
“Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy.” [Maha
Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu,
ampunilah dosa-dosaku][6]
[1] Jikalau ia telah mengucapkan salam kedua maka telah gugur
kewajibannya untuk mengerjakan sujud sahwi tetapi jikalau ia mengerjakan
salam yang kedua dengan segaja maka ia telah berdosa karena
meninggalkan yang wajib.
Sumber: Fiqh ‘ala madzhabi arba’ah.

SUMBER: PONDOK HABIB

Anda mungkin juga menyukai