Anda di halaman 1dari 31

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ

َ ‫ٱّلل ه‬
ِ‫ٱلرحهي هم‬ ِ ‫ِمۡسِب‬

FIKIH SUJUD
di Luar Shalat
Sujud Syukur, Sujud Sahwi dan Sujud Tilawah

Disusun ; Umar Zaki Giffari Mansur


ESENSI SUJUD
Sujud adalah salah satu perbuatan dimana manusia betul-betul menunjukkan sifat kehambaanya kepada sang
Pencipta.
Sujud adalah keadaan terdekat seorang hamba dengan Rabbnya, karena saat itu ia telah melepas semua baju
keangkuhannya dan bersimpuh merasa rendah di hadapan Penciptanya, sebagaimana hadits Nabi ‫ﷺ‬:

ُّ ‫جدٌ فأَ كْ ث ِر ُوا‬


»َ ‫الدعَاء‬ َ ‫ل الله ِ صلى الله عليه وسلم قَا‬
ِ ‫ « أَ ق ْر َبُ م َا يَكُونُ ال ْع َبْد ُ م ِنْ ر َبِه ِ و َه ُو َ سَا‬:‫ل‬ َ ‫ع َنْ أَ بِي ه ُر َي ْر َة َ أَ َّن رَسُو‬

Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasuulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda, “Keadaan terdekat seorang hamba
dengan Tuhannya ialah ketika dia sedang bersujud, maka perbanyaklah doa di saat sujud.”
(HR Muslim 482).

Sujud hanya layak ditujukan kepada Tuhan, Sang pencipta.


Tidak boleh sujud tersebut diperuntukkan kepada makhluk, sekalipun seorang nabi.

﴾‫جد َ لِل َه ِ فَلَا ت َ ْدع ُوا م َ َع الله ِ أَ حَدًا‬


ِ ‫﴿و َأَ نَ الْمَسَا‬

“Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada seorang pun bersama
Allah.” (QS. Al-Jin: 18)
Catatan !!
Kendati sujud sangat dianjurkan dalam agama
Islam. Namun, syariat telah memberikan aturan
dan batasan-batasan ibadah sujud yang di-
BOLEH-kan.

Para ulama fikih menyepakati bahwa sujud


yang bernilai ibadah (sunah) adalah sujud yang
memiliki anjuran secara khusus dari syariat
Sujud dalam Islam

Sujud Sujud
dalam Shalat Tilawah
‫السجود‬
Sujud Sahwi Sujud
(sebenarnya ini juga
termasuk sujud dalam Syukur
shalat)
SUJUD SAHWI

HUKUM

SEBAB

TATA CARA
Apa itu Sujud Sahwi ?

 Secara Bahasa berasal dari kata (‫ )سهو‬yang artinya lupa atau lalai terhadap sesuatu,
 Secara Istilah Fikih –dalam bab Shalat- (Ulama Fikih) :

“(yang dimaksud adalah) melupakan sesuatu dalam shalat.”

Jadi, sujud sahwi adalah;


“Sujud yang dilakukan di akhir shalat untuk menutupi cacat yang dilakukan dalam
shalat, baik itu lupa (tidak sengaja) atau sengaja” (Kitab al-Fiqhul Manhaji 104)
DALIL & HUKUM
Dalam Hadist disebutkan;

ْ ‫الله ِ أَ نَقَص‬
‫َت؟‬ َّ ‫ل‬َ ‫الصل َاة ُ ي َا رَسُو‬
َّ :‫ن‬ ُّ ‫النب ِ ُّي صلى الله عليه وسلم‬
ِ ْ ‫ ف َق َالَ ل َه ُ ذ ُو ال ْيَدَي‬،َ ‫ فَسَلَّم‬،َ ‫الظهْر َ أَ وِ ال ْعَص ْر‬ َّ ‫ صَلَّى بِنَا‬:‫ل‬
َ ‫ع َنْ أَ بِي ه ُر َي ْر َة َ رضي الله عنه قَا‬

