Anda di halaman 1dari 37

SHOLAT BERJAMAAH …

DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT


By : AHMAD N
SHOLAT BERJAMAAH
Karena itu Rasulullah saw memberikan
Ulama sepakat bahwa sholat wajib berjamaah perhatian besar terhadap sholat
merupakan ibadah yang sangat mulia dan syiar berjamaah. Beliau bersabda :
Islam yang sangat agung. Karena Allah ْ‫َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ّّ َ ع‬
mensyariatkan agar sholat wajib dilakukan secara ٍ ‫صَلة اْلٍةغ ِح تفضو صَلة اىفذ بِصج‬
َ ْ َ
berjamaah dimasjid. Allah berfirman : ‫ْشيْ ََ د َر َحح‬
ِ ‫و ِغ‬
ّّ ُ َ ْ ْ ُ َ ُ ُ ُ َ َ ْ ْ ّّ َ َ َ َ ْ ُ
‫كو أمر رِّب ثِةى ِلص ِط ۖ وأَ ِرئٍا وحْٔسً َ ِغِد ُك‬
ًْ‫يَ ۖ َن ٍَة ثَ َدأ ُك‬
َ ‫ادل‬ َ ‫ٔه ُُمْيص‬
ّّ ‫ني َُل‬ ْ َ
ُ ‫اد ُغ‬‫و‬ ‫د‬ ‫خ‬ ‫ص‬ْ ‫َم‬ “Sholat berjamaah lebih utama
ِ ِ ٍَ ُِ ُ َ dibandingkan sholat sendirian dengan
‫تػٔدون‬ 27 derajat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Katakanlah, "Tuhanku menyuruhku berlaku adil.


Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada
setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan
mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya
kepada-Nya. (Q.S. Al-A’raf : 29)
SHOLAT BERJAMAAH
A. DEFINISI SHOLAT BERJAMAAH

Secara terminology shalat berjamaah


adalah: Apabila dua orang shalat bersama-
sama dan salah seorang di antara mereka
mengikuti yang lain, keduanya dinamakan
shalat berjamaah. Orang yang diikuti (yang
dihadapan) dinamakan imam, dan yang
mengikuti di belakang dinamakan makmum.

B. HUKUM SHOLAT BERJAMAAH

Sebagian ulama mengatakan shalat berjamaah itu adalah fardhu ‘ain (wajib
‘ain), sebagian lagi berpendapat bahwa shalat berjamaah itu fardhu
kifayah, sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (sunat istimewa). Yang
akhir inilah hukum yang lebih layak selain shalat jumat. (Muhammad bin
Ali bin Muhammad bin Abdillah bin al Husain. Asy-SyaukanI dalam kitab
Nailul Author)
ADAB DALAM SHOLAT BERJAMAAH
Agar sholat jamaah kita lebih sempurna,
Rasulullah saw mengajarkan berbagai Jika waktu iqomah masih lama
macam adab. Di antaranya :
duduklah dengan tenang dan perbanyak
membaca doa, karena doa antara adzan
Apabila kita telah masuk masjid dan iqomah tidak tertolak. Rasulullah
dianjurkan mendekat ke sutroh saw bersabda :
untuk melaksanakan sholat sunnah َ ْ َ ْ َ َ ُّ ُّ ُ َ
َ‫اْل َذان َو ْاْلكَةٌح‬ ُ َ
2
tahiyyatul masjid atau sholat
sunnah qobliyyah. Rasulullah saw ِ ِ ِ ‫ني‬ ‫ب‬ ‫ء‬ ‫َع‬ ‫ادل‬ ‫د‬‫ر‬ ‫َل ي‬
bersabda :
ْ َ ْ‫ز ًُ ال ْ ٍَ ْصخ َد فَي‬
ْ‫َي َنع‬ ُ ُ َ َ ََ َ َ
“Doa antara adzan dan iqomah tidak
1 ِ ‫ِإذا دخو أذ َد‬ tertolak.” (H.R. Abu Daud dan Turmudzi)
َ‫َر ْك َػذَ ْني َرجْ َو أ ْن َيْيس‬
َ
ِ ِ
“Apabila kalian masuk masjid,
lakukanlah sholat dua rokaat
sebelum duduk.” (H.R. Bukhari dan
Muslim)
ADAB DALAM SHOLAT BERJAMAAH
Jika iqomah dikumandangkan sementara anda
sedang sholat sunnah dan tidak memungkin
untuk segera diselesaikan maka batalkan sholat
sunnah dan bergabunglah di shaf untuk
melaksanakan sholat wajib. Rasulullah saw
3 bersabda :
ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َّ َ ْ ُ َ
‫خ الصَلة فَل صَلة ِإَل الٍهذٔبح‬ ِ ٍ‫ِإذا أ ِري‬
“Apabila iqomah telah dikumandangkan
maka tidak ada sholat kecuali sholat wajib.”
(H.R. Muslim)

Pastikan semua yang mengganggu telah anda


singkirkan karena kita dituntut untuk khusyu
Orang yang sholat dia disibukkan dengan
ketika sholat, di antaranya dengan
merenungi bacaan-bacaan sholat dan
mematikan bunyi hp. Nabi saw bersabda :
gerakan-gerakannya, karena itu jangan
ْ ُ َ َ َّ
4
َّ sampai kesibukan dalam sholat tersebut
‫ِإن ِِف الصَلةِ لشغَل‬ ditambah lagi dengan kesibukan yang tidak
bermanfaat.
“Sesungguhnya dalam sholat itu sudah banyak
kesibukan.” (H.R. Bukhori dan Muslim)
ّّ َّ َ َ ْ َ َّ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ
‫شٔوا صفٔفسً ف ِإن تص ِٔيح الصف‬
َ َّ َ َ ْ
‫ٌَِ تٍةمِ الصَل ِة‬
“Luruskan shaf kalian, karena meluruskan shaf
bagian dari kesempurnaan sholat.” (H.R.
Muslim)

Ikuti semua gerakan imam, tidak boleh mendahului


atau terlalu telat dari gerakan imam. Rasulullah saw
bersabda :

