PROPOSAL
Di susun Oleh :
YAKOBUS SUPANDI
NIM : 33178K17052
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Dengan Judul “Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien
Balita Diare Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Periode Januari - maret Tahun 2020
”telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diseminarkan.
NIM : 33178K17052
Menyetujui,
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
YAKOBUS SUPANDI
NIM : 33178K17052
Karya Tulis Ilmiah (KTI) Ini Telah Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji
Pada Tanggal
Dalam Ujian Akhir Program (UAP) Diploma III Farmasi
STIKES Muhammadiyah Kuningan
Mengetahui,
Ketua STIKES Muhammadiyah Kuningan
ii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur kepada Tuhan, akhirnya dengan penuh perjuangan waktu, tenaga,
pikiran, Karya Tulis Ilmiah Ini dapat terselesaikan.
1. Untuk keluarga kecilku, istri tercinta dan kedua anaku yang selalu jadi motivasi utama
2. Semua teman – teman farmasi di RS Sekar Kamulyan, terima kasih untuk motivasi dan
kesempatan kepada saya untuk melanjutkan pendidikan.
3. Untuk dosen pembimbing saya yang telah bersabar dan selalu memberikan semangat serta
bimbingannya kepada saya, terimakasih atas bantuan dan nasihatnya serta ilmu yang
selama ini dilimpahkan kepada saya dan terima kasih karena sudah menjadi orang tua
kedua saya di kampus.
4. Untuk teman-teman angkatan kelas karyawan di Stikes Muhammadiyah Kuningan yang
sama-sama berjuang, saling memberikan motivasi dan dorongannya dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
5. Staff Ruang perawatan anak di RS Sekar Kamulyan yang telah membantu dalam proses
pengumpulan data.
iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Dengan ini menyatakan, bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) saya dengan judul :
“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BALITA DIARE DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2020”, adalah
benar merupakan hasil karya saya dan bukan merupakan plagiat dari karya orang lain. Apabila
suatu saat saya terbukti melakukan plagiat maka saya bersedia diproses dan menerima sanksi
akademis maupun hukum sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku, baik institusi maupun
di masyarakat dan hukum negara.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab sebagai
anggota masyarakat ilmiah.
Materai 6000
(YAKOBUS SUPANDI)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Yakobus Supandi
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Farmasi
4 NIM 33178K17052
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kuningan, 09 mei 1978
6 E-mail yakobuspandi@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081224165001
8 Alamat Cigugur Rt18/07,lingk.puhun Kab.
Kuningan
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA/SMK D-III
Nama institusi SD Yos SMP Yos SMF-K Stikes
SudarsoCig SudarsoCi BPK Muhammadiyah
ugur gugur Penabur Kuningan
Kuningan Kuningan Bandung
Jurusan Farmasi Farmasi
Tahun Masuk- 1985-1991 1991-1994 1994-1997
Lulus
v
D. Prestasi
No Jenis Prestasi Penyelenggara Tahun
E. Pengalaman Bekerja
No Tempat Bekerja Jabatan Waktu
1 Rs Santo Yusup Asisten Apoteker 1997-2000
Bandung
2 Rs Sekar Kamulyan Asisten Apoteker 2000-sekarang
Yakobus Supandi
33178K17052
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Bapa di Surga, atas berkat dan rahmat-Nya
penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotik
Pada Pasien Balita Diare Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Periode Januari – Maret
Tahun 2020” dapat tersusun atas dorongan pembimbing dan semua pihak.
