Anda di halaman 1dari 20

SHALAT SUNNAH I

MAKALAH
Dipresentasikan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah
“Fiqih Ibadah I”

Disusun Oleh Kelompok 4:


Aulia Nisa Utami : 2019.2347
Ihdina Mukhlisa : 2019.2367
Khairunnisa : 2019.2376

Dosen Pembimbing
Dr. Elfia, M. Ag.

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
SUMATERA BARAT SEMESTER II
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai umat muslim diwajibkan untuk shalat, karena shalat merupakan
tiang agama. Shalat itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang pertama
shalat wajib yaitu shalat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk
mendirikannya. Yang kedua shalat sunnah yaitu shalat yang hukumnya sunnah.
Shalat sunnah juga dibagi menjadi dua macam yakni shalat sunnah mu'akat dan
ghairu mu'akad. Mu'akad artinya dianjurkan, jadi shalat sunnah itu ada yang
dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya, ada juga shalat sunnah
yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah
bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa-apa. Walau seperti itu sebagai
ummat muslim tentu ingin meningkat amalan ibadah dan ketakwaannya. 
Dengan semakin banyak mengerjakan shalat sunnah tanpa melihat
dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan kita di hadapan Allah SWT.
Dan disini ingin membahas tentang shalat sunnah dan macam-macam shalat
sunnah. Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat
diperlukan oleh setiap individu. Karena dengan melakukan sebuah kegiatan
pembelajaran ini maka individu tersebut akan dapat berkembang dengan baik.
Ketika kita membicarakan tentang kegiatan pembelajaran ini maka kita
mungkin akan langsung mengarahkan pandangan kita pada kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di sekolah.Terlintas pandangan kita,
bagaimana kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut dapat berjalan dengan
efektif ?
Tentunya untuk mendapatkan sebuah kegiatan pembelajaran yang
efektif ini memerlukan banyak komponen yang harus diperhatikan. Beberapa
di antaranya adalah mengenai tenaga pendidik, para peserta didik, media
pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran dan perencanaan
kegiatan pembelajaran.

1
2
3

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sholat sunnah?
2. Bagaimana pengertian sholat sunnah berjamaah dan macam-macamnya?
3. Apa pengertian sholat sunnah munfarid dan macam-macamnya?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian sholat Sunnah
2. Mengetahui pengertian sholat sunnah berjamaah dan macam-macamnya
3. Mengetahui pengertian sholat sunnah munfarid dan macam-macamnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Sunnah


Shalat secara bahasa berarti doa, sedangkan menurut syara’ shalat adalah
bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang
ditentukan. Sesuai dengan Firman Allah SWT. :
‫الص?????????????الَةَ تَ ْن ٰهى َع ِن‬
َّ َّ‫الص?????????????اَل ةَ اِن‬
َّ ‫َواَقِ ِم‬
‫ْالفَ ْحشَا ِء َو ْال ُم ْن َكر‬
“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar.” (QS.Al-Ankabut: 45)
Sedangkan sunnah adalah dianjurkan untuk dikerjakan, artinya apabila
dikerjakan mendapatkan pahala, namun bila ditinggalkan tidak mendapatkan
siksa (tidak berdosa).
Shalat sunnah adalah shalat yang dikerjakan di luar shalat fardhu. Nabi
Muhammad SAW mengerjakan shalat sunnah selain untuk mendekatkan diri
kepada Allah juga mengharapkan tambahan pahala. Seseorang yang
mengerjakan shalat sunnah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak
dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan dosa.1  Shalat sunnah terbagi dua
yaitu:
1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini
status hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha,
tarawih, istisqa’, kusuf dan khusuf.
2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status
hukumnya ada yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud.
Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti:
shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.

1Anjen Dianawati, Kumpulan Shalat-shalat Sunnah, (Surabaya: Wahyu Media,2010),


hlm. 5

4
Jadi shalat sunnah adalah ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan
yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam dan memenuhi beberapa

5
6

syarat yang ditentukan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala, namun


bila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa (tidak berdosa).
Shalat sunnah yang dilakukan berjamaah ialah shalat sunnah yang
dikerjakan secara bersama-sama. Terdiri dari imam dan makmum.