َ َ ُ ّّ َ َ َ َّ َ َ َ َّ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ َ َّ
Pastikan shaf sholat rapat dan lurus.
Merapatkan dan meluruskan shaf sholat ‫اْلٌةم ِِلؤتً ثِ ِّ ف ِإذا نَّب فهَّبوا و ِإذا‬ ِ ‫ِإجٍة ح ِػو‬
berjamaah hukumnya wajib. Imam َ َ
َُّ‫ةر َذ ُػٔا َوإذا كَةل َشٍ َع اَّلل‬ َ ْ َ‫َر َك َع ف‬
ْ َ‫ةر َن ُػٔا َوإذا َر َذ َع ف‬
5 ِ ِ ُ ْ ْ َ َ َ َ َّ َ ِ ُ ُ َ ُ َ َ ْ َ
َ ‫َحده ذلٔلٔا ربِة ولم اْل‬
bertanggung jawab memerintahkan
makmum untuk merapatkan dan
6
‫د‬ ٍ ِ ٍَِ‫ل‬
meluruskan shaf mereka. Rasulullah saw
hamper tidak pernah lupa mengingatkan "Sesungguhnya imam diangkat untuk diikuti. Bila ia
para sahabat akan hal ini setiap sholat telah membaca takbir maka bertakbirlah kalian dan
jamaah. Karena lurus dan rapatnya shaf bila ia telah ruku', ruku'lah kalian dan bila dia telah
merupakan salah satu tonggak bangkit berdiri, bangkitlah kalian dan bila ia berkata,
sami'allahu liman hamidah, ucapkanlah oleh kalian:
kesempurnaan sholat jamaah. Rasulullah
rabbanaa wa lakal hamdu". H.R. Bukhori dan Muslim.
saw pernah memerintahkan para sahabat,
7
Apabila imam lupa gerakan sholat makmum
dianjurkan untuk mengingatkannya dengan
mengucap subhanallah bagi laki-laki dan
menepukkan tangan bagi wanita. Rasulullah saw
bersabda :

َ َ َ ْ َ َْ َ ْ ْ ُ ُ ْ ٌ َ َ َ َّ
‫ ف ِإذا‬،‫ أنَس نٍة دنصٔن‬،ً‫إٍُة أُة بْش ٌِثيس‬
ُ ّّ َ َ ُ َ
‫وِن‬
ِ ‫ن ِصيخ فذنر‬
Rasulullah saw memberikan ancaman
keras bagi orang yang mendahului “Saya hanyalah manusia biasa seperti kalian,
gerakan imam. Beliau bersbda : saya lupa sebagaimana kalian lupa. Apabila
َ ُ َ َُ َّ saya lupa, ingatkanlah saya.” (H.R. Bukhari
ِ‫أٌة خيىش اَّلي يرذع رأشّ كجو اْلٌةم‬ Muslim)
َ‫رأش ُّ رأس‬ ُ ‫حئ َل ا‬
َ َّ ‫َّلل‬ ّّ ‫رانػة أو شةحدا أن‬
َ ُ َ‫َحةر أو صٔرد‬ َ َ ْ ُ ْ َُْ َ َ َ ْ ٌ ْ َ َُ َ ْ َ
‫َحةر‬ ‫صٔرة‬ ّ ِ ‫ٌَ ُةثّ َشء ِفـي صَلدِ ِّ فييلو شجرةن ا‬
‫َّلل‬
ٍ ٍ
“Tidak takutkah kalian, ketika kalian
mengangkat kepala (bangkit) sebelum “Siapa yang mengalami sesuatu dalam sholatnya,
imam, maka akan Allah jadikan kepalanya hendaknya ia mengucapkan subhanallah.” H.R.
seperti kepala keledai atau bentuknya Bukhari dan Muslim
seperti bentuk keledai.” (H.R. Bukhori dan
Muslim)
KAIFIYAT / TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH
KAIFIYAT / TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH
KAIFIYAT / TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH
KAIFIYAT / TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH
SYARAT MENJADI IMAM SHOLAT BERJAMAAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan petunjuk :
ُ ََ ُ َ ْ َ ْ َ
ًْْٓ‫س ًْ َو َغيَي‬ ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ُّ َ ُ
ِ ‫ و ِإن أخعبٔا في‬،ً‫وهل‬
] [ ً‫ ف ِإن أصةثٔا فيس‬،ً‫يصئن ىس‬
“Jika para imam yang shalat dengan kalian itu benar maka pahala bagi kalian semua, akan
tetapi jika mereka melakukan kesalahan, bagi kalian pahalanya, kesalahannya hanya
ditanggung oleh para imam tersebut”

1. ISLAM
2. BERAKAL
3. BALIGH MUMAYYIZ
4. LAKI-LAKI
SYARAT UMUM 5. SUCI DARI HADATS DAN NAJIS
6. BAGUS BACAAN DAN MENYEM-
PURNAKAN RUKUN SHOLAT
7. IMAM TIDAK SEDANG MENJADI
MAKMUM IMAM LAINNYA
SYARAT MENJADI IMAM SHOLAT BERJAMAAH

SYARAT KHUSUS
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyampaikan tentang siapa yang paling berhak menjadi
imam dalam hadist riwayat Imam Muslim dengan nomer 673 dari sahabat Abu Mas’ud Al-Anshari

َ ْ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُّ ُ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ّّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ
‫ةب‬
ِ ْ ‫ه َذ‬ ِ ‫ «يؤم اى َلٔم أكرؤًْ ِى‬:ً‫َّلل صَّل اَّلل غيي ِّ وشي‬ ِ ‫ َكةل َ رشٔل ا‬:‫ كةل‬،‫ةري‬ ِ ‫خَ أ ِِب مصػٔ ٍد اْل ُْص‬
ْ ْ َ َّ ُّ ُ َ ْ َ َّ ُّ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ
‫ ف ِإ َن‬،‫ ف َأك َد ُم ُٓ ًْ ِْخ َرة‬،‫الصِ ِح ْ َش َٔاء‬ ‫ ف ِإن َكُٔا ِِف‬،‫ةلصِ ِح‬ ‫ فأ ْغيٍٓ ًَ ِث‬،‫ ف ِإن َْكُٔا ِِف اى ِلراء َ ِة شٔاء‬،‫َّلل‬
ِ ‫ا‬
َ َْ ْ َُْ َ َ ُ َ ُ َّ ُ ُ َّ َّ َّ ُ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ
َ ِّ ‫ وَل حلػد ِِف ثْ ِذ‬،ِّ ُِ‫الرحو الرحو ِِف شيعة‬ ْ ٌَ‫ وَل يؤ‬،‫ فأك ْ َدمًٓ ِشيٍة‬،‫َكُٔا ِِف ال ِٓ َّخر ِة شٔاء‬
ًّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ
،‫ ٌَكن ِشيٍة ِشِة‬:ِّ ‫دس ِر ٌَ ِذ ِّ ِإَل ثِ ِإذُِ ِّ» كةل اْلشج ِِف ِرواي ِذ‬
ُّ