Adapun penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md.Far) pada program D3 Farmasi.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini cukup mengalami kesulitan dan hambatan,
namun berkat dorongan dan arahan dari pembimbing akhirnya saya dapat menyelesaikannya,
untuk itu sudah selayaknya saya ucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
Kuningan,2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Abstrak................................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
x
2.2 DIARE................................................................................................ 8
2.2.1 Definisi...................................................................................... 8
2.2.2 Etiologi / Penyebab Diare....................................................... .. 8
2.2.3 Tanda dan Gejala................................................................... 9
2.2.4 Derajat Dehidrasi Diare......................................................... 9
2.2.5 Komplikasi ........................................................................... 11
2.2.6 Penatalaksanaan Medis.......................................................... 12
2.2.7 Prinsip Tatalaksana Diare....................................................... 12
2.3 BALITA......................................................................................... 13
2.3.1 Definisi ............................................................................ 13
2.3.2 Fase-fase perkembangan psikoseksual menurut Sigmund Freud 13
2.4 RUMAH SAKIT.................................................................................. 14
2.4.1 Definisi....................................................................................... 14
2.4.2 Tugas Dan Fungsi....................................................................... 14
2.4.3 Pelayanan Farmasi Rumah Sakit................................................ 15
2.4.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit................................................... 15
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit
potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB
diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten / kota dengan jumlah penderita 1.213 orang
dan kematian 30 orang. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)
Penyakit diare disebabkan oleh infeksi Bakteri, Virus dan Parasit, dapat ditularkan
melalui air dan makanan yang terkontaminasi kotoran manusia dan hewan, selain itu sumber
air bersih, penanganan makanan dan kebersihan pribadi (Kementrian Kesehatan Rebulik
Indonesia.
Antibiotik jangan diberikan kecuali atas indikasi misalnya pada diare berdarah dan kolera,
pemberian antibiotik yang tidak tepat akan memperpanjang lamanya diare karena akan
mengganggu Flora Usus. Selain itu pemberian antibiotik yang tidak tepat akan mempercepat
resistensi kuman terhadap antibiotik dan menambah resistensi kuman.
Menurut Sigmun Freud dalam teori perkembangan psikoseksual anak usia 0 – 2 tahun
mengalami fase oral dimana pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas
mulut . Pada fase oral ini anak sering memasukan makanan atau benda kedalam mulut. Hal ini
meurpakan salah satu penyebab balita terkena diare, maka dari itu sebaiknya orang tua /
1
pengasuh memperhatikan hal – hal berikut seperti mencuci tangan bayi atau balita secara rutin
terutama setelah bermain.Orang dewasa yang merawat bayi atau balita juga perlu menjaga
kebersihan agar tidak menularkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada
balita. Menjaga lantai dan benda – benda yang dipegang bayi atau balita agar selalu bersih.
Selalu menjaga kebersihan peralatan botol susu agar steril dan memperhatikan kebersihan
makanan dan minuman yang diberikan pada bayi dan balita.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat sangat memegang peranan
penting dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan termasuk diare pada balita. Di rumah
sakit X mempunyai Clinical Patway (CP) untuk pasien diare anak sebagai standar pelayanan
pada pasien diare anak. Di dalam clinical pathway diare akut pada anak, pada aspek
pelayanan medikasi terdiri dari IV line kristaloid ( RL ), pemberian oralit dan pemberian zinc
10 – 14 hari. Bila pasien mendapatkan terapi lain, termasuk antibiotik dapat dicatat pada
variasi pelayanan dengan mencantumkan tanggal dan alasan pemberian terapi tersbut.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi penggunaan
antibiotik pada pasien diare balita di RS X.
2
1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui penggunaan antibiotik pada pasien balit diare di ruang rawat inap RS X.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui jumlah penggunaan antibiotik pada pasien anak di ruang rawat inap RS
X.
b. Mengetahui pemilihan jenis antibiotik yang diberikan pada pasien diare anak di ruang
rawat inap RS X.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
2.1.1 Definisi
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi (jamur) dan bakteri,
memiliki khasiat untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, serta sifat
toksik (racun) yang ditimbulkan bagi manusia yang relatif lebih kecil, (DepKes RI,2009)
a. Penisillin
Penisillin digunakan untuk kondisi yang terkena infeksi bakteri seperti infeksi
strephococcus, meningitis, gonore, raringitis, dan untuk pencegahan endocarditis.
Antibiotik ini juga baik digunakan untuk penderita gangguan ginjal disertai dengan
anjuran dan pengawasan dokter.