B. Macam-macam Shalat Sunnah


Macam-macam shalat sunnah terbagi menjadi Dua bagian yaitu Sunnah
Muakkad dan Sunnah Ghoiru Muakkad :
1. Sunnah Muakkad (ibadah sunnah yang sifatnya sangat dianjurkan untuk
dikerjakan)
a. Shalat Sunah Rawatib
b. Shalat Sunah Tarawih
c. Shalat Sunah Dhuha
d. Shalat Sunah Tahajjud dan Witir
2. Sunnah Ghairu Muakkad (ibadah sunnah yang tidak terlalu begitu
dianjurkan untuk dikerjakan)
a. Shalat Sunah Tahiyatul Masjid
b. Shalat Sunah Istikharah

1. SHALAT SUNAH RAWATIB


Shalat Sunnah Rawatib adalah shalat yang dikerjakan menyertai
salat fardhu, baik dikerjakan sebelum maupun sesudahnya 2. Shalat
Sunnah Rawatib ini dibagi menjadi dua, yaitu shalat Sunnah Rawatib
Qabliyah dan Shalat Sunnah Rawatib Ba’diyah. Shalat Sunnah Rawatib
Qabliyah adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat
wajib. Sedangkan Shalat Sunnah Rawatib Ba’diyah  adalah shalat sunnah
rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Adapun hukum
melaksanakannya ada yang sunnah muakkad, ada pula yang sunnah
ghairu muakkad. Shalat sunnah rawatib yang sunnah muakkad ada 10,
masing-masing adalah sebagai berikut :

2Isnatin Ulfah, Fiqih Ibadah, hlm. 96


7

1. 2 rakaat sebelum dhuhur


2. 2 rakaat sesudah dhuhur
3. 2 rakaat sesudah magrib
4. 2 rakaat sesudah isya
5. 2 rakaat sebelum subuh
Sedangkan shalat sunnah yang ghairu muakkad adalah sebagai berikut:
1. 2 rakaat sebelum dhuhur, dengan yang muakkad menjadi 4
2. 2 rakaat sesudah dhuhur, dengan yang muakkad menjadi 4
3. 4 rakaat sebelum ashar
4. 2 rakaat sebelum magrib
5. 2 rakaat sebelum isya

Sesuai dengan hadis nabi sebagai berikut :

ِ ‫سلَ َم َعش ََر َر َك َعا‬


:‫ت‬ َ ‫ َحفِظَّتُ ِمنَ النَّبِ ِّي‬: ‫ض َي هللاُ َع ْن ُه َما قَا َل‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ ‫َع ِن ا ْب ِن ُع َم َر َر‬
‫ َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْعدَا ْل ِعشَا ِء فِ ْي‬,‫ب فِ ْي َب ْيتِ ِه‬ ُّ ‫َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْب َل ال‬
ِ ‫ َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْعدَا ْل َم ْغ ِر‬,‫ظ ْه ِر َو َر ْك َعتَ ْي ِن َب ْع َدهَا‬
‫ح * رواه البخارى ومسلم‬ ُّ ‫صاَل ِة‬
ِ ‫الص ْب‬ َ ‫ َو َر ْك َعتَ ْي ِن َقب َل‬,‫بِ ْيتِ ِه‬
Artinya :
Dari Ibnu Umar r.a berkata :”Aku menghafal dari Nabi saw 10 rakaat
yaitu dua rakaat sebelum dhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dan dua
rakaat setelah magrib dirumahnya, dan dua rakaat setelah isya
dirumahnya, dan dua rakaat sebelum shalat shubuh.” (H.R Bukhari dan
Muslim)3
.
Keutamaan Shalat Rawatib ada pada dalil tersebut :
‫ض ٍة ِإالَّ بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِى‬ َ ‫ش َرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّوعًا َغ ْي َر فَ ِري‬
ْ ‫صلِّى هَّلِل ِ ُك َّل يَ ْو ٍم ثِ ْنت َْى َع‬
َ ُ‫سلِ ٍم ي‬
ْ ‫َما ِمنْ َع ْب ٍد ُم‬
َ ‫ قَالَتْ ُأ ُّم َحبِيبَةَ فَ َما بَ ِر ْحتُ ُأ‬.‫ا ْل َجنَّ ِة َأ ْو ِإالَّ بُنِ َى لَهُ بَ ْيتٌ فِى ا ْل َجنَّ ِة‬
‫صلِّي ِهنَّ بَ ْع ُد‬

Artinya :

3Ibnu Hajar al-Asqolani, Bulughul Maram, (tk: tp), hlm. 79.


