SUNNAH • Pengertian Shalat Sunnah • Shalat sunnah menurut bahasa dari shalat yang berarti segala ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan syarat tertentu. Sedangkan sunnah adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi Jadi dapat disimpulkan shalat Muhammad saw, yang apabila sunnah adalah shalat yang dikerjakan mendapatkan pahala, dikerjakan di luar shalat fardu atau apabila tidak dikerjakan tidak shalat tambahan atau shalat mendapat dosa pelengkap shalat fardu Dalil Dalil Naqli Disyariatkannya Shalat Sunnah • Oleh Muhammad bin Suud Al- • ار َو ُزلَفًا ِم َن اللَّي ِْل ۚ إِ َّن ِ َط َرفَ ِي النَّه َ َصاَل ة َّ َوأَقِ ِم ال Uraifi Disyari’atkannya Shalat ك ِذ ْك َر ٰىَ ِت ۚ ٰ َذل ِ ت ي ُْذ ِهب َْن ال َّسيِّئَاِ ْال َح َسنَا Sunnah Allah Subhanahu wa َ لِل َّذا ِك ِر ين Ta’ala telah mensyari’atkan • “Dan dirikanlah shalat itu pada shalat sunnah untuk kedua tepi siang (pagi dan meningkatkan amal manusia petang) dan pada sebagian dan menutupi segala permulaan malam. Sesungguhnya kekurangan dan kelalaian yang perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) ada, sebagaimana hal itu perbuatan-perbuatan yang buruk. diperintahkan oleh Allah dalam Itulah peringatan bagi orang- Kitab-Nya yang agung, Allah orang yang ingat.” [Huud/11: 114] Subhanahu wa Ta’ala berfirman: • Adapun salah satu hikmah disyariatkannya shalat sunnah adalah sebagai penyempurna shalat fardhu. Di dalam kitab Lubbabul Hadis bab kelima belas, imam As-Suyuthi (w. 911) menuliskan sepuluh hadis tentang fadhilah atau keutamaan ibadah shalat sunnah yang perlu kita perhatikan sebagaimana berikut َ َصلَّى فِى ْاليَ ْو ِم َواللَّ ْيلَ ِة ْاثنَتَ ْي َع َش َرةَ َر ْك َعةً ت • ط ُّو ًعا َ { َم ْن:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ قَا َل النَّبِ ُّي }بَنَى هللاُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة. • • Nabi saw. bersabda, “Siapa yang shalat sunnah dalam sehari semalam dua belas rakaat, maka Allah telah membangunkan untuknya rumah di surga.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad, imam Muslim, imam Abu Daud, imam An-Nasai, dan imam Ibnu Majah dari sahabat Ummu Habibah. Imam An-Nasai (sebagaimana yang dikutip oleh imam An-Nawawi Al-Bantani) menjelaskan bahwa yang dimaksud dua belas rakaat tersebut adalah empat rakaat sebelum shalat Dhuhur, dua rakaat setelah shalat Dhuhur, dua rakaat sebelum shalat Asar, dua rakaat setelah shalat Maghrib, dan dua rakaat sebelum shalat Isya