Anda di halaman 1dari 32

“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN

BALITA DIARE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT


X PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2020”

PROPOSAL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi (Amd. Far)
Pada Program Studi DIII Farmasi

Di susun Oleh :
YAKOBUS SUPANDI
NIM : 33178K17052

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2019/2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Dengan Judul “Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien
Balita Diare Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Periode Januari - maret Tahun 2020
”telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diseminarkan.

Nama : Yakobus Supandi

NIM : 33178K17052

Program Studi : D III Farmasi

Dilaksanakan pada : Hari, Tanggal :

Tempat : STIKES Muhammadiyah Kuningan

Tempat, tanggal persetujuan

Menyetujui,

Pembimbing

Liska Marlinda Sari, M.Farm.,Apt


NIDN.(Nomor Induk Dosen Nasional)

i
LEMBAR PENGESAHAN

“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BALITA DIARE


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI -
MARET TAHUN 2020”

Disusun Oleh :
YAKOBUS SUPANDI
NIM : 33178K17052

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Ini Telah Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji
Pada Tanggal
Dalam Ujian Akhir Program (UAP) Diploma III Farmasi
STIKES Muhammadiyah Kuningan

Pembimbing :Liska Marlinda Sari, M.Farm., Apt .......................

Penguji 1 :............................................................ ......................

Penguji II :............................................................ .......................

Mengetahui,
Ketua STIKES Muhammadiyah Kuningan

Wawang Anwarudin, M.Sc., Apt


NIDN. 0419067803

ii
PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur kepada Tuhan, akhirnya dengan penuh perjuangan waktu, tenaga,
pikiran, Karya Tulis Ilmiah Ini dapat terselesaikan.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) saya persembahkan:

1. Untuk keluarga kecilku, istri tercinta dan kedua anaku yang selalu jadi motivasi utama
2. Semua teman – teman farmasi di RS Sekar Kamulyan, terima kasih untuk motivasi dan
kesempatan kepada saya untuk melanjutkan pendidikan.
3. Untuk dosen pembimbing saya yang telah bersabar dan selalu memberikan semangat serta
bimbingannya kepada saya, terimakasih atas bantuan dan nasihatnya serta ilmu yang
selama ini dilimpahkan kepada saya dan terima kasih karena sudah menjadi orang tua
kedua saya di kampus.
4. Untuk teman-teman angkatan kelas karyawan di Stikes Muhammadiyah Kuningan yang
sama-sama berjuang, saling memberikan motivasi dan dorongannya dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
5. Staff Ruang perawatan anak di RS Sekar Kamulyan yang telah membantu dalam proses
pengumpulan data.

iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Yakobus Supandi
NIM : 33178K17052
Program studi : D-III Farmasi

Dengan ini menyatakan, bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) saya dengan judul :
“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BALITA DIARE DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2020”, adalah
benar merupakan hasil karya saya dan bukan merupakan plagiat dari karya orang lain. Apabila
suatu saat saya terbukti melakukan plagiat maka saya bersedia diproses dan menerima sanksi
akademis maupun hukum sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku, baik institusi maupun
di masyarakat dan hukum negara.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab sebagai
anggota masyarakat ilmiah.

Saya yang menyatakan,

Materai 6000

(YAKOBUS SUPANDI)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Yakobus Supandi
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Farmasi
4 NIM 33178K17052
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kuningan, 09 mei 1978
6 E-mail yakobuspandi@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081224165001
8 Alamat Cigugur Rt18/07,lingk.puhun Kab.
Kuningan

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA/SMK D-III
Nama institusi SD Yos SMP Yos SMF-K Stikes
SudarsoCig SudarsoCi BPK Muhammadiyah
ugur gugur Penabur Kuningan
Kuningan Kuningan Bandung
Jurusan Farmasi Farmasi
Tahun Masuk- 1985-1991 1991-1994 1994-1997
Lulus

C. Aktivitas dalam Organisasi


No Nama Organisasi Jabatan Waktu dan Tempat

v
D. Prestasi
No Jenis Prestasi Penyelenggara Tahun

E. Pengalaman Bekerja
No Tempat Bekerja Jabatan Waktu
1 Rs Santo Yusup Asisten Apoteker 1997-2000
Bandung
2 Rs Sekar Kamulyan Asisten Apoteker 2000-sekarang

Kuningan, 15 April 2020

Yakobus Supandi

33178K17052

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Bapa di Surga, atas berkat dan rahmat-Nya
penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotik
Pada Pasien Balita Diare Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Periode Januari – Maret
Tahun 2020” dapat tersusun atas dorongan pembimbing dan semua pihak.