8

“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang


bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap
hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di
surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah
aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat
tersebut. (HR. Muslim).
Tata cara pelaksanaan sholat rawatib adalah sebagai berikut4
a. Sholat dilakukan sebagaimana sholat fardhu pada umumnya.
b. Niatnya menurut macam sholat fardhunya.
c. Dikerjakan dengan munfarid (tidak berjamaah).
d. Bacaannya tidak dikeraskan.
e. Jika lebih dari dua rakaat, maka tiap-tiap dua rakaatnya harus satu
salam.

2. SHALAT SUNAH TAHIYATUL MASJID


Shalat Sunah Tahiyatul Masjid atau sering disebut Tahiyat Masjid
saja adalah shalat yang biasa dikerjakan oleh setiap orang yang baru
masuk masjid untuk mengerjakan suatu kegiatan baik shalat berjamaah
siang maupun malam ataupun melakukan kajian dan kegiatan lainnya
pada setiap masuk masjid. Shalat ini dilakukan dengan tujuan sebagai
penghormatan kepada masjid yang merupakan rumah Allah, yaitu rumah
untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum dari shalat Tahiyatul Masjid
ini adalah sunnah.
Dalil tentang Shalat Sunnah Tahiyatul Masjid
Banyak sekali hadits nabi Muhammad SAW yang memerintahkan
untuk melakukan shalat Tahiyatul Masjid ini, antara lain sebagai berikut:
a. Jabir bin Abdillah –radhiyallahu ‘anhu– berkata, Artinya,“Sulaik Al-
Ghathafani datang pada hari Jum’at, sementara Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sedang berkhutbah, dia pun duduk. Maka beliau

4 Ma’sum, Tuntunan Shalat Lengkap dan Do’a-Do’a, (tk: Bintang Pelajar, tt), hlm.
113.
9

langsung bertanya padanya, “Wahai Sulaik, bangun dan shalatlah dua


raka’at, kerjakanlah dengan ringan.” Kemudian beliau bersabda, “Jika
salah seorang dari kalian datang pada hari Jum’at, sedangkan imam
sedang berkhutbah, maka hendaklah dia shalat dua raka’at, dan
hendaknya dia mengerjakannya dengan ringan.” (HR. Al-Bukhari no.
49 dan Muslim no. 875).
b. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda, “Jika salah seorang
dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat
sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari no. 537 & Muslim no.
714).          

Hukum Shalat Sunnah Tahiyatul Masjid


Mayoritas ulama menghukumi shalat Tahiyatul Masjid ini
sabagai shalat sunnah. Hal ini atas beberapa buah hadits yang berkaitan
dengan saat Nabi Muhammad SAW berada di masjid dan ada orang yang
datang. Hadits itu antara lain:
1. Dalam hadis Thalhah bin Ubaidullah radhiyallahu Anhu, beliau
berkata, Artinya, “Seorang laki-laki dari penduduk Nejd yang
rambutnya berdiri datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, kami mendengar gumaman suaranya, namun kami tidak
dapat memahami sesuatu yang dia ucapkan hingga dia dekat dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ternyata dia bertanya tentang
Islam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,‘Islam
adalah shalat lima waktu siang dan malam.‘ Dia bertanya lagi,
‘Apakah saya masih mempunyai kewajiban selain-Nya? ‘ Beliau
menjawab, ‘Tidak, kecuali kamu melakukan shalat sunnah.” (HR.
Bukhari (46), Muslim (11/76)).
2. Dalam hadis AbuWaqid Al Laitsi radhiyallahu Anhu, beliau berkata,
Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sedang duduk
bermajelis di Masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang. Yang
10