Penisillin tersedia dalam berbagai bentuk seperti kaplet, sirop kering dan
suntikan. Masing- masing bentuk obat dapat digunakan untuk kondisi yang berbeda
seperti: Amoxicillin, Ampicillin, Oxacillin dan Penisillin G.
b. Sefalosporin
Antibiotik jenis ini bisa digunakan untuk pengidap infeksi tulang, otitis media,
infeksi kulit dan infeksi saluran kemih sesuai dengan anjuran, takaran yang dokter
berikan.
4
Sefalosporin memiliki efek samping seperti sakit kepala, nyeri pada bagian dada
bahkan syok.Sefalosporin memiliki banyak jenis seperti : Cefadroxil, Cefuroxim,
Cefixim, Cefotaxim, Cefotiam, Cefepim dan Ceftazidim.
c. Aminoglikosida
Cara kerja antibiotik ini adalah untuk menghambat sintesis protein pada bakteri
sehingga bakteri tidak bisa bertumbuh kembang. Cara mengkonsumsi obat ini harus
dengan anjuran dan pengawasan dokter, jika tidak, akan menimbulkan efek samping
berupa gangguan kesadaran. Jenisnya pun beragam, anatara lain: Paromomycin,
Tobramycin, Gentamycin, Amikasin, Kanamycin dan Neomycin.
d. Tetrasiklin
e. Makrolida
Antibiotik golongan ini bisa mencegah dan mengobati penyakit seperti: infeksi
saluran pernafasan, infeksi kulit, bronchitis, servisitis, penyakit lyme, pemfigus dan
sinusitis. Makrolid sendiri tersedia dalam banyak bentuk, yakni tablet, kaplet, sirup
kering dan suntik. Cara kerjanya pun hampir menyerupai golongan lainnya untuk
5
menghambat sintesis pada bakteri. Jenis- jenis Makrolid antara lain: Erytromycin,
Azithromycin, dan Clarithromycin.
f. Quinolon
Golongan antibiotik ini memiliki bentuk tablet, kaplet, dan suntik. Quinolon
dapat mengatasi masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti infeksi
saluran kemih, infeksi kulit, infeksi mata, infeksi telinga, sinusitis bronchitis,
pneumonia, radang panggul, hingga infeksi menular seksual seperti gonore.
Quinolon harus dikonsumsi dengan anjuran dokter agar tidak menimbulkan efek
samping berupa gangguan pada system saraf pusat. Segera konsultasikan ke dokter
jika efek tersebut terjadi.
g. Klorampenikol
Antibiotik ini berfungsi sama untuk menghambat sintesis protein agar bakteri
tidak berkembang biak. Obat ini bisa digunakan untuk menyembuhkan demam
tifus, paratifus, meningitis, dan infeksi pada mata dan telinga. Efek samping yang
ditimbulkan pun cukup mengkhawatirkan yaitu mual, muntah, diare, sakit kepala,
perdarahan saluran cerna, gangguan penglihatan hingga kebutaan. Maka dari itu,
obat ini harus sesuai dengan anjuran dan pengawasan dokter.
6
2.1.4 Penggolongan antibiotik berdasarkan luas aktifitasnya
Antibiotik ini terutama aktif terhadap beberapa jenis bakteri saja, misalnya:
Antibiotik ini bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis bakteri gram-
positif maupun kuman Gram-negatif.
c.Obat anti metabolit yang menghambat enzim- enzim esensial dalam metabolism
folat
7
2.2 Diare
2.2.1 Definisi
Menurut WHO Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Menurut Depkes RI (2005) Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
8
5) Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6) Emosional atau stress
7) Obstruksi usus
9
c. Diare dehidrasi berat
Kehilangan cairan lebih dari 10 % berat badan penderita diare. Tanda – tandanya:
1) Lesu / lunglai tidak sadar
2) Mata cekung
3) Malas minum
4) Turgor kembali sangat lambat lebih dari sama dengan 2 detik
Kolera • Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat atau
• Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera atau
• Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. Cholerae
Disentri • Diare berdarah ( terlihat atau dilaporkan)
10
2.2.5 Komplikasi
Bila diare berlangsung terus maka dapat timbul berbagai komplikasi diantaranya:
a. Dehidrasi
Diakibatkan karena tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dengan tanda muckosa
bibir kering, turgor kulit jelek, urine pekat dan mata cekung
b. Syok hipovolemik
Merupakan akibat lanjutan bila kekurangan volume cairan yang terlampau
berlebihan menyebabkan kehilangan cairan dan sistem vasculer darah jadi lebih
kental dan tidak lancar yang dapat menimbulkan renjatan ditandai dengan denyut
nadi cepat, tekanan darah menurun, pasien gelisah, muka pucat, ekstremitas dingin
dan kadang sianosis.