Adapun penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md.Far) pada program D3 Farmasi.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini cukup mengalami kesulitan dan hambatan,
namun berkat dorongan dan arahan dari pembimbing akhirnya saya dapat menyelesaikannya,
untuk itu sudah selayaknya saya ucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Wawang Anwarudin, M.Sc.,Apt selaku Direktur Stikes Muhammadiyah Kuningan,


2. NyLiska Marlinda Sari, M.Farm. Apt selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah (KTI),
3. Seluruh Dosen, Staf Tata Usaha Stikes Muhammadiyah Kuningan yang telah membantu saya
selama ini,
4. Dr Rotua Sinaga.SpA,selakudokteranak di RS Sekar Kamulyan yang telah memberikan
arahan,informasi dan bimbingannya.
5. Ny Erdina Ika , AMK selaku kepala bagian perawatan anak di RS Sekar Kamulyan.
6. Keluarga saya yang senantiasa membantu dalam do’a dan memberikan motivasi kepada saya
dalam segala hal,
7. Teman-teman seangkatan yang telah membantu serta memberikan semangatnya selama
menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kuningan,
8. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Saya berharap penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi saya sendiri.

Kuningan,2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ...... ii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... ...... iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ............................................... ...... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ...... v

Abstrak................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ..... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................. ..... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................ ..... 1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................... ..... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................... ..... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... ..... 3
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................... ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANTIBIOTIK....................................................................... .... .... 4


2.1.1 Definisi................................................................. ........... ....... 4
2.1.2 Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Struktur Kimia.............. . 4
2.1.3 Penggolongan Antibiotik Atas Dasar Mekanisme Kerja............. 6
2.1.4 Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Luas dan Aktifitasnya.... 7
2.1.5 Mekanisme Kerja Antibiotik........................................................ 7

x
2.2 DIARE................................................................................................ 8
2.2.1 Definisi...................................................................................... 8
2.2.2 Etiologi / Penyebab Diare....................................................... .. 8
2.2.3 Tanda dan Gejala................................................................... 9
2.2.4 Derajat Dehidrasi Diare......................................................... 9
2.2.5 Komplikasi ........................................................................... 11
2.2.6 Penatalaksanaan Medis.......................................................... 12
2.2.7 Prinsip Tatalaksana Diare....................................................... 12
2.3 BALITA......................................................................................... 13
2.3.1 Definisi ............................................................................ 13
2.3.2 Fase-fase perkembangan psikoseksual menurut Sigmund Freud 13
2.4 RUMAH SAKIT.................................................................................. 14
2.4.1 Definisi....................................................................................... 14
2.4.2 Tugas Dan Fungsi....................................................................... 14
2.4.3 Pelayanan Farmasi Rumah Sakit................................................ 15
2.4.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... .... 16


3.2 Variabel Penelitian ................................................................. .... 16
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ .... 17
3.4 Populasi dan Sampel .............................................................. .... 17
3.5 Instrumen Penelitian.................................................................... 18
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... .... 18
3.7 Teknik Analisis data................................................................... 19
3.8 Jalannya Penelitian...................................................................... 20
3.9 Jadwal Penelitian........................................................................ 21

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di negara berkembang penyakit diare merupakan masalah utama kesehatan masyarakat


dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Setiap tahunnya di perkirakan Kurang lebih
2,5 Milyar kejadian diare terjadi pada balita. Berdasarkan publikasi pada World Health
Organization (WHO), diare adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga
cair dan frekuensi lebih dari 3 kali sehari. Menurut data WHO, diare adalah penyebab nomor
satu kematian anak di bawah lima tahun (balita) di seluruh dunia yang mengakibatkan
842.000 kematian, 361.000 di antaranya merupakan balita (WHO,2012).

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit
potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB
diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten / kota dengan jumlah penderita 1.213 orang
dan kematian 30 orang. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)

Penyakit diare disebabkan oleh infeksi Bakteri, Virus dan Parasit, dapat ditularkan
melalui air dan makanan yang terkontaminasi kotoran manusia dan hewan, selain itu sumber
air bersih, penanganan makanan dan kebersihan pribadi (Kementrian Kesehatan Rebulik
Indonesia.

Antibiotik jangan diberikan kecuali atas indikasi misalnya pada diare berdarah dan kolera,
pemberian antibiotik yang tidak tepat akan memperpanjang lamanya diare karena akan
mengganggu Flora Usus. Selain itu pemberian antibiotik yang tidak tepat akan mempercepat
resistensi kuman terhadap antibiotik dan menambah resistensi kuman.

Menurut Sigmun Freud dalam teori perkembangan psikoseksual anak usia 0 – 2 tahun
mengalami fase oral dimana pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas
mulut . Pada fase oral ini anak sering memasukan makanan atau benda kedalam mulut. Hal ini
meurpakan salah satu penyebab balita terkena diare, maka dari itu sebaiknya orang tua /

1
pengasuh memperhatikan hal – hal berikut seperti mencuci tangan bayi atau balita secara rutin
terutama setelah bermain.Orang dewasa yang merawat bayi atau balita juga perlu menjaga
kebersihan agar tidak menularkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada
balita. Menjaga lantai dan benda – benda yang dipegang bayi atau balita agar selalu bersih.
Selalu menjaga kebersihan peralatan botol susu agar steril dan memperhatikan kebersihan
makanan dan minuman yang diberikan pada bayi dan balita.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat sangat memegang peranan
penting dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan termasuk diare pada balita. Di rumah
sakit X mempunyai Clinical Patway (CP) untuk pasien diare anak sebagai standar pelayanan
pada pasien diare anak. Di dalam clinical pathway diare akut pada anak, pada aspek
pelayanan medikasi terdiri dari IV line kristaloid ( RL ), pemberian oralit dan pemberian zinc
10 – 14 hari. Bila pasien mendapatkan terapi lain, termasuk antibiotik dapat dicatat pada
variasi pelayanan dengan mencantumkan tanggal dan alasan pemberian terapi tersbut.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi penggunaan
antibiotik pada pasien diare balita di RS X.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien balita diare di ruang rawat inap
RS X.

1.3 Batasan Masalah


1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui antibiotik yang diberikan pada pasien diare
balita di RS X.
2. Pasien balita yang dimaksud adalah usia anak kurang dari 5 tahun.
3. Data yang diambil hanya data rekam medis pasien anak diare yang dirawat di RS X periode
Januari – maret tahun 2020.

2
1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui penggunaan antibiotik pada pasien balit diare di ruang rawat inap RS X.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui jumlah penggunaan antibiotik pada pasien anak di ruang rawat inap RS
X.
b. Mengetahui pemilihan jenis antibiotik yang diberikan pada pasien diare anak di ruang
rawat inap RS X.

1.5 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian tersebut diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien anak dengan diare di
RS X, bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemberian antibiotik pada
pasien diare anak dan sebagai bahan informasi dan data penggunaan obat antibiotik pada
pasien anak dengan diare.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antibiotik

2.1.1 Definisi

Antibiotik merupakan obat yang berasal dari seluruh bagian tertentu


mikroorganisme yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Resistensi merupakan kemampuan bakteri dalam menetralisir dan melemahkan daya kerja
antibiotik

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi (jamur) dan bakteri,
memiliki khasiat untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, serta sifat
toksik (racun) yang ditimbulkan bagi manusia yang relatif lebih kecil, (DepKes RI,2009)

2.1.2 Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimia

Antibiotik berdasarkan struktur kimianya dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Penisillin
Penisillin digunakan untuk kondisi yang terkena infeksi bakteri seperti infeksi
strephococcus, meningitis, gonore, raringitis, dan untuk pencegahan endocarditis.
Antibiotik ini juga baik digunakan untuk penderita gangguan ginjal disertai dengan
anjuran dan pengawasan dokter.
Penisillin tersedia dalam berbagai bentuk seperti kaplet, sirop kering dan
suntikan. Masing- masing bentuk obat dapat digunakan untuk kondisi yang berbeda
seperti: Amoxicillin, Ampicillin, Oxacillin dan Penisillin G.
b. Sefalosporin
Antibiotik jenis ini bisa digunakan untuk pengidap infeksi tulang, otitis media,
infeksi kulit dan infeksi saluran kemih sesuai dengan anjuran, takaran yang dokter
berikan.

4
Sefalosporin memiliki efek samping seperti sakit kepala, nyeri pada bagian dada
bahkan syok.Sefalosporin memiliki banyak jenis seperti : Cefadroxil, Cefuroxim,
Cefixim, Cefotaxim, Cefotiam, Cefepim dan Ceftazidim.

c. Aminoglikosida

Aminoglikosida adalah golongan antibiotik yang digunakan untuk mengatasi


infeksi yang disebabkan bakteri aerob gram negatif. Antibiotik ini cukup efektif
dalam melawan bakteri seperti Mycobacterium tuberculosis dan Staphylococcus.
Pemakaian obat ini dapat dikombinasikan dengan antibiotik lainnya.

Cara kerja antibiotik ini adalah untuk menghambat sintesis protein pada bakteri
sehingga bakteri tidak bisa bertumbuh kembang. Cara mengkonsumsi obat ini harus
dengan anjuran dan pengawasan dokter, jika tidak, akan menimbulkan efek samping
berupa gangguan kesadaran. Jenisnya pun beragam, anatara lain: Paromomycin,
Tobramycin, Gentamycin, Amikasin, Kanamycin dan Neomycin.

d. Tetrasiklin

Tetrasiklin adalah antibiotik yang digunakkan untuk mengobati berbagai


sejumlah infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti: Infeksi pernafasan, infeksi
pada alat kelamin, atau infeksi menular seksual, infeksi yang ditularkan dari hewan
dan infeksi kulit seperti jerawat.

Untuk mengkonsumsi Tetrasiklin disarankan saat keadaan perut kosong atau 2


jam sebelum makan. Mengkonsumsi obat ini akan menimbulkan efek samping berupa
mual dan muntah, diare, gatal pada kulit, nyeri pada beberapa bagian tubuh dan
demam.

e. Makrolida

Antibiotik golongan ini bisa mencegah dan mengobati penyakit seperti: infeksi
saluran pernafasan, infeksi kulit, bronchitis, servisitis, penyakit lyme, pemfigus dan
sinusitis. Makrolid sendiri tersedia dalam banyak bentuk, yakni tablet, kaplet, sirup
kering dan suntik. Cara kerjanya pun hampir menyerupai golongan lainnya untuk

5
menghambat sintesis pada bakteri. Jenis- jenis Makrolid antara lain: Erytromycin,
Azithromycin, dan Clarithromycin.

f. Quinolon

Golongan antibiotik ini memiliki bentuk tablet, kaplet, dan suntik. Quinolon
dapat mengatasi masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti infeksi
saluran kemih, infeksi kulit, infeksi mata, infeksi telinga, sinusitis bronchitis,
pneumonia, radang panggul, hingga infeksi menular seksual seperti gonore.
Quinolon harus dikonsumsi dengan anjuran dokter agar tidak menimbulkan efek
samping berupa gangguan pada system saraf pusat. Segera konsultasikan ke dokter
jika efek tersebut terjadi.

g. Klorampenikol

Antibiotik ini berfungsi sama untuk menghambat sintesis protein agar bakteri
tidak berkembang biak. Obat ini bisa digunakan untuk menyembuhkan demam
tifus, paratifus, meningitis, dan infeksi pada mata dan telinga. Efek samping yang
ditimbulkan pun cukup mengkhawatirkan yaitu mual, muntah, diare, sakit kepala,
perdarahan saluran cerna, gangguan penglihatan hingga kebutaan. Maka dari itu,
obat ini harus sesuai dengan anjuran dan pengawasan dokter.

2.1.3 Penggolongan atas dasar mekanisme kerjanya

a. Zat bakterisida, pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman

1) Zat yang bekerja terhadap fase tumbuh contohnya: Penisillin dan


Sefalosporin, Polipeptida (Polimiksin, Basitrasin, Rifampisin, Asam
Nalidiksilat dan Kuinolon)

2) Zat yang bekerja terhadap fase istirahat contohnya: Aminoglikosida,


Nitrofurantoin, Isoniasid, , kotrimoxazole

b. Zat bakteriostatik, pada dosis biasa terutama berkhasiat menghentikan


pertumbuhan dan perbanyakan kuman contohnya: Sulfonamida, Klorampenikol,
Tetrasiklin, Makrolida, Linkomisin

6
2.1.4 Penggolongan antibiotik berdasarkan luas aktifitasnya

a. Antibiotic Narrow spectrum (aktifitas sempit)

Antibiotik ini terutama aktif terhadap beberapa jenis bakteri saja, misalnya:

1) Penisillin G dan Penisillin V, Erytromycin, Klindamycin, Kanamycin, hanya


bekerja terhadap kuman Gram-positif.

2) Streptomycin, Gentamycin, Polimiksin-B, Asam Nalidiksilat khusus aktif


terhadap kuman Gram-negatif.

b. Antibiotik Broad Spektrum (aktifitas luas)

Antibiotik ini bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis bakteri gram-
positif maupun kuman Gram-negatif.

2.1.5 Mekanisme kerja antibiotik

a. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri

b. Obat yang memodifikasi atau menghambat sintesis protein

c.Obat anti metabolit yang menghambat enzim- enzim esensial dalam metabolism
folat

d. Obat yang mempengaruhi sintesis atau metabolism asam nukleat

7
2.2 Diare

2.2.1 Definisi

Menurut WHO Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

Pengertian diare menurut WHO (1999) secara klinis didefinisikan sebagai


bertambahnya defekasi (BAB) lebih dari biasanya / lebih dari tiga kali sehari, disertai
dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.

Menurut Depkes RI (2005) Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.

2.2.2 Etiologi / Penyebab diare


Menurut Alif Muttaqin (2011) dan Suryadi (2010) penyebab dari diare sangat beragam
yaitu:
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan
maupun air minum (enterpathogenic escherichiacoli, Salmonella, Shigella V,
Cholera dan Clostridium).
2) Infeksi berbagai macam virus :Enterovirus, Echoviruses, Adenovirus dan
Rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah Rotavirus.
3) Jamur: Candida
4) Parasit: Glardia clambia,amebiasis crytosporidiu dan cylospora
b. faktor non infeksi
1) Alergi makanan, misalnya susu atau protein
2) Gangguan metabolik atau malabsorbsi: penyakit
3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4) Alergi terhadap obat – obatan seperti antibiotik, laksatif, quinidine, kolinergik, dan
sorbital

8
5) Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6) Emosional atau stress
7) Obstruksi usus

2.2.3 Tanda dan gejala


Menurut Sodikin (2011), beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus diare
adalah:
a. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah
b. Suhu badan meningkat
c. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
d. Feses makin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir
e. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu
f. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
g. Terdapat tanda dain gejala dehidrasi. Ubun-ubun cekung pada bayi, tonus otot dan
turgor kulit berkurang, selaput lendir pada mulut dan bibir terlihat kering
h. Berat badan menurun
i. Pucat dan lemah.

2.2.4 Derajat dehidrasi diare


a. Diare tanpa dehidrasi
Kehilangan cairan kurang dari 5% berat badan penderita diare. Tanda – tandanya:
1) Balita tetap aktif
2) Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa
3) Mata tidak cekung
4) Turgor kembali segera
b. Diare dehidrasi ringan / sedang
Kehilangan cairan 5 – 10 % berat badan penderita diare. Tanda – tandanya:
1) Gelisah atau rewel
2) Mata cekung
3) Pingin minum terus / rasa haus meningkat
4) Turgor kembali lambat

9
c. Diare dehidrasi berat
Kehilangan cairan lebih dari 10 % berat badan penderita diare. Tanda – tandanya:
1) Lesu / lunglai tidak sadar
2) Mata cekung
3) Malas minum
4) Turgor kembali sangat lambat lebih dari sama dengan 2 detik

Tabel Bentuk Klinis Diare

Diagnose Didasarkan pada keadaan


Diare cair akut • Diare lebih dari 3kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari.
• Tidak mengandung darah

Kolera • Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat atau
• Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera atau
• Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. Cholerae
Disentri • Diare berdarah ( terlihat atau dilaporkan)

Diare Persisten • Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih

Diare terkait antibiotik • Mendapat pengobatan antibiotik oral spectrum luas

Invaginasi • Dominan darah dan lendir dalam tinja


• Massa intraabdominal
• Tangisan keras dan kepucatan pada bayi

Sumber: buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit hal.133

10
2.2.5 Komplikasi
Bila diare berlangsung terus maka dapat timbul berbagai komplikasi diantaranya:
a. Dehidrasi
Diakibatkan karena tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dengan tanda muckosa
bibir kering, turgor kulit jelek, urine pekat dan mata cekung
b. Syok hipovolemik
Merupakan akibat lanjutan bila kekurangan volume cairan yang terlampau
berlebihan menyebabkan kehilangan cairan dan sistem vasculer darah jadi lebih
kental dan tidak lancar yang dapat menimbulkan renjatan ditandai dengan denyut
nadi cepat, tekanan darah menurun, pasien gelisah, muka pucat, ekstremitas dingin
dan kadang sianosis.
c. Hipokalemia
Kehilangan cairan berlebihan menyebabkan tubuh juga kehilangan elekrolit seperti
kalium yang berperang penting dalam kerja otot skeleta dan jantung. Penurunan
kadar kalium dalam tubuh ( darah) akan mengakibatkan penurunan kerja jantung
dan otot. Pada jantung bisa menimbulkan disritmia, kontraksi yang kurang
menyebabkan bradikardi. Pada otot menimbulkan kelemahan dan hipotoni otot.
d. Kejang
Merupakan respon tubuh yang menandakan tubuh kekurangan oksigen terutama
otak. Hal ini diakibatkan oleh adanya gangguan biokimia dalam tubuh yang
mengakibatkan asidosis metabolik sehingga aliran darah tidak lancar, suplai darah
diutamakan ke organ tubuh yang vital.
e. Malnutrisi
Dikarenakan absorbsi zat gizi yang tidak adekuat meyebabkan tubuh kekurangan zat
gizi yang ditandai dengan berat badan turun, konjungtiva anemis, badan lemas.
f. Asidosis metabolik
Karena tubuh kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas dan asam karbonas
berkurang yang mengakibatkan ph darah menurun (menjadikan lebih asam /
asidosis). Sedangkan pada proses metabolisme dengan menggunakan Co2 sehingga
dalam tubuh terjadi penumpukan asam laktat maka terjadi asidodis metabolik.

11
2.2.6 Penatalaksanaan Medis
Menurut Arif Masjoer (2007) penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri atas:
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, empat hal penting yang perlu
diperhatikan adalah:
1) Jenis cairan
2) Jumlah cairan
3) Cara pemberian cairan
4) Jadwal pemberian cairan
b. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
c. Terapi simtomatik
d. Terapi obat- obatan: obat antisekresi, obat spasmolitik, antibiotik

2.2.7 Prinsip Tatalaksana Diare


Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE, yang didukung
oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI ) dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi
bukan satu – satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta
mempercepat penyembuhan atau menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan
gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Untuk itu Kementrian
Kesehatan telah menyusun Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE ) yaitu :
1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut- turut
3. Teruskan pemberian asi dan makanan
4. Antibiotik selektif
5. Nasehat kepada orang tua atau pengasuh

12
2.3 Balita
2.3.1 Definisi

Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun atau sebelum mencapai hari
ulang tahun yang kelima. Anak yang berusia tepat lima tahun tidak termasuk dalam
kelompok balita tetapi sudah masuk kedalam kelompok prasekolah . Sedangkan yang
disebut anak balita adalah kelompok anak yang berumur 1 – 5 tahun.

Pembagian kelompok umur anak yang dipakai dalam program kesehatan di


Kementrian Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Bayi: umur 0 - < 1 tahun


2. Balita:umur 0 - < 5 tahun
3. Anak balita: umur 1 - < 5 tahun
4. Anak prasekolah umur: 5 - < 6 tahun
5. Anak remaja: 10 – 18 tahun, dibagi menjadi:pra remaja (10 - < 13 tahun) dan
remaja (13 - < 18tahun)
6. Anak usia sekolah

2.3.2 Fase- fase dalam perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud

Dalam teori perkembangan psikoseksual manusia memiliki beberapa fase, diantaranya:

a. Fase oral (0-2 tahun). Pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada
aktivitas mulut. Contoh: seorang bayi yang makan menyusu pada ibunya, maka
bayi tersebut merasa dipuaskan dibagian mulutnya
b. Fase anal (2-6 tahun). Pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada
aktivitas anus, contohnya: seorang bayi akan merasa puas bila aktivitas
pengeluaran dari anusnya berjalan dengan baik
c. Fase phalic(9-5 Tahun). Pada fase ini manusia akan mencoba mengenali identitas
kelaminnya. Contoh: seorang anak laki – laki akan meniru segala perbuatan yang
dilakukan oleh ayahnya dan seorang anak perempuan akan meniru segala
perbuatan yang dilakukan oleh ibunya

13
d. Fase laten ( 6-12 tahun). Aktivitas seksual manusia pada fase ini cenderung tidak
nampak hal ini terjadi karena individu sedang disibukkan dengan pencarian
prestasi
e. Fase Genital( 12 tahun keatas). Fase ini adalah fase akhir keseluruhan fase yang
ada. Fase ini adalah fase dimana munculnya kembali aktifitas seksual manusia.

2.4 Rumah Sakit

2.4.1 Definisi

Rumah sakit adalah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.

Menurut Undang Undang kesehatan nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

2.4.2 Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009, rumah sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk
menjalankan tugasnya maka rumah sakit mempunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan
pengobatan dan peningkatan kesehatan peror angan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan, penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

14
2.4.3 Pelayanan Farmasi Rumah sakit
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no .72 Tahun 2016 , pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Standar Pelayanan Kefarmasian sendiri menjadi tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian. Tujuan pengaturan pekerjaan kefarmasian untuk :
1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
2. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien ( patient safety)

2.4.4 Instalasi Farmasi Rumah sakit


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no 72 Tahun 2016, instalasi farmasi adalah
unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian
di rumah sakit. Yang mana dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa
orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang – undangan yang berlaku dan
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari pelayanan paripurna
mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan pelayanan sediaan
farmasi di rumah sakit harus mengikuti standar pelayanan kefarmasian.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini dilakukan dengan rancangan deskriptif yang bersifat non
eksperimental karena tidak memberikan perlakuan (intervensi) apapun pada subyek penelitiannya,
penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan
peristiwa – peristiwa yang ada yang masih terjadi sampai saat sekarang atau waktu yang lalu .
Pengambilan data secara retrospektif dari penelusuran data rekam medik dan clinical pathway
pasien diare anak yang menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit X periode Januari – Maret 2020.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal
tersebut dan ditariklah kesimpulan. Jenis – jenis variabel penelitian:
1. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada
variabel lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahn yang terjadi pada variabel ini
diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain.
2. Variabel terikat ( dependent variabel )
Variabel terikat atau dependent adalah variabel yang keberadaanya menjadi suatu akibat
dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena kondisi atau variasinya
terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain. Selain itu ada juga sebutan lain yaitu
variabel tergantung, karena variasinya tergantung pada variasi lain.
3. Variabel kontrol (Control Variable)
Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasidan dikendalikan pengaruhnyasehingga
tidak berpengaruh pada gejala yang diteliti, dengan kata lain yaitu dampak dari variabel
bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam

16
beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih ke penelitian
yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang sifatnya sangat
penting. Hal sedemikian rupa dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kompleksitas
permasalahan yang sedang diteliti. Selain digunakan untuk penelitian eksperimental,
variabel kontrol juga sering dipakai peneliti apabila hendak melakukan penelitian yang
sifatnya membandingkan.
Variabel penelitian ini adalah semua yang berhubungan dengan obyek penelitian, dimana
variabel penelitian meliputi:
a. Jenis kelamin
b. Umur
c. Diagnosa
d. Nama Obat

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dibagian / unit Rekam Medik Rumah sakit X dan pengambilan
data dilakukan pada awal bulan April tahun 2020.

3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang telah ditentukan (Zuriah,2019:1116). Populasi penelitian ini adalah
pasien anak dengan diare yang dirawat di Rumah Sakit X periode Januari – Maret 2020.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakterisitiknya hendak diteliti
(Djarwanto,1994:43). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien anak dengan diare
yang mendapat terapi antibiotik di Rumah Sakit X selama periode Januari – Maret 2020
dengan kritreria inkluisi sebagai berikut :
• Pasien anak dengan diagnosa diare

17
• Pasien diare dengan atau mempunyai penyakit penyerta
• Pasien diare yang mendapat antibiotik
• Anak dengan kriteria umur di bawah 5 tahun

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode pengambilan data
oleh peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan pada langkah penelitian
selanjutnya. Pada prinsipnya instrumen penelitian memiliki ketergantungan dengan data – data
yang dibutuhkan oleh karena itulah setiap penelitian memilih instrumen penelitian yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Macam bentuk dalam instrumen penelitian secara
umum adalah sebagai berikut :
1. Kuisoner atau angket
2. Wawancara
3. Observasi
4. Dokumentasi
5. Tes
Dalam penelitian ini, isntrumen yang digunakan adalah dokumentasi yaitu rekam medis
pasien anak dengan diagnosa diare yang dirawat diruang rawat inap periode Januari – Maret
tahun 2020, dan clinical pathway.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka – angka secara tertulis seperti berupa
jumlah pasien balita diare yang dirawat di rumah sakit X, Umur pasien, jumlah
antibiotik yang digunakan dan nomer rekam medik pasien.
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa keterangan – keterangan tertulis seperti
keterangan – keterangan dan informasi penting dari rekam medik pasien balita
diare yang dirawat di rumah sakit X yang berkaitan dengan penelitian, seperti

18
karakteristik pasien (nama , umur), diagnosa, pemilihan antibiotik (nama obat),
data dibuat tabel untuk mempermudah analisis data, kemudian dianalisis.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk merubah data hasil
dari sebuah penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk mengambil
kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, presentase dihitung
berdasarkan perbandingan umur, diagnosa, jenis kelamin dan jumlah penggunaan antibiotik.

19
3.8 Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Pengajuan judul proposal kepada dosen pembimbing


STIKES Muhammadiyah Kuningan

Pengurusan administrasi
1. Pengajuan Proposal
2. Pengajuan izin penelitian

Rumah Sakit Sekar Kamulyan

1. Pelaksanaan penelitian : Pelacakan nomor kartu rekam


medik dengan diagnosa dan kriteria yang sesuai
2. Pengambilan data dari rekam medik penelitian dan
Clinical Pathway

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

20
3.9 Jadwal penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
Pengajuan
1 Judul
Penelusuran
2 Pustaka
Penyusunan
3 Proposal
Bimbingan
4 Proposal
Seminar
5 Proposal
Persiapan
6 Penelitian
Pelaksanaan
7 Penelitian
Analisa
data &
8 pembahasan
9 Sidang KTI
Revisi dan
10 pengadaan

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan sosialisai Tatalaksana diare pada balita , (2011), KemenKes Republik Indonesia
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan, E. Jurnal.com/2013.
2. DepKes RI, 2009, Undang – Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Yankes KemKes. Go .id , Pmk no 56 Klasifikasi dan perizinan Rumah sakit , Mipa – Farma
.com/2016/09, Definisi dan klasifikasi Rumah sakit.html.
4. Http://data . oe cd.org/pop/young- population: htm#indikator – chart, diakses 6 oktober 2017,
batasan usia anak dan pembagian kelompok umur anak.
5. Kompasiana. Com /petterrahmani/ fase dalam perkembangan –proseksual-Sigmund –Freud.
6. Jenis – jenis penelitian :Alihamdan . id . 19 juni 2019.
7. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi menurut Arif Masjoer (2017)
8. PerMenKes RI no. 72 Tahun 2016, tentang Standar pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
9. Stastikian.com/2012/10/pengertian populasi dan samppel.html.
10. Zonereferensi .com/pengertian instrumen penelitian/menurut para ahli dan secara umum, last
update 23 februari 2020.

22

Anda mungkin juga menyukai