Anda di halaman 1dari 4

Sebab-Sebab Sujud Sahwi

1. Pengurangan dalam shalat ada 2 bagian 2. Keragu-raguan dalam shalat tidak lepas dari dua keadaan 3. Penambahan dalam shalat ada 2 bagian 4. Kurang salah satu wajib dalam shalat 5. Kurang salah satu rukun dalam shalat 6. Kedua-duanya sama-sama kuat 7. Menguatkan satu dari dua perkara 8. Salam, tetapi belum sempurna rakaatnya 9. Menambah berdiri, duduk, rukuk, dan sujud. 10. Jika sengaja batal sholatnya 11. Jika lupa 12. Jika yang kurang takbiratul ihram dianggap tidak ada sholat sama sekali 13. Jika selain takbiratul ihram 14. Jika lupa 15. Jika sengaja batal sholatnya 16. Jika lupa 17. Jika sengaja batal 18. Ingatnya sebelum beranjak dari tempatnya kemudian dia datangi yang lupa tersebut, dan tidak ada sujud sahwi baginya. Misalnya : Seseorang bangkit dari sujud yang kedua ketika hendak berdiri pada rakaat yang ketiga, ingat jika belum tasyahud awal, maka dia tetapkan dalam keadaan duduk, kemudian tasyahud kemudian dia sempurnakan sholatnya, dan tidak ada sujud syahwi baginya 19. Ingatnya setelah beranjak dari tempatnya 20. Jika sengaja batal sholatnya 21. Jika lupa 22. Ingatnya setelah waktu yang sedikit misalnya 5 menit, maka dia sempurnakan shalatnya sampai salam kemudian sujud sahwi dan salam Dalilnya ; Hadits dari Abu Hurairah bahwasanya nabi r shalat bersama sahabat dhuhur atau ashar 2 rakaat kemudian salam. Orang-orang yang tergesa-gesa (karena keperluannya) keluar melalui pintu-pintu Masjid, seraya berkata : shalat diqashar, lalu nabi berdiri menuju sebatang tiang yang tegak di masjid dan bersandar padanya. 23. Ingatnya setelah waktu yang lama, maka wajib baginya mengulangi shalatnya 24. Ingatnya setelah selesai shalat 25. Ingatnya pada saat penambahan itu, wajib baginya kembali dan sujud sahwi setelah salam Misalnya : Ada seseorang shalat dhuhur 5 rakaat (karena lupa) dan ingat bahwa ini adalah rakaat yang ke-5, maka wajib baginya kembali kerakaat yang ke-4 duduk tasyahud akhir kemudian salam, kemudian sujud sahwi dan salam 26. Belum sampai ke rukun berikutnya, dia kembali dan mendatanginya kemudian di sempurnakan shalatnya sampai salam kemudian sujud sahwi kemudian salam 27. Jika telah sampai ke rukun berikutnya maka gugurlah yang wajib tersebut yang di tinggalkan dan tidak boleh baginya kembali dan tetap meneruskan shalatnya sampai akhir dan sujud sahwi sebelum salam kemudian salam. Dalilnya : Diriwayatkan oleh imam Bukhari dan yang lainnya dari Abdullah bin Buhainah , bahwasanya nabi r shalat dhuhur bersama sahabat, beliau bangkit pada rakaat yang ke-3 lupa tasyahud awal. Sahabat kemudian mengikutinya sampai akhir, sebelum salam beliau bertakbir sedang dalam keadaan duduk kemudian sujud 2 kali (sujud sahwi) kemudian salam 28. Jika telah sampai pada rakaat yang ke-2 maka dia batalkan rakaat yang pertama karena meninggalkan satu rukun dan menjadikan rakaat yang ke-2 sebagai rakaat yang pertama kemudian dia teruskan shalatnya sampai salam kemudian sujud sahwi kemudian salam Misalnya : Seseorang lupa sujud yang ke-2 (adalah rukun ) pada rakaat yang pertama dan ingatnya ketika duduk diantara dua sujud pada rakaat yang ke-2 maka dia batalkan rakaat yang pertama kemudian meneruskan shalatnya sampai salam kemudian sujud sahwi kemudian salam