dua orang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang


seorang lagi pergi, yang dua orang terus duduk bersama Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dimana satu diantaranya nampak
berbahagia bermajelis bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (di
depan), sedang yang kedua duduk di belakang mereka, sedang yang
ketiga berbalik pergi, Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
selesai bermajelis, Beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahu
tentang ketiga orang tadi?”Adapun salah seorang diantara mereka, dia
meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang
kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya.
Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling
darinya.”(HR. Bukhari (66) Muslim (2176)).
3. Hadis Abdullah bin Busr, Artinya,“Sesungguhnya ada seorang laki-
laki yang melangkahi pundak-pundak manusia sedangkan Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam berkhutbah, maka beliau berkata,
“Duduklah, sungguh engkau telah menyakiti mereka.” (Shahih, HR
Abu Dawud (1118), di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani).

Jumlah Rakaat Shalat Tahiyatul Masjid


Para ulama bersepakat dalam mensyariatkan bahwa jumlah
rakaat untuk shalat Tahiyatul Masjid adalah dua rakaat saja untuk siapa
saja yang masuk masjid dan duduk di dalamnya. Hal ini sebagaimana
Ibnu Hajar rahimahullah yang menyebutkan definisi dari shalat ini dalam
kitab Fathul Bari sebagai berikut: “Tahiyyatul Masjid adalah shalat yang
dilakukan sebanyak dua rakaat, dan dikerjakan oleh seseorang ketika
masuk ke masjid. Adapun hukumnya termasuk sunnah berdasarkan
konsensus karena hal itu merupakan hak setiap orang yang akan masuk
ke masjid, sebagaimana dalil-dalil yang telah disebutkan.” (Fathul Bari:
2/407).
11

Keutamaan Dari Melaksanakan Shalat Tahiyatul Masjid


Mengerjakan shalat Tahiyatul Masjid adalah suatu bentuk
pemuliaan terhadap masjid sebagai rumah Allah (baitullah). Menurut
jumhur ulama, kedudukan shalat ini seperti mengucapkan salam saat
memasuki rumah atau seperti mengucapkan salam saat bertemu saudara
seiman.
Hal ini dipertegas oleh Imam  Nawawi rahimahullaah yang
berkata , “Sebagian mereka (ulama) mengungkapkannya dengan
Tahiyyah Rabbil (menghormati Rabb), karena maksud dari shalat
tersebut sebagai kegiatan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,
bukan kepada masjidnya, karena orang yang memasuki rumah raja, ia
akan menghormat kepada raja bukan kepada rumahnya.” (Lihat:
Hasyiyah Ibnu Qasim: 2/252)

3. SHALAT SUNAH TARAWIH


Shalat Sunah Tarawih adalah salat malam pada bulan Ramadhan
yang dilaksanakan setelah isya. Hukumnya sunnah muakkad bagi laki-
laki maupun perempuan. Shalat tarawih boleh dilaksanakan sendiri,
namun yang lebih baik dengan cara berjamaah di masjid atau mushalla.
Dalam prakteknya, shalat tarawih dilaksanakan bersamaan dengan
shalat witir, artinya setelah selesai melaksanakan shalat tarawih
kemudian diakhiri dengan shalat sunnah witir. Mengenai bilangan rakaat
salat tarawih, ada beberapa pendapat :
a. Pendapat pertama, jumlah rakaat tarawih sebanyak delapan rakaat
ditambah witir. Cara melaksanakannya, yaitu setiap dua rakaat salam
(4x2 rakaat), atau setiap empat rakaat salam (2x4 rakaat) ditambah
dengan witir tiga rakaat sehinga menjadi sebelas rakaat. Julmah rakaat
ini dikerjakan oleh Rasulullah bersama orang-orang yang berjamaah
di masjid itu ialah delapan rakaat, tetapi dengan bacaan ayat-ayat al-
Qur’an yang panjang atau ratusan ayat.
12