“Dari Abu Mas’ud Al-Anshari rhadiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertutur : Yang
paling berhak untuk menjadi imam adalah orang yang paling pintar dan paling banyak hafalan Al-
Qur’annya, jika dalam hal itu sama, maka dahulukan yang paling faham dengan sunnah, jika
pengetahuan sunnah (dari para kandidat imam) sama, maka dahulukan orang yang lebih dahulu
berhijrah, jika dalam waktu hijrah juga sama, dahulukan orang yang paling dahulu islamnya, dan
janganlah seorang mengimami seorang yang memiliki kekuasaan, dan jangan seorang duduk dibangku
kemulian milik seseorang kecuali dengan izinnya.” Berkata Al-Asyaj dalam suatu riwayat : kata “lebih
dahulu islamnya” diganti dengan “lebih tua umurnya”.
SYARAT MENJADI IMAM SHOLAT BERJAMAAH

SYARAT KHUSUS

1. KESEMPURNAAN BACAAN AL-


QUR’AN DAN BANYAKNYA
HAFALAN.
2. PENGETAHUAN TERHADAP
SUNNAH (HADITS)
3. WAKTU HIJRAH
4. WAKTU MASUK ISLAM
5. UMUR
MAKMUM
MASBUK
DAN
MAKMUM
MUWAFIQ
MAKMUM
MASBUK
DAN
MAKMUM
MUWAFIQ
DZIKIR DAN DOA
SETELAH SHOLAT
DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
ANJURAN BERDZIKIR SETELAH SHOLAT
Setelah selesai mengerjakan shalat, hendaknya tidak langsung beranjak pergi. Karena
dianjurkan untuk berdzikir dengan dzikir-dzikir yang disyariatkan dan diajarkan oleh
Nabi saw. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah swt :

ًُْ‫اظ ٍَأَُْنْذ‬
ْ ‫س ًْ فَإ َذا‬
ُ ُ ُ ََ َ ُ ُ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ َّ ُ ُ ْ َ َ َ َ
َ‫ف ِإ َذا كضيذً الصَلة فةذنروا اَّلل َّ ِري َةٌة ْورػٔدا و‬
ِ ِ‫حِ ْ ُٔب‬َ َ َ ُْ َ ْ َ َ َ َ َّ َّ َ َ َّ ُ َ
‫فأ ِرئٍا الصَلة ِإن الصَلة َكُخ َ الٍؤ ٌِ ِِني ِنذةثة مٔكٔدة‬

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah kepada Allah di


waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat
itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. An
Nisa: 103).
A. DZIKIR SECARA BERJAMAAH

Sebagaimana yang kita ketuahi bahwa bahwa berdzikir bisa dilakukan secara bersama-sama. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits :
َ َ ُ َّ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ّّ َّ َ َ َ َ َ ُ َّ َ ّّ ْ ُ ْ
ُ‫ ََل َح ْل ُػد‬:‫ةل‬ َ ََ ََْ َ ُ َ ْ َ
‫اْلد ِري أجٍٓ ْة َش ِٓدا َ انل ِِب صَّل اَّلل غيي ِّ وشيً أُّ ك‬ َّ ‫يد‬
ٍ ‫خَ أ ِِب ْريرة وأ ِِب ش ِػ‬
ُ َ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ْ َّ ُ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ ْ َّ َ َّ َ َ َّ َ َ َ ُ ُ ْ َ ٌ ْ َ
،‫هيِح‬ ِ ‫ وُزىخ غيي ِٓ ًِ الص‬،‫ وغ ِشْذًٓ الرَحح‬،‫كٔمَ يذنرون اَّلل غز وحو ِإَل ذفذًٓ الٍَلاِسح‬
ُ َ ْ ْ َ ُ ُ ُ َ ََ
) ً‫وذنرًْ اَّلل ِذيٍَ ِغِده (رواه مصي‬
“Dari Abi Hurairah ra dan Abi Said al-Khudri ra bahwa keduanya telah menyaksikan Nabi saw beliau
bersabda: ‘Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah ‘azza wa jalla kecuali para
malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, dan ketenangan hati turun kepada mereka,
dan Allah menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya” (H.R. Muslim)

B. DZIKIR DENGAN SUARA KERAS


dzikir dengan suara keras setelah sahalat fardlu sudah dilakukan para sahabat pada masa Nabi saw. Hal ini
sebagaiman dikemukakan oleh Ibnu Abbas ra:

‫َلَّ َ َ (رواه‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ٌْ ِِ َو‬ ّ ِ‫ َكانَ َعلَى َع ْه ِد النَّب‬،‫اس ِمنَ ْال َم ْكتُوبَ ِة‬
َ ًِ ُ َّ‫ف الن‬ َ ‫ت بِال ِذّ ْك ِر ِحٌنَ ٌَ ْن‬
ُ ‫ص ِر‬ َّ ‫أ َ َّن َر ْف َع ال‬
ِ ‫ص ْو‬
َ ‫البخاري ومَل‬
‘Bahwa mengerasakan suara dalam berdzikir ketika orang-orang selesai shalat maktubah itu sudah ada
pada masa Nabi saw” (H.R. Bukhari-Muslim)
C. BERDZIKIR DEGAN SUARA PELAN