29. Jika belum sampai pada rakaat yang ke-2, maka wajib dia kembali dan mendatangi yang lupa dari rukun yang di tinggalkan kemudian dia teruskan shalatnya sampai salam kemudian sujud sahwi kemudian salam. Misalnya : seseorang lupa sujud yang ke-2 pada rakaat , ketika hendak bangkit ke rakaat yang ke-2, ingat kalau belum sujud yang ke-2, kemudian dia sempurnakan shalatnya sampai salam kemudian sujud sahwi kemudian salam 30. Ingatnya pada waktu yang sebentar misalnya 5 menit , maka wajib baginya sujud sahwi kemudian salam (sujud sahwi Dalilnya : Hadits dari Abdullah bin Masud bahwasanya nabi r shalat dhuhur 5 rakaat, ditanya kepadanya, Apakah anda menambah dalam shalat ? kalian bertanya apa itu ? dijawab Anda telah shalat 5 rakaat, maka Beliau sujud sahwi kemudian salam. Dalam satu riwayat Beliau lipat kedua kakinya menghadap kibalat kemudian sujud sahwi kemudian salam ( HR Al-Jamaah dan ini lafaz dari Imam Bukhari ) 31. Ingatnya setelah waktu yang lama, maka tidak ada baginya sujud sahwi dan shalatnya sah 32. Luput darinya satu rakaat atau lebih 33. Tidak ada sesuatu pun yang melalaikannya dari shalat 34. Jika lupa yang berasal dari mamum 35. Jika yang lupa dari mamum ketika dia sedang ikut bersama imam atau ketika mengganti rakaat yang luput, maka baginya sujud sahwiAdapun letaknya sujud sahwi bergantung kepada keadaannya , sebelum ataukah sesudah salam , lihat pada jadwal yang pertama Contohnya : seseorang ikut shalat bersama imam tetapi ia masuk bersama imam pada rakaat yang ke-2 shalat dhuhur . Tatkala imam bangkit pada rakaat yang ke-4, mamum tadi tasyahud akhir karena menyangka bahwa ini adalah rakaat akhir ,ketika disaat tasyahud tersebut dia mengetahui imam berdiri, maka diapun berdiri, maka makmum yang seperti ini wajib baginya sujud sahwi, setelah mengganti rakaat yang luput darinya sampai salam kemudian sujud sahwi, kemudian salam (sujud sahwi dilakukan setelah salam, karena penambahan duduk dalam sholat). 36. Jika yang lupa dari imam sementara dia sujud sahwi maka wajib bagi makmum sujud sahwi berdasarkan sabda Nabi : Dijadikan imam itu untuk diikuti, maka janganlah kalian menyelisihinya sampai pada sabda beliau, apabila imam sujud maka sujudlah kalian semua (H.R. Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah) 37. Jika yang lupa dari makmum, maka tidak ada baginya sujud sahwi, toh seandainya dia sujud sahwi berarti ia telah menyelisihi imam atau tidak mengikuti imam (lihat no.27). Bagaimana para sahabat tidak duduk tasyahud awal, hanya karena mengikuti imam dan mereka tidak ingin menyelisihinya. 38. Jika sujud sahwinya letaknya setelah salam, maka mamum tidak wajib baginya sujud sahwi, akan tetapi makmum berdiri mengganti rakaat yang luput. Jika dia mengetahui imam sujud sahwi, maka wajib baginya pula sujud jika tidak, maka tidak wajib baginya sujud sahwi. 39. Jika sujud sahwinya imam sebelum salam, maka wajib bagi mamum sujud sahwi pula, karena makmum belum berpisah dengan imam, kecuali jika sujud sahwi imam setelah salam. Maka mamum bangkit menggantikan rakaat yang luput dan tidak ada baginya sujud sahwi. Faidah-Faidah Lain : 1. Apabila keragu-raguan dalam sholatnya maka dia mengambil yang yakin atau apa yang dianggap salah hitung kuat (lihat No. 6 & 7) kemudian telah jelas bahwa apa yang dia lakukan sesuai dengan kenyataan, tidak ada penambahan dan tidak pula pengurangan ; maka gugurlah kewajiban sujud sahwi berdasarkan yang masyhur dari mazhab Hanabilah karena hilangnya yang mewajibkan sujud sahwi yaitu keragu-raguan, adapun pendapat kedua adalah wajib baginya sujud sahwi sebagaimana hadist nabi pada no.6. 2. Jika imam telah salam, akan tetapi belum sempurna sholatnya (kurang serakaat atau dua rakaat misalnya). Dan juga pada makmum tadi menyempurnakan rakaat yang kurang. Kemudian imam diingatkan bahwa ia kurang dalam sholatnya maka iapun berdiri menyelesaikan rakaat yang kurang tersebut. Maka bagi makmum mereka memilih meneruskan sholatnya atau mengikuti imam apabila imam.salam maka mereka mengganti rakaat yang luput dari sujud sahwi, setelah salam ini yang lebih utama dan lebih hati-hati 3. apabila berkumpul pada diri orang yang shalat 2 kesalahan karena lupa apakah sujud sahwinya sebelum salam atau sesudah salam atau sesudah salam atau sesudah salam, kebanyakan ulama melakukannya sebelum salam.

7.

6. Dia tidak bisa menguatkan salah satu 2 perkara maka dia mengambil yang diyakini yaitu yang paling sedikit. kemudian dia sempurnakan shalatnya, kemudian sujud sahwi sebelum salam. Contohnya: seseorang shalat ashar, rajin-rajin pada rakaatnya apakah ini rakaat yang ke-2 atau ke-3,dan dia tidak bisa menguatkan salah satunya, maka dia mengambil yang dua rakaat karena yang paling sedikit kemudian tasyahud awal, kemudian sempurnakan shalatnya sampai akhir dan sujud sahwinya sebelum salam Dalilnya: diriwayatkan oleh imam Muslim dari jalan Abu Said Alkhudri radhiallahuanhu dari nabi bersabda : apabila salah seorang dari kalian ragu-ragu dalam shalatnya dan tidak tahu apakah tiga rakaat ataukah empat rakaat? Maka hendaklah dia tinggalkan yang meragukan( yaitu rakaat yang keempat ) dan hendaklah dia mengambil apa yang dia yakini ( rakaat yang ketiga ) kemudiansujud sahwi sebelum salam. Jika dia telah shalat lima rakaat maka sujud sahwinya menggenapkannya, dan jika sudah sempurna empat rakaat maka sujud sahwinya menutupi syaithon yang membuat was-was dalam shalat seorang hamba. Dia bisa menguatkan salah satu dua perkara, maka dia mengambil apa yang dia kuatkan, kemudian dia sempurnakan shalatnya, kemudfian dia sujud sahwi kemudian salam contohnya: seseorang shalat zuhur ragu-ragu pada rakaatnya apakah ini rakaat yang ke-2 atau ke-3 kemudian yang kuat menurutnya rakaat yang ke-3, maka dia tetapkan bahwa ini rakaat yang ke-3 kemudian menyempurnakan sampai salam kemudian sujud sahwi dan salam Dalilnya : diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dan selain keduanya dari hadits Abdullah bin Masud bahwasanya Nabi bersabda : Apakah dari salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, maka hendaklah dia mengambil yang benar kemudian sempurnakan shalatnya kemudian salam kemudian sujud sahwi kemudian salam

RUKUN SHALAT 1. Berdiri 2. Takbiratul ihram 3. Bacaa Al-Fatihah 4. Ruku 5. Bangkit dari ruku 6. Sujud 7. Bangkit dari sujud dan duduk diantara dua sujud 8. Sujud yang kedua 9. Duduk tasyahud awal 10. Tumaninah dari setiap gerakan diatas 11. Tertib diantara rukun 12. Salam WAJIB SHALAT 1. Semua takbir kecuali takbiratul ihram 2. Ucapa amiin 3. Bacaan ruku 4. Bacaan ketika Itidal 5. Bacaan sujud 6. Bacaan duduk diantara dua sujud 7. Sujud pada 7 anggota badan yaitu jidat dan hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan ujung jari-jari kaki 8. Duduk tasyahud awal 9. Bacaan tasyahud awal 10. Shalawat atas nabi pada tasyahud akhir HIKMAH SUJUD SAHWI Sebagai penjelasan bahwa beliau Rasulullah adalah manusia biasa, yang mengalami seperti yang dialami orang lain. Hanya saja beliau tidak terus-menerus mengalaminya sebagai bentuk ??????????? karena kedudukan beliau sebagai nabi

Ketetapan syariat bagi umat jika terjadi kekeliruan dan kelupaaan dalam shalat Sebagai hiburan bagi orang yang mengalami kekeliruan dan kelupaan dalam shalat, karena ????? bahwa Rasulullah pun mengalaminya. Maka dia tidak senantiasa dirundung kesedian atau kekhawatiran adanya cela dalam agamanya atau kekurangan dalam ????

Anda mungkin juga menyukai