‫ت ثُ َّم اَ ْوتَ َر *رواه ابن خزيمة وابن‬


ٍ ‫صلَّى بِ ِه ْم ثَ َمانَ َر َك َعا‬
َ ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫عَنْ َجابِ ٍراَنَّه‬
‫حبان‬
“Dari Jabir,”Sesungguhnya Nabi Saw.telah salat bersama-sama
mereka delapan rakaat, kemudian beliau salat witir”.”
b. Pendapat kedua, mengatakan bahwa jumlah bilangan rakaat salat
tarawih adalah dua puluh rakaat ditambah witir. Cara
melaksanakannya setiap dua rakaat salam (10x2 rakaat). Yang
melaksanakan jumlah rakaat ini yaitu ijtihad Umar untuk menjalankan
salat tarawih dua puluh rakaat, kemudian ditambah dengan salat witir
tiga rakaat dengan bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang pendek-pendek.

4. SHALAT DHUHA
Shalat dhuha adalah shalat sunnah dua rakaat atau lebih yang
dilakukan pada waktu dhuha, yaitu kira-kira matahari naik sepenggalah
sampai tergelincir matahari. Jumlah rakaat shalat dhuha adalah paling
sedikit dua rakaat, sedangkan paling banyak menurut sebagian ulama
tidak ada batasannya. Tetapi pada ada yang mengatakan dua belas rakaat
sesuai hadis nabi berikut:

ُ‫الض َحى ا ْثنَ ٰتى َعش ََرةَ َر ْك َعةً بَنَى هللاُ لَه‬
ُّ ‫سلَّ َم َمنْ صلَّى‬ َ ‫س قَا َل النَّبِ َي‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ٍ َ‫عَنْ اَن‬
‫ص ًرافِى ا ْل َجنَّ ِة * رواه الترمذى وابن ماجه‬ ْ َ‫ق‬
“Dari Annas, “Nabi Saw. berkata, ‘Barang siapa shalat Dhuha dua
belas rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana disurga’.” (H.R.
Tirmidhi dan Ibnu Majjah).

Niat Shalat Dhuha


 ‫أصلي سنة الضحى ركعتين هلل تعالى‬
  Artinya : “Aku niat sholat sunnah dhuha 2 raka’at, karena Allah ta’la”
13

Keutamaan shalat Dhuha :


Manfaat atau faedah shalat dhuha yang dapat diperoleh dan
dirasakan oleh orang yang melaksanakan shalat dhuha adalah dapat
melapangkan dada dalam segala hal terutama dalam hal rizki, sebab
banyak orang yang terlibat dalam hal ini.
Dr. Ebrahim Kazim -seorang dokter, peneliti, serta direktur dari
Trinidad Islamic Academy-menyatakan bahwa gerakan teratur dari shalat
menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa
terhadap sistem kardiovaskular. Terlebih lagi shalat Dhuha tidak hanya
berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian
gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul
dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim
tentang shalat, "Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara
fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorfin. Zat ini
sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan
opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh,
sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.

5. SHALAT TAHAJJUD DAN WITIR


A. Pengertian Shalat Tahajjud
Shalat tahajjud adalah shalat yang di anjurkan allah swt kepada
rasul Nya dan orang orang beriman untuk shalat lail ( malam) atau
qiyamul lail (bangun utuk shalat malam) seperti yang terkandung
dalam QS;Al- Isyra;/17:79) allah memerintahkan untuk shalat tahajjud
pada sebagian malam sebagai ibadah nawafil.
B. Pengertian Shalat Witir
Witir artinya ganjil, shalat witir adalah shalat yang jumlah
raka’at nya ganjil dan di kerjakan pada malam hari shalat witir
biasanya di kerjakan setelah mengerjakan shalat yang jumlah
rakaatnya genap.
14

Ibn’ umar mengatakan seorang laki laki berdiri bangkit dan


menyatakan” bagaimana cara shalat malam hari rasllulah?”rasullah
saw menjawab “shalat malam itu 2 rakaat jika engkau khawatir
tekejar subuh , hendaklah engkau kerjakan witir satu rakaat saja
untuk mengganjilkan shalat yang telah di kerjakan.
Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
malam hari, dimulai setelah isya hingga terbit fajar atau menjelang
subuh, dan setelah tidur walaupun tidurnya hanya sebentar hal ini
sesuai dengan makna yang terkandung dalam makna “Tahajjud” yaitu
“Bangun dari tidur”.
Jadi syarat untuk melakukan shalat tahajjud adalah “telah tidur
sebelumnya” walau sebentar. Hukum sholat tahajjud adalah “Sunnah
Muakkad yaitu Sangat dianjurkan, sebab menurut hadits nabi shalat
yang paling utama dikerjakan setelah shalat fardu adalah shalat
tahajjud.
Jumlah rakaat shalat tahajjud minimal 2 rakaat dan maksimal
tidak terbatas. Setelah selesai mengerjakan Shalat Tahajud maka
dianjurkan anda membaca Doa Shalat Tahajud Dzikir seperti Istighfar,
Shalawat Nabi Muhammad Saw, lalu Tahmid dan Tasbih karena ber-
Dzikir sangat berguna untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt
sehingga anda semakin dicintai dan disayangi oleh Allah SWT.

Keutamaan-keutamaan Sholat Tahajjud


1. Dikabulkannya doa-doa.
2. Allah mengangkat derajat ke tempat yang tertinggi.
3. Mendekatkan diri kepada Allah.
4. Memperoleh berbagai kemuliaan.
5. Mengusir penyakit dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Keutamaan Sholat Witir   


1. Sebagai tambahan shalat
15

2. Menyempunakan Sebagai penyempurna shalat malam


3. Shalat witir dicintai Allah
4. Shalat yang lebih baik dari unta merah
5. Dikabulkan doanya
6. Shalatnya disaksikan malaikat
7. Tidak pernah ditinggalkan Rasulullah
8. Diberi petunjuk dan kekuatan oleh Allah SWT

6. SHALAT ISTIKHARAH
Pengertian Shalat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka’at
yang dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada
Allah Swt yang sedang bingung diantara beberapa pilihan dan merasa
ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal
tersebut. Sedangkan untuk ukuran atau perihal masalah yang
dimaksudkan di atas tidak dibatasi ukurannya karena bisa masalah di
dalam pekerjaan, masalah perjodohan maupun masalah lain – lain. Yang
pada intinya Shalat Istikharah dilakukan saat anda sedang merasa
bingung atau ragu-ragu dalam suatu hal atau memilih sesuatu hal karena
Keutamaan Shalat Istikharah menurut para Ustadz antara lain untuk
memohon kepada Allah agar segala urusan kita diridhoi oleh Allah Swt
dan Allah bisa mempermudah jalan untuk urusan kita tersebut dan jika
ternyata perkara atau urusan kita tersebut tidak baik untuk kita, maka
Allah akan datangkan penghalang dan pencegah untuk kita sehingga kita
tidak bisa melaksanakan urusan tersebut. Manfaat Shalat Istikharah diatas
seperti sabda Nabi Muhammad Saw yg berbunyi, ” Jika Salah seorang 
diantara kalian berniat dalam suatu urusan maka lakukanlah Shalat Sunah
dua Raka’at yg bukan Shalat Wajib, kemudian berdoalah meminta
kepada Allah (HR. AL – Bukhari) ”.
Kemudian untuk Waktu Shalat Istikharah sendiri bisa dilakukan
kapan saja baik siang maupun malam tetapi Waktu Mengerjakan Shalat
Istikharah yang paling utama adalah saat sepertiga malam atau bisa
16

dikatakan di pertengahan malam setelah Shalat Isya karena dimalam hari


anda bisa mengerjakan Shalat Sunah Istikharah dengan khusyu’.
Sedangkan Jumlah Raka’at Shalat Istikharah ini sendiri mempunyai
jumlah 2 Raka’at dan cara mengerjakan Shalat Istikharah masih sama
seperti mengerjakan Shalat-Shalat pada umumnya. Cara Shalat Istikharah
di awali dengan membaca Niat Shalat, membaca Surat Al Fatihah,
Setelah itu diutamakan membaca Surat Al Kafirun di Raka’at Pertama
dan Surat Al Ikhlas di Raka’at ke 2, kemudiian Ruku, Itidal, Sujud dan
Salam. Untuk Tata Cara Shalat Istikharah dan Bacaan Doa Shalat
Istikharah sdh saya buat dibawah ini sehingga bisa anda hafalkan dan
amalkan sendiri oleh Anda dirumah.