“Imam an-Nawawi memadukan antara


Boleh juga berdzikir setelah hadits-hadits yang menganjurkan (mustahab)
dilakukan dengan suara yang mengeraskan suara dalam berdzikir dan
pelan. Hal ini dijelakan dalam hadits-hadits yang menganjurkan
hadits Rasulullah saw : memelankan suara dalam berdzikir; bahwa
memelankan suara dalam berdzikir itu lebih
َ ُ ْ َ َ ْ ُ َّ َ ْ ُ َُْ ََ َُْ utama sekiranya dapat menutupi riya dan
‫ ف ِإُسً َل ددغٔن‬،ً‫َ أجف ِصس‬ َ ‫َاربػٔا‬
َ َْ َ َ
mengganggu orang yang shalat atau orang
‫س َْ دد ُغٔن َش ٍِيػة‬
ِ ‫ى‬ َ
‫و‬ ،‫ة‬ ‫ج‬ِ ‫ا‬ ‫َغ‬ ‫َل‬ َ
‫و‬ َّ ‫أ َص‬
ً yang sedang tidur. Sedangkan mengeraskan

‫ثَ ِصَيا (رواه ابلخةري‬


suara dalam berdzikir itu lebih utama pada
selain dua kondisi tersebut karena: pebuatan
yang dilakukan lebih banyak, faidah dari
berdzikir dengan suara keras itu bisa
“Ringankanlan atas diri kalian (jangan memberikan pengaruh yang mendalam
mengerasakan suara secara kepada pendengarnya, bisa mengingatkan
berlebihan) karena susunggunya hati orang yang berdzikir, memusatkan
kalian tidak berdoa kepada Dzat yang perhatiannya untuk melakukan perenungan
tidak mendengar dan tidak kepada terhadap dzikir tersebut, mengarahkan
yang ghaib, akan tetapi kalian berdoa pendenganrannya kepada dzikir terebut,
menghilankan kantuk dan menambah
kepada Dzat Yang Maha Mendengar semangatnya”. (Abu al-Fida` Ismail Haqqi,
dan Maha Melihat” (H.R. Bukhari) Ruh al-Bayan, Bairut-Dar al-Fikr, juz, 3, h.
306)
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT

Bacaan Dzikir Setelah Sholat Wajib


Berikut adalah beberapa bacaan dzikir setelah sholat fardhu yang bisa
kita panjatkan.

1. Membaca Istighfar
2. Membaca Doa Keselamatan
3. Membaca Kalimat Tauhid
4. Membaca Pujian Kepada Allah
5. Membaca Surah Al Fatihah
6. Membaca Ayat Kursi
7. Membaca Surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas
8. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir
9. Membaca Kalimat Tauhid dan Bacaan Hauqolah
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT

1 ISTIGHFAR 3X DAN MEMBACA ALLOHUMMA ANTAS SALAM

Dari Tsauban radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


ََ َََْ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ ُ َ َ
‫َصف ٌَِ صَل َدِ ِّ اشذغف ْر ثَلثة‬ ُ‫ا‬ ‫ا‬ ‫إذ‬ ،ً ‫وشي‬ ّ‫غيي‬ َّ ‫َّلل‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ ‫ص‬ ‫َّلل‬
ِ َ ‫ا‬ ‫شٔل‬‫ر‬ ‫َكن‬
َ ‫ةر ْك‬
َِ‫خ يَة َذا اْلََلل َواْلنرام‬ َ َ‫ َتج‬،‫الص ََل ُم‬
َّ ‫م‬ َ ْ َ ُ َ َّ َ ْ َّ ُ َّ َ َ
ٌِِ ‫ اليًٓ أُخ الصَلم و‬:‫وكةل‬
ِ ِ

Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika selesai shalat, beliau beristighfar 3x, lalu
membaca doa:

/Alloohumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom/
(Ya Allah Engkau-lah as salam, dan keselamatan hanya dari-Mu, Maha Suci Engkau wahai
Dzat yang memiliki semua keagungan dan kemulian)” (HR. Muslim no. 591).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT

2 MEMBACA TAHLIL DAN DOA ALLOHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THOYTA

Dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiallahu’anhu, ia berkata:


َّ ُ َّ َ َ ُ َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ َْ َ ُ َ َّ ُ َّ َ َّ ُ ‫َشٍ ْػ‬
‫ اليًٓ َل‬،‫َشيم َل‬
ِ ‫َل‬ ‫ه‬‫د‬ ‫وذ‬ َّ ‫اَّلل‬ ‫إَل‬ ‫إَل‬ ‫َل‬ :‫ة‬ِ ‫َل‬ ‫الص‬ ‫ف‬ ‫ي‬‫خ‬ ‫يلٔل‬ ً ‫وشي‬ ّ‫غيي‬ ‫اَّلل‬ ‫َّل‬ ‫ص‬ ‫انلِب‬ ‫خ‬ ِ
ُّ َ َ ْ ّّ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ
‫ وَل حِفع ذا اْلد ٌِِم اْلد‬،‫ وَل ٌػ ِعي ِِلة ٌِػخ‬،‫ٌَةُِ َع ِِلة أخعيخ‬
Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah shalat beliau berdoa:
/laa ilaha illallooh wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli
syai-in qodiir. Alloohumma laa maani’a lima a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa
yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu/

(tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala
pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak
ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau
cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan (bagi pemiliknya). Dari Engkau-lah semua
kekayaan dan kemuliaan” (HR. Bukhari no.6615, Muslim no.593).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
3 MEMBACA DOA LAA ILAAHA ILLALLOHU WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAHUU

Sebagaimana riwayat dari Abdullah bin Zubair radhiallahu’anhu:


ّّ ُ َ َ ُ ْ َ ُ ََ ُ ْ ُ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ ُ ّّ َ ُ َ َ َ ّّ ُ ُ ُ ُ ْ ‫الز َب‬
ُّ َ‫اث‬ َ
ُ ‫َكن‬
‫ُك‬
َّ َ َ َ ْٔ ‫و‬ ‫د‬ ٍ ‫اْل‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ٍ‫ال‬ ‫َل‬ ،‫َل‬ ‫يم‬‫َش‬
َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ُ َ ْ ِ ّّ ‫َل‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ذ‬ ‫و‬ َّ‫اَّلل‬ ‫إَل‬ ‫إَل‬ ‫َل‬ ً
َّ ُ ُ ْ َ َ َ ُ َّ َ َ‫ي‬ ‫ص‬‫ي‬ ‫ني‬ ‫ذ‬
ِ ‫ة‬
ٍ ‫َل‬ ‫ص‬ ‫ُك‬ ‫ر‬‫ث‬ ‫د‬ ‫ِف‬ :‫يلٔل‬ ‫َي‬
َّ َِ َّ ُ َ َ َ ْ َ ِ ٌ َ
ُ َ َ ُ َ َّ ُ ُ َّ
‫ َل إَل إَل‬،َ‫ وَل اَّثِةء اْلص‬،‫ َل انلػٍح وَل اىفضو‬،‫ وَل جػجد إَل إيةه‬،َّ ‫ َل إَل إَل اَّلل‬،َّ ‫َّلل‬
َ َ ّّ ُ َ ُ ُ َّ ُ ّّ َ ُ َ َّ ُ َ ِ ‫ َل ذٔل وَل كٔ َة إَل ثة‬،‫َش ٍء ك ِدير‬
َّ َ
ُ ‫ َكن َرشٔل اَّلل َصَّل‬:‫الَكف ُرون َوكةل‬ َ َ َ ّّ ‫ني َل‬
َ ‫ادل‬ َ ‫اَّللَّ ُُمْيص‬
ُ
‫ثَٓ دثر ُك صَل ٍة‬ ِ ‫و‬ ‫ي‬ ٓ ‫ح‬ ً ‫وشي‬ ّ‫غيي‬ َّ‫اَّلل‬ ِ ِ ‫ه‬‫ر‬ِ ‫ن‬ ٔ‫ول‬ َ‫ي‬ ِ ِ

Biasanya (Abdullah) bin Zubair di ujung shalat, ketika selesai salam beliau membaca:

/laa ilaha illalloohu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in
qodiir. Laa haula wa laa quwwata illa billaah. Laa ilaha illallooh wa laa na’budu illa iyyaah. Lahun ni’matu
wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaa-ul hasanu. Laa ilaha illallooh mukhlishiina lahud diin wa lau karihal
kaafiruun/
(Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan
kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan upaya kecuali
dengan pertolongan Allah. Tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali
kepada-Nya. Semua nikmat, anugerah dan pujian yang baik adalah milik Allah. Tiada ilah yang berhak
disembah kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir tidak
menyukainya” (HR. Muslim, no. 594).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
4 MEMBACA TASBIH 33X TAHMID 33X TAKBIR 33X TAHLIL 1X TOTAL 100 DZIKIR

Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi saw bersabda:


َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ّّ ُ ُ ُ َ َ َّ َ ْ َ
، ‫َل ِثني‬ ْ ‫اَّلل ْثَلثة َوث‬
ْ ‫ َوك ََّب‬، ‫َحد اَّلل ثَلثة َوثَل ِثني‬ ِ َّ ‫ َ و‬، ‫ٌَ شجد اَّلل ِِف دث ِر ُك ص ََل ٍة ثَلثة ْ وثَل ِث َني‬
ُ
ُ‫ُ ُ ٍُيم َو َُل اْل َ ٍْد‬ َ َ َُ ْ َ ُ َ َ َ َ َ ََ َ ُ ْ َ ٌَ ْ َ َْ
‫ َل ال‬، ‫َشيم َل‬ ِ ‫َل‬ ‫ َل ِإَل ِإَل اَّلل وذد ْه‬: ‫ وكةل تٍةم ال ٍِةا ِح‬، ‫ذذ ِيم َتِصػح وتِصػٔن‬
ْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ ٌ َ ْ َ ّّ ُ َ َ ُ َ
‫ؤْ َ ُك َش ٍء ك ِدير غ ِفرت خعةيةه و ِإن َكُخ ٌِثو زب ِد ابلر ِر‬
“Barangsiapa yang berdzikir setelah selesai shalat dengan dzikir berikut:
/Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah.
Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir/

(“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada ilah yang berhak
disembah kecuali Allah semata. Tidak ada sekutu bagiNya. Semua kerajaan dan pujaan
adalah milik Allah. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu)
Maka akan diampuni semua kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan” (HR. Muslim
no. 597).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
5 MEMBACA AYAT KURSI

Dari Abu Umamah Al Bahili ra Nabi saw bersabda:


ْ َ ّّ َ ُ ّّ َ َ َ
ً‫ ل‬، ‫ٌَ كرأ آيح الهريس دثر َُّك صَل ٍة ٌهذٔب ٍح‬
َّ
ُ‫ إَل اِلٔت‬، ‫اْلِح‬ ُ َ
ِ ‫دخٔل‬
ِ ٌَِ ّ‫يٍِػ‬
Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai
shalat wajib, maka tidak ada yang bisa
menghalanginya untuk masuk surga kecuali
kematian” (HR. An Nasa-i no. 9928, Ath Thabrani
no.7532, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al
Jami’ no.6464).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
6 MEMBACA SURAT AL-IKHLAS, AL-FALAQ, DAN AN-NAS

Dari Uqbah bin ‘Amir ra, ia berkata:

‫هللا صلَّى هللاُ علٌ ِِ وَلَّ َ َ أن‬


ِ ‫أمرنً رَو ُل‬
‫ت ُدبُ َر ك ِّل صالة‬ ِ ّ ‫أقرأ َ بال ُم‬
ِ ‫عوذا‬
“Rasulullah saw memerintahkanku untuk membaca
al mu’awwidzar (an naas, al falaq, al ikhlas) di
penghujung setiap shalat” (HR. Abu Daud no. 1523,
dishahikan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
7 MEMBACA DOA ALLOHUMMA INNII AS ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN

Dari Ummu Salamah Hindun binti Abi Umayyah ra,


ia berkata:
ّّ َّ َّ ُ ّّ َ َ ُّ َّ ُ َ
‫َكن يلٔل إذا صَّل الصجد ذني يصيً اليًٓ إِّن‬
َّ ّّ َ ُ
‫أشألم ِغيٍة ُةفػة ورزكة ظيجة وغٍَل ٌذلجَل‬
“Biasanya Rasulullah saw jika shalat subuh, ketika
setelah salam beliau membaca:
Alloohumma inni as-aluka ‘ilman naafi’an, wa
rizqon thoyyiban, wa ‘amalan mutaqobbalan

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu


ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan
yang diterima” (HR. Ibnu Majah no. 762,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
8 MEMBACA DOA ROBBIGHFIRLII WA TUB ‘ALAYYA …

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya:


ّّ‫َ َ َ ُ َ َ ُ ُ َرب‬ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َّ َّ َ َ ُ َّ َ َ ْ َ ْ ْ ٌ ُ َ َ َ
‫ةر اُّ ش ٍِع انل ِِب صَّل اَّلل َّ غيي ِّ وش َيً ِِف صَل ٍة ؤْ حلٔل‬ ِ ‫كةل رحو ٌَِ اَلُص‬
ُ ‫اب اىْ َغ ُف‬
َّ‫ٔر ٌِةاَ َح َمر ٍة‬ ُ َّٔ ‫اتل‬
َّ ‫خ‬َ ُْ‫م أ‬ َ َّ َّ َ َ ْ ُ َ ْ ْ َّ ُ َّ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ ْ ْ
ُ‫اغ ِفر ِِل كةل شػجح او كةل اليًٓ اغ ِفر ِِل ودت غَل ِا‬
“Berkata seorang dari kaum Anshar, bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
dalam shalat beliau berdoa:

Rabbighfirli (atau: Allahummaghfirli) wa tub ‘alayya innataka antat tawwaabul ghafur


(Wahai Rabbku, terimalah taubatku, sungguh Engkau Dzat yang banyak menerima taubat,
lagi Maha Pengampun)

sebanyak 100x” (HR. Ahmad no.23198, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash
Shahihah no. 2603).
BACAAN DZIKIR DAN DOA SETELAH SHOLAT
9 MEMBACA DOA ALLOHUMMA AINNII ‘ALAA DZIKRIKA …

Dari Mu’adz bin Jabal ra, ia berkata:


ُّ َُ ُ َ َّ ُ َّ َ َّ
ِ ‫وكةل ية ٌػةذ وا‬
ِ ‫َّلل إِّن ْلذجم وا‬
‫َّلل إِّن‬ ‫َّلل صَّل اَّلل غيي ِّ وشيً أخذ ثيده‬
ِ ‫أن رشٔل ا‬ َُ
ّّ ّّ ُ ُ َّ َ ََ ُ ُّ
‫ذنرك‬
ِ َ ‫ْلذجم فلةل أوصيم ية ٌػةذ َل ددخَ ِف دث ِر ُك صَل ٍة دلٔل امهللَّ أ ِغِّن‬
‫وذصَ غجةددِم‬ِ ‫وشهرك‬
ِ
“Rasulullah saw menarik tanganku sambil berkata: wahai Mu’adz, Demi Allah aku
mencintaimu sungguh aku mencintaimu. Aku wasiatkan engkau wahai Muadz, hendaknya
jangan engkau tinggalkan di setiap akhir shalat untuk berdoa:

Alloohumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika

(Ya Allah, tolonglah aku agar bisa berdzikir kepada-Mu, dan bersyukur kepada-Mu, serta
beribadah kepada-Mu dengan baik)” (HR. Abu Daud no.1522, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Abi Daud).
BACAAN DOA SETELAH SHOLAT

Adapun doa setelah sholat wajib ini terdiri dari :

1. Membaca Tahmid, Pujian dan Bersyukur Kepada


Allah
2. Membaca Sholawat Nabi
3. Membaca Doa Selamat Dunia dan Akhirat
4. Membaca Doa Bahagia Dunia dan Akherat
5. Membaca Doa Untuk Orang Tua
6. Membaca Doa Penutup
‫‪TEKS BACAAN DZIKIR SETELAH SHOLAT‬‬

‫فر َ‬
‫اَّلل‬ ‫اَّلل أَ ْشذَ ْغ ُ‬
‫اَّلل أَ ْشذَ ْغف ُر َ‬
‫أَ ْشذَ ْغف ُر َ‬
‫َ‬ ‫َ ُ َّ ِ َ ْ َ َّ َ ُ َ ِ ْ َ َّ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ‬
‫اْلنرامِ‬
‫اليًٓ أُخ الصَلم و ٌِِم الصَلم تجةركخ ية ذا اىـخَل ِل و ِ‬
‫ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ّّ ْ َ َ ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ َّ ُ ْ َ ُ َ َ‬
‫َل إَل إَل اَّلل َّ وذده َل ِ‬
‫َشيم َل‪ ،‬اليًٓ َل ٌةُِع ِِلة أخعيخ‪ ،‬وَل ٌػ ِعي ِِلة ٌِػخ‪ ،‬وَل حِفع ذا اْلد ٌِِم اْلد‬
‫َ َ َّ ُ َ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َّ‬ ‫ُك َش ٍء كَ ِد ٌ‬ ‫َ ُ ّّ‬ ‫م َو َ َُل اْل َ ٍْ ُد َ‬‫ُ ْ ُ‬ ‫َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ‬
‫اَّلل َّ‪َ ،‬وَل جػجُد‬ ‫ثةَّلل َّ‪َ ،‬ل إَل إَل‬‫إَل ِ‬ ‫ة‬
‫َ َ َ ُ َ‬‫ٔ‬ ‫ك‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ٔ‬‫ذ‬ ‫َل‬ ‫‪،‬‬ ‫ير‬ ‫َ‬
‫َ َ َّ ُ ُ ْ‬‫ْٔ‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫الٍ‬
‫َ‬ ‫َل‬ ‫َل‪،‬‬ ‫إَل ُإَل اَّلل َّّّ ْو َذ ُد َه َ َُل َ ِ‬
‫َش ْ ُ َ َ‬
‫يم‬ ‫ََّل‬
‫َ‬ ‫ّّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫إَل إيةه‪َ ،‬ل انلػٍح وَل اىفضو‪ ،‬وَل اَّثِةء اْلصَ‪َ ،‬ل إَل إَل اَّلل َّ ُم ِي ِصني َل ادليَ ولٔ ن ِره الَكفِرون‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬

‫اْل ْرض ٌَ ْ َ َّ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َّ ثإ ْذُّ َح ْػيَ ًُ ٌةَ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُّ ْ َ ُّ ُ َ َ ْ ُ ُ ُ َ ٌ َ َ َ ْ ٌ َ‬
‫َ‬ ‫ات ُو ٌْة ُّ ِ ُِف َّ َ ِ َ ْذا َ ْ َ ِ‬
‫اَّلي َي َش َف ُع ُ ِغ ُِده ْ ِإ َُل ُ َِ ِ َِ ِ ُ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح ْاى َل َئم ُ َل ُ دأ َخذهَ ِشِح و َْل ُ ْٔم َل ٌَّة ِ َِف َالص ٍَ َةو َ ِ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َل ِإَل ِإَْلَ َْٔ َاى ْ‬ ‫ْ‬ ‫اَّلل َُّ َ‬
‫َب ْ َ‬
‫َلّ‬
‫حييعٔن بَِش ٍء ٌَِ ِغي ٍِ ِّ ِإَل ِثٍة شةء و ِشع نر ِشيّ الصٍةوا ِت واْلرض وَل حبٔده ِذفظٍٓة ؤْ اىػ ُ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫ً‬‫ٓ‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫خ‬ ‫ة‬ ‫ٌ‬ ‫و‬ ‫ً‬ ‫يٓ‬ ‫د‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ني‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اىْ َػظ ُ‬
‫يً‬ ‫ِ‬

‫يً‬‫ذ‬ ‫َحَ َّ‬


‫الر‬ ‫الر ْ َ‬
‫ِمْسِب اَّلل َّّ َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ّ ْ َ َ َ َّ ْ َ َٰ‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬
‫اط ال ْ ٍُ ْصذَليً ‪َ.‬‬
‫الَص َ‬
‫َ‬ ‫َّ َ َ ْ ُ ُ َ َّ َ َ ْ َ ُ ْ‬
‫اْدَُة ّ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ةك جػجد و ِإيةك نصذ ِػني ‪ِ .‬‬ ‫يَ ‪ َّ .‬إي‬
‫الض ِةىّنيَ‬ ‫دل ِ‬
‫م َ ْئمِ ْ ا َ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫يً ‪ٌ .‬ةل ِ ِ‬
‫الر َ ِذ ْ ُ‬
‫َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّلل َّّ ر َ ِب َ ْاى َػ ْةل َ ٍِنيَ َ‪ْ .‬الرَْح َ ِ‬
‫اْل ٍَ َد ِ َّ‬
‫ِ‬ ‫ٔب غيي ًِٓ وَل‬ ‫َي الٍغض ِ‬ ‫اَّليَ أجػٍخ غيي ًِٓ د ِ‬ ‫ِِصاط ِ‬

‫يً‬ ‫ذ‬ ‫َحَ َّ‬


‫الر‬ ‫الر ْ َ‬
‫ِمْسِب اَّلل َّّ َّ‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َِ‬ ‫َ‬
‫َ ٌ‬ ‫َّ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ ُ ُ ُ‬ ‫ٌ‬ ‫ُْ ُ‬
‫كو ْ َٔ اَّلل َُّ أذد ‪ .‬اَّلل َُّ الصٍد ‪ .‬لً ي ِِل ولً ئدل ‪ .‬ولً يسَ َل نفٔا أذد‬
‫‪TEKS BACAAN DZIKIR SETELAH SHOLAT‬‬

‫َّ ْ َ َّ‬
‫ِمْسِب َاَّلل َّّ الرَح َِ الر ِذ ِ‬
‫يً‬
‫انلَ َّفةثَةت ِف اىْ ُػ َل ِد ‪َ .‬و ٌِ َْ ََشّ‬
‫ّ‬ ‫ت ‪َ .‬و ٌِ َْ ََشّ‬‫َش ََغشق إ َذا َوكَ َ‬
‫ّ‬ ‫ْ َ ّ َ َ ََ َ ْ َ‬ ‫ُْ ُ ُ َ ّ َْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َش ٌة خيق ‪ .‬و ٌَِ ِ ِ ٍ ِ‬ ‫ك َو أغٔذ َثِر َ ِب َاىفي ِق ‪ِ ٌَِ .‬‬
‫ةش ٍد ِإذا ذ َصد‬ ‫ذ ِ‬
‫يً‬ ‫َحَ ّ َِ‬
‫ذ‬ ‫الر‬ ‫الر ْ َ‬
‫ِمْسِب اَّلل َّّ َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َْ ّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ّ ْ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ُْ َ ُ ُ‬
‫ةس ‪.‬‬
‫ور انل ِ‬‫اَّلي ئش ِٔس ِِف صد ِ‬ ‫ةس ‪ِ .‬‬ ‫اس اْلِ ِ‬ ‫َش الٔشٔ ِ‬ ‫ةس ‪ِ ٌَِ .‬‬‫ةس ‪ِ .‬إ َِل انل ِ‬
‫ةس ‪ .‬م ِي ِم انل ِ‬ ‫كو أغ ْٔذ ثِر ِب انل ِ‬
‫ةس‬ ‫ٌِ ََ اْل َِّ ِح َو ّ‬
‫انلَ ِ‬ ‫ِ‬

‫ُ ْ َ َ‬
‫اَّللَّ‬
‫شجرةن ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َّلل َّ‬
‫اْلٍ َد ِ ِ‬
‫اَّللَّ أ ْك َ ُ‬
‫َّب‬ ‫ُ‬
‫َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ُ ْ ُ ْ ُ‬
‫م َو ََلُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ْ َ ََ‬ ‫َ ْ َُ ْ َ َ‬ ‫َّب َنج َْيا َواْْل َ ٍْدُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َ ْ‬
‫َشيم َل‪َ ،‬ل الٍي‬‫ذده ْ َل ِ‬ ‫َّلل ثسرة وأ ِصيَل‪َ ،‬ل ِإَل ِإَل اَّلل و‬ ‫َّلل َن ِث َّيا وشجرةن ا ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫اَّلل أك‬
‫ْ‬
‫َل ا َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َش ٍء كَدي ْ ٌر‪َ .‬وَل َذ ْٔل َوَل كُ َّٔ َة إَل ثةَّلل ا َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫خ َو ُْ َ‬ ‫اْْل َ ٍْ ُد ُحيِْي َو ُيٍيْ ُ‬
‫ىػ ِظي ًِ‬ ‫ىػ ّ‬ ‫ُك‬ ‫َ‬ ‫ٔ‬
‫ِ ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪TEKS BACAAN DOA SETELAH SHOLAT‬‬

‫َ ّ ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ُ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ُّ ْ‬
‫هرُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َّلل ر ِب َاىػةل ٍِني‪َ .‬حدا ئ ِاِف ُِْػٍّ ويسةفِئ م ِزيده‪ .‬يةربِةلم اْلٍد ولم الش‬
‫َ ََْلٍد ْ ِ‬ ‫ا‬
‫َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ‬ ‫َ‬
‫نٍة يَنج ْ‬ ‫َ‬
‫ِغ ِْلََل ِل وح ِٓم وغ ِظي ًِ شيعةُِم‬‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ ّ َ ُ َ َّ َ َ ُ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ‬ ‫َ ُ َّ َ ّ َ َ ّّ ْ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ َ‬
‫ال‬
‫َجي ِعَ اَل ْْ َٔ َ ِ‬‫صَلة تِ ِخيِةثِٓة ٌِ ََ َ ِ‬ ‫آل ش ِي ِدُة ُمٍ ٍد‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫َ ش ِي ِدُة ُمٍ ْ ٍد وَ‬ ‫َ‬ ‫ا ْليٓ ًَ ص ِو و ْشيً‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫ةت‪َ .‬ود ْر ْذ ُػِةثِٓة ِغِدك‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ْ‬ ‫نلةثٓة َجي َع اْلَةحةت‪َ .‬وت َعٓ ُرُة ثٓة ٌ َْ َجيع َّ‬
‫الص‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِْ َ ْ ِ ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ِض‬ ‫ِ‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬ ‫ةت‬‫ِ‬ ‫آلف‬ ‫ا‬‫و‬‫َ‬
‫اْل َ ِيَةة َو َب ْػ َد ال ٍَ ٍَةت اَُُّّ‬
‫ْ‬ ‫اْلََيْ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َ ّ ُِ َ َ َ ْ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ات ِِف‬ ‫ِ‬ ‫ةت ْ ٌَِ ِ‬
‫َجي ِع‬ ‫ةت ُ‪ .‬وتج ِيغِة ثِٓة اكَص َ اىغي ِ‬ ‫ادلرح ِ‬ ‫َ‬
‫اَ‬
‫َ‬ ‫ات َو َيةك ِ َ‬ ‫ت ْ ُ َّ َ َ‬ ‫َشٍيْ ٌع كريْ ٌ‬
‫ةت‬ ‫ةِض اْلَةح ِ‬ ‫ُميت ادلغٔ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ َ َ َ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ ْ َ ُّ ْ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َّ َّ َ ْ َ ُ َ َ َ‬
‫آلخر ِة وَع ِذيح ْ ِِف اْلص ِد و ِصرح ِِفْ ابلد ِن َ و ِزيةدة‬ ‫ِ‬ ‫َ وَادل ْجية وا‬ ‫ِ‬ ‫دلي‬
‫اليٓ ًْ ِا ُْة نصب َيم شَلٌح ِِف ا ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َحح غِ َد ال ٍَ ْٔت َو ٌَغف َرة َب ْػ َد ال ٍَ ْٔت‪ .‬ا ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الر ْزق َودَ ْٔ َبح رجْو ال ٍَ ْٔت َو َر َ‬ ‫ِف اى ِػيً َو َب َركح ِف ّ‬
‫ليٓ ًَّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِ َ ّ ْ َ ِ َ ْ َ ْ َ ِ َ َ ِ ِ ْ َ ْ َ َّ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‪ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ َ َّ َ .‬ةَ‬
‫ةب ربِة َلد ِزغ كئبِ‬ ‫اْلص ِ‬ ‫ةر و ْاىػفٔ ِغِد ِ‬ ‫ِ‬ ‫انل‬
‫َ‬ ‫ات الٍٔ َ ِت وانلخةة ٌَِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ ِٔن ْغييِة ِِف شهر‬
‫خ ال َٔ َّْ ُ‬ ‫َ‬
‫َحح اَُّم اُ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ت َ ْ ُْ َ َ‬ ‫َب ْػ َد اذ َْ َديْتََِة َو َْ ْ‬
‫ةب‬ ‫نلة ٌَِ دلُم ر ِ‬ ‫ِ‬

‫ةِّن َصغ َْياَ‬


‫ْ‬ ‫ةر َّبيَ‬ ‫َ ِّ ُ َّ ْ ْ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ ُ َ َ‬
‫ةن ٍَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اليًٓ اغ ِفر ِِل ولِٔ ِادلي وارَحٍٓ‬
‫‪TEKS BACAAN DOA SETELAH SHOLAT‬‬

‫َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ُ‬ ‫ِّ‬
‫اليًٓ أ ِغ ِِّن َ ِذن ِرك وشه ِرك وذص َِ ِغجةددِم‬

‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ةر‬ ‫انل‬ ‫اب‬ ‫ذ‬ ‫غ‬ ‫ة‬ ‫ِ‬‫ك‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫ِ‬‫ص‬ ‫ذ‬ ‫ة‬‫ر‬‫َ‬
‫ِ ِ‬ ‫خ‬‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ِف‬ ‫َ‬
‫و‬ ‫ح‬ ‫ِ‬‫ص‬ ‫ذ‬ ‫ة‬ ‫ي‬‫ج‬ ‫ادل‬ ‫ِف‬ ‫ة‬ ‫ِ‬‫د‬ ‫أ‬ ‫ة‬ ‫ِ‬‫ب‬ ‫ر‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ‬
‫اْل َ ٍْ ُد َّلل َربّ‬ ‫َ َ َّ ُ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ َ‬
‫ِ ِ‬ ‫آَل وصر ِج ِّ وشيً و‬
‫و ْصَّل اَّلل َ ش ِي ِدُة ُمٍ ٍد وَ ِ ِ‬
‫اى َػةلٍَ ْنيَ‬
‫ِ‬
‫جزاكم اهلل احسن الجزاء‬

‫‪DISKUSI‬‬
‫الحوار‬

Anda mungkin juga menyukai