c. Hipokalemia
Kehilangan cairan berlebihan menyebabkan tubuh juga kehilangan elekrolit seperti
kalium yang berperang penting dalam kerja otot skeleta dan jantung. Penurunan
kadar kalium dalam tubuh ( darah) akan mengakibatkan penurunan kerja jantung
dan otot. Pada jantung bisa menimbulkan disritmia, kontraksi yang kurang
menyebabkan bradikardi. Pada otot menimbulkan kelemahan dan hipotoni otot.
d. Kejang
Merupakan respon tubuh yang menandakan tubuh kekurangan oksigen terutama
otak. Hal ini diakibatkan oleh adanya gangguan biokimia dalam tubuh yang
mengakibatkan asidosis metabolik sehingga aliran darah tidak lancar, suplai darah
diutamakan ke organ tubuh yang vital.
e. Malnutrisi
Dikarenakan absorbsi zat gizi yang tidak adekuat meyebabkan tubuh kekurangan zat
gizi yang ditandai dengan berat badan turun, konjungtiva anemis, badan lemas.
f. Asidosis metabolik
Karena tubuh kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas dan asam karbonas
berkurang yang mengakibatkan ph darah menurun (menjadikan lebih asam /
asidosis). Sedangkan pada proses metabolisme dengan menggunakan Co2 sehingga
dalam tubuh terjadi penumpukan asam laktat maka terjadi asidodis metabolik.
11
2.2.6 Penatalaksanaan Medis
Menurut Arif Masjoer (2007) penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri atas:
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, empat hal penting yang perlu
diperhatikan adalah:
1) Jenis cairan
2) Jumlah cairan
3) Cara pemberian cairan
4) Jadwal pemberian cairan
b. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
c. Terapi simtomatik
d. Terapi obat- obatan: obat antisekresi, obat spasmolitik, antibiotik
12
2.3 Balita
2.3.1 Definisi
Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun atau sebelum mencapai hari
ulang tahun yang kelima. Anak yang berusia tepat lima tahun tidak termasuk dalam
kelompok balita tetapi sudah masuk kedalam kelompok prasekolah . Sedangkan yang
disebut anak balita adalah kelompok anak yang berumur 1 – 5 tahun.
a. Fase oral (0-2 tahun). Pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada
aktivitas mulut. Contoh: seorang bayi yang makan menyusu pada ibunya, maka
bayi tersebut merasa dipuaskan dibagian mulutnya
b. Fase anal (2-6 tahun). Pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada
aktivitas anus, contohnya: seorang bayi akan merasa puas bila aktivitas
pengeluaran dari anusnya berjalan dengan baik
c. Fase phalic(9-5 Tahun). Pada fase ini manusia akan mencoba mengenali identitas
kelaminnya. Contoh: seorang anak laki – laki akan meniru segala perbuatan yang
dilakukan oleh ayahnya dan seorang anak perempuan akan meniru segala
perbuatan yang dilakukan oleh ibunya
13
d. Fase laten ( 6-12 tahun). Aktivitas seksual manusia pada fase ini cenderung tidak
nampak hal ini terjadi karena individu sedang disibukkan dengan pencarian
prestasi
e. Fase Genital( 12 tahun keatas). Fase ini adalah fase akhir keseluruhan fase yang
ada. Fase ini adalah fase dimana munculnya kembali aktifitas seksual manusia.
2.4.1 Definisi
Rumah sakit adalah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Menurut Undang Undang kesehatan nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
14
2.4.3 Pelayanan Farmasi Rumah sakit
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no .72 Tahun 2016 , pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Standar Pelayanan Kefarmasian sendiri menjadi tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian. Tujuan pengaturan pekerjaan kefarmasian untuk :
1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
2. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien ( patient safety)
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini dilakukan dengan rancangan deskriptif yang bersifat non
eksperimental karena tidak memberikan perlakuan (intervensi) apapun pada subyek penelitiannya,
penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan
peristiwa – peristiwa yang ada yang masih terjadi sampai saat sekarang atau waktu yang lalu .
Pengambilan data secara retrospektif dari penelusuran data rekam medik dan clinical pathway
pasien diare anak yang menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit X periode Januari – Maret 2020.
16
beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih ke penelitian
yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang sifatnya sangat
penting. Hal sedemikian rupa dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kompleksitas
permasalahan yang sedang diteliti. Selain digunakan untuk penelitian eksperimental,
variabel kontrol juga sering dipakai peneliti apabila hendak melakukan penelitian yang
sifatnya membandingkan.
Variabel penelitian ini adalah semua yang berhubungan dengan obyek penelitian, dimana
variabel penelitian meliputi:
a. Jenis kelamin
b. Umur
c. Diagnosa
d. Nama Obat
Penelitian ini dilakukan dibagian / unit Rekam Medik Rumah sakit X dan pengambilan
data dilakukan pada awal bulan April tahun 2020.
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang telah ditentukan (Zuriah,2019:1116). Populasi penelitian ini adalah
pasien anak dengan diare yang dirawat di Rumah Sakit X periode Januari – Maret 2020.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakterisitiknya hendak diteliti
(Djarwanto,1994:43). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien anak dengan diare
yang mendapat terapi antibiotik di Rumah Sakit X selama periode Januari – Maret 2020
dengan kritreria inkluisi sebagai berikut :
• Pasien anak dengan diagnosa diare
17
• Pasien diare dengan atau mempunyai penyakit penyerta
• Pasien diare yang mendapat antibiotik
• Anak dengan kriteria umur di bawah 5 tahun
Dalam pengumpulan data, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka – angka secara tertulis seperti berupa
jumlah pasien balita diare yang dirawat di rumah sakit X, Umur pasien, jumlah
antibiotik yang digunakan dan nomer rekam medik pasien.
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa keterangan – keterangan tertulis seperti
keterangan – keterangan dan informasi penting dari rekam medik pasien balita
diare yang dirawat di rumah sakit X yang berkaitan dengan penelitian, seperti
18
karakteristik pasien (nama , umur), diagnosa, pemilihan antibiotik (nama obat),
data dibuat tabel untuk mempermudah analisis data, kemudian dianalisis.
19
3.8 Jalannya Penelitian
Pengurusan administrasi
1. Pengajuan Proposal
2. Pengajuan izin penelitian
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
20
3.9 Jadwal penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
Pengajuan
1 Judul
Penelusuran
2 Pustaka
Penyusunan
3 Proposal
Bimbingan
4 Proposal
Seminar
5 Proposal
Persiapan
6 Penelitian
Pelaksanaan
7 Penelitian
Analisa
data &
8 pembahasan
9 Sidang KTI
Revisi dan
10 pengadaan
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan sosialisai Tatalaksana diare pada balita , (2011), KemenKes Republik Indonesia
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan, E. Jurnal.com/2013.
2. DepKes RI, 2009, Undang – Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Yankes KemKes. Go .id , Pmk no 56 Klasifikasi dan perizinan Rumah sakit , Mipa – Farma
.com/2016/09, Definisi dan klasifikasi Rumah sakit.html.
4. Http://data . oe cd.org/pop/young- population: htm#indikator – chart, diakses 6 oktober 2017,
batasan usia anak dan pembagian kelompok umur anak.
5. Kompasiana. Com /petterrahmani/ fase dalam perkembangan –proseksual-Sigmund –Freud.
6. Jenis – jenis penelitian :Alihamdan . id . 19 juni 2019.
7. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi menurut Arif Masjoer (2017)
8. PerMenKes RI no. 72 Tahun 2016, tentang Standar pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
9. Stastikian.com/2012/10/pengertian populasi dan samppel.html.
10. Zonereferensi .com/pengertian instrumen penelitian/menurut para ahli dan secara umum, last
update 23 februari 2020.
22