ْ ‫ فَصَل َّى ر َكْ ع َتَيْنِ ُّأ‬.‫ ن َع َ ْم‬:‫ قَالُوا‬.)ُ‫ (أَ حَق م َا ي َق ُول‬:ِ ‫صحَابِه‬
.ِ‫ ث َُّم سَ جَد َ سَ جْد َت َيْن‬،ِ‫خ ر َييَْن‬ ْ َ‫النب ِ ُّي صلى الله عليه وسلم ل ِأ‬
َّ َ‫ف َق َال‬

Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuhur atau
'Ashar bersama kami, lalu Beliau memberi salam. Kemudian Dzul Yadain berkata kepada Beliau:
"Wahai Rasulullah, apakah shalat dikurangi (raka'atnya)?" Maka Nabi berkata kepada para
sahabatnya: "Benarkah yang dikatakannya?" Orang-orang menjawab: "Benar". Maka Beliau
menyempurnakan dua raka'at yang tertinggal lalu sujud dua kali". (Shahih al-Bukhari 1169)

Hukum Sujud Sahwi (dalam mazhab As-Syafi’iyah); Sunnah, ketika terjadinya sebab dari
sebab-sebab untuk melakukan sujud sahwi. Hukumnya tidak wajib, jika sujud sahwi tidak
dilakukan, maka shalatnya tidak batal.

Berbeda halnya ketika meninggalkan sujud sahwi diarahkan pada konteks shalat jamaah,
seperti ketika imam sujud sahwi, maka seorang makmum wajib sujud sahwi (karena wajib
mengikuti imam). Jika tidak, shalatnya batal dan wajib mengulang. (Kasyifah as-Saja fi Syarh as-
Safinah an-Naja, juz 1, hal. 83)
Sesuatu yang ditinggal dalam
Shalat

Rukun Sunnah Ab’adh Sunnah Ha’iat


Dengan Sujud Sahwi Saja (muakkadah/ditekankan) (bukan Muakkadah)
TIDAK CUKUP Tidak ada Sujud
Bahkan Harus Datang Disunnahkan
Sujud Sahwi Sahwi
Dengannya
Sebab-Sebab Sujud Sahwi
Sujud Sahwi sunnah dilakukan ketika seseorang dalam shalatnya melakukan salah satu dari
empat hal.
● Pertama, ketika meninggalkan sunnah ab’adh baik lupa, sengaja, atau ragu. Sunnah ab’ad dalam
shalat meliputi qunut, tasyahud awal, shalawat pada Nabi pada saat tahiyyat awal, shalawat pada
keluarga Nabi pada saat tahiyyat akhir, dan duduk tasyahud awal. Ketika seseorang meninggalkan
salah satu dari berbagai macam sunnah ab’adh tersebut maka ia disunnahkan melaksanakan
sujud sahwi. (Shahih Bukhari 1166 dan Muslim 570)

● Kedua, lupa melakukan sesuatu yang membatalkan shalat bila dilakukan dengan sengaja, seperti
seseorang berbicara dalam shalatnya atau menambah raka’at, dia lupa dalam keadaan shalat atau
bahwa hal ini membatalkan shalat.

● Ketiga, memindah rukun atau sunnah qauli (ucapan) bukan pada tempatnya.
 Memindah rukun qauli ini bukan termasuk yang membatalkan shalat. Seperti membaca Al-
Fatihah pada saat sujud.
 Memindah sunnah qauli ini bukan termasuk yang membatalkan shalat. Seperti membaca
surah setelah al-fatihah pada saat tasyahhud.
Sebab-Sebab Sujud Sahwi
• Keempat, melakukan perbuatan yang berkemungkinan tergolong sebagai tambahan.
Seperti seseorang pada saat melaksanakan shalat isya’ ragu dan tidak yakin apakah telah sampai
rakaat ketiga atau sudah keempat. Bagaimana Sikapnya??
Maka dalam keadaan tersebut hitungannya harus berpijak pada angka yang paling sedikit
(angka yakin) yaitu rakaat ketiga, sehingga ia wajib untuk menambahkan satu rakaat lagi dan
sebelum salam ia disunnahkan melaksanakan sujud sahwi, sebab shalatnya berkemungkinan
terdapat tambahan satu rakaat. (Shahih Muslim 571)