Keutamaan Shalat Istikhoroh


Bukti bergantungnya seorang hamba terhadap Allah SWT, serta
kepasrahan dirinya atas segala urusan yang sedang dihadapinya. Allah
SWT berfirman :” Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yg telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah
pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakkal orang-orang yang
beriman”. (QS. At Taubah ayat 51)
Selain itu terdapat pula firman Allah SWT yg berbunyi :”Dan
bertakwalah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyanyang,
Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk sholat), dan (melihat)
perubahan gerakan badanmu diantara orang-orang yang sujud”. (QS. Al
Syu’ara ayat 217 – 219). Keutamaan shalat istikharah lainnya ialah dapat
menambah pahala yang mengerjakannya serta taqarrubnya kepada Allah
SWT, sebab istikharah sendiri mengandung shalat serta doa. dalam
sebuah hadist dijelaskan :”Aku bertanya : Apakah shalat itu wahai Rasul?
Beliau menjawab : Sarana pengaduan yg paling baik”. Memberikan
jawaban atas segala keraguan serta kebingungan, serta dpt mendatangkan
ketenangan dan ketentraman pikiran. Karena dengan mengerjakan shalat
istikharah, kita telah berpasrah atas segala urusan kita kepada Allah
17

SWT. Dimana terdapat sebuah firman Allah SWT yg


bunyinya :”Sesungguhnya urusan itu seluruhnya ditangan Allah SWT”.
(QS. Ali Imron ayat 154).
Orang yg mengerjakan shalat istikharah akan menerima kebaikan
serta terhindar dari yg buruk, karena apa yang dipilihkan oleh Allah SWT
terhadap hamba-Nya itu merupakan yg terbaik. Dari pada apa yang
dipilih oleh hamba-Nya utk dirinya sendiri. Dan Allah SWT itu Maha
Mengetahui yg menjadi kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Seseorang
yang mengerjakan shalat istikharah juga akan mendapatkan sebuah
keberkahan pada perkara yang akan dijalaninya. Dan keberkahan tersebut
tidak mencampuri suatu yang sedikit terkecuali dia menjadikan lebih
banyak, serta tidak terdapat pada suatu yang banyak terkecuali dia akan
bermanfaat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalat sunnah adalah ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan
yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam dan memenuhi beberapa syarat
yang ditentukan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala, namun bila
ditinggalkan tidak mendapatkan siksa (tidak berdosa).
Macam-macam shalat sunnah diantara lain Salat Sunnah Rawatib adalah
shalat yang dikerjakan menyertai shhalat fardhu, baik dikerjakan sebelum maupun
sesudahnya. Shalat Gerhana adalah Shalat ini dilakukan apabila terjadi gerhana,
baik gerhana bulan maupun gerhana matahari.Shalat Istisqa’ adalah Shalat Istisqa’
yaitu shalat yang dilakukan unutk memohon kepada Allah SWT. agar diturunkan
hujan disaat terjadinya kekeringan tanah atau musim kemarau yang panjang.
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah dua rakaat atau lebih yang dilakukan pada
waktu dhuha, yaitu kira-kira matahari naik sepenggalah sampai tergelincir
matahari. Shalat Tarawih dan Witir adalah shalat malam pada bulan Ramadhan
yang dilaksanakan  setelah isya.

B. Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena
kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua
bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga
makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan
kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu
dan kemampuan yang terbatas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.


Ahmadi, Abu. 1994. Fiqih Islam Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta.
Al-Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat Penyembahan & Penyembuhan.
Semarang: Erlangga.
Bisri, Mustofa. 1997. Fiqih Keseharian. Surabaya: Al-Miftah.
Darwis. 1983. Shahih Bukhari. Jakarta: Widjaya.
Qira’ati, Muhsin. 1996. Pancaran Cahaya Shalat. Bandung: Pustaka Hidayah.
Rasjid, Sulaiman. 2009. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suyadi. 2009. Shalat Tarawih. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai