PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang sudah
mukalaf. Dalam syariat Islam Shalat itu terbagi kepada dua macam, yaitu Shalat fardhu dan
Shalat sunnah. Sengaja disayriatkan Shalat sunnah ialah untuk menambah kekurangan yang
mungkin terdapat pada Shalat-Shalat fardhu, maka perlu disempurnakan dengan Shalat
sunnah. Selain itu juga karena Shalat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada
ibadah-ibadah lain. Banyak sekali macam-macam Shalat sunnah yang disaryiatkan. Dengan
demikan maka pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan dari macam-macam dari
Shalat sunnah.
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
1
BAB II PEMBAHASAN
Shalat sunnah itu banyak sekali macam dan jumlahnya, tapi pada dasarnya dapat ditinjau dari
dua segi, yaitu :
a). Pelaksanaannya,
b). Waktunya
Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status
hukumnya adalah muakkad, contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa,dan
gerhana
2
b) Dari Segi Waktu Pelaksanaanya,
Shalat sunnah rawatib adalah semua shalat yang dikerjakan sebelum maupun sesudah
shalat fardhu. Jika shalat sunnah itu dikerjakan sebelum mengerjakan shalat fardhu, maka
disebut shalat qabliyah, sedangkan apabila dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut shalat
bakdiyah.
Adalah shalat sunnah yang bukan shalat sunnah rawatib. Yang termasuk dalam shalat
sunnah ghairu rawatib ialah : Shalat tahiyyatul masjid,Shalat dhuha,Shalat tahajjud,Shalat
istikharah,Shalat hajat,Shalat tawaf,Shalat idul fitri dan adha,Shalat tarawih dan witir, Shalat
safat dan sebagainya
Ada tiga hadits yang menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta letak-
letaknya:
1. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua
belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah
rumah di surga. (HR. Muslim no. 728)
Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan ke-12 rakaat tersebut. Beliau
bersabda:
Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah
akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua
rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat
sebelum subuh. (HR. At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah)
3
2. Dari Abdullah bin Umar radliallahu anhu dia berkata:
Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam berupa shalat sunnat
sepuluh rakaat yaitu; dua rakaat sebelum shalat zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua
rakaat sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah shalat isya di rumah
beliau, dan dua rakaat sebelum shalat subuh. (HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180
dan Muslim no. 729)
3. Dari Ibnu Umar dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat rakaat
sebelum Ashar. (HR. Abu Daud no. 1271 dan At-Tirmizi no. 430)
Adalah shalat sunnah rawatib yang kurang ditekankan. Adapun yang ter-masuk
shalat sunnah rawatib ghairu muakkad adalah sebagai berikut :
2 atau 4 rakaat sebelum shalat ashar (jika dikerjakan 4 rakaat, boleh dikerjakan
dengan satu kali salam atau dua kali salam)
2 rakaat sebelum shalat maghrib
2 rakaat sebelum shalat isya
2. PENGERTIAN SHALAT IDUL FITRI DAN SHALAT IDUL ADHA
4
Shalat idul fitri adalah Shalat 2 rakaat yang dikerjakan pada hari raya idul fitri, yaitu
setiap tanggal 1 Syawal.
Shalat idul adha adalah Shalat 2 rakaat yang dikerjakan pada hari raya idul adha, yaitu
setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Hukum kedua shalat 2 hari raya ini (Shalat Ied) adalah Sunnat Muakkad, yaitu sunat
yang sangat dianjurkan. Waktu pelaksanaannya adalah mulai sejak matahari terbit sampai
condong kebarat.
Pada Shalat tidak di sunnahkan adzan maupun iqamah, untuk memulai Shalat id, bilal
cukup mengucapkan ASSHOLAATU JAAMIAH yang artinya marilah kita kerjakan
Shalat berjamaah
2.1.Cara Menjalankan Shalat Ied (Shalat Idul Fitri dan Idul Adha)
Teknis Pelaksanaan Shalat dan Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah
sebagai berikut:
1. Ketika imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba
dimulainya shalat, yakni dengan lafadh:
/
.
2. Imam segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai takbiratul
ihram. Niatnya adalah:
/
.
5
.
.
10. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk
sejenak, disusul muraqi membaca shalawat:
.
11. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai.
Pembahasan Lengkap Shalat Hajat
6
Artinya: Aku berniat salat hajat sunah hajat dua rakaat karena Allah Taala.
Adapun suratnya boleh dibaca surat apa saja yang dikehendaki, akan tetapi
sebaiknay dibaca surat berikut:
Pada Rakaat pertama setelah surat Alfatihah, Bacalah Surat Al-karifuun sebanyak
3x atau ayat kursi sebanyak 1 x
Pada rakaat kedua setelah membaca fatihah, bacalah surat Al-ikhlas sebanyak 3
kali.
Setelah selesai Shalat Hajat Sebaiknya Bacalah dzikir
Membaca Doa Shalat Hajat
Bacaan Doa setelah Shalat hajat:Laa ilaaha illallahul haliimul kariimu
subhaaanallahi robbil arsyil azhiim. Alhamdulillahi rabbil aalamiin. As aluka
muujibaati rahmatika wa azaaima maghfiratika wal ghaniimata ming kulli birri
wassalaamata min kulli itsmin. Laa tada lii dzamban illa ghafartahu walaa
hamman illaa farajtahu walaa haajatan hiya laka ridhan illa qodhaitahaa yaa
arhamar raahimiin.
Setelah Membaca Doa Shalat Hajat , Bersujudlah sambil membaca Laailaahailla
Anta Subhaanaka Inni Kuntum Minaddhoolimiin, serta memohon apa yang anda
inginkan.
7
Selain memahami tata cara Shalat Hajat, kita juga perlu mengetahui manfaat Shalat
Hajat agar lebih termotivasi lagi untuk menjalankannya. Secara umum, manfaat Shalat hajat
ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
Manfaat lahir
yaitu manfaat yang tampak atau dirasakan secara fisik.
Manfaat batin
Manfaat batin yaitu manfaat yang tidak tampak dan hanya dirasakan oleh hati.
Manfaat Shalat hajat tidak selalu dirasakan secara lahir, akan tetapi yang utama justru
manfaat yang dirasakan oleh bantin kita. Diantaranya yaitu: Rasa tenang dan
keyakinan yang kuat akan pertolongan Allah. Dan lebih siap menerima apa pun
jawaban Allah atas setiap doa-doa kita.
4. PENGERTIAN SHALAT TAHAJUD
Shalat Tahajud adalah Shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, dimulai
setelah isya hingga terbit fajar atau menjelang subuh, dan setelah tidur, walaupun tidurnya
hanya sebentar,hal ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam makna Tahajud yaitu
Bangun dari Tidur.
Jadi syarat untuk melaksanakan Shalat tahajud adalah telah tidur sebelumnya walau
sebentar. hukum Shalat Tahajud adalah sunnat Muakkad yaitu sangat dianjurkan, sebab
menurut hadist nabi Shalat yang paling utuma dikerjakan setelah Shalat fardhu adalah Shalat
tahajud.
Jumlah Rakaat Shalat Tahajud minimal 2 rakaat dan maksimal tidak terbatas
4.1. Pelaksanaan Shalat Tahajud
Waktu untuk melaksanakan Shalat Tahajjud terbagi menjadi 3 bagian :
Sepertiga malam yang pertama dilakukan dari pukul 19.00 hingga pukul 22.00
Sepertiga malam yang kedua dilakukan antara pukul 22.00 hingga pukul 01.00
Sepertiga malam terakhir dilakukan antara pukul 01.00 hingga terbit fajar.
Waktu yang paling utama untuk melaksanakan Shalat ahajud adalah sepertiga malam
terakhir, pada waktu itu Allah banyak menurunkan rahmatnya ke bumi, sehingga barang
siapa berdoa akan dikabulkan, barang siapa meminta akan diberikan, dan barang siapa
memohin ampun akan diampuni oleh Allah.
4.2.Bacaan Niat Shalat Tahajud
Cara mengerjakan Shalat tahajud sama dengan cara pelaksanaan Shalat fardhu,
baik gerakan maupun bacaanya, perbedaanya hanyalah pada niat, Niat Shalat Tahajud adalah
:
9
.
10
Ada pula bacaan lainnya, selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang pertama,
baca ayat Al-Kursi (7 kali). Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang kedua, baca Surah
Al-Ikhlas (11 kali).
Shalat istikharah lebih utama jika dikerjakan pada waktu malam hari,
Bacaan Niat shalat istikharah:
Ushalli sunnatal istikharah rakataini lillaahi taalaa.
Artinya: Aku niat shalat sunat istikharah dua rakaat karena Allah.
seusai shalat lalu berdoalah dengan doa istikharah. Lalu setelah itu, mintalah petunjuk atas
apa yang diragukannya.
11
Al-Quran. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jika seorang dari kalian
menghadapi masalah maka rukulah (shalat) dua rakaat yang bukan shalat wajib)
12
Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni
dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan. (HR Tirmidzi)
Memperoleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari
awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore
harinya (Shahih al-Jami: 4339).
Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: Perolehlah
keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara
tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan)
yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah
saw berkata; Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari
mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya
dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; Ya! Rasul berkata lagi: Barangsiapa
yang berwudhu, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat
Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak
ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya. (Shahih al-Targhib: 666)
Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk
melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan
haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya
seperti orang yang melaksanakan `umrah.(Shahih al-Targhib: 673). Dalam
sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang
mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk
mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia
mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna,
sempurna (Shahih al-Jami`: 6
13
penyesalan kita kepada Allah, dan sebagai pernyataan bahwa dirinya akan kembali
kepada ketaatan, dan tidak akan melakukan perbuatan dosa.
7.1.DALIL TENTANG SHALAT TAUBAT
Hadits sahih riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad dalam Musnad .
Artinya: Tidaklah seorang hamba berbuat satu dosa, lalu ia bersuci dengan baik, lalu
berdiri untuk shalat dua rakaat, kemudian memohon ampun kepada Allah, melainkan
Allah akan mengampuni dosanya.
Kemudian Nabi membaca surat Ali Imron 3:135
[
:
Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-
dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
7.2.WAKTU PELAKSANAAN SHALAT TAUBAT
Shalat taubat (tobat) termasuk dari shalat sunnah mutlak yang dapat dilaksanakan
kapan saja. Siang dan malam. Kecuali waktu yang dilarang melakukan shalat sunnah.
7.3.CARA MENGERJAKAN SHALAT TAUBAT
Jumlah rakaat shalat taubat ada 2 rakaat, Cara melakasanakan shalat taubat sama seperti
shalat fardhu, hanya saja berbeda pada niatnya,
Bacaan Niat Shalat Taubat :
Surat yang dibaca pada shalat taubat bisa surat apa saja, namun sebaiknya
baca surat dibawah ini
Rakaat pertama: Membaca Al-Fatihah dan Surat Al-Kafirun
Rakaat kedua: membaca Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas.
Setelah salam, lalu membaca istighfar 100 kali
Setelah istighfar, baca doa dibawah ini
14
.
.
15
8.2.Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo
Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan rokaat
kedua takbir lima kali. Ibnu Abbas berkata: lakukan pada Istisqo seperti pada waktu
Ied.
Bacaan Niat Shalat Istisqa adalah sebagai berikut :
USHOLLI SUNNATAL ISTISQO ROKATAINI
MAKMUUMAN/IMAAMAN LILLAHI TAAALAA
Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-Ala dan rakaat kedua surat Al-
Ghasiyah
Khatib di sunnatkan memakai selendang (sorban)
Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali
Khutbah pertama dimulai dengan membaca Istighfar 9 kali
isi khutbah hendaknya anjuran agar masyarakat bertaubat dan memperbanyak
istighfar, serta merendahkan diri dihadapan Allah, yakni bahwa permohonan
mereka akan dikabulkan, dan hendaknya membaca pula surat Nuh ayat 10 dan
11
Khutbah kedua membaca istighfar 7 kali
Pada khutbah kedua khatib hendaknya memindahkan letak selendangnya dari
kanan ke kiri dan yang diatas menjadi dibawah
Ketika Berdoa hendaklah mengangkat dua tangan lebih tinggi dari biasanya.
Berikut adalah Bacaan Doa Istisqo
.
.
16
Jika setelah selesai Shalat belum juga turun hujan, maka keesokan harinya dilaksanakan
lagi shalat istisqa hingga beberapa kali sampai turun hujan.
Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jumat
masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia
menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah
musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada
17
Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW
mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan
3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung,
gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung
tidak ada penghalang untuk melihatnya. Berkata Anas RA, Maka muncullah di
belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar
dan turunlah hujan. Anas RA berkata: Maka kami tidak melihat matahari selama
enam hari. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada
Jumat sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw
sambil berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan
sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka
Rasulullah SAW mengangkat tangan dan berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling
kami bukan adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-
bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan. (HR. Bukhari)
9. PENGERTIAN SHALAT TAHIYATUL MASJID
Shalat tahiyatul masjid adalah shalat 2 rakaat yang dikerjakan ketika masuk ke masjid,
sebagai suatu bentuk penghormatan kepada masjid, Karena masjid termasuk Baitullah
(Rumah Allah),maka perlu suatu bentuk penghormatan, hal ini sesuai dengan makna
yang terkandung dalam kataTahiyyatul Masjid yaitu penghormatan terhadap masjid.
9.1.Hukum Shalat Tahiyatul Masjid dan Kapan Waktunya
Shalat Tahiyaul masjid hukumnya sunat, dan dikerjakan sebelum duduk, baik hari
Jumat maupun hari lainnya, siang ataupun malam hari, walaupun juga pada waktu-
waktu terlarang (jika masuk masjid karena suatu sebab, misalnya hendak beri,tikaf,
menuntut ilmu, atau menunggu tiba waktu shalat dan sebagainya)
9.2.Dalil Tentang Shalat Tahiyyatul Masjid
Dari Abu Qatadah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat
sebelum dia duduk. (HR. Al-Bukhari no. 537 dan Muslim no. 714)
Dari Jabir bin Abdullah -radhiallahu anhu- dia berkata:
: . ,
: !
18
Sulaik Al-Ghathafani datang pada hari Jumat, sementara Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam sedang berkhutbah, dia pun duduk. Maka beliau pun bertanya
padanya, Wahai Sulaik, bangun dan shalatlah dua rakaat, kerjakanlah dengan
ringan. Kemudian beliau bersabda, Jika salah seorang dari kalian datang pada hari
Jumat, sedangkan imam sedang berkhutbah, maka hendaklah dia shalat dua rakaat,
dan hendaknya dia mengerjakannya dengan ringan. (HR. Al-Bukhari no. 49 dan
Muslim no. 875)
9.3.Cara Melaksanakan Shalat Tahiyyatul Masjid
Berniat shalat Tahiyatul Masjid :
Usholli Sunnata Tahiyyatil Masjidi Rakataini Lillahi Taaala
Saya berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Taala.
Takbiratul ihram
Shalat dua rakaat seperti pada umumnya shalat sunnat
Salam.
19
berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku
suka . (HR Bukhari)
20
Berniat, niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan
di dalam hati dan tidak perlu dilafalkan, tidak terdapat riwayat yang
menyatakan keharusan untuk melafalkan niat. Niat salat jenazah
Untuk jenazah laki-laki : Ushalli alaa haadzal mayyiti arba a
takbiiraatin fardhu kifaayati mamuumam/imaaman lillahi taaalaa, Allahu
akbar
Untuk jenazah perempuan : Ushalli alaa haadzihil mayyiti arba a
takbiiraatiin fardhu kifaayati mamuuman/imaaman lillahi ta aalaa,
Allaahu akbar
Takbiratul Ihram (takbir yang pertama) kemudian membaca surat Al Fatihah
Takbir kedua kemudian membaca shalawat atas Rasulullah SAW minimal
:Allahumma Shalli alaa Muhammadin artinya : Yaa Allah berilah salawat
atas nabi Muhammad
Takbir ketiga kemudian membaca doa untuk jenazah
minimal:Allahhummaghfir lahu warhamhu waaafihi wafu anhu yang
artinya : Yaa Allah ampunilah dia, berilah rahmat, kesejahteraan dan
maafkanlah dia.Apabila jenazah yang disalati itu perempuan, maka bacaan
Lahuu diganti dengan Lahaa. Jadi untuk jenazah wanita bacaannya menjadi:
Allahhummaghfir laha warhamha waaafiha wafu anha. Jika mayatnya
banyak maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahum. Jadi untuk jenazah banyak
bacaannya menjadi: Allahhummaghfir lahum warhamhum waaafihim wafu
anhum
Takbir keempat kemudian membaca doa minimal:Allahumma laa tahrimnaa
ajrahu walaa taftinna badahu waghfirlanaa walahu.yang artinya : Yaa
Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah
Engkau meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi
kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia. Jika jenazahnya
adalah wanita, bacaannya menjadi: Allahumma laa tahrimnaa ajraha walaa
taftinna badaha waghfirlanaa walaha.
Mengucapkan salam
Doa Shalat Jenazah
[ ]
21
[Alloohummaghfir lahu Warhamhu Wa Aafihi Wafu ahu, Wa Akrim Nuzulahu,
Wa Wassi Madkholahu, Waghsilhu Bil Maai WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi
Minal Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu
Daaron Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron
Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa Aidhu Min Adzaabil Qabri]
Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan
tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia
dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana
Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik
dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik
daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya
(atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan
Neraka. (HR. Muslim 2/663)
.
.
22
[Alloohumma Inna Fulaanabna Fulaanin Fii Dzimmatika, Wa Habli Jiwaarika, Fa
Qihi Min Fitnatil Qobri Wa Adzaabin Naari, Wa Anta Ahlal Wafaai Wal Haqqi.
Faghfirlahu Warhamhu, Innaka Antal Ghofuurur Rohiim]
Ya, Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali
perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adalah
Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya
Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang. (HR. Ibnu Majah. Lihat
Shahih Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/21)
23
12. SHALAT GHAIB
Shalat ghaib adalah shalat pengganti shalat jenazah, yaitu shalat yang dilakukan kepada
seorang muslim yang meninggal, namun karena kita berada ditempat jauh, sehingga kita
tidak dapat bisa mengerjakan shalat jenazah.
Jika terdapat keluarga atau muslim lain yang meninggal di tempat yang jauh sehingga
jenazahnya tidak bisa dihadirkan maka dapat dilakukan salat ghaib atas jenazah tersebut.
12.1. CARA MELAKSANAKAN SHALAT GHAIB
Adapun tata cara shalat ghaib tidak jauh beda seperti shalat jenazah yaitu melaksanakan
8 rukun-rukunnya, perbedaan hanya pada niat salatnya :
Rukun yang pertama : Niat
Bacaan Niat shalat ghaib :
Ushalli alaa mayyiti (Fulanin) al ghaaibi arbaa takbiraatin fardlal kifaayati lillahi
taalaa
Artinya : aku niat salat gaib atas mayat (fulanin) empat takbir fardu kifayah sebagai
(makmum/imam) karena Allah
kata fulanin diganti dengan nama mayat yang disalati.
Rukun yang kedua : Berdiri Bila Mampu
Dalam shalat wajib dan sunnah lainnya, seseorang diberikan keringanan untuk shalat
dengan posisi duduk, bahkan berbaring jika kondisinya memang tidak memungkinkan
untuk melaksanakan shalat sambil berdiri. Begitu pula dengan shalat jenazah dan shalat
ghaib. Kecuali memang seseorang tersebut benar-benar memiliki udzur atau alasan yang
syari sehingga membebaskannya dari posisi shalat sambil berdiri. Namun, jika masih
bisa diusahakan untuk shalat sambil berdiri, maka itu yang lebih baik baginya.
Rukun yang ketiga : Takbir sebanyak 4 kali
Sebagaimana hadits Nabi Muhammad dari Jabir ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan
jenazah Raja Najasyi dengan shalat ghaib dan beliau bertakbir 4 kali. Hadits ini
diriwayatkan oleh Bukhari: 1245, Muslim: 952 dan Ahmad 3:355).
Inilah yang menjadi acuan untuk melaksanakan shalat ghaib dengan jumlah takbir
sebanyak 4 kali. Seperti yang telah diketahui bahwa setelah sebelumnya menjadi seorang
pemeluk nasrani yang taat, Raja Najasyi dapat masuk Islam ketika mendengar berita
kerasulan Muhammad SAW.
Rukun yang keempat : Membaca Surat Al-Fatihah sebagaimana shalat pada umumnya.
24
Rukun yang kelima : Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW sebagaimana ketika
bacaan Shalat pada tahiyyat umumnya.
Rukun yang keenam : Memanjatkan doa teruntuk Jenazah. Ini sebagaimana hadits
Rasulullah SAW yang artinya, Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa
untuknya. Hadits Riwayat Abu Daud: 3199 dan Ibnu Majah: 1947. Lafadz doa yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW diantaranya, Allahummaghfirlahu warhamhu,
waaafihi wafu anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi madkhalahu, waghsilhu bil mai
watstsalji wal barad.
Rukun yang ketujuh : Berdoa Setelah Takbir Keempat, Allahumma Laa Tahrimna
Ajrahu wa laa taftinnaa badahu waghfirlana wa lahu.
Rukun yang kedelapan : Salam
Untuk menyelenggarakan shalat ghaib ada beberapa pendapat bahwa ada perintah untuk
disyariatkan shalat ghaib, baik apakah jenazah itu sudah dishalatkan secara langsung
ataupun belum dishalatkan.
Salah satu ulama yang berpendapat demikian adalah Imam Ibnu Hazm. Beliau berkata
dalam kitabnya Al-Muhalla (5/169, no.260) bahwa Mayit tetap dishalatkan ghaib,
karena Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah menyalatkan raja Najasyi bersama para
sahabatnya dalam beberapa shaf. Ini merupakan ijma mereka yang tidak boleh dibantah.
13. PENGERTIAN SHALAT MUTLAQ
Shalat Mutlak adalah shalat sunnat yang dikerjakan tanpa ditentukan waktunya, jumlah
rakaatnya dan tak ada sebabnya. Salat Sunnat Mutlaq merupakan salat sunnat yang dapat
dilakukan tanpa memerlukan sebab tertentu dan kapan saja kecuali waktu-waktu yang
diharamkan untuk mengerjakan salat. Jumlah rakaat shalat mutlak terserah dan berapa
saja, 1 rakaat, 2 rakaat, 3 rakaat dan seterusnya. jika lebih dari 1 rakaat sebaiknya
dikerjakan setiap 2 rakaat salam.
13.1. CARA MELAKSANAKAN SHALAT MUTLAK
Cara mengerjakan shalat mutlak sama dengan cara mengerjakan shalat fardhu,baik
dalam gerakan maupun bacaannya.
14. PENGERTIAN SHALAT AWWABIN
Shalat Awwabin adalah shalat sunnah yang dikerjakan antara maghrib dan isya.
Waktu antara maghrib dan Isya ini biasanya diabaikan orang. Oleh karena itu kita
diperintahkan untuk kembali kepada Allah (awwabiin) pada saat orang-orang lalai,
dengan cara menghidupkan waktu antara maghrib dan isya, baik melalui shalt,
dzikir,membaca tasbih,tahlil,tahmid,tamjid dan membaca al-quran.
25
Shalat sunnat awwabin sebaiknya dikerjakan setelah selesai dzikir shalat maghrib, dan
setelah shalat badiyah naghrib serta belum diselingi oleh ucapan atau perkataan lainnya.
Shalat ini tidak disunnahkan berjamaah.
Adapun jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat, dan boleh dikerjakan sampai 6 rakaat
atau 20 rakaat.
14.1. CARA PELAKSANAAN SHALAT AWWABIN
Cara pelaksanaan shalat sunat awwabin sama dengan cara pelaksanaan shalat fardhu,
shalat ini dikerjakan setiap 2 rakaat salam.
Bacaan Niat Shalat Awwabiin:
Usholli Sunnatal Awwabiina Rakataini Lillaahi Taaalaa.
Surat yang dibaca setelah surat Al-fatihah adalah :
Pada rakaat pertama : Surat Al-Ikhlas 6 kali, dilanjutkan dengan surat Al-falaq 1 kali,
dan sura An-Naas 1 kali
Pada rakaat kedua : Suratnya sama dengan rakaat pertama
14.2. DASAR HUKUM (DALIL) SHALAT AWWABIN
Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
Barang siapa shalat 6 rakaat setelah magrib, di sela-selanya tidak berbicara kotor,
maka ia mendapatkan pahala ibadah selama12 tahun.
Kemudian beliau juga meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda:
Barangsiapa shalat 20 rakaat setelah maka Allah mambangun rumah di sorga
untuknya, Tirmidzi berkata, hadist Abu Harairah gharib (hanya diriwayatkan seorang
rawi yang tidak kuat).
Tabrani juga meriwayatkan dari Ammar bin Yasir, Rasulullah bersabda:
Barangsiapa melakukan shalat 6 rakaat setelah maghrib, maka diampuni dosanya
meskipun sebanyak ombak lautan.
26
Usholli Rokataini Lir Rujuui Minas Safari Sunnatan Lillaahi Taaalaa
Surat Yang Sebaiknya (disunnahkan) di baca :
Rakaat pertama setelah surat Al-fatihah : Surat Al-kaafirun atau boleh juga
surat Al-Falaq, Rakaat kedua setelah surat Al-fatihah : Surat Al-Ikhlas atau
boleh juga surat Al-Naas.Setelah selesai shalat bacalah Ayat kursi dan Surat
Al-quraisy
15.2. Dalil Tentang Shalat Safar
Adapun yang menjadi dalil shalat sunat safar ini adalah hadits dari Abu Hurairah;
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Artinya :
Jika engkau keluar dari rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat yang dengan ini
akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau
memasuki rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu
dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah.(H.R. Al-Bazzar; dinilai sahih oleh Al-
Albani)
27
Sedangkan jika dikerjalan pada siang hari, maka boleh setiap 2 rakaat satu salam, atau 4
rakaat sekaligus dengan satu salam(tanpa taysahud awal)
16.1. Tata Cara Shalat Sunah Tasbih
Niat Shalat tasbih USHOLLII SUNNATAT TASBIIHI RAKATAINI
LILLAHI TAALA
Setelah takbirotul ihram, kemudian membaca doa iftitah, selanjutnya,
membaca surat Al Fatihah dan surat pendek.
Setelah itu, sebelum rukuk kita harus membaca tasbih terlebih dulu. Bacaan
tasbihnya seperti di atas tadi. Tasbih harus dibaca sebanyak 15 kali bacaan
sekali berdiri ini.
Kemudian, rukuk dan membaca doa rukuk seperti biasa. Setelah bacaan doa
rukuk itu selesai, kita membaca tasbih lagi 10 kali bacaan.
Kemudian bangun dari rukuk atau itidal, setelah selesai membaca doa itidal,
kita membaca tasbih lagi 10 kali bacaan.
Selanjutnya, sujud dan membaca doa sujud, setelah selesai bacaan sujud, kita
membaca tasbih lagi sebanyak 10 bacaan.
Setelah itu, bangun dari sujud dan membaca doa, setelah selesai membaca
doa duduk itu, kita bertasbih kembali 10 kali.
Sujud ke dua dan bacaan sujud, setelah itu baca lagi tasbih 10 kali
sebagaimana sujud yang pertama tadi.
Sebelum kita berdiri untuk melaksanakan rakaat ke dua, kita duduk istirahat
dulu untuk membaca 10 kali tasbih.
Demikian seterusnya tiap rakaat kita membaca 75 kali tasbih.
28
gerhana matahari. Hari itu adalah hari yang menyedihkan untuk Rasulullah
Muhammad SAW, sehingga beliau berdoa pada Allah sewaktu matahari-bulan-bumi
berada persis pada satu garis edar. Rasulullah waktu itu bersabda bahwa dua gerhana
(matahari dan bulan) dan kematian orang yang dicintai, adalah tanda kekuasaan Allah.
Jadi beliau waktu itu memerintahkan umatnya untuk melakukan shalat setiap kali
terjadi gerhana, sebagai wujud ketundukkan manusia pada kebesaran Tuhan.
17.2. Dalil Yang Berkenaan Dengan Shalat Gerhana
Dari hadist yang diriwayatkan Bukhari Muslim dengan sanad yang shahih : Telah
terjadi gerhana Matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu
alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana
wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam
Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana,
bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang
demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sehingga selesai gerhana. (HR.
Bukhari & Muslim).
17.3. Hukum Shalat Gerhana dan Waktu Pelaksanaan Shalat Gerhana
Waktu Pelaksanaan shalat gerhana dimulai sejak terjadinya gerhana hingga
berakhirnya gerhana.Hukum Shalat Gerhana adalah Sunnat Muakkad
17.4. Tata Cara Mengerjakan Shalat Gerhana
Shalat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat, dengan 2 ruku di tiap rakaatnya, sangat
berbeda sekali dengan shalat lainnya, dalam shalat gerhana terdapat 2 kali rukuk pada
setiap rakaatnya.
Tata cara pelaksanaan shalat gerhana adalah sebagai berikut:
Niat dalam hati untuk melaksanakan Shalat gerhana, bacaan niatnya adalah
sebagai berikut
Bacaan niat shalat gerhana matahari
Usholli Sunnatal Kusuufi Rakataini (Imaaman/Makmuuman)Lillahi
Taaala
Bacaan niat shalat gerhana Bulan
Usholli Sunnatal Khusuufi Rakataini (Imaaman/Makmuuman) Lillahi
Taaala
Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
29
Membaca doa istiftah dan bertaawudz, kemudian membaca surat Al Fatihah
dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan
(dikeraskan suaranya, bukan lirih).
Kemudian ruku sambil memanjangkannya.
Kemudian bangkit dari ruku (itidal)
Setelah itidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca
surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat
dari yang pertama.
Kemudian ruku kembali (ruku kedua) yang panjangnya lebih pendek dari
ruku sebelumnya.
Kemudian bangkit dari ruku (itidal).
Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku, lalu duduk di antara dua
sujud kemudian sujud kembali.
Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana
rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari
sebelumnya.
Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi
anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan membebaskan
budak.
Salat Tarawih (kadang-kadang disebut Teraweh atau Taraweh) adalah salat sunnat
yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab
adalah bentuk jama dari yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat".
Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara
berjamaah di masjid.
30
Terdapat beberapa praktik tentang jumlah raka'at dan jumlah salam pada salat
Tarawih. Pada masa Nabi Muhammad salat Tarawih hanya dilakukan tiga atau empat
kali saja, tanpa ada satu pun keterangan yang menyebutkan jumlah raka'atnya.
Kemudian salat Tarawih berjamaah dihentikan, karena ada kekhawatiran akan
diwajibkan. Barulah pada zaman khalifah Umar salat Tarawih dihidupkan kembali
dengan berjamaah, dengan jumlah 20 raka'at dilanjutkan dengan 3 raka'at witir.
Sejak saat itu umat Islam di seluruh dunia menjalankan salat Tarawih tiap malam-
malam bulan Ramadhan dengan 20 raka'at. Empat mazhab yang berbeda, yaitu
mazhab Al-Hanafiyah (8 rakaat), Al-Malikiyah (sebagian 8 atau 20 rakaat) , Asy-
Syafi'iyah (20 rakaat) serta Al-Hanabilah (sebagian 8 atau 20 rakaat). Sedangkan
Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah dari Bani Umayyah di Damaskus menjalankan
salat Tarawih dengan 36 raka'at. Dan Ibnu Taimiyah menjalankan 40 raka'at.
Yang pertama kali menetapkan salat Tarawih hanya 8 raka'at dalam sejarah adalah
pendapat orang-orang di akhir zaman, seperti Ash-Shanani (w.1182 H), Al-
Mubarakfury (w. 1353 H) dan Al-Albani. Ash-Shanani Penulis Subulus-salam
sebenarnya tidak sampai mengatakan salat Tarawih hanya 8 raka'at, Sedangkan Al-
Mubarakfury memang lebih mengunggulkan salat Tarawih 8 raka'at, tanpa
menyalahkan pendapat yang 20 raka'at. Sehingga bila akan menunaikan Tarawih
dalam 8 raka'at maka formasinya adalah salam tiap dua rakaat dikerjakan empat kali,
atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at
31
(satu raka'at). Maka pada hari berikutnya kami berkumpul di masjid dan
mengharap dia keluar (untuk salat), tetapi tidak keluar hingga masuk waktu pagi,
kemudian kami masuk kepadanya, lalu kami berkata: Ya Rasulullah ! Tadi
malam kami telah berkumpul di masjid dan kami harapkan engkau mau salat
bersama kami, maka sabdanya "Sesungguhnya aku khawatir (salat itu) akan
diwajibkan atas kamu sekalian.(Hadits Riwayat Thabrani dan Ibnu Nashr)
Aku perhatikan salat malam rasulullah S.A.W, yaitu (Ia) salat dua raka'at yang
ringan, kemudian Ia salat dua raka'at yang panjang sekali, kemudian salat dua
raka'at, dan dua raka'at ini tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya, kemudian
salat dua raka'at (tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya), kemudian salat dua
raka'at (tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya), kemudian salat dua raka'at
(tidak sepanjang dua raka'at sebelumnya), kemudian witir satu raka'at, yang
demikian adalah 13 raka'at".Diriwayatkan oleh Malik, Muslim, Abu Awanah,
Abu Dawud dan Ibnu Nashr.
Dari Abi Salamah bin Abdurrahman bahwasanya ia bertanya kepada 'Aisyah
radyillahu anha tentang salat rasulullah S.A.W di bulan Ramadan. Maka ia
menjawab ; Tidak pernah Rasulullah S.A.W kerjakan (tathawwu') di bulan
Ramadan dan tidak pula di lainnya lebih dari sebelas raka'at 1) (yaitu) Ia salat
empat (raka'at) jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian ia
salat empat (raka'at) 2) jangan engkau tanya panjang dan bagusnya kemudian ia
salat tiga raka'at.[Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim
19. SALAT WITIR
19.1. PENGERTIAN SHALAT WITIR
Salat Witir (Arab: Shalatul witr) adalah salat sunah yang dikerjakan pada
waktu malam hari setelah waktu isya dan sebelum waktu salat subuh, dengan rakaat
ganjil. Salat ini dilakukan setelah salat lainnya, sepertti tarawih dan tahajjud), hal ini
didasarkan pada sebuah hadits. Salat ini dimaksudkan sebagai pemungkas waktu
malam untuk "mengganjili" salat-salat yang genap, karena itu, dianjurkan untuk
menjadikannya akhir salat malam, Salat sunah witir adalah sunah muakad.
32
hendaknya ia melakukannya, dan barangsiapa yang berwitir satu rakaat,
hendaknya ia melakukannya
Dari Ubay Bin Kaab, ia berkata: Sesungguhnya Nabi biasa membaca dalam
salat witir: Sabbihis marobbikal ala (di raka'at pertama -red), kemudian di raka'at
kedua: Qul yaa ayyuhal kaafiruun, dan pada raka'at ketiga: Qul huwallaahu ahad,
dan dia tidak salam kecuali di raka'at yang akhir. (Hadits riwayat Nasai, Abu
Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)
Aisyah radhiallahu anha menerangkan tentang salatnya Rasul di bulan
Ramadhan,
Rasul tidak pernah salat malam lebih dari 11 raka'at, baik di bulan Ramadhan
maupun di luar Ramadhan, yaitu dia salat 4 raka'at, maka jangan engkau tanya
tentang bagus dan lama salatnya, kemudian dia salat 4 raka'at lagi, maka jangan
engkau tanya tentang bagus dan lama salatnya, kemudian dia salat witir 3
raka'at. (Hadits riwayat Bukhori 2/47, Muslim 2/166)
Witir memiliki banyak sekali keutamaan, berdasarkan hadits Kharijah bin Hudzafah
Al-Adwi. Ia menceritakan Rasulullah S.A.W pernah keluar menemui kami. Dia
bersabda
Sesungguhnya Allah Taala telah menambahkan kalian dengan satu salat, yang salat
itu lebih baik untuk dirimu daripada unta yang merah, yakni salat witir. Waktu
pelaksanaannya Allah berikan kepadamu dari sehabis Isya hingga terbit Fajar
Di antara dalil yang menujukkan keutamaan dan sekaligus di sunnahkannya salat witir
adalah hadits Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu bahwa menceritakan:
Rasulullah pernah berwitir, kemudian bersabda: Wahai ahli Quran lakukanlah salat
witir, sesungguhnya Allah itu witir (ganjil) dan menyukai sesuatu yang ganjil
Dari Qais bin Thalk berkata suatu hari aku kedatangan ayahnya Thalq bin Ali di hari
Ramadhan, lalu dia bersama kita hingga malam dan Shalat (tarawih) bersama kita dan
berwitir juga. Lalu dia pulang ke kampungnya dan mengimam Shalat lagi dengan
penduduk kampung hingga sampailah Shalat witir, lalu dia meminta seseorang untuk
33
mengimami Shalat witir "berwitirlah bersama makmum" aku mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda "Tidak ada witir dua kali dalam semalam" H.R. Tirmidzi, Abu
Dawud, Nasai, Ahmad dll.
Pendapat kedua mengatakan tidak perlu witir lagi karena sudah witir di awal malam.
Ia cukup Shalat malam tanpa witir. Alasannya banyak sekali riwayat dari Rasulullah
s.a.w. mengatakan bahwa dia melakukan Shalat sunnah setelah witir. Pendapat ini
diikuti Malik, Syafii, Ahmad, Sufyan al-Tsuari dan Hanafi.[4]
Artinya: Ya Allah ya Tuhan kami, kami memohon kepada-Mu (mohon diberi) iman
yang langgeng, dan kami mohon kepada-Mu hati kami yang khusyuk, dan kami mohon
kepada-Mu diberi-Nya ilmu yang bermanfaat, dan kami mohon ditetapkannya keyakinan
yang benar, dan kami mohon (dapat melaksanakan) amal yang shaleh, dan kami mohon
tetap dalam dalam agama Islam, dan kami mohon diberinya kebaikan yang melimpah-
limpah, dan kami mohon memperoleh ampunan dan kesehatan, dan kami mohon
kesehatan yang sempurna, dan kami mohon mensyukuri atas kesehatan kami, dan kami
mohon kecukupan. Ya Allah, Ya Tuhan kami, terimalah salat kami, puasa kami, rukuk
kami, dan khusyuk kami dan pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami
lakukan selama salat ya Allah, ya Allah, ya Allah Dzat Yang Maha Pengasih dan
Penyayang.
34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salat sunnah adalah ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan yang
apabila dikerjakan mendapatkan pahala, namun bila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa
(tidak berdosa).
Macam-macam salat sunnah diantara lain Salat Sunnah Rawatib adalah salat yang
dikerjakan menyertai salat fardhu, baik dikerjakan sebelum maupun sesudahnya.Salat
Gerhana adalah Salat ini dilakukan apabila terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun
gerhana matahari.Salat Istisqa adalah Salat Istisqa yaitu salat yang dilakukan unutk
memohon kepada Allah SWT. agar diturunkan hujan disaat terjadinya kekeringan tanah atau
musim kemarau yang panjang.Salat Dhuha adalah salat sunnah dua rakaat atau lebih yang
dilakukan pada waktu dhuha, yaitu kira-kira matahari naik sepenggalah sampai tergelincir
matahari.Salat Tarawih dan Witir adalah salat malam pada bulan Ramadhan yang
dilaksanakan setelah isya.dan shalat sunnah lain nya.
B. Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami
dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi
saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi
sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf
karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.
35
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Salat-Salat Sunnat, Drs. Moh. Rifa'i, CV Toha Putra, Semarang, 1993
Buku SMP Agama Islam, Rafi Vadra Addani, Surabaya
https://tuntunanShalatsunah.wordpress.com/tag/shalat-sunnah-rawatib-2/
https://alhafizh84.wordpress.com/2009/11/06/macam-macam-shalat-sunnah-rawatib/
https://www.facebook.com/notes/Shalat-dhuha/macam-macam-Shalat-sunnah-
lengkap-dengan-penjelasannya-pengertian-Shalat-rawatib/10152874322293240
Oleh Bunyamin Musa pada 25 Mei 2015 pukul 10:55
36