Setelah shalat; dia ragu, maka keraguannya ini tak memberikan dampak pada shalatnya,
shalatnya SAH kecuali jika dia ragu terhadap dua RUKUN; 1. niat atau 2. takbiratul ihram,
maka SHALATNYA BATAL (wajib mengulang).
Ragu dalam Rukun Shalat

Ragu Sebelum Shalat Selesai


Ketika seseorang mengalami keraguan di tengah-tengah shalatnya (apakah dia sudah
melakukan satu rukun tertentu (ruku’,misalnya) atau belum).
Maka masalah ini perlu diperinci, jika keraguan terjadi sebelum orang itu melakukan rukun
yang ditinggal (ruku’) tersebut pada rakaat setelahnya, maka ia harus kembali untuk melakukan
rukun yang ditinggal (ruku’).
Namun jika keraguan itu datang setelah ia melakukan rukun yang sama yang
ditinggalkannya (ruku’) pada rakaat setelahnya, cukuplah baginya meneruskan shalat dan
menambah satu rakaat lagi, sebagai pengganti satu rukun yang ditinggalkannya itu.

Ragu Setelah Shalat Selesai


Begitu juga ketika terjadi keraguan setelah shalat (apakah shalat yang telah dikerjakan itu telah
lengkap ataukah ada rukun tertentu yang tertinggal), maka shalat semacam itu secara fiqih tetap
dianggap sah dan tidak perlu mengulanginya kembali
Bagan, Ragu dalam Rukun Shalat
Ragu Rukun
Shalat
Niat dan Takbiratul Selain Dua Rukun
Ihram Tadi

Ketika Shalat
MENYUSUL Setelah Shalat
RUKUN SAH
TERTINGGAL
Ketika
Shalat Setelah Shalat
BATAL
BATAL
Yakin Meninggalkan Rukun Shalat
Setelah Shalat
Ingatan itu segera datang (waktunya pendek), apabila seseorang telah salam (usai shalatnya)
dia baru teringat bahwa dia yakin telah melupakan/meninggalkan salah satu rukun shalat
kecuali niat dan takbiratul ihram (misalnya rukuk) , maka ia cukup menambahi (menyusuli) rukun
yang telah dilupakannya itu serta gerakan shalat lain setelahnya (misalkan lupa rukuk, maka
menyusuli rukun rukuk tersebutnya dan rukun-rukun setelahnya seperti i’tidal, sujud, duduk,
hingga duduk tasyahhud akhir) dan sujud sahwi sebelum salam,
Tetapi jikalau ingatan itu datangnya setelah beberapa lama, maka hendaklah ia mengulangi
shalatnya kembali

Sebelum Shalat Selesai


Berbeda ketika seseorang lupa meninggalkan satu rukun tertentu dalam shalatnya selain niat dan
takbiratul ihram (rukuk’ atau baca Fatihah) maka ketika ia ingat dan ia belum melakukan rukun
yang sama pada rekaat setelahnya, hendaklah ia segera mengganti rukun yang ditinggalkan itu.
Namun jika keyakinan itu datang setelah ia melakukan rukun yang sama yang
ditinggalkannya (rukuk) pada rakaat setelahnya, cukuplah baginya meneruskan shalat dan
menambah satu rakaat lagi, sebagai pengganti satu rukun yang ditinggalkannya itu.
Yakin Meninggalkan Rukun Shalat
Seluruh Rukun
(Kecuali Niat dan Takbiratul Ihram)

Setelah Shalat Saat Shalat

Sampai ke Rukun
Waktu Sedikit
Belum Sampai ke Rukun Semisal
Waktu Panjang MELAKUKAN
Berikut Semisal RAKAAT
BATAL YANG
KEMBALI KE RUKUN YANG SEBELUMNYA
TERTINGGAL
TERTINGGAL BATAL
Permasalahan dalam
Shalat Berjama’ah
 Cara Mengingatkan Imam yang Keliru dalam Shalat
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa menjadi makmum, lalu ia merasa ada kekeliruan di dalam
shalat, maka hendaklah mengucapkan tasbih (bagi laki-laki), karena jika dibacakan tasbih, maka imam akan
memperhatikannya, sementara bagi perempuan tepukan tangan.” (Shahih Al-Bukhari 652)

 Lupa Tasyahud Awal & Sudah Terlanjur Berdiri, Lanjut atau Balik? (baik shalat sendiri atau
menjadi imam).
Dalam keadaan ini, tak terlepas dari 3 Posisi :
1. Sudah 2. Lebih Dekat dgn Posisi 3. Lebih Dekat Posisi Duduk
Berdiri** Berdiri Tasyahud

melanjutkan shalatnya dan tidak kembali melakukan kembali melakukan tasyahud,


tasyahud, dan sujud sahwi sebelum salam dan tidak sujud sahwi

**ketika seseorang sudah dalam posisi tegak berdiri (posisi pertama), maka tidak boleh kembali melakukan duduk
tasyahhud awal, jika dia kembali duduk, dan dia sengaja dan sudah tahu hukumnya > SHALATNYA BATAL karena
dia memutuskan rukun dari rukun shalat yang berupa aktivitas fisik (yaitu berdiri) karena melakukan kesunnahan
(yaitu duduk tasyahud akhir) (kitab fathul mu’in hal 135 dan kitab safinatussholah hal 23)
CATATAN !!!
Namun, berbeda hal dan kondisi jika sekiranya
 Seseorang shalat sendiri menambahkan raka’at dari raka’at asli shalat (dalam keadaan
lupa/keliru (tanpa sengaja)) setelah berdiri tegak dia ingat bahwa raka’at shalat lebih,
 atau Imam, setelah berdiri tegak berdiri dia ingat atau diingatkan oleh makmum
dibelakang, dan ternyata raka’at shalat lebih.

Maka, WAJIB baginya untuk kembali duduk tasyahhud, sekiranya dia tidak kembali
(membiarkan dirinya berdiri), maka BATAL SHALATNYA. Dan di penghujung shalat sebelum
salam, disunnahkan sujud sahwi.. Wallahu a’lam
Imam kelupaan hitungan rakaat sehingga ia menambah
rakaatnya, bagaimana sikap makmum?
Dalam kasus seperti ini ada beberapa kondisi

1. Makmum Menyadari dan Mengetahui, bahwa imam lupa dalam hitungan rakaat dan makmum telah
mengingatkan (dengan isyarat). Namun imam tidak mengetahui isyarat makmum atau tahu, namun
imam tetap meneruskan rakaat tambahannya, maka makmum tidak boleh mengikuti rakaat
tambahan yang dilakukan imam, karena yang dilakukan oleh imam pada saat itu (rakaat tambahan)
adalah menyalahi tuntunan yang telah disyariatkan, jika makmum mengikuti rakaat tambahan imam,
maka shalatnya menjadi batal karena dia dianggap main-main dalam shalat.

“Sikap Makmum adalah Tidak Boleh Ikut Berdiri, dengan cara (niat) memisahkan diri dari jama’ah (langsung
salam) atau menunggu imam (dalam Tasyahhud dan salam bersama), dan ini adalah Pendapat Resmi dalam
Mazhab Syafi’iyah.” (kitab fathul mu’in hal 135 )

2. Makmum tidak menyadari bahwa imam melakukan rakaat tambahan dan dia ikut berdiri, maka hukum
mengikuti imam tidak membatalkan shalat.

Kitab ‘Ianatut Thalibin (jilid 2 hal 50)


Lalu bagaimana hukumnya
bila status makmum adalah makmum masbuk?
3. Ini adalah posisi makmum yang ketiga, makmum dalam keadaan masbuk (tertinggal)

Apakah ketika mengikuti rakaat tambahan imam, makmum memiliki kewajiban menambah rakaatnya
atau tidak perlu menambah rakaat?

Hukumnya diperinci, jika


1. Makmum tidak mengetahui bahwa yang dilakukan imam adalah rakaat tambahan, maka
shalatnya sah dan tidak perlu menambah rakaat, dikarenakan udzurnya (tidak tahu) sebab
rakaat yang dilakukan bersama imam dianggap rakaatnya akibat masbuk.
2. Makmum mengetahui bahwa rakaat yang dilakukan imam adalah rakaat tambahan, maka
makmum tidak boleh mengikuti rakaat tambahan yang dilakukan imam.

Sikap Makmum Masbuk (nomor 2) adalah Tidak Boleh Ikut Berdiri (bersama imam), dengan cara
(niat) memisahkan diri dari jama’ah (langsung salam) atau menunggu imam (dalam Tasyahhud dan
salam bersama ), ini adalah Pendapat Resmi dalam Mazhab Syafi’iyah.”
(kitab fathul mu’in hal 135 )
TATA CARA SUJUD SAHWI
Meniatkan Sujud Sahwi Dua kali sujud sahwi dan duduk di
Tata Cara antaranya, seperti kedua sujud salat serta duduknya,.
Semua sujud sahwi (dalam mazhab as-Syafi’iyah) dilakukan
Kapan? dipenghujung shalat sebelum salam.
Jika salam dan belum sujud, baik itu sengaja meninggalkan
sujud, atau lupa dan waktunya panjang, sudah keluar waktunya
dan tidak sujud. Adapun jika waktunya sedikit, ikthiyar (memilih
sujud atau tidak)

Bacaannya?
Bacaan Dzikir ketika Sujud Sahwi, seperti bacaan Dzikir Sujud dalam Shalat.
Namun disebutkan dalam Kitab Fathul Mu’in 134 yang dibaca ketika sujud sahwi;

‫سبحان من لا ينام ولا يسهو‬


Artinya :(Maha Suci Dzat yang tidak tidur dan tidak pernah lupa)
HUKUM

SEBAB

TATA CARA
Apa itu Sujud Tilawah ?
Sujud Tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika membaca atau mendengar
ayat-ayat tertentu dari kitab suci Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut disebut dengan ayat sajdah.

DALIL & HUKUM


‫ حَتَّى م َا َيجِد ُ أَ حَد ُنَا موضع لجبهته‬،ُ ‫ فَيَسْجُد ُ و َنَسْجُد‬،ُ ‫السجْد َة‬ ُّ ‫النب ِ ُّي صلى الله عليه وسلم يَقْر َُّأ عَلَي ْنَا‬
َّ ‫السور َة َ ف ِيهَا‬ َّ َ‫ل ك َان‬
َ ‫ن ع ُم َر َ رضي الله عنهما ق َا‬
ِ ْ ‫ن اب‬
ِ َ‫ع‬

Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membacakan untuk kami
satu surat yang berisi ayat sajadah. Kemudian Beliau sujud. Lalu kami pun sujud hingga ada seorang diantara
kami yang tidak mendapatkan tempat untuk meletakkan keningnya." (Shahih Bukhari 1025)

Hukum Disunnahkan Sujud Tilawah ketika membaca atau mendengar ayat sajdah (kesepakatan Ulama
dan Hadis-Hadis Shahih)
Dimana Sajakah Ayat Sajadah?
1. Surah Al-A'raf ayat 206
2. Surah Ar-Ra'd ayat 15
3. Surah An-Nahl ayat 50
4. Surah Al-Isra' ayat 109
“Pendapat Jadid (Baru) didalam Mazhab
5. Surah Maryam ayat 58
AsSyafi’iyah, ayat sajadah 14 ayat:, diantaranya dua
6. Surah Al-Hajj ayat 18
ayat di Surah al-Hajj dan tidak ada di Surah Sad,
7. Surah Al-Hajj ayat 77
bahkan itu adalah Sujud Syukur, disunnahkan
8. Surah Al-Furqon ayat 60
untuk dilakukan diluar shalat dan haram dalam
9. Surah An-Naml ayat 26
shalat (pendapat paling benar)”
10. Surah As-Sajdah ayat 15
11. Surah Fussilat ayat 38
(Imam An-Nawawi, Minhaj Tolibin 110-111) 12. Surah An-Najm ayat 62
13. Surah Al-Insyiqaq ayat 21
14. Surah Al-Alaq ayat 19.
15. Surah Sad ayat 24

٢٤ ۩ َ‫ف َٱسۡ تَغۡف َر َر ََّب ه ُۥ وَخ ََّر ر َا كِع ٗا و َأَ ن َاب‬


Menurut Madzhab As-Syafi’iyah
Dalil bahwa Ayat di Surah Saad bukan Ayat Sajadah

‫س ِعي ٍد ا ْل ُخد ِْري ِ أَنَّهُ قَا َل‬ َ ‫ فَلَ َّما ع َْن أَ ِبي‬،‫علَى ا ْل ِم ْنبَ ِر ص‬ َ ‫هللا صلى هللا عليه وسلم َوهُ َو‬ ِ ‫قَ َرأَ َرسُو ُل‬
‫سجْ َدةَ تَش ََّز َن‬ َّ ‫ فَلَ َّما بَلَ َغ ال‬،‫َان يَ ْو ٌم آ َخ ُر قَ َرأَ َها‬
َ ‫ فَلَ َّما ك‬،ُ‫اس َمعَه‬ُ َّ‫س َج َد الن‬ َ َ‫ ف‬،َ‫سجْ َدةَ نَ َزل‬
َ ‫س َج َد َو‬ َّ ‫بَلَ َغ ال‬
َ َ‫ َولَ ِكنِي َرأَ ْيتُكُ ْم ت‬،ٍ‫ي تَ ْوبَةُ نَبِي‬
‫ش َّز ْنت ُ ْم‬ َ ‫ إِنَّ َما ِه‬:‫هللا صلى هللا عليه وسلم‬ ِ ‫ فَقَا َل َرسُو ُل‬،ِ‫س ُجود‬ ُ َّ‫الن‬
ُّ ‫اس ِلل‬
‫س َجدُوا‬ َ َ‫س ُجو ِد فَنَ َز َل ف‬
َ ‫ َو‬،َ‫س َجد‬ ُّ ‫ِلل‬

Dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi


wa sallam di atas mimbar membaca Surat Shaad. Kemudian tatkala
beliau telah sampai pada ayat as sajdah beliau turun kemudian sujud,
dan orang-orang pun bersujud bersamanya. Kemudian tatkala pada hari
yang lainnya beliau membacanya, lalu tatkala telah sampai pada ayat as
sajdah orang-orang bersiap-siap untuk bersujud. Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya ayat tersebut
adalah taubat seorang nabi, akan tetapi aku melihat kalian telah bersiap-
siap untuk bersujud." lalu beliau bersujud dan mereka pun bersujud.
(Sunan Abu Dawud 1410)
Tata Cara Sujud Tilawah
Diluar Shalat (ketika seseorang membaca atau mendengar ayat sajdah)
1. Berniat untuk sujud Tilawah
2. Bertakbiratul ihram (tidak beerdiri) dengan mengangkat kedua tangan.
3. Setelah berhenti sejenak lalu bertakbir lagi untuk turun bersujud tanpa mengangkat kedua
tangan.
4. Setelah sujud satu kali lalu bangun (sunnah bertakbir) untuk kemudian duduk sejenak tanpa
membaca tahiyat
5. mengakhirinya dengan membaca salam

Didalam Shalat (hanya bacaan dia saja, bukan mendengar dari orang lain)
Sujud tilawah dalam keadaan sedang shalat dengan cara setelah dibacanya ayat sajdah maka
bertakbir (disunnahkan tanpa mengangkat tangan) untuk kemudian turun bersujud satu kali.
Setelah itu bangun dari sujud untuk berdiri lagi (sunnah bertakbir) dan melanjutkan shalatnya.

Syarat Sah Sujud Sahwi:


1. Takbiratul ihram dan membaca salam
2. Syarat yang lainnya adalah sebagaimana syarat shalat pada umumnya seperti menghadap
kiblat, suci dari hadas dan najis, dan sebagainya (al-Fiqhul Manhaji [106] )

Satu ayat sajadah terulang, dalam dua waktu: sujud setiap ayat
Doa
sujud tilawah

Doa sujud tilawah sebagaimana disebutkan Imam


Nawawi dalam kitab Raudlatut Thâlibîn hal 112 adalah:

ِ ‫ ِبحَو ْلِه ِ و َق ُ َّوتِه‬،ُ ‫ وَش ََّق سَم ْع َه ُ و َب َص َر َه‬،ُ ‫سَ جَد َ و َجْ ه ِي ل َِّلذ ِي خ َلَق َه ُ وَص ََّور َه‬

Namun demikian—masih menurut Imam Nawawi


rahimahullah —bila yang dibaca adalah do’a yang
biasa dibaca saat sujud di waktu shalat maka
diperbolehkan. Wallahu a’lam.
Imam, Makmum,
dan Sujud Tilawah
Sujud Tilawah dalam Shalat
(Bacaan Dia Saja Atau Imamnya)

Imam Sujud Imam Tidak Sujud

Makmum
WAJIB sujud
Kalau Makmum Sujud Makmum WAJIB ikut
(atau sebaliknya; Imam tak sujud imam
dan makmum sujud) (tidak sujud)
Shalat Batal
SUJUD SYUKUR
ِ ‫جدًا شَاك ِرًا لِله‬
ِ ‫النبِ ِي صلى الله عليه وسلم أَ نَّه ُ «ك َانَ ِإذ َا ج َاءَه ُ أَ مْرُ س ُر ُورٍ أَ ْو بُش ِر َ بِه ِ خ ََّر سَا‬
َّ ‫ن‬ِ َ ‫ ع‬،َ ‫عنْ أَ بِي بَكْر َة‬

Abu Bakrah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa


Apabila terdapat perkara-perkara yang menyenangkan atau beliau diberi kabar gembira maka beliau bersujud
untuk bersyukur kepada Allah.) Sunan Abu Dawud 2774)
KENAPA SUJUD
SYUKUR ?

Sujud syukur dikerjakan di luar shalat.


Sujud ini dikerjakan karena
• Datangnya nikmat mendadak
• Terhindar dari bahaya,
• Melihat orang kena musibah (atau orang cacat), atau
orang fasiq secara terang-terangan. Seseorang
disunahkan menyatakan sujud syukur di hadapan si fasiq
(jika tidak menimbulkan mudarat.) Tetapi jangan sujud
syukur di depan orang yang cacat (karena dapat melukai
perasaan yang bersangkutan.)
Tata Cara Sujud Syukur

Syarat sujud syukur sama saja dengan shalat.


Sujud syukur dianggap sah seperti sahnya sujud di dalam shalat seperti
bersuci, menutup aurat, menghadap qiblat, tidak bicara (syarat sujud lainnya)

Adapun caranya:
1. pertama seseorang yang akan melakukan sujud syukur mengambil posisi
berdiri,
2. lalu bertakbiratul ihrom.
3. mengucap takbir turun.
4. turun sujud.
5. bangun dari sujud lalu diam sejenak sebelum salam.
6. salam.
7. disunnahkan untuk bersedekah (kitab Majmuk Imam An-Nawawi)
Q&A
alhamdulillah, wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai