Anda di halaman 1dari 4

Tanya Jawab Seputar Islam

Soal Alasannya karena kalau berjama'ah diMusholah Jama'ahnya tidak mau merapatkan dan meluruskan SHAF. Kalau saya rapatkan kekiri pasti sebelah kanan saya akan renggang dan juga tidak mau merapatkannya,meskipun sudah saya beri isyarat Demikian juga sebaliknya.Akhirnya saya sendiri yang tidak bisa berkonsentrasi atas kejadian seperti diatas. Jadi apa saya harus tetap u/mempertankan berjama'ah atau mendirikan secara munfarid dirumah ? Jawab: Kemungkaran yang ada di masjid adalah hal yang harus dihilangkan dengan cara bijaksana, dan hal itu tidak menggugurkan kewajiban berjama'ah, mereka yang tidak merapatkan barisan mungkin karena belum mengetahui kewajiban dan keutamaannya sehingga mereka kurang memperhatikannya. Maka hendaklah anda mencoba mendekati imam dengan perkataan yang baik dan lemah lembut untuk kiranya selalu mengatur jamaah untuk mendapatkan dan meluruskan barisan dengan menunjukkan dalil-dalil yang kuat, dengan demikian anda telah melaksanakan amar ma'ruf nahyu munkar terlebih jika mereka segera menyadari dan memperbaiki, maka anda akan mendapatkan pahala yang mereka perbuat tanpa mngurangi pahala mereka. Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : " Sungguh Allah telah memberikan petunjuk kepada seseorang karena kamu, lebih baik bagimu dari onta merah(harta yang paling berharga menurut orang Arab pada waktu itu).
Tanya Saya ingin bertanya apa artinya : YA HAYYU YA QOYYUM ? Jawab: Al-Hayyu & Al-Qayyum adalah dua diantara nama-nama (asma) Allah yang baik, sebagaimana firman Allah dalam "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (akhlaknya)" Al-Baqarah ayat 255 Ya Hayyu berarti "Wahai yang hidup kekal abadi" Ya Qayyum berarti "Wahai yang terus menerus mengurus makhluknya"

Soal
Apa keutamaannya shalawat Nabi ? Jawab : : Keutamaan sholawat : hadits: Barang siapa bersholawat atasku sekali maka Allah akan bersholawat atasnya 10 kali.HR.Muslim. hadits:Orang yang paling dekat kepadaku di hari kiamat adalah orang paling banyak bersholawat atasku.HR.Turmizdi hadits: Hinalah bagi seseorang yang aku disebut di sisinya kemudian tidak bersholawat atasku.HR.Tirmizdi

Soal
Ketika dalam keadaan safar, teman seperjalanan tidak mau untuk mengambil rukshah salat qashar ataupun jamak. Bagaimana sebaiknya yang saya lakukan, apakah tetap mengambil ruksah tersebut namun shalat sendiri, atau tetap berjamaah namun tidak mengambil ruksah? Apabila saya bersafar sandiri, apa yang sebaiknya saya lakukan, apakah boleh mengambil ruksah namun tidak berjamaah? Adanya keringanan untuk menjamak shalat pada waktu hujan, yang saya tanyakan apa kriteria dari hujan tersebut? Lalu apakah harus berjamaah? Bagaimana pula apabila tidak ada yang mau untuk diajak berjamaaah? Jawab : Sebaiknya mengambil berjamaah untuk menjaga diri dari perselisihan\ketidak bersamaan dengan teman perjalanan saudara. Kalau dalam perjalanan hanya seorang diri sebaiknya mengambil rukhsoh yang diberikan oleh Allah yaitu mengqashar dan menjama' Hujan yang dimaksud adalah hujan yang membasahi baju ( hujan deras yang membasahi pakaian ). Jika tidak seorang-pun yang mau menjama' hendaknya \sebaiknya menunggu waktu shalat kedua kemudian berjamaah. Karena di antara tujuan jama' di waktu hujan adalah agar bisa tetap melaksanakan shalat berjamaah.

Soal
Bolehkah kita mengucapkan selamat idul fitri sedangkan tuntutan Rosulullah berkaitan dengan datangnya bulan syawal pasca ramadhan adalah mengucapkan taqobbalallahu minna wa minkum jika bertemu mukmin yang lain, apakah hal tersebut bukan termasuk perbuatan bid'ah termasuk pula perkataan minal 'aidzin wal fa 'idzin, Jawab : Ibadah harus berdasarkan dalil oleh karena itu tidak bisa suatu perbuatan dikatakan ibadah , baik mengenai waktu, tempat dan asal pekerjaan tersebut kecuali berdasarkan dalil syar'i. Dan perbuatan mengucapkan minal'aidin wal faizin yang dikhususkan pada hari idul fitri adalah perbuatan yang tidak berdasarkan dalil dan hendaknya dihindari oleh kaum muslimin.

Tanya
Saya mau nanya, bagaimana hukumnya bila saya mendoakan orang yang sudah meninggal, orang tersebut bukan orang tua saya tapi istri saya, dimana isi doa itu diantaranya memohonkan ampunan kepada Allah SWT atas kesalahannya, mohon dibebaskan dari adzab kubur dan memohon agar dijadikan pengganti almarhum kepada anak cucunya atas segala kabaikannya. Jawab : Berdo'a untuk orang meninggal baik itu orangtua kita, kerebat, teman dll dari kaum muslimin ( orang yang meninggal dalam keadaan islam ) adalah hal yang disyariatkan ( diperintahkan) seperti dalam surat alhasyr :10 ( Dan mereka yang datang setelah mereka ( muhajirin dan anshor ) berdo'a " Ya Tuhan kami ampunnilah dosa kami dan orang-orang yang telah mendahului kami dengan iman ..) Dan Rasulullah shallallah alaihi wa sallam mengjarkan kepada kita do'a jika kita berziarah qubur di antaranya Artinya: salam bagi kalian wahai kaum mu'minin ( ahli qubur ), kalian adalah pendahulu kami dan insya Allah kami akan menyusul, kami memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan kalian .wallahu 'alam.

Tanya
Bila kita hendak bepergian jauh bolehkah kita menjamak sholat kita sebelum kita berangkat(masih dirumah sendiri)sekalian dalilnya! Bila kita hendak menjamak takhir misalkan dhuhur dan ashar maka mana dulu yang dilaksanakan sholatnya, karena kita sholat di waktu ashar? Bolehkah sholat isya kita qoshor menjadi 2 rakaat bila kita menjamaknya dengan maghrib? Jawab : Tidak Boleh, karena rukhsah qhosor atau jamak ketika dalam perjalanan Boleh memulai dengan yang mana saja ( ada selisih pendapat di antara ulama ) Saudara boleh mengqashar shalat isya menjadi dua rakaat bersama shalat magrib, perlu saya tambahkan bahwa jika syarat-syarat memendekkan shalat menjadi dua rakaat terpenuhi , maka baik dengan menjama' atau tidak , saudara boleh mengqashar shalat-shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat.

Tanya
Apabila imam sholat karena lupa sehingga menambah atau mengurangi rukun-rukun/jumlah rakaat maka apakah makmum harus mengikuti sujud sahwi imam (sujud sahwi yang dilaksanakan sebelum salam dan sujud sahwi yang dilakukan sesudah salam)? Apabila ternyata imam tidak sujud sahwi apakah yang harus dilakukan oleh makmum ? Jawab : Yang perlu diketahui, jika yang dilupakan rukun , maka rukun itu tidak bisa diganti dengan sujud sahwi ,maka harus melakukan rukun tersebut contoh : jika imam lupa sujud , baru sujud sekali langsung berdiri, maka jika mengingat rukun yang tertinggal itu pada rakaat selanjutnya maka rakaat yang terlupakan sujud dan duduk antara dua sujudnya tidak masuk bilangan( dianggap tidak ada ) dan rakaat selanjutnya sebagai penggantinya dan diakhir shalat sujud sahwi. Jika imam sujud sahwi maka makmum juga ikut sujud sahwi baik sesudah salam atau sebelum salam. Dan jika Imam tidak sujud , maka makmum tidak sujud pula. Karena mengikuti imam wajib hukumnya. Tanya Bagaimana hukumnya dan apa yang harus dilakukan baik oleh imam maupun makmum ketika sedang sholat, apabila tiba-tiba imam sholat kena najis di pakaiannya.dan apakah raka'at yang telah dijalankan masuk dalam hitungan jika yang bersangkutan akan melanjutkan jama'ahnya. mohon penjelasan beserta dalilnya? Jawab : Jika imam kena uzur, seperti batal wudhunya atau terkena najis yang banyak yang tidak dimaafkan , maka imam digantikan oleh makmun yang terdekat dibelakangnya dan meneruskan shalat yang sudah dilaksanakan.Adapun dalilnya adalah ketika Umar bin Khaththab mengimami kaum muslimin shalat shubuh , ditikam oleh seseorang dengan parang , lalu Dia menarik Abdur Rahman bin Auf agar meneruskan mengimami kaum muslimin , riwayat Bukhari.

Tanya
*Bagaimana hukumnya bila Imam Shalat tidak benar dalam tajwidnya, makhrajnya dan tidak memperingatkan makmumnya untuk merapatkan shafnya ? *Bagaimana sikap kita bila Imam dalam Shalat Subuh qunut sedangkan kita tidak, apakah kita harus mengikuti Imam atau tangan kita lurus saja ke bawah ? Jawab : 1. Mengenai imam yang tidak benar tajwidnya maka harus diganti dengan yang lebih baik bacaannya, kalau itu terjadi, maka yang lebih tahu mempunyai kewajiban untuk menasehati imam tersebut agar tidak menjadi imam, namun jika memang dalam masjid itu tidak ada imam yang lebih baik dari dia maka insya Allah shalat itu syah, dan imam tersebut harus terus memperbaiki bacaannya, atau mencari imam sementara di masjid itu. 2. Qunut dalam shalat subuh, saudara diperintahkan untuk mengikuti imam karena imam dijadikan untuk diikuti berdasarkan hadits : Sesungguhnya imam dijadikan agar diikuti, apabila ia bertakbir maka takbirlah, jika ia ruku' maka ruku' lah dan jika ia sujud maka sujudlah dan jika ia shalat berdiri maka berdirilah.HR.Bukhari.

Maka jika saudara mengikuti imam yang qunut saudara juga harus qunut bersamanya, adapun mengenai angkat tangan dalam hal ini ada perbedaan pendapat, dan yang mengatakan tidak perlu angkat tangan berpendapat karena qunut dalam shalat subuh tidak disyariatkan, dasar hukum dari mereka yang berpendapat, makmum harus mengankat tangan adalah hadits di atas, oleh karena itu, kami lebih memilih pendapat yang tidak mengangkat tangan.

Tanya
*Bagaimanakah hukumnya apabila seseorang membaca Al-Qur'an tidak menggunakan ilmu Tajwid? *Bagaimanakah hukumnya apabila seseorang membaca ayat-ayat Al-Qur'an di dalam sholat tidak menggunakan ilmu tajwid? Sholatnya sah atau tidak? *Apakah ada para ulama ahlus sunnah wal jamaah (dan para salafush shalih) yang menerangkan hal demikian? Apakah ada golongan tertentu yang membiasakan membaca Al-Qur'an dengan cara demikian? Mohon dijelaskan! Apakah membaca Al-Qur'an dengan cara demikian termasuk bacaan yang diperbolehkan (As Sab'ul Matsani/cara membaca Al-Qur'an dengan tujuh cara)? Jika hal tersebut tidak dibenarkan dalam Islam bagaimanakah langkah yang dapat saya tempuh sebagai orang yang masih muda menghadapi beliau yang sudah berumur (agak tua)? Jawab : 1. Jika ia sengaja dan tidak ada usaha untuk dapat membaca dengan tajwid maka ia berdosa, adapun jika ia sudah berusah dan masih salah maka akan diampuni dan mendapatkan pahala dua kali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Orang yang pandai membaca al-Qur'an mereka akan bersama para utusan yang mulia dan taat, dan orang yang membaca al-Qur'an dengan terbata-bata, sedangkan ia susah membacanya maka baginya dua pahala ) HR.Muslim. 2. Jika kesalahannya tidak merubah arti seperti tanpa ghunnah maka shah shalatnya, dan dia harus berusaha untuk bisa membaca dengan tajwid, jika tidak , maka ia berdosa dengan kelalaiannya itu. 3.Ya, para ulama telah membahas tentang hukum membaca al-Qur' an dengan tajwid, sebagaimana dikatakan oleh Imam al-Jazri : Barang siapa tidak membaca al-Qur 'an dengan tajwid maka berdosalah orang tersebut. 4. Tidak ada, itu hanya kekeliruan saja, karena memang demikianlah ( dengan tajwid ) Rasulullah membacakan alQur'an dan mengajarkannya kepada para sahabat. 5. Tidak. 6. Beritahulah dia dengan cara yang baik, atau dengan minta orang yang lebih tua dan mengenalnya agar menegur orangtua tersebut. Jika memang tidak, maka anjurkanlah orang tersebut agar membaca dengan tajwid atau mengimami dengan bacaan yang dia hapal dan dapat membacanya dengan tajwid. Seperti jika ia hanya bisa membaca surat al-fatihah dan al-ikhlas atau surat pendek maka dengan surat pendek itulah hendaknya dia menjadi imam, namun jika ia bersedia diganti dengan orang yang terbaik bacaannya dari jamaah yang ada, maka itulah yang terbaik. Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : ( Yang menjadi imam suatu kaum adalah orang yang paling mahir membaca al-Qur'an dan yang lebih dahulu bacaannya ( lebih dahulu membaca al-Qur'an ) , maka jika mereka dalam membaca adalah sama mahirnya, maka yang menjadi imam adalah yang lebih dahulu hijrahnya, maka jika mereka sama dalam hijrahnya, maka yang jadi imam adalah yang paling tua, dan janganlah kamu mengimami seseorang dalam keluarga dan kekuasaannya, dan janganlah kamu duduk ditempat kemuliaannya di rumahnya kecuali jika ia mengizinkan kamu atau dengan izinnya. HR.Muslim. Oleh karena itu, kami menganjurkan agar orangtua tersebut dinasehati dengan cara yang baik dan bijaksana, dengan memberitahukan tentang kedudukan imam dalam shalat, jika dia bersedia diganti dengan yang paling mahir bacaannya dan paling mengerti tentang agama, maka itu yang diharapkan, namun jika tidak, maka jalan yang sementara adalah dia dianjurkan agar terus memperbaiki bacaannya dan hanya membaca apa yang sudah dapat dibacanya dengan tajwid. Saya pernah mendengar bahwa jika puasa pada hari Jum'at harus disambung dengan hari berikutnya atau didahului dengan hari sebelumnya. Apakah ada dalilnya mengenai hal itu? Memang benar yang anda dengar tersebut, diantaranya adalah : Artinya : Dari Muhammad bin 'Abbad, dia berkata : aku bertanya kepada Jabir radhiallahu 'anhuma : Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam melarang berpuasa pada hari Jum'at ?, dia berkata : ya. Dalam riwayat dari selain Abu 'Ashim, terdapat tambahan; artinya: ia puasa pada hari itu (Jum'at) saja.(H.R.Bukhari). Artinya : Dari Zirr dari 'Abdullah, dia berkata : Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berpuasa tiga hari pada awal tiap bulan dan jarang ia berbuka pada hari Jum'at. Berkata Abu Isa (Imam at-Turmuzi) : hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah adalah hadits hasan gharib, dan segolongan Ahlul 'ilmi (Ulama) menyatakan bahwa puasa pada hari Jum'at adalah mustahab (sunnat), tetapi sesungguhnya dimakruhkannya berpuasa pada hari Jum'at bila ia puasa hari Jum'at dan tidak berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.(H.R.

Imam at-Turmuzi). Artinya : Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau melarang berpuasa pada hari Jum'at kecuali puasa yang berurutan/berturut-turut.(HR.Ahmad). Artinya : Dari Ziyad al-Haritsi, dia berkata : aku mendengar Abu Hurairah ditanyai oleh seorang laki-laki : engkau kah yang melarang orang-orang berpuasa pada hari Jum'at ?. Dia (Ziyad ; Perawi..) berkata: dia (Abu Hurairah) menjawab: demi Tuhan Ka'bah ini (Allah)..[dia ucapkan sumpah ini] tiga kali, sungguh aku telah mendengar Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :"Janganlah seseorang diantara kamu berpuasa pada hari Jum'at saja kecuali (bersamaan) dengan hari-hari lainnya". (H.R. Ahmad).

Anda mungkin juga menyukai